senyawa steroid akan terbentuk warna hijau biru, atau akan terbentuk warna merah muda sampai merah jika mengandung senyawa triterpenoid
Bruneton, 1999. c. Reaksi Salkowski
Sebanyak 1 g kecambah kedelai utuh dan kecambah kedelai yang telah dihancurkan, secara terpisah ditambah kloroform, kemudian
ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat. Apabila terbentuk warna kuning yang lama-kelamaan berubah menjadi merah tua membuktikan adanya senyawa
triterpenoid Paech and Tracey, 1955.
5. Hidrolisis Saponin Kecambah Kedelai dan Succus Liquiritae
Sejumlah 8 g kecambah kedelai dan 5 g Succus Liquiritae dihidrolisis secara terpisah dengan 50 ml HCl 1 M selama 2 jam dengan menggunakan
pendingin balik kemudian didinginkan Harborne, 1987.
6. Ekstraksi Saponin Kecambah Kedelai dan Succus Liquiritae
Hidrolisat yang diperoleh dituang ke dalam Erlenmeyer bertutup, ditambahkan kloroform 30 ml dan diaduk menggunakan magnetic stirrer
selama 30 menit. Fase kloroform yang terbentuk dipisahkan dengan corong pisah, larutan fase air asam diekstraksi ulang dengan kloroform sebanyak 3
kali. Fase kloroform yang diperoleh ditambah dengan natrium sulfat anhidrat lalu disaring. Filtrat yang diperoleh diuapkan di atas penangas air. Hasil yang
diperoleh adalah fraksi kloroform kecambah kedelai dan Succus Liquiritae yang berisi saponin.
7. Pemeriksaan Pendahuluan Saponin dengan Kromatografi Lapis Tipis
Pemisahan dengan metode KLT ini menggunakan fase diam silika gel GF
254
dan fase gerak kloroform-metanol 95:5 vv. Pada titik pertama lempeng ditotolkan fraksi kloroform pembanding Succus Liquiritae sebanyak
5 µl dan pada titik kedua ditotolkan fraksi kloroform kecambah kedelai sebanyak 10 µl. Jarak penotolan 1,5 cm dari tepi bawah lempeng dengan jarak
pengembangan 10 cm. Setelah eluasi mencapai batas tersebut, lempeng diangkat dan dikeringkan, kemudian dimasukkan kembali dalam bejana.
Pengembangan berulang dilakukan 2x. Setelah 2x pengembangan, lempeng dikeringkan, lalu diamati di bawah lampu UV 254 nm. Selanjutnya disemprot
dengan pereaksi anisaldehida-asam sulfat LP, dipanaskan pada suhu 110°C selama 5-10 menit lalu diamati dengan sinar tampak.
8. Isolasi Saponin dengan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif
Isolasi atau pemisahan dari senyawa-senyawa lain dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis preparatif. Fase diam yang digunakan adalah
silika gel GF
254
pada lempeng berukuran 20x20 dengan ketebalan 0,5 mm dan fase geraknya adalah kloroform:metanol 95:5 vv.
Pada lempeng dilakukan penotolan 10 µl fraksi kloroform berbentuk pita, kemudian dikembangkan dengan fase gerak. Setelah pemisahan KLTP
dicapai, pelat dikeringkan kemudian dimasukkan lagi ke dalam bejana. Pengembangan berulang dilakukan sebanyak 2x.
Setelah pelat dikeringkan, pita yang menunjukkan hasil Rf yang sama dengan KLT pendahuluan dikerok dan dikumpulkan, kemudian disari dengan