Hubungan antara lingkungan belajar, motivasi belajar dan disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma.
vii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Studi Kasus Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma
Liza Jatu Hermawati Universitas Sanata Dharma
2006
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat (1) hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (2) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (3) hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Program Studi Pendidikan Akuntansi pada bulan April 2006. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2002-2003 yang berjumlah 185 mahasiswa, sampel diambil sebanyak 100 mahasiswa dengan menggunakan teknik proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi.
Untuk mengetahui hubungan lingkungan belajar, motivasi belajar, dan disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa menggunakan teknik analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar ( rhitung = 0,328 > rtabel = 0,1292 dan thitung = 3,522 > ttabel = 1,9845 ) (2) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar ( rhitung = 0,296 > rtabel = 0,1292 dan thitung = 3,522 > ttabel = 1,9845) (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar (rhitung = 0,271 > rtabel = 0,1292 dan thitung = 2,813 > ttabel = 1,9845 ).
(2)
viii ABSTRACT
THE RELATIONSHIPS BETWEEN THE ENVIRONMENT, MOTIVATION, DICIPLINE OF STUDY AND THE STUDENTS’ LEARNING
ACHIEVEMENT
A Case Study on the Accounting Education Study Program Students of the Year 2002-2003 at Sanata Dharma University.
Liza Jatu Herma wati Sanata Dharma University
2006
The purposes of this research were to identify: (1) the relationship between the environment of study and the students’ learning achievement, (2) the relationship between motivation of study and the students’ learning achievement, (3) the relationship between the discipline of study and the students’ learning achievement.
This research was conducted in Sanata Dharma University of Accounting Study Education Program, in April 2006. The population in this research was the Students of Accounting Education Study Program of the year 2002-2003, which was consisted of 185 students. The writer took 100 students as the research sample by using proportional random sampling technique. The data collecting technique used were questionnaire, interview, and documentary. In order to identify the correlation between the environment, motivation, and discipline of study, and the university students’ learning achievement; the writer used multiple regression analysis technique.
The findings are: (1) there is a positive and significant correlation between the environment of study and the students’ learning achievement ( rcount = 0,328 > rtable = 1, 1292 and tcount = 3,522 > ttable = 1,9845 ) (2) there is a positive and significant correlation between motivation of study and the students’ learning achievement (rcount = 0,296 > rtable = 1,1292 and tcount = 3,588 > ttable = 1,9845) (3) there is a positive and significant correlation between the discipline of study and the students’ learning achievement. (rcount = 0,296 > rtable = 1,1292 and tcount = 3,588 > ttable = 1,9845)
(3)
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Studi Kasus Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Liza Jatu Hermawati 011334070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2006
(4)
(5)
(6)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
K arya Tulis yang mungkin masih sangat jauh dari sempurna yang
merupakah hasil buah tanganku akan aku persembahkan
Terunt uk :
Jesus Chryste
yang selalu aku puja, tanpa Engaku hidupku bagai ranting
yang kering.
Bapak & Ibu
yang selalu menyayangi dan memberi perhatian padaku.
Adik- adikku :
Ariska & Chrisma
yang selalu membuatku lebih
bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Orang yang sangat special dalam hatiku : Hyu yang selalu menemaniku
kemanapun aku pergi dan pemberi semangat saat-saat aku menghadapi ujian
pendadaran. Mas
Pandu
yang selalu support aku, trimakasih ya mas
Sahabatku & Teman-temanku : Eny (aku sangat bangga menjadi sahabatmu), Sinda (smangat...!!!), Pey, Endah, Sulis, Silvi, Nila, Pipit, Kistik ,
Marina, Dita
( kalian membuat hidupku lebih berwarna),
Anazzzz
ayo!!
(7)
v MOTTO
Aku tidak akan takut akan badai, karena aku sedang belajar mengemudikan kapalku.
Λουισα Μαψ Αλχοττ
Semangat manusia tidak bisa dilumpuhkan. Jika kamu masih bisa bernapas, kamu masih bisa
mempunyai impian.
