Dapat disimpulkan tugas perkembangan remaja yang paling penting pada masa remaja, yaitu pencapaian identitas diri. Dengan pencapaian
identitas diri, remaja berusaha mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa karena pada tahap ini sangat menentukan perkembangan
kepribadian pada masa dewasa.
Remaja disimpulkan menjadi suatu tahapan perkembangan dimana terjadi transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa;
yang meliputi aspek fisiologis perubahan biologis dan psikologis kognitif dan sosioemosional sehingga sebagian besar anak remaja mengalami kesulitan
dalam menangani begitu banyak perubahan yang terjadi dalam suatu waktu. Masa remaja dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal dan masa
remaja akhir. Tugas perkembangan remaja yang paling penting pada masa remaja, yaitu pencapaian identitas diri. Dengan pencapaian identitas diri, remaja
berusaha mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa
D. REMAJA TUNANETRA
Semua manusia pasti menginginkan fisik yang sempurna dan memiliki diri idealnya masing-masing, tidak terkecuali para remaja. Bahkan, pada masa
remaja, keindahan fisik sangatlah penting karena pada masa ini para remaja sedang mencoba mengenalkan diri pada sosial. Semua remaja mencoba segala
cara agar dirinya dapat diterima dengan baik oleh lingkungan sosial. Namun, pada kenyataannya tidak semua hal yang remaja inginkan berjalan dengan
lancar. Kecelakaan dapat terjadi kapan saja, dimana saja, bahkan kepada siapa saja. Kecelakaan dapat menyebabkan banyak sekali dampak, salah satunya
adalah mengalami tunanetra. Individu yang mengalami tunanetra akan memilik perbedaan dari apa yang dinilai mengenai dirinya. Mereka memiliki stigma atau
pandangan-pandangan tidak produktif, tidak sempurna dan tidak berguna. Identitas yang dimiliki remaja karena disabilitasnya dapat mengganggu
integritasnya Burns, 1993. Pernyataan diatas didukung dengan hasil wawancara dari beberapa
remaja tunanetra non genetik. Pada wawancara tersebut, mereka menyatakan bahwa mereka merasa kaget dan butuh waktu yang cukup lama untuk menerima
keadaan baru yang ada pada dirinya. Hal tersebut akan lebih berat dan dapat menjadi masa yang rentan bagi remaja karena pada masa remaja mereka harus
mulai berani mengalami adaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mulai berani mencari identitas dirinya dengan keadaan tunanetra yang dialaminya.
Sama seperti remaja yang tidak mengalami tunanetra, remaja tunanetra mengharapkan sedapat mungkin kepastian mengenai masa depannya. Tetapi
kesempatan itu menjadi sempit dan terbatas karena adanya keadaan baru yang harus remaja tunanetra dan sosialnya terima. Apabila remaja tunanetra berusaha
mengatur kembali persepsi dirinya, remaja tunanetra akan harus menghadapi terlebih dahulu ketidakpastian yang didapatkannya dari statusnya sebagai
penyandang disabilitas. Remaja tunanetra akan berusaha menunjukkan pada dirinya dan oranglain tanda-tanda kemajuan dan perbaikan fungsinya, dan
mungkin ia tidak dapat melihat keadaan negatif dari kondisinya, tetapi ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagian remaja tunanetra yang tidak melakukan apa-apa dan selalu menyalahkan keadaan dan kekurangan yang terjadi pada dirinya dan mengalami
keterpurukan karena persepsi yang dimilikinya. Hal tersebut sebagian besar tergantung pada bagaimana persepsinya pada masa lalu, dan membuat penilaian
bahwa tidak mempunyai masa depan karena disabilitas yang dimilikinya Martaniah, 2006.
E. STATUS IDENTITAS DIRI PADA REMAJA TUNANETRA NON