11. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul terhadap Rasio Kadar LDLHDL.
12. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul terhadap Tekanan Darah.
13. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa.
14. Korelasi Pengukuran Body Mass Index dan Abdominal Skinfold Thickness terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel sampling dilakukan secara non-random dengan jenis purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan secara non-
random , karena setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama
untuk menjadi responden penelitian. Pada pengambilan sampel dengan jenis purposive sampling
, pemilihan responden dilakukan berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti, yaitu responden dapat memberikan informasi sesuai dengan
tujuan penelitian Sastroasmoro, 2010.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah pita pengukur Butterfly
® untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul responden. Pengukuran kadar LDL dan HDL dilakukan oleh Laboratorium RSUD Kabupaten
Temanggung menggunaan Sysmex Chemix-180 Jepang, seri: 5830-0605.
I. Tata Cara Penelitian
1. Observasi awal
Survei awal dilakukan pada beberapa rumah sakit di Yogyakarta, yaitu RSUD Wirosaban, RSUP Dr. Sardjito, dan RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Berdasarkan survei yang dilakukan di RSUD Wirosaban, telah terdapat banyak peneliti yang akan melakukan penelitian di rumah sakit tersebut sehingga
memerlukan waktu yang relatif lama untuk dapat memulai penelitian. Dari hasil survei di RSUP Dr. Sardjito dan RSUD Panembahan Senopati Bantul, terdapat
prosedur pemrosesan proposal penelitian yang lama dan biaya administrasi yang relatif mahal. Berdasarkan hasil survei di beberapa rumah sakit di Yogyakarta dan
pertimbangan kelompok penelitian payung, dilakukan survei di rumah sakit yang berada di luar Yogyakarta, yaitu di RSUD Kabupaten Temanggung. Hasil survei di
RSUD Kabupaten Temanggung menunjukkan belum banyaknya peneliti yang akan melakukan penelitian di rumah sakit tersebut, serta persyaratan dan prosedur
pemrosesan dalam jangka waktu relatif singkat. Observasi awal dilakukan dengan pencarian informasi mengenai jumlah
penyandang diabetes melitus tipe 2 yang melakukan pemeriksaan di rawat jalan pada poliklinik penyakit dalam RSUD Kabupaten Temanggung. Observasi juga
dilakukan untuk menentukan tempat yang dapat digunakan untuk wawancara dengan responden serta pengukuran antropometri.
2. Permohonan ijin dan kerja sama
Permohonan ijin ditujukan kepada Bagian Penelitian dan Pengembangan Litbang RSUD Kabupaten Temanggung. Permohonan ijin selanjutnya ditujukan
kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance.
Permohonan ijin ini dilakukan untuk memenuhi etika penelitian dengan menggunakan sampel darah manusia, dan hasil penelitian dapat dipublikasikan.
Permohonan kerja sama diajukan kepada Laboratorium RSUD Kabupaten Temanggung sebagai laboratorium yang mengambil dan mengolah darah
responden penelitian. Penawaran kerja sama juga ditujukan kepada penyandang diabetes melitus tipe 2 sebagai calon responden, yang selanjutnya mengisi dan
menandatangani informed consent apabila bersedia mengikuti penelitian ini.
3. Pembuatan informed consent dan leaflet
Informed consent yang dibuat harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh
Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Informed consent digunakan sebagai bukti tertulis yang
menyatakan kesediaan responden untuk ikut serta dalam penelitian. Leaflet berupa selembaran kertas berukuran A4 yang berisi informasi mengenai gambaran umum
dan penjelasan tentang penelitian. Leaflet yang diberikan kepada responden berjudul ‘Type 2 Diabetes’. Isi leaflet tersebut meliputi penjelasan mengenai
pengukuran antropometri Body Mass Index, skinfold thicknesses, lingkar pinggang, dan lingkar panggul serta pemeriksaan laboratorium yang meliputi
profil lipid, kadar glukosa darah puasa, dan tekanan darah, yang dapat digunakan sebagai metode yang sederhana untuk deteksi dini berbagai gangguan kesehatan
yang mungkin muncul pada penyandang diabetes melitus tipe 2, khususnya komplikasi pada kardiovaskuler.
4. Pencarian calon responden
Pencarian responden dilakukan setelah mendapatkan ijin dari Litbang RSUD Kabupaten Temanggung. Pencarian responden dilakukan secara langsung
tatap muka dengan penyandang diabetes melitus tipe 2 yang menjalani rawat jalan dan kontrol di RSUD Kabupaten Temanggung. Apabila calon responden belum
berpuasa, peneliti mengajukan permohonan dan memberikan undangan kepada calon responden untuk datang kembali ke RSUD Kabupaten Temanggung dalam
kondisi sudah berpuasa selama 8-10 jam. Selain itu, peneliti meminta nomor telepon calon responden yang dapat digunakan untuk mengingatkan calon
responden dan konfirmasi mengenai waktu dan tempat pelaksanaan penelitian. Peneliti juga memberikan undangan untuk ikut serta dalam penelitian kepada
penyandang diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Parakan dan Kecamatan Bulu di Kabupaten Temanggung dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Temanggung. Calon responden selanjutnya diberi penjelasan oleh peneliti mengenai
maksud dan tujuan penelitian. Informasi yang diberikan kepada calon responden adalah penjelasan mengenai pentingnya mengetahui pengukuran antropometri serta
korelasinya dengan profil lipid, kadar glukosa darah puasa, dan tekanan darah. Media yang digunakan dalam pemberian informasi adalah leaflet yang berjudul
‘Type 2 Diabetes’. Calon responden yang bersedia ikut serta dalam penelitian dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diminta untuk mengisi dan menandatangani
informed consent .