Μικε Βροων
Jikalau kamu percaya bahwa kamu bisa – kamu pasti pisa!
Μαξωελλ Μαλτζ
Seribu kata tidak akan meninggalkan kesan yang begitu dalam dibandingkan dengan satu
perbuatan
(8)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 Desember 2006 Penulis
(9)
vii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA
Studi Kasus Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma
Liza Jatu Hermawati Universitas Sanata Dharma
2006
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat (1) hubungan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (2) hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (3) hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma Program Studi Pendidikan Akuntansi pada bulan April 2006. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2002-2003 yang berjumlah 185 mahasiswa, sampel diambil sebanyak 100 mahasiswa dengan menggunakan teknik proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi.
Untuk mengetahui hubungan lingkungan belajar, motivasi belajar, dan disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa menggunakan teknik analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar ( rhitung = 0,328 > rtabel = 0,1292 dan thitung = 3,522 > ttabel = 1,9845 ) (2) ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar ( rhitung = 0,296 > rtabel = 0,1292 dan thitung = 3,522 > ttabel = 1,9845) (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar (rhitung = 0,271 > rtabel = 0,1292 dan thitung = 2,813 > ttabel = 1,9845 ).
(10)
viii ABSTRACT
THE RELATIONSHIPS BETWEEN THE ENVIRONMENT, MOTIVATION, DICIPLINE OF STUDY AND THE STUDENTS’ LEARNING
ACHIEVEMENT
A Case Study on the Accounting Education Study Program Students of the Year 2002-2003 at Sanata Dharma University.
Liza Jatu Herma wati Sanata Dharma University
2006
The purposes of this research were to identify: (1) the relationship between the environment of study and the students’ learning achievement, (2) the relationship between motivation of study and the students’ learning achievement, (3) the relationship between the discipline of study and the students’ learning achievement.
This research was conducted in Sanata Dharma University of Accounting Study Education Program, in April 2006. The population in this research was the Students of Accounting Education Study Program of the year 2002-2003, which was consisted of 185 students. The writer took 100 students as the research sample by using proportional random sampling technique. The data collecting technique used were questionnaire, interview, and documentary. In order to identify the correlation between the environment, motivation, and discipline of study, and the university students’ learning achievement; the writer used multiple regression analysis technique.
The findings are: (1) there is a positive and significant correlation between the environment of study and the students’ learning achievement ( rcount = 0,328 > rtable = 1, 1292 and tcount = 3,522 > ttable = 1,9845 ) (2) there is a positive and significant correlation between motivation of study and the students’ learning achievement (rcount = 0,296 > rtable = 1,1292 and tcount = 3,588 > ttable = 1,9845) (3) there is a positive and significant correlation between the discipline of study and the students’ learning achievement. (rcount = 0,296 > rtable = 1,1292 and tcount = 3,588 > ttable = 1,9845)
(11)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan pada yesus kristus yang selalu mencurahkan karunia-Nya selama ini dari awal kuliah sampai masa akhir studi saya, hingga saya dapat menyelesaikan skripsi sebagai wujud pertanggungjawaban saya selama kuliah ini. Dan ini semua tak lepas dari dukungan dan bantuan dari orang-orang disekitar saya. Maka saya ucapkan banyak terima kasih dari dalam hati saya, teruntuk mereka semua.
Dekan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Bapak Drs. T. Sarkim., M.Ed.,Ph.D., yang telah memberikan ijin dan memberikan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan studi dan menimba ilmu dengan baik di Universitas Sanata Dharma ini.
Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo, JR yang telah memberi ijin kepada saya untuk melaksanakan penelitian sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Bapak S. Widanarto S.Pd.,M.Si. yang telah mengarahkan dan memberikan bimbingan kepada saya selama kuliah di Univesitas Sanata Dharma.
