Dinamika Kebutuhan Psikologis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

kebutuhan agresi terhadap ibu karena menghambat keinginan subjek. Hal ini terlihat dalam kartu 7GF, dimana ibu menuntut anak untuk mendengarkan cerita ibu, namun anak ingin membeli mainan sehingga anak menjadi marah. Subjek membutuhkan dukungan dari orang tua, namun tidak subjek dapatkan, yang menjadikan tekanan bagi subjek sehingga menimbulkan keinginan subjek untuk dipahami oleh orang tuanya. Hal ini terlihat dalam cerita subjek di kartu 3BM, dimana subjek ingin membeli baju yang mahal dan orang tua tidak memperbolehkan sehingga subjek memilih untuk menabung sendiri. Subjek mendapatkan perlakuan buruk dari pelaku kekerasan yang menimbulkan subjek memiliki kebutuhan akan rasa aman dalam usahanya untuk menghindari pelaku kekerasan. Hal ini terlihat dalam kartu 8BM dan 9GF, dimana diceritakan tokoh utama sedang bersembunyi dibalik sebuah pohon karena takut dipukul oleh temannya yang ingin meminta uang.

C. Dinamika Kebutuhan Psikologis

Need dan Tekanan Press Subjek 1, 2 dan 3 Hasil dari penelitian ini menunjukkan kebutuhan-kebutuhan psikologis remaja penyandang tuna rungu. Berdasarkan pada tabel kebutuhan subjek 1, 2, dan 3 tabel terlampir, dapat disimpulkan bahwa ketiga subjek memiliki kebutuhan yang cenderung sama. Kebutuhan ini terbagi dalam tiga cluster , yaitu keinginan bebas untuk dirinya sendiri, keinginan untuk menyerang orang lain dan keinginan untuk dapat diterima orang lain. Keinginan bebas untuk dirinya sendiri digambarkan oleh ketiga subjek dengan kebutuhan otonomi untuk bebas menentukan pilihannya sendiri, kebutuhan menghindari beban dan kebutuhan bermain. Murray dalam Hall Lindzey, 1993 mendeskripsikan kebebasan dengan melawan paksaan atau hambatan, menghindari kekuasaan orang lain, mandiri, tidak terikat, berdiri sendiri dalam membuat keputusan, menghindari urusan dan campur tangan orang lain. Pada subjek 1 terlihat dalam 4 dari 10 kartu kartu 1, 2, 7GF dan 9GF, pada subjek 2 dalam 3 dari 10 kartu kartu 3BM, 9GF dan 13MF, serta pada subjek 3 dalam 2 dari 10 kartu kartu 3BM dan 7GF. Contoh dalam cerita subjek 1 di kartu 7GF: “Seorang ibu membaca cerita untuk anak perempuannya. Anak tidak melihat ibu tetapi mendengarkan suara. Anak melihat teman-temannya bermain. Anak perempuan marah kepada ibu. Anak ingin bermain teman-teman. Ibunya sudah selesai membaca cerita, anak sedang bermain temannya”. Keinginan untuk menyerang orang lain digambarkan oleh ketiga subjek dalam bentuk yang lebih agresif, baik terhadap keluarga, orang tua, saudara, pasangan, lingkungan maupun karena frustasi. Pada subjek 1 terlihat dalam 5 dari 10 kartu kartu 1, 3BM, 4, 7GF dan 13MF, pada subjek 2 dalam 1 dari 10 kartu kartu 8BM, serta pada subjek 3 dalam 2 dari 10 kartu kartu 7GF dan 13MF. Contoh dalam cerita subjek 3 di kartu 7GF: “Seorang ibu sedang membaca buku, tetapi anaknya tidak mau melihat ibu. Anak itu ingin membeli mainan. Anak itu marah dan ibu membiarkan anak itu marah. Setelah selesai membaca, ibu memberi mainan untuk anaknya”. Keinginan untuk diterima digambarkan oleh ketiga subjek dalam bentuk penerimaan, pemahaman, pertolongan maupun rasa aman. Maslow dalam Alwisol, 2009 mendeskripsikan penerimaan dengan menjadi bagian dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan karena orang sangat peka terhadap kesendirian, pengasingan, penolakan lingkungan dan kehilangan sahabat atau cinta. Pada subjek 1 terlihat dalam 8 dari 10 kartu kartu 2, 3BM, 4, 6BM, 8BM, 9GF, 10 dan 13MF, pada subjek 2 dalam 7 dari 10 kartu kartu 1, 2, 4, 6BM, 7GF, 8BM dan 10, serta pada subjek 3 dalam 8 dari 10 kartu kartu 1, 2, 3BM, 4, 6BM, 8BM, 9GF dan 10. Contoh dalam cerita subjek 2 di kartu 10, dimana keinginan untuk dapat diterima orang lain digambarkan oleh subjek 2 dengan munculnya kebutuhan untuk diterima oleh pasangan karena ia masih terlalu muda untuk memiliki seorang anak: “Mereka sedang berpelukan dan istri mau cepat punya anak. Tapi istri masih belum punya anak karena terlalu muda”. Kebutuhan-kebutuhan ketiga subjek memiliki dinamika yang mencakup kebutuhan yang saling mendukung dan berkonflik. Kebutuhan