Pengertian Remaja Aspek-aspek masa Remaja

a. Buta Total Blind Seseorang dapat dikatakan buta jika seseorang tersebut sama sekali tidak mampu menerima rangsang cahaya dari luar visusnya = 0. b. Low Vision Dapat dikatakan low vision apabila masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi ketajamannya lebih dari 621 atau jarak individu tersebut hanya mampu membaca headline atau judul pada surat kabar. Dapat disimpulkan bahwa tunanetra adalah istilah yang digunakan tidak hanya untuk mereka yang buta, tetapi mencakup juga mereka yang mampu melihat tetapi terbatas. Tunanetra disebabkan oleh dua faktor yakni faktor genetik dan non genetik. Tunanetra juga terbagi menjadi dua jenis, yakni total blind dan low vision.

C. REMAJA

1. Pengertian Remaja

Istilah remaja atau Adolesence berasal dari kata Latin, Adolescence kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa” Rice, 1996. Santrock 1996 mendefinisikan remaja sebagai tahap perkembangan dari transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa; secara biologis, kognitif, dan perubahan sosioemosional. Sedangkan menurut Hurlock 1996 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mendefinisikan remaja sebagai suatu tahap transisi ketika individu berubah secara fisik dan psikologis dari anak-anak menjadi dewasa. Santrock 2002 mengemukakan pada umumnya masa remaja berawal pada usia 12 sampai 16 tahun dan berakhir pada usia 17 sampai 22 tahun. Masa remaja dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Masa remaja awal 12-16 tahun yang terjadi pada masa sekolah lanjutan tingkat pertama mencakup kebanyakan perubahan pubertas. b. Masa remaja akhir 17-21 tahun untuk wanita dan 18-22 tahun untuk laki-laki. Pada masa ini seringkali lebih nyata mencakup minat pada karier, pacaran, dan eksplorasi identitas dibandingkan dengan masa remaja awal. Selama masa remaja, transisi untuk keluar dari masa kanak-kanak, menawarkan peluang untuk tumbuh, bukan hanya dimensi fisik melainkan juga dalam kompetensi kognitif dan sosial. Sebagian besar anak remaja mengalami kesulitan dalam menangani begitu banyak perubahan yang terjadi dalam suatu waktu Papalia, 2008. Disimpulkan bahwa remaja merupakan suatu tahapan perkembangan dimana terjadi transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa; yang meliputi aspek fisiologis perubahan biologis dan psikologis kognitif dan sosioemosional sehingga sebagian besar anak remaja mengalami kesulitan dalam menangani begitu banyak perubahan yang terjadi dalam suatu waktu. Masa remaja dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir.

