proses penularannya, maka masyarakat akan cenderung mempersepsikan penyakit tersebut bisa cukup rentan menjangkiti tubuh manusia.
5.1.2. Pengaruh Persepsi Keparahan Penyakit terhadap Minat Memanfaatkan VCT
Hasil menunjukkan bahwa 65,5 responden memiliki persepsi yang baik, sedangkan 34,5 memiliki persepsi yang tergolong cukup terhadap keparahan
penyakit. Responden memandang bahwa penyakit HIVAIDS memiliki dampak yang cukup parah terhadap diri bila sudah terjangkit.
Akan tetapi secara parsial bila diperhatikan secara seksama, masih sangat banyak responden yang menyatakan kurang setuju terhadap pernyataan yang
berkaitan dengan keparahan penyakit. Misalnya saja yang paling dominan menjawab kurang setuju pada pertanyaan kedua “Penderita HIVAIDS dapat menyebabkan
kematian”, 21 responden menjawab kurang setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa responden masih belum memandang bahwa HIVAIDS tergolong parah bagi
manusia. Akan tetapi hal ini lebih mengindikasikan pengetahuan responden yang masih kurang, sebab hampir keseluruhan pertanyaan pada variabel keparahan masih
banyak dijawab kurang setuju. Apabila melihat pengaruh persepsi keparahan terhadap minat memanfaatkan
VCT diperoleh hasil bahwa persepsi keparahan penyakit tidak mempengaruhi informan dalam memanfaatkan pelayanan VCT. Bila dihubungkan dengan jawaban
responden secara parsial maka dapat diketahui bahwa informan belum memiliki persepsi yang baik tentang keparahan dikarenakan pengetahun yang kurang.
Universitas Sumatera Utara
Kondisi ini sesuai dengan penelitian Khairurahmi 2009 yang menemukan bahwa pengaruh persepsi keparahan penyakit berhubungan tetapi tidak
mempengaruhi keputusan masyarakat di Kota Medan untuk memanfaatkan pelayanan VCT. Hal ini disebabkan karena masyarakat memanfaatkan VCT karena perasaan
malu. Berdasarkan hasil responden dapat diketahui bahwa penyebab persepsi
keparahan yang cenderung kurang adalah faktor pengetahuan yang masih kurang. Berdasarkan penelitian Aswar 2013 bahwa faktor pengetahuan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi ibu rumah tangga berisiko tinggi HIV positif di kabupaten biak dalam memanfaatkan pelayanan VCT.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Dayaningsih 2009 yang menemukan bahwa pengetahuan merupakan bagian dari faktor klien yang mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan VCT di RSUD Kariadi Semarang. Artinya agar masyarakat mampu mempersepsikan penyakit secara baik maka akan dapat meningkatkan minat
masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan VCT.
5.1.3. Pengaruh Persepsi Ancaman Penyakit terhadap Minat Memanfaatkan VCT