Jenis dan Rancangan Penelitian Variabel Penelitian Definisi Operasional

27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan yaitu observasional analitik dengan pendekatan rancangan secara cross-sectional potong lintang. Observasional analitik berarti penelitian ini menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan dapat terjadi. Penelitian observasional analitik bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu masalah kesehatan dan faktor risiko McKenzie, Pinger, dan Kotecki, 2012. Pada jenis penelitian ini dilakukan analisis korelasi antara faktor risiko dan faktor efek. Rancangan penelitian cross-sectional merupakan penelitian yang pengukurannya terhadap subjek hanya dilakukan satu kali pada waktu yang sama Bonita, Beaglehole, dan Kjellström, 2006. Analisis korelasi yang dilakukan adalah lingkar pinggang LP dan rasio lingkar pinggang-panggul RLPP sebagai faktor risiko terhadap rasio kadar LDLHDL sebagai faktor efek.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas Lingkar pinggang cm dan rasio lingkar pinggang-panggul. 2. Variabel tergantung Rasio kadar LDLHDL. 3. Variabel pengacau a. Variabel pengacau terkendali: usia dan kondisi puasa responden sebelum penelitian. b. Variabel pengacau tak terkendali: aktivitas, pola makan, kondisi patologis, dan obat-obatan yang dikonsumsi.

C. Definisi Operasional

1. Responden adalah penyandang diabetes melitus tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini. 2. Karakteristik penelitian meliputi demografi usia, pengukuran antropometri lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul, dan hasil pemeriksaan laboratorium yang meliputi kadar LDL, HDL, dan rasio kadar LDLHDL. 3. Pengukuran lingkar pinggang dengan menggunakan pita pengukur pada titik tengah di antara batas bawah tulang rusuk yang dapat teraba dan bagian atas tulang panggul WHO, 2008. Lingkar pinggang dinyatakan dalam satuan sentimeter cm. 4. Pengukuran lingkar panggul dilakukan dengan menggunakan pita pengukur pada titik terlebar dari bagian panggul WHO, 2008. Lingkar panggul dinyatakan dalam satuan sentimeter cm. 5. Pada saat pengukuran, responden berdiri dengan kaki tertutup rapat, lengan pada sisi tubuh, dalam keadaan relaks dan keadaan akhir ekspirasi normal. Pita pengukur pada posisi horizontal dan tidak menekan kulit WHO, 2008. 6. Perhitungan rasio lingkar pinggang-panggul yaitu dengan membagi hasil pengukuran lingkar pinggang cm dengan lingkar panggul cm WHO, 2008. 7. Pengukuran kadar LDL dan HDL dilakukan oleh Laboratorium RSUD Kabupaten Temanggung. Kadar LDL yang diukur adalah LDL indirek. LDL indirek diperoleh dengan persamaan Friedewald, yaitu: LDL = TC – HDL – TG5 Ahmadi, Boroumand, Moghaddam, Tajik, dan Dibaj, 2008. 8. Kriteria rasio kadar LDLHDL menurut Millán, Pintó, Muñoz, Zúñiga, Rubiés- Prat, Pallardo, et al. 2009. 9. Kriteria lingkar pinggang berdasarkan International Diabetes Federation IDF tahun 2006 bagi populasi Asia Selatan. 10. Kriteria rasio lingkar pinggang-panggul berdasarkan World Health Organization WHO tahun 2008 bagi populasi Asia.

D. Responden Penelitian