3.5 Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi
tersebut harus bersifat BLUE Best Linier Unbiassed
Estimator yang artinya pengambilan keputusan F tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi
tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier: 1.
Tidak boleh ada autokorelasi 2.
Tidak boleh ada multikolinieritas 3.
Tidak boleh ada heteroskedastisitas Apabila salah satu dari tiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka
regresi yang diperoleh tidak bersifat BLUE.
3.5.1 Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dala sebuah model regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Pedoman regresi untuk mendeteksi autokorelasi menurut Durbin Watson D-W ialah:
a. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif b. angka D-W -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
c. angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif
3.5.2 Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan satu keadaan dimana satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi atau hubungan dengan variabel independen lainnya.
Dari diagnosis atau dugaan adanya multikolinieritas tersebut maka perlu adanya pembuktian atau identifikasi secara statistik ada tidaknya gejala multikolinieritas
yang dapat dilakukan dengan cara menghitung Variance Inflaction Factor VIF. FIV menyatakan tingkat variance. Apabila nilai VIF lebih dari 10, maka terdapat
multikolinieritas.
3.5.3 Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan
lainnya. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena menghimpun data yang terwakili dari berbagai ukuran kecil, sedang, dan
besar. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
adalah dengan cara uji Rank Spearman yaitu dengan membandingkan antara residual dengan seluruh variabel bebas. Mendeteksi adanya heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. nilai probabilitas 0,05 menandakan bebas heteroskedastisitas
b. nilai probabilitas 0,05 menandakan terkena heteroskedastisitas.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Informasi Umum PT. Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange IDX merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek
Jakarta BEJ dengan Bursa Efek Surabaya BES. Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung
Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai
beroperasi pada 1 Desember 2007. Bursa Efek Indonesia menggunakan sistem perdagangan bernama
Jakarta Automated Trading System JATS sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 2 Maret
2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX.
Bursa Efek Indonesia berpusat di Kawasan Niaga Sudirman, Jl. Jend. Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan