Pengertian Kepuasan Berwirausaha Aspek-aspek Kepuasan berwirausaha

A. Kepuasan Berwirausaha

1. Pengertian Kepuasan Berwirausaha

Teori kepuasan berwirausaha bermula lahir dari teori kepuasan kerja. Di mana kepuasan kerja didefinisikan sebagai rasa emosional yang positif terhadap pekerjaan berdasarkan pengalaman-pengalaman menyenangkan yang dilalui Hilton, dalam Leila, 2002. Meskipun kebanyakan penelitian lebih berfokus terhadap kepuasan kerja pada karyawan daripada wirausahawan, akan tetapi, menurut Blanchflower Oswald 2007, seorang wirausaha lebih memperlihatkan kepuasan atas pekerjaan mereka dibanding karyawan. Sebab itu, kepuasan kerja tidak hanya berfokus pada karyawan, melainkan juga pada wirausaha. Menurut Suyatini 2004, kepuasan berwirausaha adalah tingkat di mana seorang wirausaha menyukai segala hal yang berkaitan dengan aktivitas wirausaha yang digelutinya. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepuasan berwirausaha adalah perasaan emosional positif seseorang pada segala aspek yang berkaitan dengan kegiatan berwirausaha yang dilakoni.

2. Aspek-aspek Kepuasan berwirausaha

Kepuasan berwirausaha terdiri dari tiga aspek yang berdasarkan Carree dan Verheul 2011, yakni: income, psychological well being dan leisure time. Berikut mengenai penjelasannya: a. Income Universitas Sumatera Utara Income juga dapat dijadikan sebagai patokan naik turunnya suatu usaha yang dijalankan. Bagi pengusaha, income yang diperoleh merujuk kepada imbalan berupa laba, sehingga Kepuasan terhadap income sangat relevan bagi pengusaha yang memulai usaha untuk mendapatkan kepuasan hidup atau untuk kesuksesan finansial Andersson ; Feldman dan Bolino; Jamal dalam Carree dan Verheul, 2011. Seorang wirausaha berharap hasil finansial dari bisnisnya harus dapat mengganti waktu yang terbuang selama membangun bisnis, sehingga income menjadi hal yang sangat pantas dalam mengganti kerugian waktu dan uang yang telah diinvestasikan dalam mengoperasikan bisnis. b. Psychological Well Being Psychological well being berasal dari kebebasan seorang wirausaha dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan yang diminatinya. Menurut Andersson 2008 , Feldman Bolino 2000 , Jamal 1997 , dalam Carree dan Verheul 2011, menyatakan bahwa psychological well being memiliki kontribusi penting dalam kepuasan berwirausaha khususnya selama periode membangun bisnis fase start- up. Di mana pada awal membangun bisnis, seorang wirausaha rentan terhadap stres. Stres yang dirasakan oleh seorang wirausaha dapat menguatkan atau melemahkan mereka dalam mendapatkan psychological well being. Dapat dikatakan seseorang yang tidak mampu mengendalikan stres memiliki psychological well being yang rendah. Sebaliknya, seseorang yang mampu mengendalikan stres dengan baik, memiliki psychological well being yang tinggi. Universitas Sumatera Utara c. Leisure Time Sebagian besar orang berwirausaha disebabkan memiliki jam kerja yang fleksibel. Hal ini dikarenakan mereka dapat menggabungkan waktu kerja dan tanggung jawab pada rumah tangga. Adapun memulai dan menjalankan bisnis dari rumah menjadi indikator dari kehati-hatian wirausahawan yang berpengaruh pada stres dan leisure time yang dimiliki. Hal inilah yang menjadi alasan seseorang berwirausaha. Bahkan, jika bisnis yang dijalaninya mengambil tempat di rumah, maka ia tak perlu meninggalkan rumah. Motif menggabungkan kedua hal tersebut adalah untuk mengarah pada leisure time dan fleksibilitas jam kerja Carree Verheul, 2011. Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti menggunakan aspek-aspek kepuasan berwirausaha dari Carree dan Verheul sebagai teori utama yang digunakan.

3. Faktor-faktor Kepuasan Berwirausaha