Kandungan Informasi Atas Laba Pengertian Laba

2.2.2 Kandungan Informasi Atas Laba

Penelitian ini yang dimaksud laba adalah mencakup laba penghasilan positif dan rugi penghasilan negatif sesuia dengan standart akuntansi yang berlaku dalam praktik, hal ini akan berbeda dengan definisi penghasilan yang terdapat dalam Standart Akuntansi Keuangan SAK. Komponen laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan, dan semuanya digunakan oleh pemakai laporan keungandalam pengambilan keputusannya, namun pada umumnya fokus utama pemakai laporan keuangan lebih kepada penghasilan yang diperoleh perusahaan dan komponen – komponennya. Informasi tentang penghasilan yang diperoleh perusahaan didasarkan pada accrual accounting yang secara umum menyediakan indikasi yang lebih baik tentang perusahaan untuk menghasilkan arus kas. Kirschenheiter dan Melumad 2002 dalam Juniarti dan Corolina 2005 menyatakan bahwa informasi tentang laba bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang, dan menaksir risiko investasi atau meminjamkan dana.

2.2.3 Pengertian Laba

Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya – biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu Harahap, 2007:305. Menurut Chairi dan Ghozali 2001:300 pengertian laba adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapat dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat tergantung pada ketetapan pengukuran pendapatan dan biaya. Konsep dasar dan Penyajian Laporan keuangan IAI, 2009 mengartikan penghasilan income adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi distribusi modal. Standart Akuntansi Keuangan dalam kerangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban termasuk penyesuaian pemeliharaan modal, bila ada dikurangkan pada penghasilan. Laba bersih mencerminkan semua pos laba rugi selama satu peiode, kecuali untuk koreksi periode yang telah lalu, koreksi masa lalu disajikan sebagai penyesuaian atas saldo awal laba yang ditahan. Fishcer dalam Harahap 2007:297 mendefinisi income ekonomi sebagai serangkaian kejadian yang berhubungan dengan kondisi yang berbeda. Konsep laba tersebut terbagi menjadi tiga yaitu : 1. Phisical Income, yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan kesenangan fisik dan penemuan kebutuhan, laba jenis ini tidak diukur. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2. Real Income, adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap kesenangan fisik. Ukuran yang digunakan untuk real income ini adalah “biaya hidup”. Dengan perkataan lain, kepuasan timbul karena kesenangan fisik yang timbul dari keuntungan yang diukur dengan pembayaran uang yang dilakukan untuk membeli barang dan jasa sebelum dan sesudah dikonsumsi. 3. Money Income, merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudnkan untuk konsumsi dalam memnuhi kebutuhan hidup. Menutur Ficher, money income lebih dekat pada pengertian akuntansi tentang Income. Ketiga konsep tersebut semuanya penting, meskipun pengukuran terhadap psychic income sulit untuk dilakukan. Hal ini disebabkan psychic income adalah konsep psikologi yang tidak dapat diukur secara langsung, namun dapat ditaksir dengan menggunakan real Income. Keinginan manusia tersebut hanya dapat dipenuhi pada berbagai tingkatan, sebagaimana seseorang memperoleh real income. Dilain pihak, money icome meskipun mudah diukur, tetapi tidak mempertimbangkan perubahan nilai suatu unit moneter. Atas dasar alasan ini, para ekonom memusatkan perhatinya pada penentuan real income. Real income adalah konsep yang praktis bagi akuntan. Disisi lain, akuntan medefinisikan laba dari sudut pandang perusahaan sebagai suatu kesatuan. Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara realisasi laba yang tumbuh dari transaksi – transaksi selama periode berlangsung dan biaya – biaya hitoris Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang berhubungan Belkaoui 2007:229. Definisi menunjukkan adanya lima karakteristik yang terdapat dalam laba akuntansi: 1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi actual terutama yang berasal dari penjualan barang dan jasa. 2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periode dan mengacu pada kinerja keungan perusahaan selama satu periode tertentu. 3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip laba dan membutuhkan definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan. 4. Laba akuntansi meminta adanya pengukuran beban dari segi biaya historis terhadap perusahaan, yang menunjukkan ketaatan yang tinggi pada prinsip biaya. 5. Laba akuntansi meminta penghasilan yang terealisasi diperiode tersebut dihubungkan dengan biaya relevan yang terkait. Oleh karena itu laba akuntansi didasarkan pada prinsip pemadanan matching. 2.2.4 Income Smoothing 2.2.4.1 Pengertian Income Smoothing

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (Sektor Manufaktur)

0 32 90

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

1 3 20

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN GO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada Per

0 3 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008 – 2011.

0 0 85

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 99

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 122

KATA PENGANTAR - FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK INCOME SMOOTHING PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DIBURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 22

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2012

0 0 24