54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan selama dua minggu, yaitu 18 Oktober
– 1 November 2013, yang dilakukan terhadap 3 remaja penyandang tuna rungu yang tinggal bersama kedua orang tuanya. Pengumpulan
data dilakukan dengan metode wawancara baik terhadap subjek maupun
significan others
subjek agar peneliti memiliki gambaran mengenai latar belakang subjek yang dapat membantu dalam penggalian cerita TAT. Setelah dilakukan
wawancara, peneliti memberikan stimulus projektif berupa 10 kartu standar
Thematic Apperception Test
kepada subjek. Waktu pengambilan data dilakukan setiap hari pada pukul 13.15-15.00 dengan berbagai variasi jumlah kartu yang
terselesaikan sesuai dengan kemampuan masing-masing subjek. Pengambilan data dilakukan di sekolah SLB B Karnnamanohara.
B. Hasil Penelitian
Berikut adalah profil subjek dalam penelitian ini: 1.
Subjek 1 a.
Profil Subjek 1 1
Gambaran diri subjek
Subjek seorang remaja laki-laki berusia 18 tahun. Subjek merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Bagi subjek, penyandang
tuna rungu itu sama seperti orang biasa lainnya. Tingkat ketunarunguan telinga kiri dan kanan subjek adalah 95dB dan 98dB
tergolong kehilangan pendengaran seluruhnya atau
deaf
. Hobi subjek adalah bermain sepak bola. Subjek adalah anggota dari sebuah klub
sepak bola di Sleman dan sering melakukan pertandingan ke berbagai daerah, seperti Magelang, Kalasan, dll. Masalah yang sedang subjek
hadapi saat ini adalah subjek tidak memiliki uang untuk membeli sepatu sepak bola yang baru. Untuk menyelesaikan masalahnya,
subjek menabung dengan bekerja setiap hari libur ikut ibunya berjualan di pasar.
Subjek memandang dirinya baik, gaya, gaul, malas membantu orang tua di rumah dan rajin Sholat 5 waktu. Menurut
subjek, kelebihan yang dimiliki subjek adalah suka membantu orang lain, ikhlas, menjadi anggota klub sepak bola dan pernah bertanding di
beberapa daerah, serta memiliki banyak teman baik yang normal maupun tuna rungu baik laki-laki maupun perempuan. Menurut
subjek, kelemahan yang dimiliki subjek adalah malas membantu orang tua dan agak pelit.
2 Relasi dengan keluarga
Pengalaman masa kecil yang menyenangkan yang masih diingat oleh subjek adalah ketika jalan-jalan di Malioboro bersama
ayah dan ibunya. Sedangkan pengalaman masa kecil yang menyedihkan yang masih diingat oleh subjek adalah menunggu ayah
sampai malam pulang kerja dari Solo. Subjek menyadari bahwa orang tua sering bertengkar. Subjek
memandang ayahnya sebagai sosok yang baik, suka memberi uang dan menyayangi subjek. Sedangkan ibunya dipandang subjek sebagai
sosok yang agak baik, suka marah dan selalu khawatir. Subjek memiliki hubungan baik dengan kakak maupun adiknya. Selain itu,
menurut orang tua subjek, subjek adalah anak yang menurut, rajin membersihkan kamarnya dan suka membantu adiknya belajar terutama
pelajaran matematika. 3
Relasi dengan teman sebaya Menurut subjek, subjek merupakan orang yang mudah
bergaul. Subjek memiliki banyak teman baik yang normal maupun tuna rungu, baik laki-laki maupun perempuan. Selain itu, orang tua
subjek juga mengatakan bahwa subjek aktif dalam muda-mudi di daerah tempat tinggalnya, di sekolah dan di klub sepak bolanya
sehingga subjek memiliki banyak teman. 4
Akademis dan cita-cita Saat ini subjek duduk di bangku SMA kelas 1. Subjek
memiliki keinginan untuk bersekolah di SMA 3 Yogyakarta. Tetapi orang tua subjek tidak mengijin karena takut subjek tidak dapat
mengikuti pelajaran serta takut pada pergaulan anak kota. Maka,
subjek melanjutkan bersekolah di yayasan yang sama dengan SMP nya. Mata pelajaran yang paling disukai subjek adalah matematika,
dan yang paling tidak disukai subjek adalah tata busana. Subjek memiliki cita-cita ingin menjadi pemain sepak bola
dan guru untuk anak-anak tuna rungu. Dalam menggapai cita-citanya, subjek menjadi anggota di sebuah klub sepak bola dan rajin berlatih
serta bertanding. Selain itu, untuk meraih cita-citanya menjadi guru, subjek membantu guru di sekolahnya mengajar saat jam pelajaran
kosong. b.
Kebutuhan Psikologis
Need
dan Tekanan
Press
Subjek 1
Tabel 5. Kebutuhan Psikologis Need dan Tekanan Press Subjek 1
Cluster
Need Press
yang Muncul
Kartu
Kebutuhan
Need
:
1. Bebas untuk
dirinya sendiri:
Kebutuhan bermain
Kartu 1: “Sebelum belajar, anak itu bermain”
Kartu 7GF: “Anak ingin bermain teman-
teman” Kebutuhan
menghindari beban
Kartu 1: ” Mungkin anak itu merasa sakit pusing. Anak pemarah karena
susah belajar. Mungkin anak itu stres. Mungkin anak itu membuang
buku karena tidak mau belajar” Kebutuhan
mendapat stimulasi
Kartu 2: “Waktu kecil Esta tinggal dirumah di desa. Esta merasa sedih
ditinggal desa karena sepi. Oleh karena itu Esta rajin belajar supaya
pintar dan bisa keluar dari desa.” Kebutuhan
otonomi: bebas menentukan
pilihan Kartu 7GF: “Anak perempuan marah
kepada ibu. Anak ingin bermain teman-teman. Ibunya sudah selesai
membaca cerita, anak sedang
bermain temannya.” Kartu 9GF: “Ibu khawatir anak
kabur, kabur dari rumah. Ibu marah kepada anak karena anak harus
memakai baju karena ada tamu.
