D. Uji Saponin
1. Uji buih
Pemeriksaan uji saponin secara sederhana dilakukan terhadap kecambah kedelai yang telah dihancurkan. Hasil uji buih pada awal menit pertama timbul
buih dengan tinggi lebih kurang 1,5 cm dan setelah dibiarkan 10 menit, buih tetap ada dengan tinggi yang sama. Hasil yang diperoleh sesuai dengan ketentuan
Anonim, 1995. Ini menunjukkan bahwa kecambah kedelai mengandung saponin. Buih dapat terbentuk karena saponin mempunyai sifat dapat menurunkan
tegangan permukaan air. Seperti sabun, saponin mempunyai molekul besar yang mengandung gugus hidrofilik dan lipofilik. Dalam air, molekul saponin
mensejajarkan diri secara vertikal pada permukaannya, dengan gugus lipofilik menjauhi air gambar 4.
OH COO H
R
2
R
1
H
A B
C D
E
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1 0
1 1 1 2
1 3 1 4
1 5 1 6
1 7 1 8
1 9 2 0
2 1 2 2
2 3 2 4
2 5 2 6
2 7 2 8
2 9 3 0
O H
H
g u gu s h id ro filik
g u g u
s l ip o
fil ik
gu gu s hid
ro fili k
O H
H
Gambar 5 : Mekanisme terbentuknya buih Adsorpsi molekul saponin pada permukaan air dapat mengakibatkan penurunan
tegangan permukaan air yang dapat menimbulkan buih. Buih merupakan suatu struktur yang relatif stabil yang terdiri dari kantong-kantong udara terbungkus
dalam lapisan tipis cairan, dispersi gas dalam cairan yang distabilkan oleh suatu zat penurun tegangan permukaan, dalam hal ini adalah molekul saponin.
2. Reaksi Liebermann-Burchard
Uji reaksi ini dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya senyawa triterpenoid atau steroid dalam kecambah kedelai karena reaksi ini positif dengan
kebanyakan triterpenoid dan steroid. Setelah kecambah kedelai dihancurkan kemudian dipanaskan dengan asam asetat anhidrat, lalu ditambah asam sulfat
pekat yang berfungsi sebagai katalis menghasilkan warna merah ungu gambar 5. Hal ini menunjukkan bahwa kecambah kedelai mengandung triterpenoid.
Substitusi H pada gugus hidroksi dari glikosida saponin triterpenoid dengan gugus CH
3
COO
-
tersebut menyebabkan energi yang dibutuhkan untuk melakukan transisi elektron ke tingkat eksitasi menjadi lebih kecil. Oleh karena itu, panjang
gelombang menjadi lebih panjang dan intensitas warna meningkat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
OH COO H
R
2
R
1
H
A B
C D
E
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
C H
3
C O
2
O
COO H
R
2
R
1
H
A B
C D
E
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
CH
3
C OO
+
CH
3
COOH
Asam asetat anhidrat
+
Glikosida saponin triterpenoid
Glikosida saponin triterpenoid H
2
SO
4
warna merah ungu
Gambar 6: Reaksi saponin triterpenoid dengan reagen Liebermann-Burchard
3. Reaksi Salkowski
Reaksi ini untuk mempertegas bahwa senyawa yang terdapat dalam kecambah kedelai adalah triterpenoid. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil positif
adanya warna kuning kecoklatan yang lama-kelamaan berubah menjadi merah tua setelah ditambah asam sulfat pekat. Kloroform digunakan sebagai pelarut, karena
saponin yang terdapat dalam kecambah kedelai larut dalam kloroform. Sedangkan asam sulfat pekat yang ditambahkan digunakan sebagai oksidator. Dari warna
yang terbentuk kecambah kedelai mengandung saponin triterpenoid gambar 6. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI