harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI
mempunyai tujuh macam indeks saham. Diantaranya ialah IHSG Indeks Harga Saham Gabungan, Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Indeks
Individual, Jakarta Islamic Index, Indeks Papan Utama dan Papan Pengemabangan, serta Indeks Kompas 100.
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG ialah indeks di Bursa Efek Indonesia yang menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen
kalkulasi Indeks. Sedangkan Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap sektor. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham
terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi. Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing saham didasarkan harga dasar.
Jakarta Islamic Index, merupakan Indeks perdagangan saham syariah. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan, indeks yang
didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan. Indeks Kompas100,
menggunakan 100 saham pilihan harian Kompas.
4.1.2 Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia
Visi dari Bursa Efek Indonesia ialah menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia. Sedangkan misi dari Bursa Efek
Indonesia adalah menciptakan daya saing untuk menarik investor dan
emiten, melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.
Di Bursa Efek Indonesia terdapat empat core value yang menjadi nilai inti dari perusahaan. Empat core value tersebut ialah teamwork,
integrity, professionalism, dan service excellence.
4.1.3 Keadaan Umum Objek Perusahaan
1. PT. Bank Mandiri Tbk.
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yakni Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Exim dan Bapindo dilebur menjadi
Bank Mandiri. Masing-masing dari keempat legacy banks memainkan peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia.
Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan
perekonomian Indonesia. Setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi
secara menyeluruh. Pada saat itu, Bank Mandiri menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan mengurang jumlah karyawan, dari
jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620. Perubahan brand pun juga dilakukan sebagai bentuk perubahan secara keseluruhan.
Satu dari sekian banyak keberhasilan Bank Mandiri yang paling signifikan adalah keberhasilan dalam menyelesaikan implementasi sistem
teknologi baru. Sejak dilaksanakannya merger, Bank Mandiri selalu meraih laba
yang tinggi. Harga saham pun, terus meningkat seiring kepercayaan publik pada Bank Mandiri. Namun, pada 2008, krisis global membuat harga
saham Bank Mandiri jatuh ke level Rp. 1490 di bulan Nopember. Meskipun demikian, keterpurukan tersebut tak berlangsung lama. Di tahun
2009, saham Bank Mandiri kembali meningkat hingga tiga kali lipat, yakni Rp. 4700.
2. PT. Bank Danamon Tbk.
Bank Danamon Indonesia didirikan pada tahun 1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976 nama bank ini berubah
menjadi Bank Danamon Indonesia. Bank ini menjadi bank pertama yang memelopori pertukaran mata uang asing di tahun 1976 dan tercatat
sahamnya di bursa sejak tahun 1989. Pada tahun 1997, sebagai akibat dari krisis finansial di Asia, Bank
Danamon mengalami kesulitan likuiditas dan akhirnya oleh pemerintah ditaruh di bawah pengawasan BPPN atau Badan Penyehatan Perbankan
Nasional dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan nama IBRA sebagai Bank yang diambil alih BTO - Bank Take Over. Pada tahun 1999,
pemerintah melalui BPPN melakukan rekapitalisasi Bank Danamon
sebesar Rp 32 milyar dalam bentuk Surat Hutang Pemerintah Government Bonds. Pada tahun yang sama, beberapa bank BTO
akhirnya digabung menjadi satu dengan Bank Danamon sebagai salah satu bagian dari rencana restrukturisasi BPPN.
Pada tahun 2003, Bank Danamon diambil alih mayoritas kepemilikan sahamnya oleh konsorsium Asia Finance Indonesia --- di
bawah kendali Temasek Holdings. Dengan hadirnya manajemen baru, maka dicanangkanlah penata ulangan model bisnis dan strategi usaha
Bank Danamon dalam usahanya untuk terus melakukan perubahan total dalam disain yang sudah dirancang untuk menjadikan Bank Danamon
sebagai salah satu bank nasional terkemuka di Indonesia dan bank pemain utama di kawasan Asia.
3. PT. Bank Permata Tbk
PermataBank dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN, yakni PT
Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot pada tahun 2002. Di tahun 2004, Standard
Chartered Bank dan PT Astra International Tbk mengambil alih PermataBank dan memulai proses transformasi secara besar-besaran
didalam organisasi. Selanjutnya, sebagai wujud komitmennya terhadap PermataBank, kepemilikan gabungan pemegang saham utama ini
meningkat menjadi 89,01 pada tahun 2006.