“ 2.
Keinginan menyerang
orang lain: Kebutuhan
agresi: frustasi karena
kesulitan belajar
Kartu 1: “Anak pemarah karena susah belajar. Mungkin anak itu
stres. Mungkin anak itu membuang
buku karena tidak mau belajar” Kebutuhan
agresi terhadap keluarga
Kartu 3BM: “Keluarga Aldo sudah meninggal karena dibunuh oleh
orang jahat yang mau meminta uang, tetapi keluarga Aldo tidak mau
kasih” Kebutuhan
agresi terhadap pasangan
Kartu 4: “Pak Ari merasa sudah puas pemarah bu Wita”
Kebutuhan agresi terhadap
ibu karena
keinginan bermain
dihambat Kartu 7GF: “Anak perempuan marah
kepada ibu. Anak ingin bermain teman-
teman.”
Kebutuhan agresi terhadap
saudara Kartu 13MF: “Laki-laki ketakutan
melihat saudara perempuan dibunuh karena saudara perempuan
dirampok.” 3.
Keinginan untuk dapat
diterima: Kebutuhan
diterima dipahami oleh
ibu Kartu 6BM: “Ibu tidak suka dengan
berceraian. Ibu senang anak laki-laki kembali bersama istri”
Kartu 10: “Anak memeluk mama. Dia memeluk mama karena rindu
sudah lama tidak bertemu mama karena dia bekerja di luar kot
a.” Kartu 9GF: “Ibu khawatir anak
kabur, kabur dari rumah. Ibu marah kepada anak karena anak harus
memakai baju karena ada tamu.
“
Kebutuhan ditolong oleh
figur otoritas Kartu 8BM: “Pasien tidak punya
uang karena miskin, dibayar oleh bos pasien. Pasien itu sakit perutnya
harus dioperasi. Bos merasa sedih dan kasihan karena pasien tidak
punya uang.” Kartu 13MF: “Laki-laki mau lapor
kepada polisi
mau mencari
pembunuh.” Kebutuhan rasa
aman: memiliki rumah,
keluarga dan
pekerjaan Kartu 3BM: “Aldo tertidur di kursi
di pinggir rel kereta api. Aldo tidak punya rumah, tidak punya keluarga
dan tidak bekerja” Kebutuhan rasa
aman: harapan kesetiaan
dari pasangan
Kartu 4: “Pak Ari marah karena bu Wita berselingkuh”
Kebutuhan rasa aman bersama
ibu Kartu
10: “Dia merasa senang karena tidak mau melepaskan
pelukkan. Mereka tidak mau berpisah selalu tidur bareng-bareng
karena sayang.” Kebutuhan
afiliasi dengan pasangan
Kartu 4: “Pak Ari memaafkan bu Wita karena masih sayang dan
mereka hidup bersama lagi”
Need of
Nurturance
: membantu
keluarga Kartu 2: ” Esta berpikir nanti kalau
sudah selesai kuliah dan kerja, dia membantu orang tua dan kakaknya”
Kebutuhan oral Kartu 3BM: “Sebagai pengamen
uang yang sedikit dan makan 1 kali atau 2”
Kartu 8BM: “Pasien tidak punya uang karena miskin, dibayar oleh
bos pasien.”
Tekanan
Press
:
1. Perlakuan
tidak baik Tuntutan
berprestasi Kartu 1: “Mungkin anak itu merasa
sakit pusing. Anak pemarah karena susah belajar. Mungkin anak itu
stres. Mungkin anak itu membuang buku
karena tidak mau belajar.” Perlakuan buruk
dari pasangan:
pengkhianatan Kartu 4: “Wajah pak Ari galak, bu
Wita cemas. Pak Ari marah karena bu Wita berselingkuh.”
Tuntutan untuk patuh pada ibu
Kartu 6BM: “Ibu marah karena anak laki-laki bercerai dengan istri karena
menurut ibu bercerai membuat Tuhan marah dan bercerai itu tidak
baik.” Kartu 7GF: “Anak melihat teman-
temannya bermain. Anak ingin bermain teman-teman. Ibunya sudah
selesai membaca cerita, anak sedang
bermain temannya.” Kartu 9GF: “Ibu khawatir anak
kabur, kabur dari rumah. Ibu marah kepada anak karena anak harus
memakai baju karena ada tamu. Ibu merasa khawatir dan panggil
anak kembali. Ibu tenang anak tidak
kabur.” Persaingan dengan
saudara Kartu 13MF: “Laki-laki ketakutan
melihat saudara perempuan dibunuh karena saudara perempuan dirampok
karena memakai perhiasan banyak
emas.” 2.
Ketidak- mampuan
Hidup yang berkekurangan
Kartu 3BM: “Aldo tidak punya rumah, tidak punya keluarga dan
tidak bekerja. Aldo tidak bekerja karena waktu keluarga Aldo
dibunuh, Aldo masih kecil, Aldo
tidak bisa sekolah.” Perasaan rendah
diri Kartu 8BM: “Dokter mengoperasi
pasien. Pasien tidak punya uang, dibayar oleh bos pasien. Pasien itu
sakit perutnya harus dioperasi. Bos merasa sedih karena pasien tidak
punya
uang.” 3.
Kesendirian Kesendirian
Kartu 2: “Esta merasa sedih ditinggal desa karena sepi. Oleh
kerena itu Esta rajin belajar supaya
pintar dan bisa keluar dari desa.” Kecemasan
perpisahan Kartu 2: “Esta merasa kasihan
dengan kakak dan ibunya yang tidak bisa keluar dari desa. Esta berpikir
nanti kalau sudah selesai kuliah dan kerja, dia membantu orang tua dan
kakaknya”.
