Pengertian Sekolah Pengaruh jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah angkatan 2012-2014 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Sekolah

Kebanyakan orang berpikir bahwa sekolah tidak penting. Ada yang mengatakan bahwa untuk apa sekolah, sekolah hanya menyita waktu anak, sekolah hanya menghabiskan uang orang tua, dan lain sebagainya. Namun, di balik semua prasangka negatif itu ada nilai yang tidak bisa dibeli oleh siapapun yaitu ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sangat besar nilai dan harganya. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan, seseorang harus melalui berbagai proses yakni sekolah. Di sekolah, seseorang akan diajarkan tentang pendidikan oleh pendidik yang ahli di bidangnya. Karena pendidikan sangat bermanfaat bagi kemajuan diri sendiri, lingkungan, dan bahkan negara. Oleh sebab itu, pemerintah merumuskan undang-undang tentang pendidikan. Meskipun pemerintah telah menerbitkan sebuah Undang-Undang tentang pendidikan nasional, tetapi tanpa sekolah tujuan itu tidak mungkin dapat diwujudkan. Menurut Kompri, sekolah adalah suatu lembaga dimana seorang peserta didik menuntut ilmu secara formal dan merupakan wadah bagi para peserta didik dalam menentukan arah atau langkah yang akan ditempuh serta untuk menentukan cita-cita yang ingin mereka capai untuk masa depannya. 7 Di sekolah, peserta didik akan dibantu oleh para pendidik untuk mengembangkan kepribadian yang berguna bagi masa depan. Sehingga Kompri menjelaskan lagi bahwa sekolah adalah suatu wadah untuk 7 Kompri, Manajemen Sekolah Teori dan Praktek, Bandung, Alfabeta, 2014, hlm. 4-5. menciptakan sosok manusia yang berpendidikan tanpa melihat latar belakang siswa yang terlibat di dalamnya, baik dari segi budaya, sosial, maupun ekonomi. Sekolah diciptakan untuk memberikan konstribusi dalam peninggkatan kualitas masyarakat. Melalui sekolah, peserta didik dapat menemukan jadi diri dan menjadi manusia yang dapat memberi manfaat bagi diri sendiri, orang tua, dan lingkungan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah juga diartikan sebagai waktu atau pertemuan ketika murid diberi pelajaran, usaha menuntut kepandaian ilmu pengetahuan tentang pelajaran, dan pengajaran. 8 Sekolah yang dimaksud disini ialah tempat dimana guru dan siswa melakukan interaksi tentang penyampaian ilmu pengetahuan. Dalam sekolah terdapat yang dinamakan warga sekolah. Yakni guru, siswa, orang tua, staf pegawai tata usaha dan perpustakaan, serta pegawai kebersihan dan keamanan. Sekolah juga dapat diartikan sebagai tempat anak memperoleh dan mengembangkan pendidikan formal. Pendidikan formal tersebut dimulai sejak anak berumur 7 tahun. Ketika anak berumur tujuh tahun sampai dengan tiga belas tahun, dia dinyatakan peserta didik sekolah dasar. Mulai umur tiga belas tahun sampai dengan 15 tahun, dia dinyatakan peserta didik sekolah menengah pertama. Dari umur 15 tahun sampai dengan 18 tahun, dia dinyatakan sebagai peserta didik sekolah lanjutan tingkat atas. Setelah si anak dinyatakan lulus dari 8 Wahmuji, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 230. sekolah lanjutan tingkat atas, maka diperbolehkan untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Oleh karena itu, pendidikan formal yang sangat dekat dengan perguruan tinggi adalah sekolah lanjutan tingkat atas, maka peneliti hanya membuat starting poinnya mulai anak menempuh sekolah lanjutan tingkat atas. Sekolah lanjutan tingkat atas dapat terdiri dari Sekolah Menengah Atas SMAMA, dan Sekolah Menengah Kejuruan SMKMAK. Kedua jenis sekolah ini memiliki persamaan dan perbedaan yang signifikan. Keduanya merupakan lembaga pendidikan formal yang dapat tempuh oleh peserta didik untuk mengembangkan pengetahuannya. Selain itu, kedua jenis sekolah ini juga terdapat perbedaan dari segi kurikulum dan jurusan. a. Tujuan Sekolah Pada