5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah pita pengukur Butterfly
®. Instrumen dalam penelitian dikatakan reliabel dan memiliki presisi yang baik apabila nilai CV coefficient of variation
≤ 5 Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik, 2011. Instrumen yang telah tervalidasi dan reliabel
dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul satu responden sebanyak lima kali berturut-turut.
Nilai CV yang diperoleh untuk pengukuran pada responden pria yaitu sebesar 0,065 untuk lingkar pinggang dan 0,453 untuk rasio lingkar pinggang-
panggul. Nilai CV untuk pengukuran pada responden wanita yaitu sebesar 0,069 untuk lingkar pinggang dan 0,603 untuk rasio lingkar pinggang-panggul.
6. Pengambilan darah dan pengukuran antropometri
Pengambilan darah responden yang telah menandatangani informed consent dan telah berpuasa 8-10 jam sebelum waktu pengambilan darah serta tidak sakit
pada hari yang bersangkutan, dilakukan oleh Laboratorium RSUD Kabupaten Temanggung. Pengukuran antropometri dilakukan oleh peneliti, meliputi lingkar
pinggang dan lingkar panggul. Pengukuran lingkar pinggang dengan menggunakan pita pengukur
dilakukan pada titik tengah di antara batas bawah tulang rusuk yang dapat teraba dan bagian atas tulang panggul, sedangkan pengukuran lingkar panggul dilakukan
dengan menggunakan pita pengukur pada titik terlebar dari bagian panggul. Pada saat pengukuran, responden berdiri dengan posisi kaki tertutup rapat, lengan pada
sisi tubuh, serta dalam keadaan relaks dan keadaan akhir ekspirasi normal. Pita pengukur pada posisi horizontal, sejajar dengan lantai, dan tidak menekan kulit.
7. Pembagian hasil pemeriksaan
Peneliti secara langsung membagikan hasil pemeriksaan laboratorium kepada masing-masing responden dan peneliti juga membantu menjelaskan data
hasil laboratorium tersebut kepada responden.
8. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan kategorisasi data sejenis, yaitu menyusun data yang sejenis, menggolongkannya dalam kategori-kategori, dan
melakukan interpretasi. Cara pengolahan data hasil penelitian dilakukan secara statistik dengan komputerisasi
J. Analisis data secara statistik
Data diolah secara statistik dengan taraf kepercayaan 95. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov apabila jumlah sampel 50 atau
uji Shapiro-Wilk apabila jumlah sampel ≤ 50 untuk melihat distribusi normal
suatu data. Suatu data dikatakan terdistribu si normal apabila nilai p≥0,05 Dahlan,
2011. Data usia, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang-panggul, kadar LDL, kadar HDL, dan rasio kadar LDLHDL responden wanita dilakukan uji normalitas
dengan uji Kolmogorov-Smirnov karena jumlah sampel yang digunakan adalah 54 sampel, sedangkan pada pria digunakan uji Shapiro-Wilk karena sampel yang
digunakan adalah 36 sampel.
Uji normalitas dilanjutkan dengan uji hipotesis komparatif. Uji hipotesis komparatif dilakukan antara kadar LDL, HDL, dan rasio kadar LDLHDL dengan
kelompok li ngkar pinggang 90 cm dan ≥90 cm dan rasio lingkar pinggang-
panggul 0,90 dan ≥0,90 untuk pria, serta kelompok lingkar pinggang 80 cm dan ≥80 cm dan rasio lingkar pinggang panggul 0,85 dan ≥0,85 untuk wanita. Menurut
Dahlan 2011, jika data yang diperoleh terdistribusi normal maka untuk menguji komparatif untuk melihat kebermaknaan sebaiknya menggunakan uji t tidak
berpasangan karena pada penelitian ini terdapat dua variabel dimana keduanya tidak berpasangan satu sama lain, tetapi apabila distribusi data tidak normal maka
sebaiknya menggunakan uji Mann-Whitney untuk uji komparatif dengan variabel yang tidak berpasangan. Dikatakan terdapat perbedaan yang bermakna antara dua
kelompok data apabila nilai p0,05. Pada hasil uji normalitas diperoleh data responden wanita terdistribusi tidak normal sehingga dilanjutkan uji hipotesis
komparatif dengan uji Mann-Whitney. Hasil uji normalitas data responden pria menunjukkan hampir semua data terdistribusi normal sehingga digunakan uji
hipotesis komparatif dengan uji t tidak berpasangan. Uji Mann-Whitney dilakukan pada data responden pria, yaitu pada perbandingan kadar HDL responden pria
dengan LP90 cm dan LP≥90 cm karena salah satu data terdistribusi tidak normal. Uji korelasi data penelitian dilakukan dengan uji korelasi Pearson apabila
data terdistribusi normal. Apabila data terdistribusi tidak normal, digunakan uji korelasi Spearman Dahlan, 2011. Hasil uji korelasi dinyatakan dalam kekuatan
dan arah korelasi, serta nilai signifikansi yang masing-masing diklasifikasikan seperti pada Tabel VII.
Tabel VII. Panduan Hasil Uji Hipotesis berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi Dahlan, 2011
No. Parameter Nilai
Interpretasi 1.
Kekuatan korelasi r
0,0 sd 0,2 Sangat lemah
0,2 sd 0,4 Lemah
0,4 sd 0,6 Sedang
0,6 sd 0,8 Kuat
0,8 sd 1 Sangat kuat
2. Nilai p
p 0,05 Terdapat korelasi yang bermakna
antara dua variabel yang diuji. p 0,05
Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji.
3. Arah korelasi
+ positif Searah, semakin besar nilai satu
variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya.
- negatif Berlawanan arah. Semakin besar nilai
satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya.
K. Kesulitan Penelitian