Ketidakhadiran ibu Kartu 10: “Anak memeluk mama. Dia memeluk mama karena rindu
sudah lama tidak bertemu mama”
c. Dinamika Psikologis Subjek 1
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh, subjek memiliki kebutuhan yang mendukung kebutuhan lainnya sehingga memudahkan
kebutuhan lainnya dalam beroperasi. Subjek memiliki kebutuhan rasa aman dalam bentuk memiliki rumah, keluarga dan pekerjaan. Untuk dapat
memiliki rumah, keluarga dan pekerjaan, kebutuhan otonomi akan membantu subjek mendapatkannya. Sementara itu, kebutuhan otonomi
dapat dibantu oleh kebutuhan agresi dalam usaha subjek mencapai sesuatu. Contohnya dalam kartu 7GF diceritakan:
“Seorang ibu membaca cerita untuk anak perempuannya. Anak tidak melihat ibu tetapi mendengarkan suara. Anak melihat teman-temannya bermain. Anak
perempuan marah kepada ibu. Anak ingin bermain teman-teman. Ibunya sudah selesai membaca cerita, anak sedang bermain tema
nnya”.
Disini terlihat bahwa kebutuhan otonomi subjek adalah bebas memilih untuk bermain atau mendengarkan cerita ibu. Anak perempuan
tersebut ingin bermain bersama teman-temannya, dalam usahanya anak perempuan tersebut bersikap agresif dengan menunjukkan kemarahan.
Sementara itu, kebutuhan lain yang saling mendukung adalah dalam usaha subjek untuk menghindari beban, subjek dapat memunculkan
sikap agresif yang mungkin dapat ditimbulkan dari perasaan frustasi akibat beban tersebut. Contohnya dalam kartu 1 diceritakan:
“Orang di dalam gambar sedang membaca buku. Sebelum belajar, anak itu bermain. Mungkin anak itu merasa sakit pusing. Anak pemarah karena susah
belajar. Mungkin anak itu stres. Mungkin anak itu membuang buku karena tidak mau belajar”.
Dalam cerita ini terlihat bahwa subjek memiliki kesulitan dalam memahami sebuah buku yang digambarkan subjek sebagai beban. Oleh
karena itu, dalam melampiaskan rasa frustasinya subjek menunjukkan sikap agresif dengan membuang buku.
Di sisi lain, subjek memiliki beberapa kebutuhan yang saling berlawanan atau berkonflik. Subjek memiliki kebutuhan afiliasi dengan
pasangan, namun di sisi lain subjek memiliki kebutuhan agresi terhadap pasangannya karena pasangannya berselingkuh. Contohnya dalam kartu 4
diceritakan:
“Pak Ari dan bu Wita sedang berpelukan. Wajah pak Ari galak, bu Wita cemas. Pak Ari marah karena bu Wita berselingkuh. Pak Ari merasa sudah
puas pemarah bu Wita. Bu Wita minta maaf kepada pak Ari dan memelukan. Bu Wita pikirkan takut cerai oleh pak Ari. Pa k Ari sudah berfikiran tidak mau
bercerai. Pak Ari memaafkan bu Wita dan mereka hidup bersama lagi”.
Sedangkan pada subjek 3, kebutuhan yang saling berkonflik
terlihat dalam kartu 7GF. Subjek memiliki kebutuhan dipahami oleh figur ibu, namun disisi lain subjek memiliki kebutuhan agresi terhadap ibu
karena figur ibu menghambat subjek dalam melakukan keinginannya. Berdasarkan pada tabel kebutuhan psikologis
Need
dan tekanan
Press
, terlihat bagaimana lingkungan sekitar menekan subjek. Meskipun demikian, terdapat pula tekanan yang muncul dari dalam diri subjek
sendiri. Subjek memiliki perasaan rendah diri, yang terlihat dalam cerita subjek di kartu 8BM, dimana subjek menggambarkan dirinya sebagai
seorang pasien yang tidak berdaya. Perasaan rendah diri ini muncul sebagai akibat dari kebutuhan untuk ditolong oleh figur otoritas.
Sementara itu, ketidakhadiran orang tua menimbulkan tekanan bagi subjek sehingga memunculkan kebutuhan rasa aman bagi subjek
dimana subjek berkeinginan untuk memiliki keluarga. Hal ini terlihat dalam kartu 10. Selain itu, akibat dari kecemasan perpisahan membuat
subjek ingin membantu keluarganya. Hal ini terlihat dalam kartu 2 dimana subjek merasa cemas berpisah dengan keluarganya sehingga subjek
membantu keluarganya. Perlakuan kurang baik yang dialami oleh subjek dalam bentuk
tuntutan untuk patuh terhadap ibu menimbulkan subjek memiliki kebutuhan untuk diterima dan dipahami oleh ibu. Hal ini terlihat dalam
cerita subjek di krtu 6BM dan 7 GF. Selain itu, ketidakhadiran sosok ibu juga menimbulkan kebutuhan rasa aman bersama ibu, yang terlihat dalam
kartu 10. Sementara itu, kehadiran seorang saudara dipandang subjek sebagai seorang pesaing, yang menimbulkan kebutuhan untuk melakukan
agresi terhadap saudara akibat dari persaingan tersebut. Hal ini terlihat dalam cerita di kartu 13MF. Perlakuan buruk lain yang dialami subjek
muncul dari pasangannya, yang terlihat dalam kartu 4. Hal ini digambarkan subjek dengan adanya pengkhianatan sehingga menimbulkan
kebutuhan rasa aman dalam bentuk kesetiaan dari pasangan. Lingkungan sekitar subjek memiliki tuntutan terhadap subjek
untuk berprestasi, dimana tuntutan berprestasi ini digambarkan subjek
sebagai beban sehingga menimbulkan kebutuhan menghindari beban serta kebutuhan agresi sebagai akibat dari frustasi karena kesulitan belajar. Hal
ini terlihat dalam cerita subjek di kartu 1:
“Mungkin anak itu merasa sakit pusing. Anak pemarah karena susah belajar. Mungkin anak itu stres. Mungkin anak itu membuang buku karena tidak mau
belajar”
. Subjek memandang menjadi berprestasi merupakan sebuah
beban. Oleh karena itu, dalam ceritanya subjek mengkondisikan tokoh merasa pusing dan stres serta marah karena kesulitan belajar.