yang saling mendukung pada subjek 1 terlihat dalam kartu 7GF. Subjek memiliki kebutuhan untuk mendapatkan sesuatu, dimana untuk mendapatkan sesuatu ini subjek perlu memiliki kebutuhan otonomi yang didukung oleh kebutuhan agresi untuk meraihnya. Kebutuhan yang saling mendukung juga terlihat dalam kartu 1. Subjek memiliki kebutuhan untuk menghindari beban, dimana subjek dapat memunculkan sikap agresif yang mungkin dapat ditimbulkan dari perasaan frustasi akibat beban tersebut. Sementara itu, subjek 2 terlihat dalam kartu 9GF. Subjek memiliki kebutuhan bermain yang didukung oleh kebutuhan otonomi dimana subjek ingin bebas menentukan pilihannya sendiri. Sedangkan pada subjek 3, kebutuhan yang saling mendukung terlihat dalam kartu 3BM, dimana untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, subjek didukung oleh kebutuhan otonomi. Di sisi lain, ketiga subjek juga memiliki kebutuhan yang saling berlawanan atau berkonflik. Pada subjek 1, terlihat dalam kartu 4. Subjek memiliki kebutuhan afiliasi dengan pasangan, namun di sisi lain subjek juga memiliki kebutuhan agresi terhadap pasangannya karena pasangannya berselingkuh. Pada subjek 2, kebutuhan yang saling berkonflik terlihat dalam kartu 8BM, dimana subjek memiliki kebutuhan diterima oleh lingkungan sekitar yang berlawanan dengan kebutuhan subjek untuk bersikap agresif terhadap lingkungan sekitarnya. Sedangkan pada subjek 3, kebutuhan yang saling berkonflik terlihat dalam kartu 7GF, dimana subjek memiliki kebutuhan dipahami oleh figur ibu, namun disisi lain subjek memiliki kebutuhan agresi terhadap ibu karena figur ibu menghambat subjek dalam melakukan keinginannya. Berdasarkan pada dinamika kebutuhan yang berkonflik ini, terlihat bahwa ketiga subjek memiliki kebutuhan yang ambivalen, dimana ketiga subjek memiliki keinginan untuk diterima tetapi juga memiliki keinginan untuk menyerang terhadap figur yang bersangkutan. Seorang ahli keterikatan attachment , Mary Ainsworth dalam Santrock, 1995, mengklasifikasikan keterikatan menjadi 3 tipe; yaitu security attachment aman, anxious-avoidant attachment cemas dan menghindar dan anxious-resistant cemas dan menolak. Sikap ambivalen ketiga subjek ini mungkin mencerminkan anxious-resistant attachment. Anxious-resistant attachment menurut Ainsworth dicirikan dengan memperlihatkan ketidakamanan dengan menolak figur kelekatan terutama ibu. Contohnya, seseorang yang bersandar pada figur kelekatannya tetapi pada waktu yang bersamaan menolak keterikatannya misalnya dengan menendang atau mendorong jauh-jauh. Dalam Wenar dan Kerig 2000 dikatakan bahwa individu dengan resistant attachment akan merasa sangat sedih ketika berpisah dengan pengasuh, namun setelah bertemu kembali individu tersebut akan berusaha untuk melakukan perlawanan secara agresi terhadap kedekatan atau menunjukkan ambivalensi dengan meminta untuk digendong yang kemudian diikuti usaha untuk mendorong pengasuh secara agresif. Anxious-resistant attachment ini juga terlihat dalam dinamika kebutuhan psikologis Need dan tekanan Press ketiga subjek yang cenderung sama. Hal ini terlihat dalam ketiga gambara dibawah ini: Gambar 1. Dinamika kebutuhan psikologis need dan tekanan press subjek 1 Keinginan menyerang orang lain Need kartu 1, 7GF, 13MF kartu 3BM Ketidakmampuan Presss Kesendirian Presss kartu 2, 10 Keinginan untuk diterima Need kartu 4, 6BM, 9GF, 13 MF kartu 3BM, 8 BM Perlakuan tidak baik Presss Bebas untuk dirinya sendiri Need kartu 1, 7GF, 9GF Gambar 2. Dinamika kebutuhan psikologis need dan tekanan press subjek 2 kartu 3BM Ketidakmampuan Presss kartu 1, 10 Kesendirian Presss kartu 4, 6BM Keinginan menyerang orang lain Need kartu 8BM Keinginan untuk diterima Need kartu 2, 4, 7GF, 8BM Bebas untuk dirinya sendiri Need kartu 9GF, 13MF Perlakuan tidak baik Presss Gambar 3. Dinamika kebutuhan psikologis need dan tekanan press subjek 3 Dinamika kebutuhan psikologis need dan tekanan press pada ketiga subjek cenderung sama. Kesamaan ini terutama terlihat dari perlakuan tidak baik yang dialami oleh ketiga subjek yang mengakibatkan keinginan untuk diterima, bebas untuk dirinya sendiri dan keinginan untuk menyerang orang