Perilaku Masyarakat dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Tipe Umum dan Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Hakekat dasar penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan terhadap kesehatan sedemikian rupa sehingga kesehatan para pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut tetap terpelihara. Pelayanan kesehatan dapat dikategorikan sempurna bila memenuhi kebutuhan dan tuntutan setiap konsumen pasien yang terkait dengan timbulnya rasa puas terhadap pelayanan kesehatan Azwar, 2008.

2.1.1. Perilaku Masyarakat dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Sebelum mulai membahas model utama dan kecenderungan dalam menggunakan pelayanan kesehatan, kita akan memperhatikan konsep kerangka kerja utama dari pelayanan kesehatan tersebut. Pada prinsipnya ada dua kategori pelayanan kesehatan yaitu pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada publik masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada perorangan pribadi Muninjaya, 2010.

2.1.2. Tipe Umum dan Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Berbagai pendekatan dipakai dalam penelitian pemanfaatan pelayanan kesehatan yang menurut jenisnya dibedakan ke dalam delapan kategori yang didasarkan pada tipe-tipe variabel yang digunakan sebagai determinan-determinan penggunaan pelayanan kesehatan. Universitas Sumatera Utara Tujuan tipe-tipe kategori dari model-model penggunaan pelayanan kesehatan tersebut adalah kependudukan, struktur sosial, psikologi sosial, sumber keluarga, sumber daya masyarakat, organisasi, model-model sistem kesehatan, dan model kepercayaan kesehatan. 1 Model Demografi Kependudukan Dalam model ini tipe variabel-variabel yang dipakai adalah umur, jenis kelamin, status perkawinan dan jumlah anggota keluarga. Variabke-variabel ini digunakan sebagai ukuran mutlak atau indikator fisiologis yang berbeda umur, jenis kelamin dan siklus hidup status perkawinan, jumlah anggota keluarga dengan asumsi bahwa perbedaan derajat kesehatan, derajat kesakitan, dan penggunaan pelayanan kesehatan sedikit banyak akan berhubungan dengan variabel demografi tersebut. Karakteristik demografi juga mencerminkan atau berhubungan dengan karakteristik sosial perbedaan sosial dari jenis kelamin mempengaruhi berbagai tipe dan ciri-ciri sosial. 2 Model Struktur Sosial Sosial Structur Models Model ini menjelaskan bahwa pemanfaatan pelayanan didominasi oleh faktor pendidikan, pekerjaan dan kebangsaan. Variabel-variael ini mencerminkan keadaan sosial dan individu atau keluarga di dalam masyarakat. Mereka mengingatkan akan berbagai gaya kehidupan yang diperlihatkan oleh individu-individu dan keluarga dari kedudukan sosial tertentu Natoatmodjo, 2009. Universitas Sumatera Utara Penggunaan pelayanan kesehatan adalah salah satu aspek dari gaya hidup ini, yang ditentukan oleh lingkungan sosial, fisik dan psikologis. Kita ketahui nahwa individu-individu yang berbeda suku bangsa, pekerjaan atau tingkat pendidikan mempunyai kecenderungan yang tidak sama dalam mengerti dan bereaksi terhadap kesehatan mereka. Dengan kata lain, pendekatan struktur sosial didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dengan latar belakang struktur sosial yang bertentangan akan menggunakan pelayanan kesehatan dengan cara yang tertentu pula. 3 Model Sosial Psikologis Psychological Models Dalam model ini tipe variabel yang dipakai adalah ukuran dari sikap dan keyakinan individu. Variabel-variabel sosiopsikologis pada umumnya terdiri dari empat kategori, yaitu: 1 Pengertian kerentanan terhadap peyakit 2 Pengertian keseluruhan dari penyakit 3 Keuntungan yang diharapkan dari pengambilan tindakan, dalam menghadapi penyakit 4 Kesiapan tindakan individu. 4 Model Sumber Keluarga Family Resouce Models Pada model ini variabel bebas yang dipakai aaadalah pendapatan keluarga, cakupan asuransi keluarga atau sebagai anggota suatu asuransi kesehatan dan pihak yang membiayai pelayanan kesehatan keluarga dan sebagainya. Karakteristik ini untuk mengukur kesanggupan dari individu atau keluarga untuk memperoleh pelayanan kesehatan mereka. Universitas Sumatera Utara 5 Model Sumber Daya Masyarakat Dalam model ini tipe model yang digunakan adalah penyediaan pelayanan kesehatan dan sumber-sumber di dalam masyarakat, dan ketercapaian dari pelayanan kesehatan yang tersedia dan sumber-sumber di dalam masyarakat. Model sumber daya masyarakat selanjutnya adalah suplai ekonomis yang terfokus pada ketersediasan sumber-sumber kesehatan pada masyarakat setempat. Dengan demikian model ini memindahkan pelayanan kesehatan dari tingkat individu atau keluarga ke tingkat masyarakat Sarwono, 2006. 6 Model Organisasi Dalam model ini variabel yang dipakai adalah pencerminan perbedaan bentuk- bentuk sistem pelayanan kesehatan. Biasanya variabel yang digunakan adalah: 1 Gaya style praktik pengobatan sendiri, rekanan atau grup 2 Sifat nature dari pelayanan tersebut membayar langsung atau tidak 3 Letak dari pelayanan tempat pribadi, rumah sakit, atau klinik 4 Petugas kesehatan yang pertama kali kontak dengan pasien dokter, perawat, asisten dokter. 