umumnya, sekolah memiliki tujuan ialah memberi tempat bagi anak-anak bangsa mengikuti proses belajar mengajar supaya tujuan pendidikan nasional terlaksana dengan baik. Selain itu, sekolah diciptakan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas. Sekolah menjadi lembaga pendidikan formal. Dimana, setiap peserta didik memperoleh kesempatan yang sama dengan yang lainnya untuk mengejar mimpinya. Melalui sekolah, peserta didik dapat mengetahui cara bersaing sehat terhadap orang lain, mengembangkan kemampuan diberbagai aspek kehidupan, dan menjalin relasi yang baik dengan orang lain. 9 9 Kompri, op.cit., hlm. 6-7. b. Jenis Sekolah Mahasiswa Jenis sekolah yang dimaksudkan dalam penelitian ini ada dua, yaitu sekolah menengah atas SMA dan sekolah menengah kejuruan SMK. 1 Sekolah Menengah Atas SMA Sekolah menengah atas merupakan tempat peserta didik yang telah dinyatakan tamat dari sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP. Sekolah Menengah Atas salah satu jenis sekolah yang membuka ruang bagi peserta didik untuk belajar ilmu pengetahu, baik ilmu pengetahuan alam, sosial, bahasa, dan lain-lain. Mata pelajaran yang ditawarkan di Sekolah Menengah Atas hampir sama dengan mata pelajaran yang ditawarkan pada Sekolah Menengah Kejuruan. Dimana, keduanya mempelajari ilmu pengetahun. Hal yang membedakan ialah jurusan yang ditawarkan oleh sekolah. Biasanya setiap jurusan memiliki jam pertemuan mata pelajaran tertentu yang cukup lama misalnya 4 jam pertemuan. Di Sekolah Menengah Atas, ada dua juran yang sudah umum harus ditawarkan yakni IPA dan IPS. Peserta didik yang mengambil jurusan IPA mempelajari mata pelajaran tentang ilmu pengetahuan alam. Mata pelajaran ilmu pengetahuan alam terdiri dari tiga yaitu fisika, kimia dan biologi yang masing-masing jam pertemuannya adalah 2x45 menit. Di jurusan IPA, peserta didik juga belajar tentang mata pelajaran sejarah. Jam pertemuan untuk mata pelajaran sejarahpun tidak sebanyak dengan jurusan IPS. Karena, pada jurusan IPA mata pelajaran sejarah hanyalah sebagai mata pelajaran umum saja. Pembahasan materinya pun tidak sedetail di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI jurusan IPS. Buku pelajaran sejarah yang digunakan jurusan IPA berbeda dengan buku yang digunakan jurusan IPS. Hal ini dapat kita ketahui berdasarkan kurikulumm bahwa mata pelajaran sejarah di jurusan IPS berjumlah 3x45 menit setiap pertemuan. Sedangkan jurusan IPS, mata pelajaran yang harus didalami ialah sejarah, sosiologi dan geografi. Ketiga mata pelajaran tersebut menjadi spesial bagi peserta didik dan modal untuk mengambil jurusan yang sesuai ketika melanjukan studi ke perguruan tinggi dengan jumlah jam pelajaran yang memadai yaitu 3x45 menit setiap pertemuan. 2 Sekolah Menengah Kejuruan SMK Menurut Undang-Undang, sekolah kejuruan merupakan usaha untuk mempersiapkan peserta belajar terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. 10 Harapannya ialah setelah dinyatakan lulus akan segera memperoleh pekerjaan. Prioritas memproleh pekerjaan dapat dipengaruhi oleh keterbatas biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga mata pelajaran yang ditawarkan juga harus lbih spesifik dan dapat diterapkan langsung oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pada sekolah menengah kejuruan, jurusan yang ditawarkan lebih pada jurusan ketrampilan misalnya pertanian, perkantoran, dan teknik mesin. Jurusan pertanian tidak menuntut ijazah dari perguruan tinggi tetapi ketrampilan untuk membuka lahan dengan kemampuan tertentu. 