Dosen pembimbing I,Ibu E. Catur Rismiyati, S.pd.,M.A. yang telah membimbing dan mengarahkan saya selama penulisan dan penyelesaian skripsi ini
Dosen pembimbing II,Bapak Drs. Bambang Purnomo S.E.,M.SA. yang telah membimbing dan mengarahkan saya selama penulisan dan penyelesaian skripsi ini
(12)
x
Pihak- pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya baik moral maupun material yang sangat bermanfaat.
Akhirnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang mungkin saya lakukan dalam penyusunan skripsi ini.
Yogyakarta, 7 Desember 2006
(13)
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ...……... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……… iv
MOTTO ……… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. vi
ABSTRAK ……… vii
ABSTRACT ……….. viii
KATA PENGANTAR ……….. ix
DAFTAR ISI……….. xi
DAFTAR TABEL ………. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……… xv
BAB I: PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Batasan Masalah………...………. 2
C. RumusanMasalah……….……….…. 3
D. TujuanPenelitian……….……… 3
E. Manfaat Penelitian………. 4
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA………. 5
A. TujuanTeoritik……… ... 5
1. DefinisiBelajar………. 5
2. Prestasi Belajar……….…… 6
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar………..…. 7
B. Lingkungan Belajar………..…… 10
(14)
xii
2. Lingkungan Keluarga………... 10
3. Lingkungan Masyarakat... 12
4. LingkunganSekolah………..… 13
C. Motivasi Belajar... 14
1. Arti Motivasi……… 14
2. MotivasiBelajar……… 14
D. Disiplin Belajar……….. 17
1. Arti Disiplin………. 17
2. Disiplin Belajar………...……….. 18
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar………. 19
E. Kerangka Berfikir……….. 20
1. Hubungan Antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar……. 20
2. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar ………. 21
3. Hubungan Antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar ……….. 22
F. Hipotesis………. 22
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN………. 23
A. JenisPenelitian……… 23
B. Tempat dan Waktu Penelitian……… 23
C. Subyek dan Obyek Penelitian………. 24
D. Populasi, Sampel dan Prosedur Pengambilan Sampel……… 24
E. Variable Penelitian dan Pengukuran Variabel……… 26
1. VariablePenelitian……… 26
2. Kategori Kecenderungan Variabel……… 27
3. Pengukuran Variabel……… 27
F. Data yang diperlukan ……… 31
1. Data Primer ………. 31
2. Data Sekunder ………. 31
(15)
xiii
H. Teknik Pengujian Instrumen………,.………….. 32
1. PengujianValiditas………..……….……… 32
2. Pengujian Reliabilitas……….……… 35
I. H. Teknik Analisis Data ……… 37
1. Uji Prasyarat Analisis………. 38
a. Uji Normalitas……….. 38
2. Analisis Hipotesis……… 39
BAB IV: GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS……….. 41
A. Sejarah Perkembangan Universitas Sanata Dharma ………. 41
B. Visi dan Misi ………. 48
C. Struktur Organisasi………. 50
D. Jurusan dan Program Studi ……… 53
E. Peraturan Akademik ……….. 56
F. Fasilitas ………. 60
BAB V: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……… 64
A. Deskripsi Data ……… 64
B. Pengujian Prasyarat Analisis ……….. 70
1. Uji Normalitas ………. 70
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ……… 71
D. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 74
BAB VI: KESIMPULAN………….………. ………. 78
A. Kesimpulan ……… 78
B. Keterbatasan penelitian ……… 79
C. Saran ……… 80
(16)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Tabel Indeks Prestasi dengan Beban Studi Maksimal ……… 7
Tabel 2 : Tabel PAP Tipe II……… 27
Tabel 3 : Tabel Kisi-kisi Kuesioner ……… 29
Tabel 4 : Tabel Skor Nilai-nilai item Kuesioner ………. 29
Tabel 5 : Tabel Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa ………. 30
Tabel 6 : Tabel Hasil Uji Validitas……… ……. 34