7 Model Sistem Kesehatan Model sistem kesehatan mengintegrasikan keenam model terdahulu ke dalam model yang lebih sempurna. Untuk itu maka variabel demografi, ciri-ciri struktur sosial, sikap, dan keyakinan individu atau keluarga, sumber-sumber di dalam masyarakat dan organisasi pelayanan kesehatan yang ada, digunakan bersama dengan Universitas Sumatera Utara faktor-faktor yang berhubungan seperti kebijaksanaan dan struktur ekonomi pada masyarakat yang lebih luas negara Sarwono, 2006 Dengan demikian apabila dilakukan analisis terhadap penyediaan dan penggunaan pelayanan kesehatan oleh masyarakat maka harus diperhitungkan juga faktor-faktor yang terlibat di dalamnya. Dalam melakukan penelitian perilaku sehubungan dengan penggunaan fasilitas-fasilitas kesehatan, semua variabel dari berbagai model tersebut dihubungkan dengan perilaku mereka terhadap fasilitas, dan juga dilihat variabel mana yang paling dominan pengaruhnya. 8 Model Kepercayaan kesehatan The Health Belief Models Model kepercayaan adalah suatu bentuk penjabaran dari model sosio- psikologis. Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem-problem kesehatan ditandai oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat untuk menrima usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh provider. Kegagalan ini akhirnya memunculkan teori yang menjelaskan perilaku pencegahan penyakit preventive health behavior oleh Becker tahun 1974 yang dikembangkan dari teori Lewin tahun 1954 menjadi model kepercayaan kesehatan health belief model Sarwono, 2006. Ada empat variabel kunci yang terlibat di dalam tindakan seseorang apabila bertindak melawan atau mengobati penyakitnya, yaitu : 1 Kerentanan yang dirasakan Perceived susceptibility Agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, ia harus merasakan bahwa ia rentan suceptible terhadap penyakit tersebut. Universitas Sumatera Utara 2 Keseriusan yang dirasakan Perceived seriousness Tindakan seseorang untuk mencari pengobatann dan pencegahan penyakit akan didorong pula oleh persepsi keseriusan penyakit tersebut. 3 Manfaat dan rintangan yang dirasakan perceived benefits and baririers Apabila seseorang merasa dirinya rentan terhadap penyakit-penyakit yang dianggap gawat serius, ia akan melakukan suatu tindakan tertentu. Tindakan tersebut tergantung pada manfaat yang dirasakan dan rintangan-rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut. Pada umumnya manfaat tindakan lebih menentukan daripada rintangan-rintangan yang mungkin ditemukan di dalam tindakan tersebut. 4 Isyarat atau tanda-tanda Cues Untuk mendapatkan tingkat penerimaan yang benar tentang kerentanan, kegawatan dan keuntungan tindakan, maka diperlukan isyarat-isyarat yang berupa faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut misalnya, pesan-pesan media massa, nasihat atau anjuran kawan-kawan atau anggota keluarga lain dari si sakit, dan sebagainya. 9 Model Sistem Kesehatan Health System Model Model sistem kesehatan Health System Model yang berupa model kepercayaan kesehatan. Dalam model Andersen ini terdapat tiga kategori utama dalam pelayanan kesehatan, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1 Karakteristik predisposisi Predisposing characterictics Masing-masing individu memiliki kecenderungan yang berbeda dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hal ini dapat diramalkan dengan karakteristik pasien yag telah ada sebelum timbulnya episode sakit. Karakteristik ini meliputi: ciri demografi, struktur sosial dan kepercayaan tentang kesehatan. 2 Karakteristik pendukung Enabling characterisrics Karakteristik pendukung ini antara lain, pendapatan, asuransi kesehatan dan ketercapaian sumber pelayanan kesehatan yang ada. Bila faktor ini terpenuhi maka individu cenderung menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada saat sakit. 3 Karakteristik Kebutuhan Need characteristics Faktor ini lebih menitikberatkan pada masalah apakah individu beserta keluarganya merasakan adanya penyakit, atau kemungkinan untuk terjadinya sakit. Kebutuhan diukur dengan ”perceived need” dan ”evaluated need” melalui jumlah hari individu tidak bisa bekerja, gejala yang dialaminya, penilaian individu tentang status kesehatannya. Salah satu faktor dalam karakteristik predisposisi yang menentukan perilaku dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah kepercayaan tentang kesehatan health beliefs model. Kepercayaan tentang kesehatan terkait dengan aspek persepsi, sikap dan pengetahuan tentang penyakit dan pelayanan kesehatan. Universitas Sumatera Utara

2.2. Determinan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Niat Ibu Hamil Untuk memanfaatkan Layanan VCT (Voluntary Counseling and Testing) Di wilayah Kerja Puskesmas Ciputat, Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Tahun 2014

5 30 193

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV/AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

7 56 148

Pengantar Konseling VCT (Voluntary Counseling and Testing).

0 0 22

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 18

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 2

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 0 13

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 46

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 2 4

Persepsi Lelaki Seks Lelaki (LSL) tentang HIV AIDS dan VCT dalam Peningkatan Demand pada Pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Klinik IMS dan VCT Puskesmas Teladan Kota Medan

0 1 18

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING) HIVAIDS PADA IBU RUMAH TANGGA DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING)

0 0 11