Kombinasi unik dari kedua pemegang saham strategis merupakan salah satu kekuatan utama PermataBank. PT Astra International Tbk
merupakan perusahaan Indonesia yang besar dan memiliki pengalaman kuat di pasar domestik. Standard Chartered Bank dengan keahlian dan
pengalaman global terkemuka yang dimilikinya menjadikan PermataBank berada dalam posisi yang unik.
4. PT. Bank OCBC NISP Tbk
Bank OCBC NISP sebelumnya dikenal dengan nama Bank NISP merupakan bank tertua keempat di Indonesia, yang didirikan pada tanggal
4 April 1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank.
Bank OCBC NISP kemudian resmi menjadi bank komersial pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990 dan menjadi perusahaan publik
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994. Pada akhir tahun 1990-an, Bank OCBC NISP berhasil melewati
krisis keuangan Asia dan jatuhnya sektor perbankan di Indonesia, tanpa dukungan obligasi rekapitalisasi pemerintah. Bank OCBC NISP pada saat
itu menjadi salah satu bank di Indonesia yang melanjutkan penyaluran kreditnya segera setelah krisis. Inisiatif ini memungkinkan Bank mencatat
pertumbuhan yang tinggi. Reputasi Bank OCBC NISP yang baik di industrinya dan
pertumbuhannya yang menjanjikan, telah menarik perhatian International
Finance Corporation IFC, bagian dari Grup Bank Dunia, yang kemudian menjadi pemegang saham pada tahun 2001 - 2010 dan dari OCBC Bank-
Singapura yang kemudian menjadi pemegang saham Bank OCBC NISP dan akhirnya menjadi pemegang saham pengendali melalui serangkaian
akuisisi dan penawaran tender sejak tahun 2004. OCBC Bank-Singapura saat ini memiliki saham sebesar 85.06 di Bank OCBC NISP.
5. PT. Bank Artha Graha International Tbk
PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk., berkedudukan di Jakarta Selatan, semula didirikan dengan nama PT. Inter-Pacific Financial
Corporation berdasarkan Akta Nomor 12 tanggal 7 September 1973, dibuat dihadapan Bagijo, S.H., pengganti dari Eliza Pondaag, S.H., Notaris
di Jakarta, dengan ruang lingkup usaha sebagai lembaga keuangan bukan bank, dan Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor Y.A.5212 tanggal 3 Januari 1975, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
Nomor 6 tanggal 21 Januari 1975 Tambahan Nomor 47. Di tahun 1992, PT. Inter-Pacific Financial Corporation berubah
nama menjadi PT. Inter-Pacific Bank. Pada tanggal 24 Februari 1993, PT. Inter-Pacific Bank mendapatkan izin usaha sebagai bank umum dengan
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 176KMK.0171993.
Pada tanggal 14 April 2005, PT. Bank Inter-Pacific melakukan penggabungan usaha dengan PT. Bank Artha Graha. Dari merger tersebut,
nama perusahaan kemudian berganti menjadi PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk.
6. PT. Bank Pan Indonesia,Tbk
Panin Bank merupakan salah satu bank komersial utama di Indonesia. Didirikan pada tahun 1971 hasil merger dari Bank
Kemakmuran, Bank Industri Jaya, dan Bank Industri Dagang Indonesia. Dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta tahun 1982 sebagai
bank Go Public yang pertama. Dengan struktur modal yang kuat dan Rasio kecukupan Modal
yang tinggi, Panin Bank Bersyukur tidak harus direkapitalisasi oleh pemerintah pasca krisis ekonomi pada tahun 1998. pemegang saham Panin
Bank adalah ANZ Banking Group of Austarlia 37,1, Panin Life 45,9, dan publik-domestik dan internasional.
Strategi usaha Panin Bank fokus pada bisnis perbankan retail. Panin Bank berhasil memposisikan sebagai salah satu bank utama yang
unggul dalam produk jasa konsumen dan komersial. Di kuartal empat tahun 2007, Bank Panin sukses mengakuisisi
Bank Harfa yang kemudian dikembangkan menjadi jaringan perbankan syariah dari Bank Panin.
