3. Ciri-ciri Remaja
Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri remaja menurut Hurlock 2003 antara
lain: a.
Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada
individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti per-kembangan
masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya
untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menetukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan pada emosi, perubahan tubuh,
minat dan peran menjadi dewasa yang mandiri, perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.
d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja
berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perananya dalam masyarakat.
e. Masa remaja adalah masa yang menimbulkan ketakutan, karena sulit
diatur, dan cenderung berperilaku yang kurang baik. f.
Masa remaja adalah masa yang tidak realistis. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kaca mata yang berbeda, melihat dirinya
sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih ketika menentukan cita-citanya.
g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan
atau kesulitan di dalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan di dalam memberikan kesan bahwa mereka hampir
atau sudah dewasa yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks.
4. Partisipasi Aktif Remaja dalam Pelaksanaan Bimbingan Klasikal
Tjokrowinoto dalam Suryosubroto, 2002: 78 mengatkan bahwa partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang dalam situasi
kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka, agar tercapai tujuan-tujuan dan tanggung jawab bersama.
Winkel dan Hastuti 2012: 563 mengatakan bahwa bimbingan klasikal kelas adalah pelayanan bimbingan yang diberikan kepada satu orang pada
waktu yang bersamaan. Remaja yang turut memberikan partisipasi aktifnya dalam pelaksaan
bimbingan klasikal dapat membuat rangkaian bimbingan klasikal menjadi optimal. Perlunya memiliki tanggung jawab dalam diri remaja juga sangat
dibutuhkan disamping untuk memenuhi tugasnya sebagai remaja juga untuk menumbuhkan partisipasi aktifnya selama mengikuti bimbingan
klasikal. Remaja dapat melakukan partisipasi aktif seperti bertanya,
berdiskusi, menyimak, mengingat materi bimbingan, dan mengolah emosi saat berada dalam rangkaian bimbingan klasikal.
37
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian, antara lain jenis penelitian, subyek penelitian, instrumen pengumpulan
data, validitas dan reliabilitas kuesioner, prosedur pengumpulan data dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini
termasuk penelitian
deskriptif kuantitaf
dengan menggunakan metode survei. Furchan 2005: 415 mengatakan penelitian
deskriptif dengan metode survei dirancang untuk memperoleh informasi dengan mengumpulkan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif
besar jumlahnya. Sifat deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang partisipasi aktif siswa dalam mengikuti
bimbingan klasikal pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 20152016.
B. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 20152016, terdapat 4 kelas yaitu XA, XB, XC, dan
XD. Satu kelas digunakan sebagai uji coba dan tiga kelas digunakan sebagai penelitian. pemilihan sampling dalam penelitian ini adalah random sampling.
Sampel adalah proses pemilihan sejumlah individu untuk suatu penelitian sedemikian rupa sehingga individu-individu tersebut merupakan perwakilan
kelompok yang lebih bersar pada mana orang itu dipilih Sumanto, 1990.