Tabel 7 : Tabel Hasil Uji Reliabilitas ……… 36
Tabel 8 : Tabel Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian ……… 37
Tabel 9 : Tabel Interpretasi Nilai r ………. 41
Tabel 10 : Tabel Program Gelar S1 ……….. 53
Tabel 11 : Tabel Beban Studi Maksimal ……… 59
Tabel 12 : Tabel Pedoman PAP Lingkungan Belajar ……… 64
Tabel 13 : Tabel Pedoman PAP Motivaasi Belajar ……… 65
Tabel 14 : Tabel Pedoman PAP Disiplin Belajar ……….. 66
Tabel 15 : Tabel Pedoman PAP Prestasi Belajar ……….. 67
Tabel 16 : Tabel Rangkuman Pengujian Normalitas ……… 69
Tabel 17 : Tabel Hasil Korelasi Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat……….. 69
(17)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Kuesioner ……….... 85
Lampiran II : Uji Validitas dan Reliabilitas ………. 90
Lampiran III : Data Mentah ………....96
Lampiran IV : Distribusi Frekuensi & PAP Tipe II ……….……108
Lampiran V : Uji Normalitas ……….. ……….121
Lampiran VI : Uji regresi Ganda……….122
Lampiran VII : Tabel r, t, dan F………125 Lampiran VIII : Surat Keterangan.
(18)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk menjadi insan pembangunan yang kreatif, kompetitif dan memiliki
wawasan yang luas bagi peserta perlu ditanamkan semangat untuk terus berprestasi. Untuk mencapai prestasi, banyak hal yang mempengaruhi anak did ik, antara lain : peranan orang tua dalam menanamkan nilai disiplin, kemandirian,
motivasi dalam diri siswa, perhatian orang tua dalam pemenuhan kebutuhan anak, pengaruh lingkungan belajar,dll.
Untuk mendapatkan suatu hasil yang baik, maka dalam diri mahas iswa
diperlukan adanya motivasi atau dorongan untuk melakukan aktivitas tertentu agar tercapai tujuan belajar yang baik. Setelah dalam diri mahasiswa tumbuh suatu dorongan selanjutnya bagaimana cara agar motivasi itu terus ada maka
mahasiswa harus dapat menumbuhkan semangat disiplin. Dengan keteraturan dan
disiplin segala usaha yang kita buat hasilnya akan jauh lebih baik. Disiplin yang diterapkan dengan baik akan membuat seorang pelajar memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses arah pembentukan
watak yang baik. Kecakapan disini diperoleh melalui latihan- latihan yang ada kaitannya dengan belajar. Disiplin akan mempengaruhi prestasi belajar, karena
seorang yang memiliki disiplin yang tinggi dan teratur dalam belajarnya maka Ia
(19)
tidak teratur dan kurang disiplin akan menghambat belajarnya. Untuk menunjang
pelaksanaan disiplin tersebut maka lingkungan belajar mahasiswa juga ikut
berperan dalam meningkatkan prestasi belajarnya karena dengan lingkungan belajar yang baik akan menambah semangat mahasiswa dalam belajar.
Lingkungan belajar disini meliputi lingkungan tempat tinggal atau masyarakat,
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah.
Berdasar latar belakang masalah diatas peneliti ingin mengkaji tentang “Hubungan antara lingkungan belajar, motivasi belajar dan disiplin belajar dengan
prestasi belajar mahasiswa”. Prodi Pendidikan akuntansi Angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma.
B. Batasan Masalah
Menyadari banyaknya masalah yang ada dalam usaha peningkatan prestasi belajar mahasiswa maka dalam penelitian ini penulis membatasi untuk
mengadakan analisis menganai faktor-faktor dari dalam dan dari luar diri
mahasiswa yang mempengaruhi peningkatan presta si belajar. Faktor-faktor yang akan penulis analisis adalah lingkungan belajar, motivasi belajar dan disiplin belajar. Dalam penelitian ini responden dibatasi pada mahasiswa prodi Pendidikan
(20)
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, penulis merumuskan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan
belajar dengan prestasi belajar ?
