Perbedaan kepuasan perkawinan berdasarkan usia perkawinan

3.2.5 Perbedaan Kepuasan perkawinan berdasarkan jenis kelamin

Peneliti melakukan uji beda pada variabel kepuasan perkawinan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Hasil uji beda dapat dilihat pada tabel 22. Tabel 22. Uji beda berdasarkan Jenis Kelamin. N Mean teoretis Mean Sig. Laki-Laki 33 105,85 107.11 0,444 Perempuan 34 106.20 Tabel 22 menunjukkan terdapat 33 responden laki-laki dengan nilai mean sebesar 107,11 dan 34 responden perempuan dengan nilai mean sebesar 106,20. Nilai signifikansi uji beda dari data demografik mengenai usia perkawinan yaitu sebesar 0,444 p0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan kepuasan perkawinan yang tidak signifikan antara laki-laki dan perempuan.

D. Pembahasan 1. Hubungan antara kecerdasan emosi dan kepuasan perkawinan

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan kepuasan perkawinan. Hal ini berarti individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tinggi merasakan perkawinan yang memuaskan, dan begitu sebaliknya. Individu yang memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tergolong rendah memiliki tingkat kepuasan perkawinan yang rendah. Dalam penelitian ini, kecerdasan emosi memberi sumbangan terhadap kepuasan perkawinan sebesar 33. Setiap aspek kecerdasan emosi memiliki hubungan positif yang tergolong tinggi dengan kepuasan perkawinan. Aspek kecerdasan emosi yang memiliki hubungan terkuat dengan kepuasan perkawinan adalah aspek mengatur emosi, diikuti oleh aspek mempersepsi emosi, aspek menggunakan emosi, dan aspek memahami emosi. Fitness 2001 mengatakan bahwa pasangan yang lebih baik dalam mempersepsi, akurat mengidentifikasi, mengatur, dan mengekspresikan emosi, semakin puas dan bahagia dalam hubungan mereka. Salah satu kemampuan kecerdasan emosi yang baik adalah terbuka terhadap perasaan baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Hal ini baik dimiliki oleh seseorang yang sudah menikah agar saling mengerti satu dengan lainnya sehingga merasa puas satu sama lain. Hubungan suami-istri yang terjalin dengan baik dapat diasumsikan sebagai perkawinan yang bahagia dan individu yang terlibat merasakan kepuasan dalam kehidupan perkawinannnya, khususnya istri yang pada umumnya memiliki naluri kasih sayang dan kelembutan Srisusanti Zulkaida, 2013. Beberapa aspek dari kecerdasan emosi seperti memahami emosi orang lain, memiliki kemampuan untuk membantu orang lain meregulasi suasana hati secara positif, dan mampu meregulasi dan memanfaatkan emosi diri