Persepsi Dra. Syarifah, M.S

kerentanan tertular HIV, memperoleh manfaatkeuntungan yang lebih besar daripada hambatankerugian maka individu tersebut akan memanfatkan layanan VCT yang ada untuk mengatasi masalah yang dirasakan, mengurangi perilaku beresiko, merencanakan perubahaan perilaku sehat dan demikian pula dengan sebaliknya.

2.4. Persepsi

Salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi pembeli adalah persepsi. Persepsi dinyatakan sebagai proses menafsir sensasi-sensasi dan memberikan arti kepada stimuli. Persepsi merupakan penafsiran realitas masing-masing orang memandang realitas dari sudut perspektif yang berbeda Robbin, 2006. Persepsi dapat diartikan juga sebagai proses seorang individu memilih, mengorganisasi dan menafsirkan masukan-masukan informasi untuk menciptakan sebuah gambar yang bermakna tentang dunia. Persepsi tergantung bukan hanya pada sifat-sifat rangsangan fisis, tetapi juga pada hubungan rangsangan dengan medan sekelilingnya dan kondisi dalam diri individu.Wiratno menyatakan persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi Kotler, 2009. Universitas Sumatera Utara Persepsi adalah suatu proses seorang individu memilih, mengorganisasi, dan menafsirkan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang bermakna. Persepsi seorang dapat berbeda satu sama lainnya, meskipun dihadapkan pada suatu situasi dan kondisi yang sama. Hal ini dipandang dari suatu gagasan bahwa kita semua menerima suatu objek rangsangan melalui penginderaan, penglihatan, pendengaran,pembauan, dan perasaan. Proses pembentukan dipengaruhi oleh 3 tiga faktor 1 karakteristik dari stimulus rangsangan dimana stimulus merupakan hal diluar individu yang dapat berbentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan, 2 hubungan stimuli dengan sekelilingnya. Kesamaan persepsi akan mendorong terbentuknya motivasiyang mendukung makna dari perubahan yang terjadi, dengan kata lainbahwa kesamaan persepsi akan mendorong terciptanya motivasi yang optimal bagi pelaksanaan pencapaian tujuan dan misi yang dihadapinya. Begitu juga dalam pembuatan keputusan dan kualitas dari keputusanakhirnya sangat ditentukan oleh persepsi mereka masing-masing. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya, oleh karena itu persepsi memilki sifat subyektif. Hal tersebut berarti bahwa setiap orang dapat memiliki persepsi yang berbeda terhadap satu obyek yang sama, dan 3 kondisi yang ada dalam diri individu yang bersangkutan. Secara skematis proses pembentukan persepsi dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Proses Pembentukan Persepsi Dikutip dari: Robbin, 2006 Robbin lebih lanjut menjelaskan faktor yang mempengaruhi persepsi Dengan melihat satu obyek yang sama, orang dapat mempunyai persepsi yang berbeda, karena persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu Robbin,2006: 1 Faktor perilaku persepsi, Bila seseorang memandang suatu obyek dan mencoba maka penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi dari orang yang dipersepsikan yang mencakup sikap, motif, kepentingan, pengalaman dan penghargaan. 2 Faktor obyek, karakteristik–karakteristik dari target yang diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan karena target tidak dipandang dalam keadaan terisolasi. Namun obyek yang berdekatan akan cenderung dipersepsikan bersama – sama. Faktor target mencakup hal yang baru yaitu gerakan, bunyi, latar belakang dan kedekatan. Stimuli 1. Penglihatan 2. Suara 3. Bau 4. Rasa 5. Tekstur Sensasi Pemberian Indera Perhatian Interpretasi Tanggapan Persepsi Universitas Sumatera Utara 3 Faktor situasi, yaitu faktor mencakup waktu, keadaantempat kerja dan keadaan sosial. Robbin mengemukakan terdapat tiga faktor utama mempengaruhi persepsi yaitu 1 faktor dalam situasi, 2 faktor perilaku persepsi, dan 3 faktor pada obyek. Secara skematis dapat dilihat pada Gambar 2.2 Gambar 2.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Persepsi Dikutip dari : Robbin, 2006 Kotler dan Keller mendefinisikan persepsi adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan mengintepretasikan masukan informasi untuk menciptakan gambaran umum keseluruhan yang berarti. Harapan menurut Tjiptono merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Harapan pelanggan merupalan tolok ukur dalam menentukan kualitas suatu produk. Faktor Dalam Situasi 1 Waktu 2 KeadaanTempat 3 Keadaan Sosial Faktor pada Objek 1 Hal Baru 2 Gerakan 3 Bunyi 4 Ukuran 5 Latar Belakang 6 Kedekatan Persepsi Faktor Perilaku Persepsi 1 Motif 2 Sikap 3 Kepentingan 4 Pengalaman 5 Penghargan Universitas Sumatera Utara Dalam konteks kualitas produk barang dan jasa dan kepuasan, telah tercapai konsesus bahwa harapan pelanggan memiliki peranan yang besar sebagai standar perbandingan dalam evaluasi kualitas maupun harapan. Menurut Olson dan Dover dalam Zeithaml et al harapan pelanggan merupakan keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk, yang dijadikan standar atau acuan dalam menilai kinerja produk tersebut. Meskipun demikian, dalam beberapa hal belum tercapai kesepakatan, misalnya mengenai sifat standar harapan yang spesifik, jumlah standar yang digunakan, maupun sumber harapan Laksono, 2005.

2.5. Nilai Syariat Islam di Aceh

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Niat Ibu Hamil Untuk memanfaatkan Layanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) Di wilayah Kerja Puskesmas Ciputat, Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2014

5 30 193

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV/AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

7 56 148

Pengantar Konseling VCT (Voluntary Counseling and Testing).

0 0 22

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 18

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 2

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 13

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 46

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 4

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 1 18

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING) HIVAIDS PADA IBU RUMAH TANGGA DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING)

0 0 11