lain. Perlakuan tidak baik yang dialami oleh ketiga subjek ini mencakup tuntutan, tidak adanya dukungan, persaingan dan pertengkaran maupun diperlakukan dengan buruk. Kebutuhan yang ditimbulkan oleh perlakuan yang tidak baik memperlihatkan dengan jelas bahwa ketiga subjek mengalami anxious-resistant attachment . Perlakuan tidak baik yang dialami oleh ketiga subjek mengakibatkan Ketidakmampuan Presss kartu 1 Keinginan untuk diterima Need kartu 2, 3BM, 4, 8BM, 9GF Perlakuan tidak baik Presss Bebas untuk dirinya sendiri Need kartu 3BM, 7GF Keinginan menyerang orang lain Need kartu 7GF, 13MF Kesendirian Presss kartu 6BM, 10 ketiga subjek memunculkan kebutuhan yang ambivalen, dimana terkadang ketiga subjek menginginkan penerimaan, kebebasan maupun keinginan untuk menyerang. Dalam Wenar dan Kerig 2000 dikatakan bahwa resistensi dipandang individu sebagai usaha untuk merebut perhatian dari pengasuh, sementara kemarahan muncul akibat frustrasi dari inkonsistensi pengasuh. Sementara itu, kesamaan ketiga subjek juga terlihat pada tekanan kesendirian yang mengakibatkan ketiga subjek ingin diterima. Tekanan kesendirian ini berbentuk kesendirian maupun ketidakhadiran seseorang yang berarti. Meskipun diperlakukan secara tidak baik, ketika mengalami kesendirian ketiga subjek menginginkan penerimaan. Hal ini mungkin mencerminkan anxious-resistant attachment . Sedangkan press ketidakmampuan yang dimiliki oleh ketiga subjek memberikan efek yang berbeda bagi masing-masing subjek. Ketidakmampuan di definisikan secara berbeda oleh masing-masing subjek. Subjek 1 mendefinisikan ketidakmampuan dengan kekurangan kartu 2 dan 3BM serta perasaan rendah diri kartu 8BM, sedangkan subjek 2 dan 3 mendefinisikan ketidakmampuan dengan kesulitan baik kesulitan mempelajari sesuatu subjek 2 kartu 1 dan 3 BM, kesulitan mendapatkan sesuatu subjek 2 kartu 10 maupun kesulitan menciptakan sesuatu subjek 3 kartu 1. Efek ketidakmampuan pada subjek 1 terlihat dengan jelas bagaimana subjek 1 mengalami anxious-resistant attachment . Saat subjek mengalami tekanan akibat ketidakmampuan yang dimilikinya, subjek merasa bingung apa yang harus dilakukannya sehingga kadang kala subjek akan menyerang dan kadang kala subjek ingin diterima. Hal serupa juga terjadi pada subjek 2, dimana ketidakmampuan mengakibatkan subjek 2 ingin bebas dan ingin diterima. Dalam Wenar dan Kerig 2000 dikatakan bahwa hal ini diakibatkan oleh pengasuh yang tidak dapat diprediksi, dimana pengasuh terkadang sangat dekat, kadang tidak dekat maupun mudah kesal. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Maslow dalam Alwisol, 2009, bahwa kebutuhan akan rasa aman sudak muncul sejak bayi, dimana bayi akan merasa lebih aman berada dalam suasana keluarga yang teratur, terencana, terorganisir dan disiplin, karena suasana semacam itu mengurangi kemungkinan adanya perubahan dadakan maupun kekacauan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Pengasuhan yang bebas, tidak menggunakan batasan-batasan, misalnya tidak mengatur interval kapan bayi tidur dan kapan makan, akan membuat bayi bingung dan takut, bayi tidak terpuaskan kebutuhan keamanan dan keselamatannya. Secara keseluruhan, ketiga subjek secara dominan cenderung mengalami tekanan dari perlakuan tidak baik dan dominan untuk memunculkan keinginan untuk diterima. Oleh karena itu, tema yang dibangun oleh ketiga subjek berkisar mengenai tekanan dari lingkungan serta usaha-usaha yang dilakukan subjek untuk pada akhirnya dapat diterima. Menurut Maslow dalam Alwisol, 2009, kegagalan memenuhi kebutuhan cinta dan Belongingness menjadi sebab hampir semua bentuk psikopatologi. Pengalaman kasih sayang anak-anak menjadi dasar perkembangan kepribadian yang sehat. Gangguan penyesuaian bukan disebabkan oleh frustasi keinginan sosial tetapi lebih karena tidak adanya keintiman psikologis dengan orang lain. Sementara itu, Murray dalam Hall Lindzey, 1993; Alwisol, 2009 mengatakan bahwa “Tekanan suatu objek ialah apa yang dapat dilakukan oleh objek itu terhadap subjek atau untuk subjek – daya yang dimiliki oleh objek untuk mempengaruhi kesejahteraan subjek dengan cara tertentu”.

D. Pembahasan Penelitian