Persepsi Informan tentang Keparahan Penyakit

Penelitian menunjukkan bahwa informan memandang HIVAIDS sebagai penyakit yang rentan menularkan individu. Infoman memandang bahwa penyakit ini bisa menularkan kapan saja dari berbagai sumber yang dekat dengan informan, sehingga setiap orang sangat memungkinkan terjangkit penyakit ini. Dapat disimpulkan bahwa persepsi informan tentang kerentanan terhadap penyakit ini sudah baik. HIVAIDS merupakan penyakit yang bisa menularkan siapa saja, sehingga siapa saja cukup rentan terjangkit oleh penyakit ini.

4.4.2. Persepsi Informan tentang Keparahan Penyakit

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa deskripsi keparahan penyakit responden berdasarkan pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Persepsi Keparahan Penyakit Berdasarkan Pertanyaan No Pernyataan Jawaban SS S KS TS STS f f f f f 1 Faktor resiko terjadinya HIVAIDS adalah karena perilaku seks bebas 2 6,9 9 31 14 48,3 4 13,8 2 Penderita HIVAIDS dapat menyebabkan kematian 8 27,6 21 72,4 3 Penderita HIVAIDS tidak dapat disembuhkan 26 89,7 3 10,3 4 Penderita HIVAIDS dapat mudah menularkan penyakit kepada siapa saja termasuk istri 15 51,7 14 48,3 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9. Lanjutan No Pernyataan Jawaban SS S KS TS STS f f f f f 5 Menggunakan narkoba jenis jarum suntik secara bergantian berisiko terjadinya HIVAIDS 5 17,2 16 55,2 8 27,6 6 Ibu hamil yang menderita HIVAIDS dapat menularkan kepada bayi yang dikandungnya 15 51,7 14 48,3 7 Karena susah diprediksi maka setiap orang harus melakukan cek kesehatan ke klinik VCT 4 13,8 22 75,9 3 10,3 Berdasarkan tabel di atas, mayoritas responden menjawab kurang setuju pertanyaan-pertanyaan persepsi tentang keparahan penyakit. Berdasarkan jawaban di atas hal ini mengindikasi bahwa masih banyak responden yang belum memahami tentang HIVAIDS. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa untuk persepsi keparahan penyakit, mayoritas responden tegolong baik, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Kategori Persepsi Keparahan Penyakit Kategori Persepsi Frekuensi Baik 19 65,5 Cukup 10 34,5 Buruk Jumlah 29 100 Universitas Sumatera Utara Hasil menunjukkan bahwa 65,5 responden memiliki persepsi yang baik, sedangkan 34,5 memiliki persepsi yang tergolong cukup terhadap keparahan penyakit. Responden memandang bahwa penyakit HIVAIDS memiliki dampak yang cukup parah terhadap diri bila sudah terjangkit. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.11. Matriks Persepsi Informan tentang Keparahan Penyakit Informan Pernyataan Informan ke-1 “ HIVAIDS itu gak ada obatnya sampai sekarang, dan belum ada yang sembuh dari penyakit ini.” “Penyakit ini juga walau gak nampak, tapi nanti kalau udah parah semua sakit kita bisa kena” Informan ke-2 “ Menurut saya HIVAIDS sangat parah dampaknya bagi tubuh kita, kita jadi mudah tertular penyakit lain, dan virus penyakit ini kan gak bisa dihilangkan” Informan ke-3 “ Penyakit ini sangat parah, karena gak bisa disembuhkan” Informan ke-4 “ Setahu saya orang yang terkena penyakit ini gak akan pernah bisa disembuhkan, dan tubuhpun jadi mudah terserang penyakit lain, dampaknya sangat buruk bagi tubuh kita” Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa, informan menyatakan bahwa penyakit HIVAIDS adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Penyakit ini juga memiliki dampak yang parah bagi tubuh bila sudah menjangkiti. Berdasarkan kedua hasil di atas dapat disimpulkan bahwa informan memandang penyakit HIVAIDS memiliki dampak yang parah terhadap kesehatan penderitanya. Tidak adanya kepastian sembuh dari penyakit ini juga menjadi faktor yang menimbulkan persepsi keparahan. Universitas Sumatera Utara

4.4.3. Persepsi Informan tentang Ancaman Penyakit

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Niat Ibu Hamil Untuk memanfaatkan Layanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) Di wilayah Kerja Puskesmas Ciputat, Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2014

5 30 193

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV/AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

7 56 148

Pengantar Konseling VCT (Voluntary Counseling and Testing).

0 0 22

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 18

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 2

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 13

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 46

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 4

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 1 18

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING) HIVAIDS PADA IBU RUMAH TANGGA DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING)

0 0 11