2. Subjek 2
a. Profil Subjek 2
1 Gambaran diri subjek
Subjek seorang remaja perempuan berusia 16 tahun. subjek merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Bagi subjek, orang tuna
rungu itu ingin mendengar. Tingkat ketunarunguan telinga kiri dan kanan subjek adalah 110dB dan 100dB tergolong kehilangan
pendengaran seluruhnya atau
deaf
. Subjek memiliki hobi jalan-jalan. Masalah yang sedang dihadapi subjek saat ini adalah subjek memiliki
seorang pacar tetapi subjek tidak ingin teman-temannya tahu kalau subjek berpacaran karena malu.
Subjek memandang dirinya baik hati, pintar dan suka menolong. Menurut subjek, kelebihan yang dimiliki subjek adalah
sabar dan suka membantu orang lain. Sedangkan kelemahan yang dimiliki subjek adalah pelit dan cepat marah.
2 Relasi dengan keluarga
Pengalaman menyenangkan masa kecil subjek yang masih subjek ingat adalah bermain sendiri dirumah. Sedangkan pengalaman
menyedihkan masa kecil subjek yang masih subjek ingat adalah ketakutan ketika ditinggal sendiri dirumah saat orang tua bekerja.
Menurut kedua orang tua subjek, subjek memang sering ditinggal sendiri dirumah karena orang tua bekerja. Saat subjek pulang sekolah,
subjek selalu sendiri dirumah. Menurut subjek, orang tua subjek galak terhadap subjek,
meskipun subjek merasa dekat dengan keduanya. Subjek memandang ayahnya sebagai orang yang baik hati, suka mengajak subjek jalan-
jalan, galak dan agak pelit. Sedangkan ibu dipandang subjek sebagai orang yang menyayangi, suka memeluk dan suka marah-marah.
Subjek memiliki hubungan yang baik dengan kakaknya meskipun sering bertengkar, karena menurut subjek kakak subjek suka
mengusili subjek. Saat ini kakak subjek sedang melakukan kerja praktek di perkebunan kelapa sawit di Kalimantan. Subjek selalu
menjalin komunikasi dengan kakaknya yang sedang jauh. Bagi orang tuanya, subjek sangat perhatian terhadap keluarganya dan tidak senang
jika ada pertengkaran di dalam keluarganya. Jika keluarganya sakit, subjek akan berusaha untuk menghibur dan merawat. Menurut orang
tua subjek, subjek memiliki empati yang tinggi pada orang lain serta subjek sangat sayang pada anak kecil.
Menurut orang tua subjek, semenjak subjek beranjak dewasa, subjek lebih mudah marah dibandingkan waktu subjek masih kecil,
terutama jika di nasehati. Menurut kedua orang tua, hal ini merupakan salah satu bentuk pemberontakan dari subjek yang ingin lebih mandiri.
Bagi orang tua subjek, ketunarunguan membuat subjek merasa sepi dan ingin sekali bisa mendengar. Menurut orang tua subjek, subjek
ingin menjadi seorang foto model, namun kedua orang tua subjek tidak memperbolehkan subjek sehingga untuk melampiaskannya
subjek sering bercermin dan berfoto-foto sendiri. 3
Relasi dengan teman sebaya Menurut subjek, subjek memiliki banyak teman baik laki-laki
maupun perempuan di sekolah. Tetapi subjek kurang memiliki teman dilingkungan sekitar rumahnya. Hal ini juga terlihat dalam ungkapan
subjek mengenai pengalaman masa kecil yang menyenangkan yang masih subjek ingat bahwa subjek selalu bermain sendiri dirumah. Hal
ini juga dikatakan oleh orang tua subjek bahwa subjek sering bermain sendiri berkeliling kompleks dengan menggunakan sepeda. Menurut
subjek, subjek terkadang merasa tidak dengan teman-teman subjek karena teman-teman subjek senang mengganggu subjek. Permasalahan
yang sering muncul dengan teman-teman adalah senang bergosip. 4
Akademis dan cita-cita
Subjek memiliki cita-cita ingin bekerja di sebuah pertanian jamur, dimana ayahnya bekerja. Menurut ayah subjek, subjek sering
diajak ke tempat kerjanya untuk melihat-lihat. Selain itu, kakak subjek juga berkuliah di fakultas pertanian. Untuk menggapai cita-citanya,
subjek rajin membaca dan rajin belajar. Menurut subjek, mata pelajaran yang paling disenangi subjek adalah pertanian. Selain
pertanian, matematika dan bahasa Indonesia juga merupakan mata pelajaran yang disukai subjek. Sedangkan mata pelajaran yang tidak
disukai subjek adalah tata busana dan peternakan.
b. Kebutuhan Psikologis
Need
dan Tekanan
Press
Subjek 2
Tabel 6. Kebutuhan Psikologis Need dan Tekanan Press Subjek 2
Cluster
Need Press
yang Muncul
Kartu
Kebutuhan
Need
:
1. Bebas untuk
dirinya sendiri:
Kebutuhan menghindari
beban Kartu 3BM: “Novita tidur di
ruang tamu, Novita tidur karena capek. Novita merasa malas dan
dipikirkan PR nya belum selesai. Novita tetap tidur, PR
tidak kerjakan.” Kartu 13MF: “Kakak sakit
pusing dan capek karena merawat adik sakit.”
