Faktor-faktor Kepuasan Berwirausaha Kepuasan Berwirausaha

c. Leisure Time Sebagian besar orang berwirausaha disebabkan memiliki jam kerja yang fleksibel. Hal ini dikarenakan mereka dapat menggabungkan waktu kerja dan tanggung jawab pada rumah tangga. Adapun memulai dan menjalankan bisnis dari rumah menjadi indikator dari kehati-hatian wirausahawan yang berpengaruh pada stres dan leisure time yang dimiliki. Hal inilah yang menjadi alasan seseorang berwirausaha. Bahkan, jika bisnis yang dijalaninya mengambil tempat di rumah, maka ia tak perlu meninggalkan rumah. Motif menggabungkan kedua hal tersebut adalah untuk mengarah pada leisure time dan fleksibilitas jam kerja Carree Verheul, 2011. Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti menggunakan aspek-aspek kepuasan berwirausaha dari Carree dan Verheul sebagai teori utama yang digunakan.

3. Faktor-faktor Kepuasan Berwirausaha

Cooper dan Artz 1995 menyatakan bahwa faktor yang menjadi tingkat kepuasan berwirausaha yaitu adanya pengaruh dari karakteristik usaha, motif dalam memulai wirausaha, dan karakteristik pribadi. a. Karakteristik Usaha Karakteristik usaha berpengaruh terhadap tingkat kepuasan kewirausahaan. Carree dan Verheul 2011 membedakan tiga karakteristik utama pada usaha yaitu: Universitas Sumatera Utara a Ukuran Usaha yang memiliki ukuran yang besar biasanya berkorelasi dengan tanggung jawab yang lebih tinggi dan mengakibatkan lebih banyak stres. Di sisi lain, besarnya motif membangun wirausaha biasanya membutuhkan lebih banyak persiapan dan harus berurusan dengan pengawasan luar, misalnya, oleh pemasok modal, sehingga mengurangi kemungkinan kerugian yang tak terduga. Hal yang mempengaruhi ukuran perusahaan adalah jumlah karyawan, jumlah modal awal, dan apakah bisnis beroperasi dari rumah atau tempat usaha yang terpisah. Memulai dan menjalankan bisnis di luar rumah mungkin menjadi indikator kehati-hatian dari pihak pengusaha dan dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis dan leisure time. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan pengertian dan ukuran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pengertian-pengertian UMKM tersebut adalah: 1 Usaha Mikro Usaha mikro adalah peluang usaha produktif milik orang perorangan atau badan Usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro dengan aset maksimal adalah 50 juta per tahun, dan omzet maksimal 300 juta. Contoh usaha mikro adalah pedagang kaki lima. 2 Usaha Kecil Universitas Sumatera Utara Usaha kecil adalah peluang usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. Aset yang dimiliki berkisaran 50 juta- 500 juta per tahun, dan omset sekitar 300 juta-2,5 miliar Contoh usaha kecil adalah pedagang grosiran di pasar. 3 Usaha Menengah Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha besar dengan aset yang dimiliki berkisaran 500 juta-10 miliar per tahun, dan omset sekitar 2,5 miliar-50 miliar per tahun. Contoh usaha menengah adalah industri makanan dan minuman. b Kompleksitas Kompleksitas lingkungan yang lebih besar dapat menuju pada ketidakpuasan sebagai wirausaha yang dihadapkan dengan beberapa sumber pemerosotan yang tak diharapkan. Ukuran yang digunakan dalam kompleksitas yaitu: apa motif dalam memulai wirausaha pada high-sektor teknologi, dan apakah pengusaha percaya bahwa ia mampu bersaing dengan semua perkembangan yang relevan. Universitas Sumatera Utara c Keterlibatan Alokasi waktu untuk tugas kewirausahaan mungkin bervariasi di setiap proses memulai wirausaha. Pengusaha yang dihadapkan dengan tekanan waktu yang cukup besar mungkin berasal dari kurangnya kepuasan atas perusahaan mereka. Hal ini sejalan dengan efek negatif dari jam kerja terhadap kepuasan kerja Clark et al, 1.996 ; Gazioglu Tansel, 2006. b. Motif Dalam Memulai Wirausaha Dalam memulai wirausaha, seseorang akan melakukan suatu usaha dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Diawali dengan melihat peluang usaha baru yang memungkinkan, apakah membuka usaha baru atau melakukan franchising. Juga memilih usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri atau manufaktur, maupun produksi atau jasa. Motif dalam memulai wirausaha, pengusaha memiliki konsekuensi penting pada tingkat kepuasan sebagai harapan pengusaha untuk mengevaluasi kinerja dengan menghubungkan hasil perusahaan sebagai tujuan awal mereka dan yang diharapkan Carree Verheul, 2011. c. Karakteristik Pribadi Karakteristik merupakan ciri atau sifat yang berkemampuan untuk memperbaiki kualitas hidup, sedangkan karakteristik pribadi adalah ciri khas yang Universitas Sumatera Utara menunjukkan perbedaan seseorang tentang motivasi, inisiatif, kemampuan untuk tetap tegar menghadapi tugas sampai tuntas atau memecahkan masalah atau bagaimana menyesuaikan perubahan yang terkait erat dengan lingkungan yang mempengaruhi kinerja individu. Dalam penelitiannya Longenecker 2001, Greg Hundley 2001, Stewart 2003, serta Finnie dan La Fortie 2003 dalam Suyatini 2004, menemukan karakteristik pribadi yang pada umumnya dimiliki oleh wirausaha yaitu kemampuan berinovasi, rasa percaya diri, keberanian mengambil resiko, dan kebutuhan akan keberhasilan. Karakteristik wirausaha tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap seseorang dalam menjalankan usahanya sendiri, dengan harapan dapat memperoleh kepuasan yang lebih besar dalam bekerja. Sebagai seorang wirausaha yang telah berkeluarga, seorang wanita memiliki karakteristik feminim yang menyebabkannya mengalami hambatan dalam berwirausaha Ardhanari, dalam Jati, 2009. Dalam budaya patriarkhi, fungsi seorang wanita adalah sebagai ibu dan istri bagi anak-anak dan suaminya Hardanti, dalam Susanto, 2009. Tanggung jawabnya yang besar terhadap keluarbga inilah yang menyebabkan timbulnya konflik peran ganda Das, 2001.

B. Konflik Peran Ganda