karena kurang memberikan fleksibilitas penyediaan produk. Terhadap konsumen luar negeri.
5. Merger Ekstensi Produk
Merger Ekstensi produk adalah merger yang dilakukan oleh dua perusahaan untuk meperluas lini produk masing masing
perusahaan. Setelah merger perusahaan akan menawarkan lebih banyak jenis dan lini produk sehingga akan menjangkau konsumen
yang lebih luas.
2.2.1.2 Akuisisi
Akuisisi, ialah pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan peristiwa
ini baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. Akuisisi
merupakan bentuk
pengambilalihan kepemilikan perusahaan oleh pihak pengakusisi acquirer sehingga akan mengakibatkan berpindahnya kendali atas
perusahaan yang diambil alih acquiree, dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham. Yang
dimaksud dengan pengendalian adalah kekuatan yang berupa kekuasaan untuk
mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan
mengangkat dan memberhentikan manajemen
mendapatkan hak suara mayoritas dalam rapat
Dengan adanya pengendalian ini maka pengakusisi akan mendapatkan manfaat dari perusahaan yang diakuisisi. Akuisisi berbeda
dengan merger karena akuisisi tidak menyebabkan pihak lain bubar sebagai entitas hukum. Perusahaan-perusahaan yangterlibat dalam akuisisi
secara yuridis masih tetap beridiri dan beroperasi secara independen tetapi telah terjadi pengalihan pengandalian oleh pihak pengakuisisi.
Beralihnya kendali berarti pengakusisi memiliki mayoritas saham- saham berhak suara voting stick yang biasanya ditujukan atas
kepemilikan lebih dari 50 persen saham berhak suara tersebut. Meskipun demikian ada kemungkinan bahwa walaupun memiliki saham kurang dari
jumlah itu, pengakuisisi bisa dinyatakan sebagai pemilik suara mayoritas jika anggaran dasar perusahaan yang diakuisisi menyebutkan hal yang
demikian. Berdasarkan obyek yang diakuisisi, klasifikasi akuisisi terbagi atas dua jenis yakni akuisisi saham dan akuisisi aset.
1. Akuisisi Saham
Istilah akuisisi digunakan untuk menggambarakan suatu transaksi jual beli perusahaan, dan transaksi tersebut mengakibatkan
beralihnya kepemilikan perusahaan dari penjual kepada pembeli. Karena perusahaan didirikan atas saham-saham, maka akuisisi terjadi
ketika pemilik saham menjual saham-saham mereka kepada pembelipengakuisisi. Pada peristiwa ini, pengakuisisi tidak harus
meminta persetuajuan dari pihak manajemen target, tetapi ada kalanya pembelian saham tersebut dilakukan dengan terlebih dahulu
melakukan negosisasi dan penawaran dengan pihak manajemen atau dewan direksi perusahaan target. Jika manajemen perusahaan target
setuju akan terjadi proses akuisisi.
2. Akuisisi Aset
Apabila sebuah perusahaan bermaksud memiliki perusahaan lain maka ia dapat membeli sebagian atau seluruh aktiva atau aset
perusahaan lain tersebut. Jika Pembelian tersebut hanya sebagian dari aktiva perusahaan, maka hal ini disebut akuisisi parsial. Akuisisi aset
dilakukan apabila pihak pengakuisisi tidak ingin terbebani hutang tanggung jawab oleh perusahaan target. Berbeda dengan akuisisi
saham dimana kewajiban atau hutang target yang ada ditanggung oleh pemilik baru, akuisisi aset dimaksudkan untuk menghindari tanggung
jawab ini. Namun demikian kalau proporsi aset yang dibeli melebihi batas tertentu sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah, maka
pembeli harus ikut menanggung kewajiban perusahaan target. Contoh akuisisi aset ialah rencana PT Semen Gresik mengakusisi PT Bintang
Semen Mandiri yang lokasinya berhimpitan dengan pabrik Semen Gresik Unit IV di Tuban Jawa Timur.
2.2.1.3 Motif Merger dan Akuisisi