Kebutuhan otonomi: bebas
menentukan pilihannya
Kartu 9GF: “Nana pergi ke rumah teman tapi ibu datang
membawa baju untuk Nana. Nana mau cuek dan malas
memakai baju dari ibu.” Kebutuhan
bermain Kartu 9GF: “tapi di pikirkan
teman Nana mau mengajak ma
Nana untuk bermain. Nana pergi ke rumah teman.”
2. Keinginan
menyerang orang lain:
Kebutuhan agresi terhadap
lingkungan Kartu 8BM: “Orang yang
membunuh ma Andri. Teman Andri mencari Andri tapi tidak
ada Andri. Andri mati membunuh oleh orang karena
Andri berebut pekerjaan orang
itu.” 3.
Keinginan untuk dapat
diterima: Kebutuhan
diterima dan
dipahami oleh guru
Kartu 1: “Rizky sedang sedih karena tidak bisa bermain biola.
Rizky bingung karena tidak ada guru mengejar bermain biola
karena Rizky malas. Rizky merasa kesal dan dipikirkan
guru gak mau mengejar bermain biola. Rizky tidak mau belajar
lagi.” Kebutuhan
diterima oleh lingkungan
sekitar Kartu 2: “Mika melihat dan
terharu pada orang desa, karena orang desa tidak ada bekerja,
orang desa pengen bekerja tapi gak ada tempat. Mika merasa
terharu pada orang desa dan dipikirkan Mika mengejar orang
desa supaya pintar dan bekerja.” Kartu 8BM: “Andri tidak
diterima pekerjaan sebuah kantor karena Andri malas.”
Kebutuhan diterima dan
dicintai oleh pasangan
Kartu 10: “Mereka sedang berpelukan dan istri mau cepat
punya anak. Tapi istri masih belum punya anak karena terlalu
muda.” Kebutuhan
afiliasi dengan pasangan
Kartu 4: “Anggi tidak mau melihat ma Febi, Febi cerewet
ma Anggi. Anggi merasa kesal dan dipikirkan Anggi mau pergi
tapi Febi berkata tidak boleh pergi karena Febi takut sendiri.
Anggi tidak pergi, bersama Febi
lagi.” Kebutuhan rasa
aman bersama Kartu 6BM: ”Nenek sedih
karena Andri mau ke luar negri.
ibu Andri mau bekerja ke luar
negri. Andri merasa bingung karena kasihan nenek sendiri di
rumah dan dipikirkan Andri mengajak nenek pergi ke luar
negri supaya tidak sendiri lagi. Andri ingin membawa nenek ke
luar negri.” Kebutuhan rasa
aman bersama ayah
Kartu 7GF: “Nadia biar mendengar ibu membaca buku.
Nadia pengen bertemu bapak. Nadia merasa sedih dan
dipikirkan Nadia senang karena bapak suka membaca buku.
Nadia senang karena bapak tidak pergi karena Nadia sayang
ma bapak.” Kebutuhan rasa
aman: menghindari
pelaku kekerasan
Kartu 8BM: “Andri merasa takut dan khawatir tapi
dipikirkan orang mau ngobrol
ma Andri.”
Need of
Nurturance
: membantu
orang lain yang kesusahan
Kartu 2: “Mika melihat dan terharu pada orang desa, karena
orang desa tidak ada bekerja, orang desa pengen bekerja tapi
gak ada tempat. Mika merasa terharu pada orang desa dan
dipikirkan Mika mengejar orang
desa supaya pintar dan bekerja.”
Tekanan
Press
:
1. Perlakuan
tidak baik Tidak
ada dukungan
dari lingkungan
Kartu 2: “Mika melihat dan terharu pada orang desa, karena
orang desa tidak ada bekerja, orang desa pengen bekerja tapi
gak ada tempat.” Tidak
ada dukungan
dari pasangan
Kartu 4: “Anggi mau pergi tapi Febi berkata tidak boleh pergi”
Tidak ada
dukungan dari ibu Kartu 7GF: “Nadia tidak sayang
ibu karena ibu malas dan tidak pernah membantu Nadia pada
waktu belajar.” Persaingan
dengan orang
Kartu 8BM: ” Andri mati membunuh oleh orang karena
seusia Andri berebut pekerjaan orang
itu. Andri tidak diterima pekerjaan sebuah kantor karena
Andri malas.” Tuntutan untuk
patuh pada ibu K
artu 9GF: “Nana pergi ke rumah teman tapi ibu datang
membawa baju untuk Nana. Nana mau cuek dan malas
memakai baju dari ibu. Nana
merasa tidak sabar pada ibu” Tuntutan untuk
merawat saudara Kartu 13MF: “Kakak sakit
pusing dan capek karena merawat adik
sakit.” 2.
Ketidak- mampuan
Kesulitan mempelajari
sesuatu Kartu 1: “Rizky sedang sedih
karena tidak bisa bermain biola. Rizky bingung karena tidak ada
guru mengajar bermain biola
karena Rizky malas.” Kartu 3BM: “Novita tidur di
ruang tamu, Novita tidur karena capek. Novita merasa malas dan
dipikirkan PR nya belum selesai. Novita tetap tidur, PR
tidak kerjakan.” Kesulitan
mendapatkan sesuatu
Kartu 10: “Mereka sedang berpelukan dan istri mau cepat
punya anak. Tapi istri masih belum punya anak karena terlalu
muda.” 3.
