Tuna Rungu dalam Tinjauan yang Mendetail

Selain itu, penelitian ini memiliki kelemahan dalam metode pengumpulan data yang menggunakan CBCL yang dilengkapi oleh orang tua. Penggunaan CBCL kurang efektif untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya pada subjek karena terdapat kemungkinan pengisian yang tidak sesuai serta pertanyaan checklist yang kurang mewakili kondisi yang sebenarnya. Ditambah lagi dengan pengisian checklist yang dilakukan oleh orang tua subjek. Keberhasilan metode sangat bergantung pada seberapa jauh orang tua mengenal subjek, sedangkan dalam hasil dijelaskan bahwa komunikasi antara orang tua dengan anak tergolong rendah.

3. Tuna Rungu dalam Tinjauan yang Mendetail

a. Jenis – jenis Tuna Rungu Andreas Dwidjosumarto dalam Somantri, 2006 mengklasifikasikan jenis tuna rungu berdasarkan pada tarafnya yang dapat diketahui dengan menggunakan tes audiometris. Klasifikasi untuk kehilangan pendengaran sebagian hard of hearing dibagi menjadi 2, yaitu: 1 Tingkat I, hilangnya kemampuan mendengar antara 35 sampai 54 dB. Kondisi ini mengakibatkan penderita perlu melakukan latihan bicara dan bantuan pendengaran secara khusus. 2 Tingkat II, hilangnya kemampuan mendengar antara 55 sampai 69 dB. Pada kasus tertentu, penderita perlu bersekolah di sekolahan khusus serta membutuhkan latihan bicara dan bantuan latihan berbahasa secara khusus. Sementara itu, kehilangan pendengaran seluruhnya deaf dapat diklasifikan menjadi 2, yaitu: 1 Tingkat III, hilangnya kemampuan mendengar antara 70 sampai 89 dB. Pada tingkat ini, penderita memerlukan layanan pendidikan khusus. 2 Tingkat IV, hilangnya kemampuan mendengar 90 dB ke atas. Pada tingkat ini, penderita memerlukan layanan pendidikan khusus. b. Penyebab Tuna Rungu Dalam Somantri 2006 penyebab ketunarunguan dibagi menjadi 3 waktu kejadian, yaitu: sebelum dilahirkan, saat dilahirkan dan setelah kelahiran post natal . 1 Sebelum dilahirkan: a Salah satu atau kedua orang tua menderita atau memiliki gen sel bawaan sifat abnormal, misalnya dominat genes , recesive gen . b Pada masa kehamilan ibu terserang penyakit, sangat riskan terjadi pada tri semester pertama karena pada saat itu ruang telinga terbentuk. Penyakit tersebut antara lain rubella, moribili , dll. c Pada masa kehamilan ibu meminum terlalu banyak obat, ibu adalah seorang pencandu alkohol, ibu tidak menginginkan seorang anak sehingga meminum obat penggugur kandungan. Hal ini dapat mengakibatkan anak dalam kandungan keracunan obat-obatan sehingga menyebabkan ketunarunguan. 2 Saat dilahirkan: a Ibu mengalami kesulitan saat melahirkan sehingga persalinan dibantu dengan penyedotan. b Prematur, bayi yang lahir sebelum waktunya. 3 Setelah kelahiran: a Anak mengalami infeksi, seperti infeksi pada otak meningitis, infeksi umum difteri, morbili . b Anak yang diberi obat-obatan ototoksi. c Anak mengalami kecelakaan yang mengakibatkan rusaknya alat pendengaran bagian dalam, seperti jatuh.

4. Karakteristik Tuna Rungu