Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95 menghasilkan p=0,092, yang
berarti data kadar HDL responden wanita pada penelitian ini terdistribusi normal. Penelitian yang dilakukan oleh Himabindu, et al. 2013 di India, bertujuan
untuk mengetahui korelasi pengukuran antropometri terhadap profil lipid pada penyandang diabetes melitus tipe 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
korelasi negatif antara lingkar pinggang dengan kadar HDL. Hal ini berarti kadar HDL mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya ukuran lingkar
pinggang.
6. Rasio Kadar LDLHDL
Rerata rasio kadar LDLHDL responden pria pada penelitian ini adalah 3,3 dengan nilai SD ±1,1. Berdasarkan klasifikasi menurut Millán, et al. pada tahun
2009 untuk kelompok pria, rerata rasio kadar LDLHDL responden pria termasuk dalam kategori risiko tinggi terkena penyakit kardiovaskuler. Uji normalitas
Shapiro-Wilk dengan taraf kepercayaan 95 menghasilkan nilai signifikansi
p=0,428 yang berarti data rasio kadar LDLHDL responden pria pada penelitian ini terdistribusi normal.
Rerata rasio kadar LDLHDL responden wanita pada penelitian ini adalah 3,3 dengan nilai SD ±2,1. Berdasarkan klasifikasi menurut Millán, et al. pada tahun
2009 untuk kelompok wanita, rerata rasio kadar LDLHDL responden wanita termasuk dalam kategori berisiko terkena penyakit kardiovaskuler. Uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95 menghasilkan signifikansi
p=0,000 yang berarti data rasio kadar LDLHDL responden wanita pada penelitian ini terdistribusi tidak normal.
Pada penelitian ini menggunakan klasifikasi rasio kadar LDLHDL menurut Millán, et al. 2009, yaitu pada pencegahan sekunder dengan peningkatan
risiko apabila rasio kadar LDLHDL lebih dari 3,0 untuk pria, dan lebih dari 2,5 untuk wanita. Pada penyandang diabetes melitus tipe 2 terjadi abnormalitas
metabolisme lipid yang dapat menyebabkan terjadinya dislipidemia. Menurut Center for Disease Control and Prevention
2011, sebanyak 70-97 penyandang diabetes melitus mengalami dislipidemia.
Penelitian yang dilakukan Indumati, et al. 2011 pada penyandang diabetes melitus tipe 2, menyatakan bahwa rasio kadar LDLHDL merupakan
prediktor yang lebih baik terhadap kejadian CVD apabila dibandingkan dengan kadar LDL atau HDL saja. Selain itu, rasio kadar LDLHDL merupakan rasio yang
lebih murni daripada rasio kadar kolesterol totalHDL. Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Enomoto, Adachi, Hirai, Fukami,
Satoh, Otsuka, et al. 2011. Di dalam penelitian ini menyatakan bahwa rasio kadar LDLHDL yang tinggi merupakan prediktor yang kuat terhadap kejadian CVD.
B. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, dan Rasio Kadar LDLHDL