Kesendirian Kesendirian
Kartu 4: “Anggi mau pergi tapi Febi berkata tidak boleh pergi
karena Febi takut sendiri.” Kartu 6BM: “Andri merasa
bingung karena kasihan nenek sendiri di rumah dan dipikirkan
Andri mengajak nenek pergi ke luar negri supaya tidak sendiri
lagi.”
c. Dinamika Kebutuhan Psikologis
Need
dan Tekanan
Press
Subjek 2 Berdasarkan pada hasil yang diperoleh, subjek memiliki
kebutuhan yang mendukung kebutuhan lainnya sehingga memudahkan kebutuhan lainnya dalam beroperasi. Contohnya kebutuhan bermain
didukung oleh kebutuhan otonomi dimana subjek ingin bebas menentukan pilihannya sendiri. Hal ini terlihat dalam cerita subjek di kartu 9GF:
“Nana pergi kerumah teman tapi ibu datang membawa baju untuk Nana. Nana mau cuek dan malas memakai baju dari ibu. Nana merasa tidak sabar
tapi di pikirkan teman Nana mau mengajak ma Nana untuk bermain. Nana pergi ke rumah teman.
”
Di sisi lain, subjek memiliki kebutuhan yang saling berlawanan. Subjek memiliki kebutuhan diterima oleh lingkungan sekitar yang
berlawanan dengan kebutuhan subjek untuk bersikap agresif terhadap lingkungan sekitarnya. Contohnya dalam kartu 8BM diceritakan:
“Orang yang membunuh ma Andri. Teman Andri mencari Andri tapi tidak ada Andri. Andri merasa takut dan khawatir tapi dipikirkan orang mau
ngobrol ma Andri. Andri mati membunuh oleh orang karena Andri berebut pekerjaan orang itu. Andri tidak diterima pekerjaan sebuah kantor karena
Andri malas”
. Berdasarkan pada tabel kebutuhan psikologis
Need
dan tekanan
Press
, terihat bagaimana lingkungan sekitar menekan subjek. Meskipun demikian, terdapat pula tekanan yang muncul dari dalam diri subjek
sendiri. Subjek memiliki kesulitan dalam mempelajari sesuatu, sehingga menimbulkan subjek memiliki kebutuhan untuk menghindari beban. Hal
ini terlihat dalam cerita subjek di kartu 3BM, dimana subjek kesulitan mengerjakan pekerjaan rumahnya sehingga lebih memilih untuk tidur dari
pada mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Selain itu, subjek juga memiliki kesulitan dalam mendapatkan sesuatu, yang menimbulkan subjek memiliki kebutuhan untuk diterima
dan dicintai oleh pasangan. Hal ini terlihat dalam cerita subjek di kartu 10, dimana tokoh perempuan belum bisa memiliki anak karena masih terlalu
muda sehingga ia mengharapkan pengertian dari suaminya, yang dalam cerita subjek suami sedang memeluk istri. Sementara itu, subjek memiliki
perasaan kesendirian, yang terlihat dalam kartu 4 dan 6BM sehingga menimbulkan kebutuhan akan rasa aman baik dari pasangan maupun dari
ibu, yang diceritakan oleh subjek dalam bentuk keengganan untuk berpisah dengan pasangan maupun ibu.
Subjek membutuhkan dukungan dari seorang ibu, namun tidak subjek dapatkan, yang menjadikan tekanan bagi subjek sehingga
menimbulkan subjek membutuhkan rasa aman dari ayahnya. Hal ini terlihat dalam cerita subjek di kartu 7GF, dimana seorang anak perempuan
yang lebih memilih untuk dibacakan cerita oleh ayah dari pada ibunya meskipun ibu sedang duduk disamping anak tersebut dan sedang
membacakan cerita. Seorang ibu digambarkan oleh subjek sebagai seorang penuntut
untuk patuh, yang menimbulkan subjek memiliki keinginan untuk mandiri bebas dalam menentukan pilihannya
Need of Autonomy
. Hal ini terlihat dalam cerita subjek di kanrtu 9GF, dimana seorang anak perempuan ingin
pergi bermain, namun ibu meminta anak tersebut untuk berganti pakaian yang tidak subjek sukai. Selain itu, subjek juga merasa memiliki tuntutan
untuk merawat saudaranya, yang diceritakan subjek dalam kartu 13MF. Tuntutan untuk merawat saudara ini dipandang subjek sebagai sebuah
beban sehingga menimbulkan subjek memiliki kebutuhan untuk menghindari beban.
3. Subjek 3
a. Profil Subjek 3
1 Gambaran diri subjek
Subjek seorang remaja laki-laki tunggal berusia 17 tahun. Bagi subjek, orang tuna rungu itu sama seperti orang biasa lainnya.
Tingkat ketunarunguan telinga kiri dan kanan subjek adalah 95dB dan 98dB tergolong kehilangan pendengaran seluruhnya atau
deaf
. Masalah yang sedang subjek hadapi saat ini adalah orang tua subjek
yang selalu menuntut subjek untuk membantu pekerjaan di rumah. Meskipun subjek merasa terlalu dituntut, subjek menyikapinya dengan
berusaha membantu. Subjek memandang dirinya sebagai seorang yang suka
bercanda. Menurut subjek, kelebihan yang dimiliki subjek adalah suka memotret dan suka menolong orang lain. Kelemahan yang dimiliki
subjek adalah suka mengganggu teman perempuan. 2
Relasi dengan keluarga Pengalaman menyenangkan masa kecil yang masih diingat
oleh subjek adalah ketika pergi berenang bersama teman-teman
sekolah saat duduk di bangku TK. Sedangkan pengalaman menyedihkan masa kecil yang masih diingat oleh subjek adalah ketika
berebut mainan dengan teman disekolah. Subjek memandang orang tuanya terkadang galak, terkadang
menyenangkan. Menurut subjek, subjek sering bertengkar dengan kedua orang tuanya. Meskipun demikian, subjek merasa dekat dengan
kedua orang tuanya. Ayah subjek dipandang subjek sebagai seorang yang sabar dan sayang terhadap subjek, meskipun suka menyuruh
subjek. Ibu subjek dipandang sebagai seorang yang menyayangi subjek dan suka marah-marah. Subjek tidak memiliki saudara
kandung, dan ingin memiliki saudara kandung karena subjek merasa kesepian.