10 Wowo S. K., Dasar-Dasar Pendidikan Vokasi dan Kejuruan, Bandung, Alfabeta, 2013, hlm. 3. Demikan pula dengan jurusan perkantoran dan teknik mesin, keduanya dapat memperoleh pekerjaan tanpa ijazah dari perguruan tinggi. Selain jurusan tersebut di atas, sekolah menengah kejuruan juga memberikan mata pelajaran umum seperti agama, sejarah, Pkn, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Mata pelajaran sejarah yang diajarkan di sekolah menengah kejuruan memperoh jumlah jam yang terbatas yakni 2x45 menit setiap pertemuan. Pembatasan jumlah jam tersebut dapat disebabkan oleh pembagian jumlah jam untuk mata pelajaran keahlian. Sehingga mata pelajaran sejarah bagi peserta didik di sekolah menengah kejuruan sangat terbatas. c. Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengetian tersebut, setiap sekolah harus melaksanakan kurikulum dengan sebaik-baiknya. Di dalam kurikulum telah memuat semua bentuk tindakan dan tujuan pendidikan. Mata pelajaran yang ditawarkan pun harus berpedoman pada kurikulum yang berlaku supaya ada kesinambungan untuk memenuhi suatu tujuan pendidikan. Dalam menjalankan kurikulum, setiap sekolah membuat struktur kurikulum yang memuat jumlah komponen mata pelajaran serta alokasi waktu yang dibutuhkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi kontenmata pelajaran kurikulum, distribusi kontenmata pelajaran dalam satu semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sisstem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum juga adalah gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran disuatu satuan atau jenjang pendidikan. Struktur pendidikan menengah terdiri atas sejumlah mata pelajaran dan alokasi waktu. Kurikulum yang digunakan pada penelitian ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Pada kurikulum KTSP, di SMA dan SMK jumlah jam pertemuan untuk mata pelajaran sejarah memiliki perbedaan. Di SMA, mata pelajaran sejarah di kelas X berjumlah dua jam pertemuan setiap minggu. Di kelas XI-XII program IPS berjumlah tiga jam pertemuan setiap minggu dan di kelas XI-XII IPA berjumlah dua jam pertemuan setiap minggu. Secara keseluruhan, jumlah jam mata pelajaran sejarah di SMA adalah tujuh jam setiap minggu. Sedangkan di SMK mata pelajaran sejarah berjumlah dua jam pertemuan setiap minggu untuk kelas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI X, XI, dan XII. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang berasal dari jenis sekolah SMA mampu memperoleh prestasi belajar yang tinggi tentang sejarah. Hal ini dapat disebabkan oleh materi-materi sejarah yang telah dipelajari dan diketahui ketika belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

2. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Dokumen yang terkait

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2012 FAKULTAS EKONOMI UNIMED.

0 5 19

Pengaruh pengelolaan waktu belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2009-2012.

0 5 141

Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis pekerjaan orang tua terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2007-2010.

3 5 148

Hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2003-2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 109

Pengaruh motivasi berprestasi dan jenis pekerjaan yang diminati terhadap prestasi akademik mahasiswa : studi kasus mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun angkatan 2004.

0 0 145

Hubungan antara lingkungan belajar, motivasi belajar dan disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma.

0 0 135

Hubungan antara tingkat pendapatan orang tua, perhatian orang tua dan motivasi belajar dengan prestasi belajar di perguruan tinggi : studi kasus mahasiswa angkatan 2004 Prodi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 164

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17

Hubungan antara jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2003-2004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 107

Analisis minat berwirausaha pada mahasiswa dilihat dari tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orang tua : studi kasus mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 119