Persepsi Informan tentang Ancaman Penyakit

4.4.3. Persepsi Informan tentang Ancaman Penyakit

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa deskripsi ancaman penyakit responden berdasarkan pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Persepsi Ancaman Penyakit Berdasarkan Pertanyaan No Pernyataan Jawaban SS S KS TS STS f f f f f 1 Penyakit HIVAIDS akan membuat penderita dikucilkan oleh teman-teman 1 3,4 19 65,5 8 27,6 1 3,4 2 Penyakit HIVAIDS akan membuat penderita akan dicemoohkan oleh masyarakat 1 3,4 19 65,5 8 27,6 1 3,4 3 Menggunakan klinik VCT akan merasa malu 2 6,9 20 69 7 24,1 4 Menggunakan klinik VCT takut akan dipublikasikan 2 6,9 21 72,4 6 20,7 5 Tidak ada yang peduli dalam keluarga, sehingga enggan menggunakan klinik VCT 1 3,4 19 65,5 9 31 Berdasarkan tabel di atas, mayoritas responden menjawab setuju pertanyaan- pertanyaan persepsi tentang keparahan penyakit. Berdasarkan jawaban di atas, hal ini dapat mengindikasikan bahwa responden memahami HIVAIDS dalam konteks ancaman penyakit. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa untuk persepsi ancaman penyakit, mayoritas responden tegolong baik, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Kategori Persepsi Ancaman Penyakit Kategori Persepsi Frekuensi Persentase Baik 27 93,6 Cukup 2 6,9 Buruk Jumlah 29 100 Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa 93,6 responden memiliki persepsi yang baik dan 6,9 responden memiliki persepsi yang cukup. Berdasarkan persepsi dapat disimpulkan bahwa responden memandang bahwa penyakit HIVAIDS menimbulkan ancaman yang serius bagi kehidupan bila individu sudah terjangkiti HIVAIDS. Wawancara yang dilakukan terhadap informan, menemukan hasil sesuai dengan matriks berikut ini : Tabel 14. Matriks Persepsi Informan Tentang Ancaman Penyakit Informan Pernyataan Informan ke-1 “ Kalau bicara dampak terhadap kesehatan, penyakit ini mernutu saya luar biasa dampaknya” “Kita tidak bisa sembuh dari penyakit ini, lalu penyakit ini juga bisa dengan mudah kita tularkan kepada orang lain, bahkan terkadang kita sendiri saja nggak tahu kalau kita bisa kena penyakit ini, jadi ini adlaah penyakit yang memiliki dampak berbahaya bagi kehidupan seseorang” Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14. Lanjutan Informan Pernyataan Informan ke-2 “ Penyakit ini sangat ganas, makanya saya mau datang untuk memastikan, manatahu saya sudah tertular.” “Meskipun orang gak mengucilkan, pasti kita akan dijauhi oleh orang lain, apalagi kalau orang sudah tahun kita tertular, jadi jangan sampailah kita tertular penyakit ini”. Informan ke-3 “ AIDS inikan sudah saya bilan tadi, sangat berbahaya, kalau campaknya menurut saya sangat parah, kita bisa kena dari mana saja dan siapa saja, dan kita juga menularkan kepada siapa saja terutama kepada orang terdekat kita, seperti suami kita, atau istri kita. Kan sedih kalau kita gak tahu menderita penyakit ini, terus kita menularkan sama suami kita atau kalau mas sama istrinya”. Informan ke-4 “ Menurut saya dampak paling parah dari penyakit ini adalah dampak sosialnya, meskipun bagi kesehatan menimbulkan dampak yang sangat parah, tapi secara sosial lebih parah” “ Kita bisa terkucilkan di masyarakat karena penyakit ini, jadi serba salah juga sebenarnya. Kalau kita tahu penyakit ini dan orang lain tahu, kita bisa dijauhi, tapi kalau kita gak tahu kalau kita sudah terjangkit kita bisa menularkan sama orang lain, apalagi istri kita, anak kita. Jadi sebenarnya penyakit ini sangat mengancam kita, tapi menurut saya lebih baik kita memastikan kalau kita kena penyakit ini atau tidak” Berdasarkan hasil wawancara di atas diperoleh hasil bahwa semua informan menyadari bahwa HIVAIDS memberikan dampak bagi kesehatan individu. Selain itu juga menimbulkan dampak sosial bagi penderita. Kondisi ini dapat disimpulkan bwah penyakit HIVAIDS merupakan penyakit yang memberikan ancaman terhadap masyarakat sehingga apapun caranya harus dilakukan agar bisa terhindar dari penyakit ini. Berdasarkan analisis informasi dari berbagai informan dan responden yang tertuang dalam tabel dapat disimpulkan bahwa penyakit HIVAIDS dipersepsikan Universitas Sumatera Utara memiliki ancaman yang besar bagi masyarakat. Mayoritas responden menyakini bahwa HIVAIDS jadi penyakit yeng memberi ancaman. Meskipun begitu penyakit HIVAIDS juga dipersepsikan cukup rentan dan menimbulkan efek yang parah bagi kehidupan. Sehingga berdasarkan hasil tersebut persepsi terhadap penyakit diyakini cukup memberikan dampak “kengerian” tersendiri bagi masyarakat. Faktor kerentanan, keparahan dan ancaman memang menjadi faktor yang yang mempertegas bahwa penyakit HIVAIDS merupakan penyakit yangs serius untuk segera ditangani oleh masyarakat pengguna klinik VCT.

4.5. Persepsi Informan terhadap Nilai Syariat Islam

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Niat Ibu Hamil Untuk memanfaatkan Layanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) Di wilayah Kerja Puskesmas Ciputat, Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2014

5 30 193

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV/AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

7 56 148

Pengantar Konseling VCT (Voluntary Counseling and Testing).

0 0 22

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 18

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 2

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 13

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 46

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 4

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 1 18

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING) HIVAIDS PADA IBU RUMAH TANGGA DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING)

0 0 11