C. Temuan yang Relevan
Brackett, Warner, dan Bosco pada tahun 2005 melakukan perekrutan 172 responden yang terlibat hubungan romantis selama lebih dari tiga bulan. Survey
yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat ukur kecerdasan emosi MSCEIT dan Quality of Relationship Inventory QRI. Hasil penelitian ini
adalah pasangan yang memiliki kecerdasan emosi yang rendah cenderung memiliki relasi yang lebih buruk daripada pasangan yang salah satu atau
keduanya memiliki kecerdasan emosi yang tinggi. Smith, Heaven, dan Ciarrochi 2008 melakukan penelitian kepada 82
pasangan heteroseksual yang tinggal bersama dalam satu atap. Sebanyak 67 pasangan telah menikah dan 15 pasangan lainnya tidak menikah. Penelitian ini
menggunakan tiga alat ukur, yaitu Trait Emotional Intelligence-Short Form TEIQue-SF
; Communication Patterns Questionnaire CPQ; Perceived Relationship Quality Components PRQC Inventory
. Peneliti menemukan bahwa penilaian individu atas kecerdasan emosi mereka, perkiraan kecerdasan emosi
pasangan, dan persepsi mengenai pola komunikasi konflik merupakan prediktor yang secara konsisten memengaruhi kepuasan dalam hubungan romantis.
Pasangan yang tidak menghindari konflik merupakan pasangan yang sangat puas dalam relasi mereka.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosi dan kepuasan dalam hubungan
romantis pada responden yang berpacaran dan telah menikah. Pada penelitian sebelumnya tidak menghubungkan dengan kehidupan perkawinan dan peneliti
belum menemukan penelitian yang menghubungkan secara langsung antara kecerdasan emosi dengan kepuasan perkawinan. Oleh karena itu, pada penelitian
kali ini peneliti ingin melihat apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dan kepuasan perkawinan.
D. Dinamika Hubungan Kecerdasan Emosi dan Kepuasan Perkawinan
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan dan meregulasi emosi untuk memfasilitasi pikiran dan mencapai suatu tujuan.
Kecerdasan emosi berhubungan dengan keterampilan dalam mengamati perasaan dan emosi diri sendiri dan orang lain, dan menggunakan informasi tersebut untuk
mengarahkan pikiran dan tindakan. Salah satu aspek dasar kecerdasan emosi adalah mempersepsikan emosi
pada diri sendiri dan orang lain. Salah satu kemampuan dalam merasakan emosi adalah mengenali emosi. Selain itu, kemampuan lainnya adalah terbuka terhadap
perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Individu yang mampu terbuka terhadap perasaannya mudah terbuka dalam menyadari dan
memecahkan masalah pada kehidupan perkawinannya. Kedua hal ini membuat individu merasa nyaman berkomunikasi dengan pasangan terutama dalam berbagi