FOKUS PENELITIAN Subjek Penelitian Analisis Data

fenomenologi sesuai dengan tujuan penelitian yang dirancang oleh peneliti yakni metode yang tepat untuk mendapatkan gambaran identitas serta faktor yang melatarbelakanginya tersebut untuk menggali penghayatan subjek dalam kehidupannya, memberikan gambaran tentang suatu arti dari pengalaman- pengalaman beberapa individu mengenai suatu konsep tertentu, mengeksplorasi dan memahami makna dari individu, mendapatkan pemahaman mendalam dan khusus atas suatu fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek.

B. FOKUS PENELITIAN

Penelitian ini berfokus pada status identitas remaja tunanetra non genetik pada domain relasi sosial, prestasi, minat, fisik, dan spiritual. Status identitas diteliti dengan melihat dari keadaan dan sikap dalam menghadapi krisiseksplorasi dan komitmen.

C. METODE PENGAMBILAN DATA

Metode pengambilan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

1. Wawancara

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara. Wawancara merupakan percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu Poerwandari, 2005. Menurut Moleong 2005, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Definisi menurut Gorden dalam Herdiansyah, 2009, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI wawancara dapat diartikan percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan oleh peneliti untuk lebih memahami dan memperoleh pengetahuan tentang makna subjektif yang dipahami individu mengenai topik penelitian Herdiansyah, 2009. Disimpulkan bahwa wawancara adalah percakapan dan tanya jawab antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Wawancara kualitatif adalah metode untuk memahami dan memperoleh pengetahuan tentang makna subjektif yang dipahami individu mengenai topik penelitian. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Fenomenologi Interpretasi AFI, sehingga teknik wawancara yang paling baik adalah dengan melakukan wawancara semi terstruktur. Wawancara jenis ini memungkinkan peneliti dan partisipan melakukan dialog, dan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dapat dimodifikasi menurut respon partisipan. Dengan demikian, peneliti dapat menyelidiki lebih jauh wilayah-wilayah yang menarik dan penting yang mucul. Wawancara juga dapat berbentuk wawancara mendalam oleh peneliti dengan mengajukan pertanyaan mengenai berbagai segi kehidupan subjek secara utuh dan mendalam Smith, 2009. Smith 2009, juga menyimpulkan bahwa wawancara semi terstruktur mampu memfasilitasi hubungan baik empati, memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar dalam hal cakupan wilayah wawancara, dan memungkinkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI wawancara masuk ke wilayah-wilayah yang benar-benar baru, dan cenderung menghasilkan data yang lebih kaya. Berikut tabel panduan wawancara penelitian : Tabel 3.1 Panduan Wawancara Tabel 3.1 Panduan Wawancara No Aspek yang diungkap Deskripsi 1 Identitas Subjek Identitas diri Nama, usia, jenis kelamin, dan latar belakang 2 Status Identitas Diri

a. Relasi sosial Hubungan dekat dengan teman sebaya, yang lebih

tua, yang lebih muda dibandingkan dirinya Upaya dalam menjalin dan memilih pertemanan yang dipilih. Hubungan dengan sosial, bagaimana sikap menyelesaikan masalah dengan sosial, bagaimana mempertahankan relasi sosial, relasi romantis dan pandangan kedepan mengenai pasangan, usaha yang dilakukan untuk mencapai relasi yang diinginkan.

b. Prestasi Tingkat remaja termotivasi untuk berprestasi.

Kebutuhan untuk diakui dan diterima Usaha dalam mencari informasi kesempatan berprestasi, menggali informasi mengenai prestasi yang diperjuangkan, memahami apa yang disukai dan yang diperjuangkan, usaha mencapai prestasi dan mempertahankan prestasi, usaha dalam menghadapi kegagalan, memiliki pandangan kedepan mengenai prestasi yang diperjuangkan.

c. Minat Aktivitas yang disukai remaja dan membuat mereka

menemukan hal-hal baru Usaha dalam menggali informasi mengenai minat yang disukai, usaha menggali dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mempertahankan minat yang dimiliki, usaha dalam menghadapi kegagalan, memiliki pandangan kedepan mengenai minat yang disukai.

d. Fisik Gambaran ideal tentang dirinya sendiri sejauh mana

perkembangan fisiknya saat ini Memahami tentang keadaan fisiknya, memahami penyebab yang terjadi pada dirinya, usaha untuk mencapai kesehatan untuk diri sendiri, usaha untuk menjaga kesehatan,usaha mempertahankan diri ketika mendapat masalah mengenai fisiknya, memiliki pandangan masa depan dengan keadaan fisik yang dimiliki

e. Spiritual Sikap percaya pada kekuatan yang besar dan dapat

menghubungkan dirinya dengan Tuhan Mengenali dan memahami keyakinan yang dimiliki, memahami mengapa memilih keyakinan tersebut, usaha dalam menjalani keyakinan yang dimiliki, usaha mempertahankan keyakinan yang dimiliki, sikap dalam mempertahankan keyakinannya. Panduan pertanyaan yang peneliti rancang sebagai pedoman dalam mengambil data dari subjek. Pernyataan tersebut bersifat fleksibel dengan arti bahwa pertanyaan tersebut dapat berubah ketika proses wawancara namun tetap sesuai dengan topik yang diteliti. Pertanyaan tersebut dapat berubah dikarenakan peneliti akan menyesuaikan dengan keadaan atau kondisi jawaban yang subjek berikan.

