Pengertian Konflik Peran Ganda

menunjukkan perbedaan seseorang tentang motivasi, inisiatif, kemampuan untuk tetap tegar menghadapi tugas sampai tuntas atau memecahkan masalah atau bagaimana menyesuaikan perubahan yang terkait erat dengan lingkungan yang mempengaruhi kinerja individu. Dalam penelitiannya Longenecker 2001, Greg Hundley 2001, Stewart 2003, serta Finnie dan La Fortie 2003 dalam Suyatini 2004, menemukan karakteristik pribadi yang pada umumnya dimiliki oleh wirausaha yaitu kemampuan berinovasi, rasa percaya diri, keberanian mengambil resiko, dan kebutuhan akan keberhasilan. Karakteristik wirausaha tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap seseorang dalam menjalankan usahanya sendiri, dengan harapan dapat memperoleh kepuasan yang lebih besar dalam bekerja. Sebagai seorang wirausaha yang telah berkeluarga, seorang wanita memiliki karakteristik feminim yang menyebabkannya mengalami hambatan dalam berwirausaha Ardhanari, dalam Jati, 2009. Dalam budaya patriarkhi, fungsi seorang wanita adalah sebagai ibu dan istri bagi anak-anak dan suaminya Hardanti, dalam Susanto, 2009. Tanggung jawabnya yang besar terhadap keluarbga inilah yang menyebabkan timbulnya konflik peran ganda Das, 2001.

B. Konflik Peran Ganda

1. Pengertian Konflik Peran Ganda

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang memiliki lebih dari satu peran yang harus dijalankan. Ada yang berperan sebagai ibu dari anak-anaknya, istri, maupun karyawan. Hal ini menandakan bahwa semakin banyak peran yang Universitas Sumatera Utara dijalankan, semakin siap ia menghadapi berbagai tuntutan dalam kehidupan sosialnya Biddle Thomas, dalam Irawaty Kusumaputri, 2008. Apabila peran yang dijalankan tidak sejalan antara satu dengan yang lain, tentu akan berakibat pada munculnya konflik peran ganda. Konflik ini pertama kali didefinisikan oleh Kahn, Wolfe, Quinn, Snoek, dan Rosenthal 1964, dalam Esson, 2004 yang mengatakan bahwa konflik peran ganda terjadi ketika permintaan pekerjaan dan keluarga bertentangan dalam beberapa hal. Kemudian Myers 1983, dalam Irawaty Kusumaputri, 2008 mengatakan bahwa konflik peran ganda adalah konflik yang dialami seseorang dalam menjalankan perannya secara bersamaan. Hal senada juga disampaikan Greenhaus dan Beutell 1985 yang berpendapat bahwa konflik peran ganda merupakan konflik peran yang muncul ketika tuntutan peran dalam pekerjaan bertolak belakang dengan tuntutan peran dalam keluarga. Jam kerja yang panjang dan beban kerja yang berat merupakan pertanda langsung akan terjadinya konflik peran ganda. Hal ini dikarenakan waktu dan upaya yang berlebihan dipakai untuk bekerja yang mengakibatkan kurangnya waktu dan energi yang bisa digunakan dalam melakukan aktivitas-aktivitas keluarga. Sedangkan menurut Ginting 2007 konflik peran ganda adalah salah satu bentuk konflik antar peran yang berasal dari pekerjaan dan keluarga yang saling bertentangan satu sama lain. Hal yang sama juga disampaikan Lestari 2011 bahwa konflik terjadi ketika individu menyadari adanya dua atau lebih kebutuhan Universitas Sumatera Utara yang memiliki porsi sama pentingnya dan juga mendesak, namun usaha untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak dapat dilakukan secara bersamaan sehingga hal ini menyebabkan individu merasakan ketegangan. Konflik ganda yang terjadi dapat merugikan kualitas sumber daya manusia bagi wanita yang bekerja yang berakibatkan pada menurunnya kesehatan fisik dan mental Widyarini, dalam Soeharto, 2004. Berdasarkan hal di atas, dapat diambil kesimpulan bahwasanya konflik peran ganda merupakan ketidakseimbangan seseorang dalam memberi perhatian yang sama pada dua peran yang berbeda secara bersamaan.

2. Dimensi-dimensi Konflik Peran Ganda