2. Apakah ada hubunga n yang positif dan signifika n antara motivasi belajar dengan prestasi belajar ?
3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar
dengan prestasi belajar ?
D. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki tujuan yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara
lingkungan belajar dengan prestasi belajar.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara
(21)
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi mahasiswa sebagai
bahan pertimbangan dalam meningkatkan prestasi belajar.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, menerapkan teori yang
diperoleh selama kuliah dengan keadaan yang sesungguhnya serta
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tujuan Teoritik 1. Definisi Belajar
Belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini
berati berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tersebut sangat
tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika mereka berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Muhibbin Syah
(1995: 88)
Oemar Hamalik (1974: 4) mengatakan bahwa belajar adalah suatu bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Seseorang dikatakan telah belajar, jika didalam dirinya telah terjadi perubahan tertentu, misalnya semula tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Tetapi tidak semua perubahan dapat disebut dengan hasil belaja r, misalnya bayi yang belum bisa berjalan, perubahan ini terjadi karana kematangan.
Pengertian yang sama pula yang dikatakan oleh Arthur J. Gates et al. bahwa “Learning is the modification of behavior through experience and training”.
Belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan.
(Fudyartanto, 2002: 150 )
Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow yang dikutip oleh Roestiyah (1982:
149). Belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap.
Dalam definisi ini dikatakan bahwa seseorang belajar kalau ada perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dalam menguasai ilmu pengetahuan.
(23)
Jadi berdasarkan beberapa definisi belajar tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, namun demikian tidak
semua perubahan tingkah laku bisa disebut belajar.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi
belajar selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi. Mulyono (1990:
700). Selanjutnya sunaryo (1993: 10) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah perubahan kemampuan yang meliputi kemamp uan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai prestasi umum dan dapat
pula diartikan sebagai prestasi mata pelajaran tertentu.
Pengertian secara umum prestasi belajar adalah hasil tertinggi yang telah dicapai seseorang dalam bidang tertentu. Berbicara tentang prestasi belajar dalam
lingkungan perguruan tinggi disebut dengan istilah prestasi akademik yang tidak
lepas dari istilah belajar. Prestasi akademik mahasiswa nampak dalam studi yang berupa nilai- nilai dari matakuliah yang tercermin dalam indeks prestasi (IP).
Dalam peraturan akademik Universitas Sanata Dharma dijelaskan bahawa IP
adalah nilai kredit rata-rata. Angka indeks prestasi tiap-tiap semester diperoleh dari jumlah sks, sks adalah kepanjangan dari satuan kredit semester yaitu takaran
penghargaan untuk pengalaman belajar yang diperoleh melalui satu jam kegiatan terstruktur dan terjadwal yang diiringi tugas lain baik terstruktur maupun yang
(24)
pengalaman belajar lain yang setara. Buku Pedoman FKIP, 2001 : 26). Beban
studi maksimal yang boleh diambil mahasiswa dalam suatu semester berpedoman
pada besar IPS yang dicapai pada semester yang lalu sbb:
Tabel 1
Indeks Prestasi dengan Beban Studi Maksima l IPS Beban Studi Maksimal = 3.00
2,50-2,99 2,00-2,49
=1,99
25 SKS 22 SKS 19 SKS 15 SKS
Besar IP dihitung dari jumlah hasil kali antara besar kredit (K) dan bobot nilai (N) dibagi dengan jumlah kredit yang direncanakan.
Dinyatakan dengan rumus:
∑
∑
=
K KN IP
Tinggi rendahnya IP yang dicapai oleh mahasiswa akan mempunyai konsekuensi terhadap penyelesaian studinya, mislnya akan menentukan cepat
lambatnya seorang mahasiswa menyelesaikan studinya, kesempatan
mengembangkan potensi yang dimilikinya dan sebagainya. Dengan p restasi
akademik yang tinggi, peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang diharapkan akan semakin besar.
