Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanakan kegiatan pendidikan berupa pengajaran, pembimbingan, dan pelatihan. Pendidikan sekolah yang baik dapat ditunjukkan melalui proses dan hasil belajar. Kegiatan bimbingan klasikal adalah salah satu proses yang memungkinkan tercapainya tujuan yang diinginkan oleh sekolah. Winkel dan Hastuti, 2006: 563 mengatakan bahwa bimbingan kelas klasikal adalah pelayanan bimbingan yang diberikan kepada lebih dari satu orang pada waktu yang bersamaan. Pelaksanaan bimbingan klasikal membutuhkan perhatian penuh dari siswa, agar dapat mengentaskan kebutuhan yang ada di dalam kelas tersebut. Winkel dan Hastuti 2006: 31 juga mengatakan bahwa tujuan pelayanan bimbingan adalah supaya sesama manusia mengatur kehidupan sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin, memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman cita-cita yang mewujudkan semua 2 potensi yang baik adanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara memuaskan. Bimbingan klasikal dilaksanakan oleh guru Bimbingan dan Konseling bersama dengan siswa, baik di dalam maupun di luar kelas. Pelaksanaan bimbingan klasikal membutuhkan partisipasi aktif dari siswa. Partisipasi aktif dapat diartikan sebagai keikutsertaan secara langsung dalam suatu kegiatan dengan aktif. Guru Bimbingan dan Konseling mengajak siswa untuk berpartisipasi secara aktif selama pelaksanaan bimbingan klasikal, seperti: menyimak, memberi tanggapan, bertanya, mengungkapkan pendapat, berdiskusi, menjawab pertanyaan yang diberikan pembimbing, memberikan usul saran, dan menyimpulkan seluruh kegiatan bimbingan klasikal. Partisipasi siswa sebaiknya didukung oleh suasana pelaksanaan bimbingan klasikal yang menyenangkan, nyaman, menarik, dan tidak monoton. Hal tersebut tidak dapat tercipta dengan sendirinya, melainkan juga membutuhkan adanya kerjasama antara siswa dengan guru Bimbingan dan Konseling pembimbing. Selain faktor partisipasi aktif siswa, keberhasilan pelaksanaan bimbingan klasikal adalah tersedianya sarana-sarana penunjang dan materi bimbingan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Alasan peneliti melakukan penelitian di SMA Pangudi Luhur Sedayu karena peneliti mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan Program Pengalaman Lapangan PPL di SMA Pangudi Luhur Sedayu yang pelaksanaannya kurang lebih 5 minggu, mulai dari awal Januari sampai awal Februari 2015. Dalam proses pelaksanaan PPL peneliti memegang khusus 3 kelas X Tahun Ajaran 20142015. Dari pelaksanaan PPL tersebut, peneliti menemukan beberapa fenomena dimana siswa cenderung menunggu kegitan bimbingan klasikal. Salah satu fenomena yang memperlihatkan antusias siswa ketika mengetahui adanya jam BK masuk ke kelas mereka, yaitu pada saat pagi hari ketika bersalaman, ada beberapa siswa menanyakan mengenai materi apa yang akan disampaikan pada saat bimbingan klasikal. Meskipun ada siswa yang menunggu adanya bimbingan klasikal, namun juga terdapat siswa kelas X Tahun Ajaran 20142015 yang kurang bersemangat dalam mengikuti bimbingan klasikal, meskipun tidak semua, hal-hal yang mereka lakukan seperti ijin ke kamar mandi cukup sering, tidur-tiduran, mengobrol hal lain dengan teman sebangku, dan mengerjakan tugas yang lain. Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan PPL dan diskusi dengan guru Bimbingan dan Konseling SMA Pangudi Luhur Sedayu, peneliti tertarik untuk meneliti dan mengukur seberapa aktif partisipasi aktif siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 20142015 dalam mengikuti bimbingan klasikal namun, hal tersebut tidak dapat terwujud karena peneliti mengalami beberapa kendala sehingga pelaksanaan penelitian berlangsung pada Tahun Ajaran 20152016 dan siswa kelas X sudah berganti menjadi kelas XI. Ketika hendak melaksanakan penelitian untuk kelas XI, peneliti mendapatkan informasi bahwa kelas XI juga digunakan untuk penelitian sehingga dikhawatirkan akan menghasilkan hasil yang berat sebelah. Peneliti kemudian mendiskusikan dengan dosen pembimbing 4 bagaimana jika diganti dengan kelas X Tahun Ajaran 20152016 dan peneliti mendapatkan ijin. Selama kurang lebih 3 hari peneliti melakukan obervasi pada 3 kelas X Tahun Ajaran 20152016 untuk mendapatkan fenomena yang terjadi pada saat bimbingan klasikal. Fenomena yang peneliti dapatkan selama melakukan observasi yaitu siswa kelas X Tahun Ajaran 20152016 terdapat beberapa siswa yang kurang tertarik dengan pelaksanaan bimbingan klasikal. Hal itu dapat peneliti amati pada saat terdapat siswa yang tidur-tiduran diatas meja, mengobrol sendiri dengan teman tanpa mendengarkan pembahasan yang sedang disampaikan oleh pembimbing, adapula siswa yang jalan-jalan ke meja teman yang lain, dan ijin ke toilet terlalu sering. Selain melakukan obeservasi dan mendapatkan beberapa fenomena, peneliti juga melakukan wawancara singkat kepada beberapa siswa kelas X Tahun Ajaran 20152016 tentang tanggapan mereka terhadap pelaksanaan bimbingan klasikal, peneliti menarik kesimpulan bahwa ketika bimbingan klasikal berlangsung mereka memanfaatkan untuk melepaskan penat dari tugas-tugas mata pelajaran, selain itu terkadang siswa tidak cocok dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh pembimbing karena terkadang materi tersebut tidak dibutuhkan oleh dirinya ataupun materi tersebut sering dipaparkan pada saat mereka berada pada bangku SMP, dan sebagai sarana untuk curhat mengenai hal apapun. Berdasarkan fenomena dan wawancara singkat dengan beberapa siswa serta diskusi dengan guru SMA Pangudi Luhur Sedayu, peneliti tertarik untuk 5 mengukur seberapa aktif partisipasi siswa kelas X Tahun Ajaran 20152016 dalam mengikuti bimbingan klasikal.

B. Identifikasi Masalah