2. Observasi

Peneliti juga melakukan observasi selama wawancara berlangsung dengan melihat reaksi subjek dalam memberikan jawaban serta komunikasi non-verbal yang menyertai subjek ketika memberikan jawaban. Selain itu, observasi juga dilakukan untuk melihat kehidupan subjek sehari-hari. Observasi adalah metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan mendetail terhadap objek observasi. Menurut Matthew dan Ross 2010, observasi adalah metode pengumpulan data melalui indera manusia. Definisi menurut Creswell 2008, observasi adalah sebuah proses penggalian data yang dilakukan langsung oleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan mendetail terhadap manusia sebagai objek observasi dan lingkungannya dalam kancah riset.

D. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni remaja tunanetra non genetik. Subjek penelitian ini adalah remaja tunanetra non genetik di Yogyakarta yang bersekolah dan tinggal di SLB-A Yaketunis Yogyakarta. Peneliti memilih subjek penelitian yang mengalami tunanetra diatas usia 7 tahun atau pada usia sekolah. Pemilihan usia ini berdasarkan pada kemampuan pikiran yang dimiliki. Menurut Piaget, anak-anak usia sekolah memiliki pemikiran operasional konkrit, yaitu aktivitas mental yang difokuskan pada pada objek-objek dan peristiwa-peristiwa nyata. Sehingga peneliti berpendapat bahwa apabila anak kehilangan penglihatan pada usia tersebut, mereka sudah sanggup menata dan menceritakan kembali pengalaman-pengalaman di dalam kehidupannya Desmita, 2008. Subjek dalam penelitian ini berjumlah dua orang. Peneliti awalnya memiliki tiga subjek, namun pada pertengahan proses pengambilan data, ada satu subjek memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya dan memilih pulang kampung di daerah Kendal, Semarang, Jawa Tengah karena alasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI keadaan keluarga. Peneliti tidak melanjutkan proses pengambilan data karena subjek tidak mau melanjutkannya lagi.

E. Analisis Data

Metode analisis data penelitian analisis fenomenologis interpretatif. Tujuan dari analisis fenomenologis interpretatif AFI adalah hendak mengungkapkan secara detail bagaimana partisipan memaknai dunia personal dan sosialnya Smith, 2009. Smith juga menjelaskan bahwa sasaran utama penelitian AFI adalah makna berbagai pengalaman, peristiwa, dan status yang dimiliki oleh partisipan. Pendekatan ini berusaha mengeksplorasi pengalaman personal seorang individu tentang objek atau peristiwa. Para partisipan berusaha memahami dunianya dan peneliti berusaha memahami usaha-usaha partisipan dalam memahami dunianya tersebut. AFI memiliki ketertarikan mengkaji mengenai bagaimana orang memikirkan apa yang sedang terjadi pada diri mereka. AFI merupakan pendekatan yang cocok ketika seorang berusaha mengetahui bagaimana individu mempersepsi situasi-situasi tertentu yang dihadapinya, serta bagaimana mereka membuat pemahaman terhadap dunia personal dan sosialnya Smith, 2009. Tahapan pertama kali yang dilakukan dalam menganalisis data adalah dengan mereduksi data. Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data. Inti reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisis Herdiansyah, 2015. Setelah melakukan reduksi data, analisis data dilakukan sesuai dengan tahapan yang dijelaskan oleh Smith, 2008 yaitu : 1. Reading and re-reading Membaca dan membaca kembali data yang telah dikumpulan dan mencoba posisikan diri sebagai subjek penelitian kemudian memulai analisis data setelah memperoleh pemahaman. 2. Initial noting Analisis tahap awal untuk menguji konten dari kata, kalimat dan bahasa dalam hasil wawancara. Mencatat hal yang penting dan memberikan komentar eksploratori. 3. Developing emergent themes Analisis komentar eksploratori untuk mengedentifikasi munculnya tema- tema termasuk untuk memfokuskan sehingga sebagian transkrip menjadi jelas. 4. Searching for connection across emergent themes Analisis antar tema-tema yang saling memiliki kesesuaian. Di dalam proses analisis memungkinkan mengabaikan atau membuat tema yang tidak dipakai. 5. Moving the next cases Mengulang proses yang sama pada kasus atau transkrip lainnya. 6. Looking for patterns across cases Mencari pola yang muncul antar kasus dan kemudian mencari hubungan antar temanya.

F. Kredibilitas Data