cara kerokan dimasukkan ke dalam sinterred glass lalu ditambah kloroform 5 x 20 ml, lalu disaring. Cairan hasil penyaringan diuapkan di atas penangas air
sampai kering. Filtrat hasil penguapan diencerkan dengan kloroform kemudian
dilakukan kembali isolasi dengan metode kromatografi lapis tipis preparatif. Fase diam yang digunakan adalah silika gel GF
254
pada lempeng berukuran 20x20 dengan ketebalan 0,5 mm dan fase geraknya adalah n butanol:etanol:air
7:2:5 vv. Pada lempeng dilakukan penotolan 10 µl fraksi kloroform berbentuk pita, kemudian dikembangkan dengan fase gerak.
Setelah pelat dikeringkan, pita yang menunjukkan hasil Rf yang sama dengan KLT pendahuluan dikerok dan dikumpulkan, kemudian disari dengan
cara kerokan dimasukkan ke dalam sinterred glass lalu ditambah kloroform 5 x 20 ml, dan disaring. Cairan hasil penyaringan diuapkan di atas penangas air
sampai kering. Filtrat ini disebut isolat saponin kecambah kedelai dan Succus Liquiritae.
9. Uji Kemurnian dengan KLT Multi-eluen
Pemisahan dengan metode KLT multi eluen ini menggunakan fase diam silika gel GF
254
dan 3 komposisi fase gerak, yaitu : 1. kloroform:metanol 95:5 vv,
2. kloroform:metanol:air 64:50:10 vv, dan 3. n-butanol:etanol:air 7:2:5 vv Stahl, 1973 ; Wagner, 1999 ; Gasparic,
1978. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada titik pertama lempeng ditotolkan pembanding dan pada titik kedua ditotolkan isolat saponin kecambah kedelai. Kedua cuplikan ditotolkan dengan
jumlah yang sama yaitu 10 µl dengan jarak penotolan 1,5 cm dari tepi bawah lempeng. Selanjutnya lempeng dielusi dengan fase gerak dengan batas elusi 10
cm. Setelah eluasi mencapai batas tersebut, lempeng diangkat dan dikeringkan di udara selama 10 menit, lalu diamati dengan sinar tampak, di bawah lampu
UV 254 nm. Selanjutnya disemprot dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP, dipanaskan pada suhu 110°C selama 5-10 menit lalu diamati dengan sinar
tampak.
10. Spektroskopi Ultra Violet UV
Isolat yang berisi saponin kecambah kedelai diencerkan dengan etanol, larutan ini kemudian dibaca serapannya dengan spektrofotometer UV pada
panjang gelombang 220-350 nm.
E. Tata Cara Analisis Hasil
Data yang telah diperoleh berupa data kualitatif dan akan dipaparkan secara deskriptif komparatif, yakni dengan menggambarkan secara apa adanya hasil yang
diperoleh dan dibandingkan dengan standarpembanding yang sesuai. Analisis kandungan kimia kecambah kedelai, dalam hal ini untuk
mengetahui golongan saponin dilakukan dengan cara uji pendahuluan yang berupa uji buih dan reaksi warna reaksi Liebermann-Burchard dan reaksi Salkowski.
Selain itu untuk analisis golongan saponin pada kecambah kedelai dilakukan juga KLT, dengan cara membandingkan warna bercak dan Rf dari ekstrak kecambah