(25)
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita
bedakan menjadi : Muhibbin Syah (1995: 132)
a. Faktor Internal ( Faktor dalam siswa ) yakni : keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani siswa.
1) Intelegensi Siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan
psiko fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan secara tepat. 2) Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency)
dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya baik secara positif maupun negatif.
3) Bakat Siswa
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
4) Minat Siswa
Minat ( interest ) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap ses uatu.
5) Motivasi Siswa
Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan
(26)
dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan
tindakan belajar. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang
dari luar individu siswa yang mendorongnya melakukan kegiatan belajar. 6) Keteraturan dan Kedisiplinan
Kebiasaan hidup teratur alam segala hal termasuk dalam perbuatan,
memberi pengaruh yang besar terhadap jalan pikiran seseorang. Dengan keteraturan dan kedisiplinan seseorang akan mempunyai cara berfikir
yang teratur pula. Dan hal ini merupakan modal yang sangat berharga
dalam menjalankan tugas belajar.
b. Faktor eksternal siswa (faktor dari luar siswa), yakni kondis i lingkungan
disekitar siswa.
Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam yakni : faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah sepert i guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang
siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah
masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat dilingkungan kumuh
yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
(27)
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar ialah : orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang
tua praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
2) Lingkungan Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung
seko lah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknaya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan siswa. Faktor- faktor ini dipandang turut menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa. Contoh kondisi rumah yang sempit dan
berantakan serta serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) akan
mendorong siswa untuk be rkeliaran ketempat yang sebenarnya tak pantas
dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
B. Lingkungan Belajar 1. Difinisi Lingkungan belajar
Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar diluar diri manusia / individu. Lingkungan itu sebenarnya
(28)
mencakup segala material dan stimulasi didalam dan diluar diri individu, baik
yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosial cultural.
Secara fisiologis,lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, system syaraf, suhu, peredaran
darah pernafasan, pencernakan makanan, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan
jasmani.
Secara psikologis, lingkungan meliputi segenap stimulasi yang diterima oleh
individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya, stimulasi itu
misalnya berupa keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, emosi,dan kepastian intelektual.
Secara sosial kultural, lingkungan meliputi stimulasi, interaksi dan kondisi
eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain.
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada didalam dan diluar diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
2. Lingkungan Keluarga
Patterson dan Loeber ( 1984 seperti yang dikutip oleh Muhibbin Syah 1995 :
138 ) mengatakan bahwa lingkungan belajar yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek praktek pengolahan keluarga, ketegangan dalam keluarga, demografi
atau letak rumah, semua nya dapat memberi dampak yang lebih baik atau lebih buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai anak. Contoh pengelolaan
(29)
dalam memonitor anak, dapat menimbulkan akibat buruk. Hal ini dapat
menimbulkan anak tidak mau belajar dan dapat mengakibatkan anak berprilaku
menyimpang. Menurut Roestiyah (1982: 163) bahwa hubungan antar anggota keluarga yang kurang intim menimbulkan suasana kaku, tegang didalam keluarga.
Menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Suasana yang menyenagkan
akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak. Disamping suasana keluarga yang mendukung belajar anak keadaan sosial
ekonomi keluarga pun juga mempengaruhi. Anak bela jar memerlukan
sarana-sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadangkala menjadi penghambat anak belajar. Maka perlu diberi
pengertian kepada anak. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana
yang diperlukan a nak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.
3. Lingkungan Masyarakat
Siswa hidup di masyarakat. Hal demikian berarti siswa adalah bagian dari
warga masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, dengan
orang yang lebih tua maupun dengan orang yang lebih muda. Menurut Roestiyah
(1982 : 162), anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan tema n bergaul
yang buruk perangainya. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.. Selain itu pengaruh
(30)
majalah, Koran, yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara pendidikan.
