10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Sekolah
Kebanyakan orang berpikir bahwa sekolah tidak penting. Ada yang mengatakan bahwa untuk apa sekolah, sekolah hanya menyita waktu anak,
sekolah hanya menghabiskan uang orang tua, dan lain sebagainya. Namun, di balik semua prasangka negatif itu ada nilai yang tidak bisa dibeli oleh siapapun
yaitu ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sangat besar nilai dan harganya.
Untuk memperoleh ilmu pengetahuan, seseorang harus melalui berbagai proses yakni sekolah. Di sekolah, seseorang akan diajarkan tentang pendidikan oleh
pendidik yang ahli di bidangnya. Karena pendidikan sangat bermanfaat bagi kemajuan diri sendiri, lingkungan, dan bahkan negara. Oleh sebab itu,
pemerintah merumuskan undang-undang tentang pendidikan. Meskipun pemerintah telah menerbitkan sebuah Undang-Undang
tentang pendidikan nasional, tetapi tanpa sekolah tujuan itu tidak mungkin dapat diwujudkan. Menurut Kompri, sekolah adalah suatu lembaga dimana
seorang peserta didik menuntut ilmu secara formal dan merupakan wadah bagi para peserta didik dalam menentukan arah atau langkah yang akan ditempuh
serta untuk menentukan cita-cita yang ingin mereka capai untuk masa depannya.
7
Di sekolah, peserta didik akan dibantu oleh para pendidik untuk mengembangkan kepribadian yang berguna bagi masa depan. Sehingga
Kompri menjelaskan lagi bahwa sekolah adalah suatu wadah untuk
7
Kompri, Manajemen Sekolah Teori dan Praktek, Bandung, Alfabeta, 2014, hlm. 4-5.
menciptakan sosok manusia yang berpendidikan tanpa melihat latar belakang siswa yang terlibat di dalamnya, baik dari segi budaya, sosial,
maupun ekonomi. Sekolah diciptakan untuk memberikan konstribusi dalam peninggkatan kualitas masyarakat. Melalui sekolah, peserta didik dapat
menemukan jadi diri dan menjadi manusia yang dapat memberi manfaat bagi diri sendiri, orang tua, dan lingkungan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi
pelajaran. Sekolah juga diartikan sebagai waktu atau pertemuan ketika murid diberi pelajaran, usaha menuntut kepandaian ilmu pengetahuan tentang
pelajaran, dan pengajaran.
8
Sekolah yang dimaksud disini ialah tempat dimana guru dan siswa melakukan interaksi tentang penyampaian ilmu pengetahuan.
Dalam sekolah terdapat yang dinamakan warga sekolah. Yakni guru, siswa, orang tua, staf pegawai tata usaha dan perpustakaan, serta pegawai kebersihan
dan keamanan. Sekolah juga dapat diartikan sebagai tempat anak memperoleh dan
mengembangkan pendidikan formal. Pendidikan formal tersebut dimulai sejak anak berumur 7 tahun. Ketika anak berumur tujuh tahun sampai dengan tiga
belas tahun, dia dinyatakan peserta didik sekolah dasar. Mulai umur tiga belas tahun sampai dengan 15 tahun, dia dinyatakan peserta didik sekolah menengah
pertama. Dari umur 15 tahun sampai dengan 18 tahun, dia dinyatakan sebagai peserta didik sekolah lanjutan tingkat atas. Setelah si anak dinyatakan lulus dari
8
Wahmuji,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama,
2008,
hlm. 230.
sekolah lanjutan tingkat atas, maka diperbolehkan untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Oleh karena itu, pendidikan formal yang sangat
dekat dengan perguruan tinggi adalah sekolah lanjutan tingkat atas, maka peneliti hanya membuat starting poinnya mulai anak menempuh sekolah
lanjutan tingkat atas. Sekolah lanjutan tingkat atas dapat terdiri dari Sekolah Menengah Atas
SMAMA, dan Sekolah Menengah Kejuruan SMKMAK. Kedua jenis sekolah ini memiliki persamaan dan perbedaan yang signifikan. Keduanya
merupakan lembaga pendidikan formal yang dapat tempuh oleh peserta didik untuk mengembangkan pengetahuannya. Selain itu, kedua jenis sekolah ini
juga terdapat perbedaan dari segi kurikulum dan jurusan.
a. Tujuan Sekolah Pada umumnya, sekolah memiliki tujuan ialah memberi tempat bagi
anak-anak bangsa mengikuti proses belajar mengajar supaya tujuan pendidikan nasional terlaksana dengan baik. Selain itu, sekolah diciptakan
untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas. Sekolah menjadi lembaga pendidikan formal. Dimana, setiap peserta didik
memperoleh kesempatan yang sama dengan yang lainnya untuk mengejar mimpinya. Melalui sekolah, peserta didik dapat mengetahui cara bersaing
sehat terhadap orang lain, mengembangkan kemampuan diberbagai aspek kehidupan, dan menjalin relasi yang baik dengan orang lain.