2. Aspek-aspek masa Remaja

Dalam memandang dampak masa pubertas, seorang anak remaja mengalami perubahan sosial, kognitif, dan perubahan fisik. a. Perkembangan Fisik Menarche adalah awal dari masa pubertas pada anak-anak perempuan. Sedangkan pada anak-anak laki-laki, pubertas ditandai dengan tumbuhnya kumis dan mimpi basah. Pubertas adalah suatu periode di mana kematangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Pada periode ini anak-anak perempuan juga mulai ada pertumbuhan secara fisik seperti pada melebarnya pinggul dan munculnya kumis pada anak-anak laki-laki. Selama masa pubertas, estradiol pada wanita akan semakin meningkat hingga dua kali lipat. Estradiol akan memacu perubahan hormonal pada anak-anak perempuan yang akan menyebabkan bertambah tinggi, menarche, tumbuh buah dada dan rambut kemaluan. Sedangkan, testosterone akan meningkat 8 kali lebih banyak pada anak laki-laki yang akan menyebabkan anak laki-laki semakin bertambah tinggi dan pertumbuhan penis, testis, dan rambut kemaluan. Perubahan-perubahan yang sangat kompleks pada masa remaja ini akan mempengaruhi aspek-aspek psikologis seorang remaja. Suatu hal yang pasti tentang aspek-aspek psikologi dari perubahan fisik pada masa remaja adalah bahwa remaja disibukkan dengan tubuh mereka dan mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selain itu, banyaknya perubahan fisik pada masa ini menimbulkan dampak psikologis yang tidak diinginkan akan membuat mayoritas remaja lebih banyak memperhatikan penampilan mereka ketimbang aspek lain dalam diri mereka, dan banyak diantara mereka yang tidak suka melihat apa yang mereka lihat pada dirinya. Hanya sedikit remaja yang merasa puas dengan tubuhnya. Ketidakpuasan akan tubuhnya menjadi salah satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik dan kurangnya harga diri selama masa remaja. Penampilan fisik seseorang dan identitas seksual merupakan ciri pribadi yang paling jelas dan paling mudah dikenali oleh oranglain dalam interaksi sosial. Kesadaran akan adanya reaksi sosial terhadap berbagai bentuk tubuh menyebabkan remaja semakin takut bentuk tubuhnya tidak sesuai dengan standart. b. Perkembangan Kognitif Kekuatan pemikiran remaja yang sedang berkembang membuka cakrawala kognitif dan cakrawala sosial yang baru. Pemikiran mereka semakin abstrak, logis, dan idealistis, lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran oranglain, dan apa yang oranglain pikirkan tentang diri mereka serta cenderung menginterpretasikan dan memantau dunia sosial. Piaget yakin bahwa pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 hingga 15 tahun. Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman konkret aktual sebagai dasar pemikiran. Sebaliknya, mereka dapat membangkitkan situasi-situasi khayalan, kemungkinan hipotesis, atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak. Selain abstrak, pemikiran remaja juga idealistis. Remaja mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri dan oranglain dan membandingkan diri mereka sendiri dan ornglain dengan standart- standart ideal. Selama masa remaja, pemikiran-pemikiran sering berupa fantasi yang mengarah ke masa depan. Pada saat yang sama, ketika remaja berpikir lebih abstrak dan idealistis, mereka juga berpikir lebih logis Kuh, 1991. Remaja mulai berpikir dengan menyusun rencana- rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji pemecahan- pemecahan masalah secara sistematis. Selain itu, pada saat remaja adalah masa dimana anak mulai mengambil keputusan sendiri. Pemikiran remaja bersifat egosentris yakni memiliki dua bagian David Elkind, 1976 yaitu, penonton khayalan dan dongeng pribadi. Penonton khayalan adalah keyakinan remaja bahwa oranglain memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya sendiri. Dongeng pribadi adalah bagian dari egosentrisme remaja yang meliputi perasaan unik seorang anak remaja. Rasa unik pribadi remaja membuat mereka merasa bahwa tidak seorangpun dapat mengerti bagaimana perasaan mereka sebenarnya. c. Perkembangan sosio emosional Pada masa remaja, remaja mulai ingin melepaskan diri dari orangtua dan meminta otonomi bagi dirinya. Meningginya emosi remaja karena berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. Remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian dari pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru. Semakin meningginya emosi dan tekanan sosial dapat di reduksi dengan rasa nyaman yang diberikan lingkungan sosial kepada remaja. Selain itu, remaja yang memiliki relasi yang nyaman dan adanya kelekatan attachment dengan orangtuanya akan memiliki harga diri dan kesejahteraan emosional yang lebih baik. Attatchment yang kokoh dengan orangtua dapat menyangga remaja dari kecemasan dan potensi perasaan-perasaan depresi atau tekanan emosional yang berkaitan dengan transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Selain itu, attatchment yang kokoh dengan orangtua juga akan meningkatkan relasi teman sebaya yang kompeten dan relasi erat yang positif di luar keluarga. Aspek pada masa remaja dapat disimpulkan bahwa masa remaja memiliki 3 aspek yakni perkembangan fisik dimana seorang remaja akan mengalami perubahan yang komplek seperti terjadinya pubertas yang mempengaruhi aspek psikologisnya, perkembangan kognitif dimana seorang remaja sudah mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran oranglain, apa yang oranglain pikirkan tentang diri sendiri karena diusia remaja seorang individu sudah memiliki pemikiran operasional formal, dan perkembangan sosio-emosional yakni berkaitan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan keinginan otonomi bagi dirinya sendiri da nada tidaknya kelekatan yang mempengaruhi perkembangannya.

3. Tugas-tugas Perkembangan dalam Masa Remaja