menukarkan keuntungan – keuntungan pendanaan melalui hutang perlakuan pajak perusahaan yang menguntungkan dengan tingkat suku
bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi Eugene F Brigham, 2006:36.
2.2.6.4 Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Income Smoothing
Net Profit Margin merupakan salah satu indikator yang penting untuk menilai suatu perusahaan. Net Profit Margin selain digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber –
sumber yang dimilikinya. Net Profit Margin diduga mempengaruhi perataan laba, karena
secara logis margin ini terkait langsung dengan objek perataan penghasilan Suwito dan Herawaty, 2005:139.
Teori yang melandasi pengaruh net profit margin terhadap perataan laba adalah Pecking Order Theory Myers, 1984 teori ini
menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hirarki sumber dana yang paling disukai serta pendanaan yang diambil oleh perusahaan. Teori
ini menyatakan bahwa : 1.
Perusahaan menyukai interval financing pendanaan dari hasil operasi perusahaan.
2. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang
ditargetkan, dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran deviden secara drastis.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Kebijakan deviden yang relatif segan untuk diubah, disertai dengan
fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang
melebihi dana untuk kebutuhan investasi. 4.
Apabila pendanaan dari luar eksternal financing diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling “aman” terlebih
dahulu Husnan, 1996:324
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3 Kerangka Pikir
Sebelum menentukan kerangka pikir dalam penelitian ini, ada beberapa premis yang dikemukakan oleh beberapa peneliti yaitu :
Premis 1 Perusahaan perata laba memiliki ukuran yang lebih besar daripada
perusahaan bukan perata laba. Moses 1987 dalam Husnaini dan Astuti 2006:85.
Premis 2 Teori corporate finance keuangan perusahaan menurut Husnan
1996:15 teori ini menjelaskan bagaimana keputusan – keputusan keuangan yang diambil oleh “manajer keuangan” yaitu keputusan investasi, keputusan
pendanaan dan kebijakan deviden dimaksudkan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan.
Premis 3 Profitabilitas dan ukuran perusahaan merupakan faktor pendorong
dilakukannya tindakan income smoothing. Suwito dan Herawaty 2005:138. Premis 4
Expentacy theory teori pengharapan. Teori ini menyatakan bahwa individu cenderung bertindak dengan cara tertentu berdasarkan
pengharapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh hasil tertentu dan oleh daya tarik hasil tersebut bagi orang itu Robbins, 2007:148.
Premis 5 Leverage merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya
perataan laba. Ashari et al 1994 dalam Suwito dan Herawaty 2005 : 139.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.