7. PT. ICB Bumiputera, Tbk
Bank Bumiputera mulai beroperasi sebagai bank umum sejak 12 Januari 1990. Pada saat pendiriannya Bank Bumiputera 100 dimiliki
oleh AJB Bumiputera 1912, perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. Dalam perjalanan usahanya terjadi pasang surut usaha sesuai dengan
keadaan ekonomi Indonesia. Namun pada saat krisis moneter yang merebak menjadi krisis multidimensional yang melanda Indonesia pada
akhir tahun 90an, Bank Bumiputera berhasil bertahan untuk menjadi Bank yang sehat dalam Kategori A dan tidak memerlukan rekapitalisasi. Sebagai
bank yang berhasil menyiasati badai krisis perbankan, Bank Bumiputera mampu mengelola usaha perbankan yang sehat, berlandaskan prinsip tata
kelola perusahaan yang baik, dengan menganut azas profesionalisme, transparansi, tanggung jawab, akuntabilitas dan kewajaran.
Di tahun 2002, Bank Bumiputera go-public dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta sekarang Bursa Efek Indonesia dengan
kode saham “BABP”. Di tahun 2007, jaringan perbankan ICB yang berpusat di Swiss
melakukan akuisisi terhadap Bank Bumiputera. Dari akuisisi tersebut, nama Bank Bumiputera kemudian berganti menjadi Bank ICB
Bumiputera.
8. PT. Bank Victoria International, Tbk
Bank Victoria didirikan di Jakarta pada tahun 1992. Di tahun 1994 Bank Victoria mendapat izin operasi dari Menteri Keuangan Republik
Indonesia sebagai bank umum dan mulai beroperasi secara komersil. Di tahun 2000, seluruh obligasi perusahaan dicatatkan pada Bursa Efek
Surabaya. Pada tahun 2007, Bank Victoria melakukan akuisisi atas Bank
Swaguna yang kemudian melakukan rebranding dengan nama Bank Syariah Victoria. Di tahun 2010, Bank Victoria mencatatkan laba sebesar
Rp. 50 miliar. 9.
PT. Bank Swadesi, Tbk Bank Swadesi adalah bank umum yang mulai beroperasi di
Surabaya pada tahun 1968. Untuk dapat mewujudkan Visi, Misi dan sekaligus memperkuat posisinya dipeta perbankan nasional, Bank Swadesi
melakukan upaya akuisisi. Akuisisi atas Bank Swadesi kemudian dilakukan oleh Bank Of India.
Dari adanya akuisisi tersebut, Bank of India mengambil alih saham Bank Swadesi sebanyak 235.600.000 lembar saham atau yang mewakili
76 dari keseluruhan saham Bank Swadesi pada tanggal 22 Juni 2007.
10. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk
PT. Bank Nusantara Parahyangan berkedudukan di Bandung dan berkantor pusat di Jalan Ir. Juanda No. 95, Bandung - 40132, Indonesia,
didirikan tanggal 18 Januari 1972. Bank BNP semula didirikan dengan nama PT. Bank Pasar Karya
Parahyangan. Pada bulan Juli 1989 statusnya ditingkatkan menjadi Bank Umum Nasional dan kemudian berganti nama menjadi PT. Bank
Nusantara Parahyangan. Pada Agustus 1994, untuk melayani ragam transaksi dan akses
perdagangan yang lebih luas khususnya untuk transaksi valuta asing dan perdagangan luar negeri melalui transaksi ekspor dan impor, maka Bank
Nusantara Parahyangan melengkapi ijin operasionalnya dengan ijin sebagai Bank Devisa.
Tahun 2000 berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 15 September 2000, Bank BNP mengubah status perusahaan menjadi
perusahaan publik terbuka dengan menawarkan 50.000.000 saham biasa kepada
Pada tanggal 17 Desember 2007, kepemilikan mayoritas saham Bank BNP telah beralih kepada ACOM CO., LTD. Japan ACOM dan
The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd. BTMU melalui akuisisi saham sebanyak 75,41, dimana ACOM menguasai 55,41 dan BTMU
menguasai 20 dari seluruh saham yang telah dikeluarkan.
4.2 Deskirpsi Hasil Penelitian