Analisis Level Tematik Remaja Tuna Rungu

i. Kartu 10 Dalam kartu ini terlihat seseorang yang menyandarkan kepalanya di orang lain. Gender orang dalam kartu ini sangat ambigu. Bagi subjek yang melihatnya sebagai seorang pria dan wanita, dapat dilihat tingkat keintiman pengalaman subjek dalam memiliki hubungan dengan lawan jenis. Selain itu, jika subjek menceritakan orang dalam gambar tersebut sebagai pria dengan pria maupun wanita dengan wanita, hal ini dapat menyatakan adanya ketertarikan terhadap sesama jenis yang terpendam maupun aktifitas homoseksual dalam kehidupan nyata. j. Kartu 13MF Dalam kartu ini terlihat seorang pria muda yang sedih membenamkan kepalanya kedalam lengannya, dengan bayangan seorang wanita di tempat tidur. Kartu ini sangat baik untuk mengungkapkan konflik seksual baik pada pria maupun wanita. Pada subjek wanita, dapat diperoleh tema mengenai ketakutan terhadap pemerkosaan, penyerangan atau kekerasan dari pria. Pada subjek pria, dapat diperoleh tema perasaan bersalah mengenai aktifitas seksual dan dengan mudah dapat terlihat perasaan jijik terhadap homoseksual.

4. Analisis Level Tematik

Dalam Bellak dan Abrams 1997 dikatakan bahwa setiap psikoterapis memiliki tipenya sendiri dalam melakukan interpretasi. Mereka masing-masing mungkin benar tetapi penginterpretasian bisa berbeda dengan maksud sesungguhnya dari penyataan subjek. Permasalahan serupa juga muncul dalam melakukan analisis T.A.T. Upaya untuk menghindari interpretasi yang asal-asalan, interpretasi T.A.T dilakukan dengan menggunakan analisis Blank . Hal ini terutama berlaku dalam pemecahan tema menjadi tema deskriptif, interpretif dan diagnostik. a. Tema Deskriptif Tema deskriptif sangat dekat dengan observasi dan merupakan rinkasan cerita yang memiliki arti untuk menjelaskan psikodinamika subjek. Tujuan dari tema deskriptif ini adalah untuk mengetahui isi cerita subjek serta memilih kalimat-kalimat dalam cerita subjek yang memiliki arti penting. Dalam tema deskriptif ini mengandung karakteristik tokoh utama, perilaku atau kebutuhan, tekanan baik dari orang lain maupun lingkungan, kecemasan, konflik, mekanisme pertahanan diri dan id-ego- superego. b. Tema Interpretif Tema interpretif merupakan tema yang dinyatakan dalam kalimat yang bersifat hipotesis dengan dilakukan generalisasi. Fungsi tema interpretif selain untuk mendapatkan hipotesis, juga untuk membantu interpreter menangkap arti dari yang dimaksud subjek. Tema interpretif juga membantu dalam melakukan pengisian Form Bellak . c. Tema Diagnostik Tema diagnostik merupakan penyataan yang pasti bukan lagi bersifat hipotesis. Dalam tema diagnostik ini, interpreter menemukan arti dari tema-tema interpretif yang meliputi konsep diri, kebutuhan, tekanan, kecemasan, konflik dan mekanisme pertahanan diri. Contohnya, tokoh utama yang mencintai seorang wanita tetapi wanita tersebut membencinya. Dari sini terlihat bahwa tokoh utama memiliki kebutuhan mencintai atau afiliasi yang bertemu dengan tekanan dari kebencian atau penolakan. Tabel 2. Contoh Analisi Level Tematik Pada Kartu 13MF Tema Deskriptif Tema Interpretif Level Diagnostik Seorang gadis miskin yang kelaparan meninggal karena suaminya tidak mampu memanggil seorang dokter. Jika ada seseorang yang miskin, ia harus membiarkan istrinya meninggal,  Perasaan penderitaan oral.  Agresi terhadap istri.  Proyeksi. Suaminya menelpon polisi. menelpon polisi,  Ketidaksadaran akan perasaan bersalah. Patah hati, suaminya menghasilkan banyak uang tanpa ketentraman jiwa. menghasilkan banyak uang yang terganggu  Kebutuhan akan pendapatan uang, untuk keamanan.  Perasaan bersalah

D. Kerangka Penelitian