9
9
Kompri, op.cit., hlm. 6-7.
b. Jenis Sekolah Mahasiswa Jenis sekolah yang dimaksudkan dalam penelitian ini ada dua, yaitu
sekolah menengah atas SMA dan sekolah menengah kejuruan SMK. 1 Sekolah Menengah Atas SMA
Sekolah menengah atas merupakan tempat peserta didik yang telah dinyatakan tamat dari sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP. Sekolah
Menengah Atas salah satu jenis sekolah yang membuka ruang bagi peserta didik untuk belajar ilmu pengetahu, baik ilmu pengetahuan alam,
sosial, bahasa, dan lain-lain. Mata pelajaran yang ditawarkan di Sekolah Menengah Atas hampir sama dengan mata pelajaran yang ditawarkan
pada Sekolah Menengah Kejuruan. Dimana, keduanya mempelajari ilmu pengetahun. Hal yang membedakan ialah jurusan yang ditawarkan oleh
sekolah. Biasanya setiap jurusan memiliki jam pertemuan mata pelajaran tertentu yang cukup lama misalnya 4 jam pertemuan. Di Sekolah
Menengah Atas, ada dua juran yang sudah umum harus ditawarkan yakni IPA dan IPS. Peserta didik yang mengambil jurusan IPA mempelajari
mata pelajaran tentang ilmu pengetahuan alam. Mata pelajaran ilmu pengetahuan alam terdiri dari tiga yaitu fisika, kimia dan biologi yang
masing-masing jam pertemuannya adalah 2x45 menit. Di jurusan IPA, peserta didik juga belajar tentang mata pelajaran sejarah. Jam pertemuan
untuk mata pelajaran sejarahpun tidak sebanyak dengan jurusan IPS. Karena, pada jurusan IPA mata pelajaran sejarah hanyalah sebagai mata
pelajaran umum saja. Pembahasan materinya pun tidak sedetail di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jurusan IPS. Buku pelajaran sejarah yang digunakan jurusan IPA berbeda dengan buku yang digunakan jurusan IPS. Hal ini dapat kita ketahui
berdasarkan kurikulumm bahwa mata pelajaran sejarah di jurusan IPS berjumlah 3x45 menit setiap pertemuan.
Sedangkan jurusan IPS, mata pelajaran yang harus didalami ialah sejarah, sosiologi dan geografi. Ketiga mata pelajaran tersebut menjadi
spesial bagi peserta didik dan modal untuk mengambil jurusan yang sesuai ketika melanjukan studi ke perguruan tinggi dengan jumlah jam
pelajaran yang memadai yaitu 3x45 menit setiap pertemuan. 2 Sekolah Menengah Kejuruan SMK
Menurut Undang-Undang, sekolah kejuruan merupakan usaha untuk mempersiapkan peserta belajar terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu.
10
Harapannya ialah setelah dinyatakan lulus akan segera memperoleh pekerjaan. Prioritas memproleh pekerjaan dapat dipengaruhi
oleh keterbatas biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga mata pelajaran yang ditawarkan juga harus lbih
spesifik dan dapat diterapkan langsung oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Pada sekolah menengah kejuruan, jurusan yang ditawarkan lebih pada jurusan ketrampilan misalnya pertanian, perkantoran, dan teknik
mesin. Jurusan pertanian tidak menuntut ijazah dari perguruan tinggi tetapi ketrampilan untuk membuka lahan dengan kemampuan tertentu.
10
Wowo S. K., Dasar-Dasar Pendidikan Vokasi dan Kejuruan, Bandung, Alfabeta, 2013, hlm. 3.
Demikan pula dengan jurusan perkantoran dan teknik mesin, keduanya dapat memperoleh pekerjaan tanpa ijazah dari perguruan tinggi.
Selain jurusan tersebut di atas, sekolah menengah kejuruan juga memberikan mata pelajaran umum seperti agama, sejarah, Pkn, Bahasa
Inggris, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Mata pelajaran sejarah yang diajarkan di sekolah menengah kejuruan memperoh jumlah jam yang
terbatas yakni 2x45 menit setiap pertemuan. Pembatasan jumlah jam tersebut dapat disebabkan oleh pembagian jumlah jam untuk mata
pelajaran keahlian. Sehingga mata pelajaran sejarah bagi peserta didik di sekolah menengah kejuruan sangat terbatas.
c. Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengetian tersebut, setiap sekolah
harus melaksanakan kurikulum dengan sebaik-baiknya. Di dalam kurikulum telah memuat semua bentuk tindakan dan tujuan pendidikan. Mata pelajaran
yang ditawarkan pun harus berpedoman pada kurikulum yang berlaku supaya ada kesinambungan untuk memenuhi suatu tujuan pendidikan.
Dalam menjalankan kurikulum, setiap sekolah membuat struktur kurikulum yang memuat jumlah komponen mata pelajaran serta alokasi waktu yang
dibutuhkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Struktur kurikulum
menggambarkan konseptualisasi
konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi kontenmata pelajaran
kurikulum, distribusi kontenmata pelajaran dalam satu semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk
setiap siswa. Struktur kurikulum juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian
beban belajar dalam sisstem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum juga adalah gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan
pembelajaran disuatu satuan atau jenjang pendidikan. Struktur pendidikan menengah terdiri atas sejumlah mata pelajaran dan alokasi waktu.
Kurikulum yang digunakan pada penelitian ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Pada kurikulum KTSP, di SMA dan
SMK jumlah jam pertemuan untuk mata pelajaran sejarah memiliki perbedaan. Di SMA, mata pelajaran sejarah di kelas X berjumlah dua jam
pertemuan setiap minggu. Di kelas XI-XII program IPS berjumlah tiga jam pertemuan setiap minggu dan di kelas XI-XII IPA berjumlah dua jam
pertemuan setiap minggu. Secara keseluruhan, jumlah jam mata pelajaran sejarah di SMA adalah tujuh jam setiap minggu. Sedangkan di SMK mata
pelajaran sejarah berjumlah dua jam pertemuan setiap minggu untuk kelas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
X, XI, dan XII. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang berasal dari jenis sekolah SMA mampu memperoleh prestasi belajar
yang tinggi tentang sejarah. Hal ini dapat disebabkan oleh materi-materi sejarah yang telah dipelajari dan diketahui ketika belajar di Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas.
2. Tingkat Pendidikan Orang Tua