3 Relasi dengan teman sebaya
Subjek memiliki banyak teman baik laki-laki maupun perempuan, baik anak sekolahan maupun mahasiswa. Permasalahan
yang sering timbul dalam pertemanan adalah karena subjek sering usil. Menurut kedua orang tua subjek, subjek memiliki banyak sekali teman
di beberapa komunitas. Komunitas yang subjek ikuti adalah komunitas motor byson, komunitas pemanah dan sedang mencari komunitas
fotografi. Menurut ayah subjek, subjek jarang mau bergaul dengan orang di sekitar tempat tinggalnya. Dalam acara pemuda pemudi,
terkadang, subjek hanya mau mengikuti acara jika ditemani oleh ayahnya.
4 Akademis dan cita-cita
Hobi subjek adalah memotret dan subjek bercita-cita untuk menjadi seorang fotografer. Saat ini subjek ingin memiliki sebuah
kamera, tetapi ibu subjek belum membelikan kamera untuk subjek karena subjek belum termasuk dalam sebuah komunitas fotografi.
Mata pelajaran yang paling disukai subjek adalah matematika, dan yang paling tidak disukai subjek adalah peternakan.
b. Kebutuhan Psikologis
Need
dan Tekanan
Press
Subjek 3
Tabel 7. Kebutuhan Psikologis Need dan Tekanan Press Subjek 3
Cluster
Need Press
yang Muncul
Kartu
Kebutuhan Need:
1. Bebas untuk
dirinya sendiri:
Kebutuhan bermain
Kartu 7GF: “Anak itu ingin membeli mainan. Setelah selesai
membaca, ibu memberi mainan
untuk anaknya.” Kebutuhan
otonomi: bebas menentukan
pilihannya Kartu 3BM: “Fitri ingin
menabung sendiri mau membeli baju
itu.” Kebutuhan
mendapatkan sesuatu
Kartu 3BM: “Fitri ingin membeli baju baru yang mahal. Fitri ingin
menabung sendiri mau membeli
baju itu.” Kartu 7GF: “Anak itu ingin
membeli mainan. Setelah selesai membaca, ibu memberi mainan
untuk anaknya.” 2.
Keinginan menyerang
Kebutuhan agresi
terhadap Kartu 13MF: “Ariel marah sama
istri karena istri galak sama
orang lain: pasangan
anak.” Kebutuhan
agresi terhadap
ibu karena
keinginan bermain
dihambat Kartu 7GF: “Seorang ibu sedang
membaca buku, tetapi anaknya tidak mau melihat ibu. Anak itu
ingin membeli mainan. Anak itu marah dan ibu membiarkan anak
itu marah supaya anak itu tenang dan mendengarkan membaca
buku.” 3.
Keinginan untuk dapat
diterima: Kebutuhan
diterima oleh
teman Kartu 1: “Arif sedang berpikir
cara membuat lagu. Karena teman mau minta lagu baru. Arif
merasa pusing dan berpikirkan berat. Akhirnya Arif bisa
membuat lagu baru untuk
teman.” Kebutuhan
diperhatikan oleh ibu
Kartu 6BM: “Nenek merasa sedih dan menangis. Nenek ingin
bertemu anaknya.” Kebutuhan
dipahami oleh
ibu Kartu 7GF: “Seorang ibu sedang
membaca buku, tetapi anaknya tidak mau melihat ibu. Anak itu
ingin membeli mainan. Anak itu marah dan ibu membiarkan anak
itu marah supaya anak itu tenang dan mendengarkan membaca
buku
”. Kebutuhan
dipahami orang tua
Kartu 3BM: “Fitri sedang menangis karena orang tua
marah sama Fitri. Orang tua marah karena Fitri ingin
membeli baju baru yang mahal.” Kebutuhan
afiliasi dengan
pasangan Kartu 4: “Ayu merayu Firman
jalan-jalan. Ayu
mengajak Firman jalan-jalan, tetapi Firman
tidak mau karena Firman sedang kerja. Ayu merasa sedih dan
kecewa. Ayu ingin jalan-jalan sendiri.
Firman tidak
mau mengantar, Ayu pergi sendiri.”
Kebutuhan rasa aman:
menghindari pelaku kekerasan
Kartu 8BM: “Pasien itu dioperasi karena ditembak oleh penjahat.
Penjahat mau perampok harta.Adik pasien merasa
ketakutan dan takut kakaknya meninggal.”
Kartu 9GF: “Wati bersembunyi karena takut dipukul oleh Dian.
Dian mau minta uang pada Wati karena Dian melihat Wati punya
banyak
uang. Wati
merasa ketakutan dan berharap tidak
ketemukan oleh Dian. Kebutuhan rasa
aman bersama
pasangan Kartu 10: “Irfan dan Wita sedang
mempelukan. Mereka berpelukan karena kangen sudah lama tidak
bertemu karena Irfan bekerja di kota lain. Mereka merasa senang
dan tidak mau berpisah lagi. Akhirnya Irfan dan Wita tidak
berpisah dan tidak mau pergi jauh-jauh karena mereka mau
menikah.” Kebutuhan
ditolong oleh
figur otoritas Kartu 6BM: “Kemudian pak
polisi membawa nenek ke rumah sakit.”
Kebutuhan Oral Kartu 2: “Devi merasa kasihan
karena keluarga itu miskin.”
Need of
Nurturance
: membantu
keluarga Kartu 2: “Devi merasa sedih dan
ingin membantu mereka. Kemudian Devi datang dan
memberi bantuan.”
