Temanggung tidak termasuk dalam kriteria normal. Dari hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk
dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh p=0,043, yang berarti data lingkar pinggang responden pria pada penelitian ini terdistribusi tidak normal.
Rerata lingkar pinggang responden wanita pada penelitian ini sebesar 93,5 cm, dengan nilai minimum 72 cm dan nilai maksimum 121 cm. Hasil analisis
statistik menunjukkan bahwa rerata lingkar pinggang responden wanita penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung tidak
termasuk dalam kriteria normal, karena ukuran lingkar pinggang normal untuk wanita adalah 80 cm WHO, 2008. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-
Smirnov taraf kepercayaan 95 dengan p=0,045 yang berarti data lingkar
pinggang responden wanita pada penelitian ini terdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil penelitian de Koning, et al. 2006, lingkar pinggang
merupakan metode antropometri yang sederhana. Pengukuran lingkar pinggang dapat mengetahui terjadinya obesitas abdominal. Metode ini dapat digunakan untuk
memprediksi adanya risiko kardiometabolik, seperti dislipidemia, yang lebih lanjut dapat berkembang menjadi cardiovascular disease CVD. Penelitian Katzmarzyk,
Hu, Cefalu, Mire, dan Bouchard 2013 dilakukan pada 1400 penyandang diabetes melitus. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa peningkatan lingkar pinggang
berperan dalam meningkatkan risiko komplikasi kardiovaskular dan kematian pada penyandang diabetes melitus.
3. Rasio Lingkar Pinggang-Panggul
Rasio lingkar pinggang-panggul merupakan hasil perbandingan antara lingkar pinggang dan lingkar panggul. Rerata rasio lingkar pinggang-panggul
responden pria pada penelitian ini sebesar 0,9, dengan nilai minimum 0,8 dan nilai maksimum 1,2. Menurut WHO 2008, rasio lingkar pinggang-panggul normal
untuk pria adalah 0,90. Hal ini menunjukkan bahwa rerata rasio lingkar pinggang- panggul responden pria penyandang diabetes melitus tipe 2 pada penelitian ini tidak
masuk dalam kriteria normal. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk taraf kepercayaan 95 dengan p=0,000 yang berarti data rasio lingkar pinggang-panggul responden
pria pada penelitian ini terdistribusi tidak normal. Rerata rasio lingkar pinggang-panggul responden wanita pada penelitian
ini sebesar 0,9 dengan nilai minimum 0,7 dan nilai maksimum 1,0. Rasio lingkar pinggang-panggul wanita berada dalam kategori normal apabila kurang dari 0,85
WHO, 2008. Hal ini menunjukkan bahwa rerata rasio lingkar pinggang-panggul responden wanita penyandang diabetes melitus tipe 2 pada penelitian ini tidak
termasuk dalam kriteria normal. Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95 menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,200, yang berarti
data rasio lingkar pinggang-panggul responden wanita pada penelitian ini terdistribusi normal.
Menurut Siezenga, et al. 2011, apabila rasio lingkar pinggang-panggul semakin besar, maka semakin besar pula kemungkinan seseorang mengalami
obesitas sentral. Obesitas sentral merupakan salah satu faktor risiko yang penting dalam perkembangan penyakit kardiovaskuler. Penelitian ini menyatakan bahwa
rasio lingkar pinggang-panggul dapat dijadikan sebagai prediktor kejadian komplikasi kardiovaskuler pada penyandang diabetes melitus tipe 2.
Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul dapat dipengaruhi oleh measurement error. Kemungkinan error yang dapat terjadi pada
rasio lingkar pinggang-panggul lebih besar karena adanya 2 sumber kesalahan pengukuran, yaitu pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul. Hal ini
menyebabkan pengukuran rasio lingkar pinggang-panggul lebih sulit dan kurang reliabel apabila dibandingkan dengan pengukuran lingkar pinggang Harvard
School of Public Health , 2013; Wang dan Hoy, 2004.
4. Kadar LDL