Tekanan Press:
1. Perlakuan
tidak baik Perlakuan buruk
dari pelaku kekerasan
Kartu 8BM: “Pasien itu dioperasi karena ditembak oleh penjahat.
Penjahat mau perampok harta.” Kartu 9GF: “Wati bersembunyi di
dekat pohon mangga. Wati bersembunyi karena takut dipukul
oleh Dian.” Pertengkaran
dengan pasangan
Kar tu 13MF: “marah sama istri
karena istri galak sama anak.” Tidak
ada dukungan dari
keluarga Kartu 2: “Devi belum kenal
keluarga itu, tapi Devi sering lewat dan melihat di depan
rumah. Devi merasa sedih dan
ingin membantu mereka.” Tidak ada
Kartu 3BM: “Fitri sedang
dukungan dari orang tua
menangis karena orang tua marah sama Fitri. Orang tua marah
karena Fitri ingin membeli baju baru yang mahal. Fitri merasa
kecewa dan berpikir bahwa orang tua pelit. Fitri ingin menabung
sendiri mau membeli baju itu.” Tidak ada
dukungan dari pasangan
Kartu 4: “Ayu ingin jalan-jalan sendiri. Firman tidak mau
mengantar, Ayu pergi sendiri.” Tuntutan untuk
patuh terhadap ibu
Kartu 7GF: “Anak itu marah dan ibu membiarkan anak itu marah
supaya anak itu tenang dan mendengarkan membaca buku.
Setelah selesai membaca, ibu
memberi mainan untuk anaknya.” 2.
Ketidak- mampuan
Kesulitan menciptakan
sesuatu Kartu1: “Arif sedang berpikir
cara membuat lagu. Karena teman mau minta lagu baru. Arif merasa
pusing dan berpikirkan berat.” 3.
Kesendirian Ketidakhadiran
ibu Kartu 6BM: “Nenek merasa sedih
dan menangis. Nenek ingin bertemu anaknya.”
Ketidakhadiran pasangan
Kartu 10: “Irfan dan Wita sedang mempelukan. Mereka berpelukan
karena kangen sudah lama tidak bertemu karena Irfan bekerja di
kota lain.”
c. Dinamika Kebutuhan Psikologis
Need
dan Tekanan
Press
Subjek 3 Berdasarkan pada hasil yang diperoleh, subjek memiliki
kebutuhan yang mendukung kebutuhan lainnya sehingga memudahkan kebutuhan lainnya dalam beroperasi. Untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkannya, subjek dibantu oleh kebutuhan otonomi dan kebutuhan agresi untuk meraihnya. Contohnya dalam kartu 3BM diceritakan:
“Fitri sedang menangis karena orang tua marah sama Fitri. Orang tua marah karena Fitri ingin membeli baju baru ya ng mahal. Fitri merasa
kecewa dan berpikir bahwa orang tua pelit. Fitri ingin menabung sendiri mau membeli baju itu”.
Kebutuhan lain yang saling mendukung adalah kebutuhan bermain yang didukung oleh kebutuhan agresi. Hal ini terlihat dalam kartu
7GF, dimana seorang anak ingin bermain namun dipaksa oleh ibunya untuk membaca buku sehingga anak tersebut marah. Sementara itu, subjek
tidak memiliki kebutuhan yang saling berlawanan.
“Seorang ibu sedang membaca buku, tetapi anaknya tidak mau melihat ibu. Anak itu ingin membeli mainan. Anak itu marah dan ibu membiarkan anak itu
marah supaya anak itu tenang dan mendengarkan membaca buku”.
Berdasarkan pada tabel kebutuhan psikologis
Need
dan tekanan
Press
, terihat bagaimana lingkungan sekitar menekan subjek. Meskipun demikian, terdapat pula tekanan yang muncul dari dalam diri subjek
sendiri. Subjek memiliki kesulitan dalam menciptakan sesuatu atas permintaan dari teman, yang menimbulkan kebutuhan untuk diterima oleh
teman. Hal ini terlihat dalam cerita subjek di kartu 1, dimana seorang teman meminta untuk dibuatkan lagu, yang membuat tokoh utama pusing
dan harus berpikir keras. Subjek merasa tidak mendapatkan dukungan dari pasangan yang
membuat subjek memiliki kebutuhan untuk berafiliasi dengan pasangan. Hal ini terlihat dalam kartu 4, dimana tokoh utama ingin ditemani
pasangannya jalan-jalan tetapi pasangan tidak mau menemani. Subjek dituntut untuk patuh terhadap ibu, yang menimbulkan subjek memiliki
kebutuhan otonomi untuk bebas menentukan pilihannya sendiri serta
kebutuhan agresi terhadap ibu karena menghambat keinginan subjek. Hal ini terlihat dalam kartu 7GF, dimana ibu menuntut anak untuk
mendengarkan cerita ibu, namun anak ingin membeli mainan sehingga anak menjadi marah.
Subjek membutuhkan dukungan dari orang tua, namun tidak subjek dapatkan, yang menjadikan tekanan bagi subjek sehingga
menimbulkan keinginan subjek untuk dipahami oleh orang tuanya. Hal ini terlihat dalam cerita subjek di kartu 3BM, dimana subjek ingin membeli
baju yang mahal dan orang tua tidak memperbolehkan sehingga subjek memilih untuk menabung sendiri. Subjek mendapatkan perlakuan buruk
dari pelaku kekerasan yang menimbulkan subjek memiliki kebutuhan akan rasa aman dalam usahanya untuk menghindari pelaku kekerasan. Hal ini
terlihat dalam kartu 8BM dan 9GF, dimana diceritakan tokoh utama sedang bersembunyi dibalik sebuah pohon karena takut dipukul oleh
temannya yang ingin meminta uang.
C. Dinamika Kebutuhan Psikologis