Kadang-kadang anak asyik membaca buku yang bukan buku pelajaran, sehingga
lupa akan tugas belajar. Maka bacaan anak perlu diawasi dan diseleksi. Selain yang telah disebutkan diatas menurut Muhibbin Syah (1995: 138), bahwa kondisi
masyarakat dilingkungan yang kumuh dan serba kekurangan dan terdapat
anak-anak penganggur dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Dalam kondisi masyarakat yang demikian, jika anak tidak berhati-hati dalam pergaulannya, anak
dapat melupakan tugasnya sebagai pelajar.
Sementara itu didalam masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin belajar dapat dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin
belajar. Hal ini ditegaskan oleh Roestiyah (1982 : 163 ) yang mengatakan bahwa
dilingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan
terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika jika mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman disekitarnya mendapat prestasi
belajar yang tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha belajar keras agar tidak
ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila teman-teman disekitarnya itu teman sekelasnya anak dapat mengadakan belajar bersama. Belajar bersama disini
dimaksudkan agar ketinggalan dalam mengikuti mata pelajaran dikelas dapat
diatasi.
4. Lingkungan Sekolah
Pendidikan disekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan pentingnya pendidikan. Sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja melainkan juga sarana
(31)
didik belajar, mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu perlu
diciptakan, lingkungan sekolah yang dapat mendukung anak untuk belajar.
Menurut Muhibbin Syah (1995: 137) Lingkungan sekolah seperti para guru, para staf, para sta f administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan
perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suritauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin belajar dan berdiskusi, dapat menjadi
daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.
Selain itu yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu kebersihan lingkungan sekolah pada umumnya dan kebersihan kelas pada khususnya turut
mempengaruhi proses belajar siswa.
C. Motivasi Belajar 1. Arti Motivasi
Motivasi secara umum adalah keadaan psikologis dan fisiologis dalam diri pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas aktivitas
tertentu untuk mencapai tujuan. (suryabrata, 1984 : 72).
Menurut A.W. Bernard yang dikutip oleh KI RBS. Fudyartanto ( 2002 : 257 ) memberi definisi motivasi adalah: “Motivation refers to all those phenomena
which are involved in the stimulation of action towards particular objectives where previo usly there was little or no movement towards those goals”. Dari kutipan ini, motivasi menunjukkan semua fenomena yang dilibatkan dalam
(32)
stimulasi (perangsangan) tindakan kearah tujuan-tujuan tertentu dimana
sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan kearah tujua-tujuan itu. Jadi motivasi
adalah usaha memperbesar atau mengadakan gerakan mencapai tujuan tertentu. Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh (Sardiman 1986: 73) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu
dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha meniadaka n atau mengelakkan perasaan tidak suka. Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi
motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang.
2. Motivasi Belajar
Seseorang dianggap memiliki motivasi berprestasi (The need for
achievement ), jika dia mempunyai keinginan untuk melakukan kerja secara lebih
baik atau berprestasi lebih tinggi dari orang lain. Prestasi belajar yang dicapai seseorang tidak akan lepas dari proses belajar. Menurut Elida Prayitno (1989 : 8)
motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan
siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar.
Menurut W.S. Winkel (1989: 92), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
(33)
belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Sardiman (1986: 75) motivasi
belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya
yang khas adalah dalam hal menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.
Howley (dikutip oleh Elida Prayotno 1989: 3) mengatakan bahwa
siswa-siswa yang termotivasi dengan baik dalam belajar, melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi
dalam belajar.
Pada dasarnya seseorang yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi kebanyakan akan mencapai prestasi yang lebih baik. Tetapi juga tidak dapat
disangkal bahwa dalam kenyataan walaupun motivasinya cukup kuat tetapi
prestasi belajarnya tidak mencapai hasil yang baik. Hal ini karena terdapat
faktor-faktor yang menghambat belajar. Menurut (Kartini Kartono, 1985: 62-67)
secara garis besar faktor-faktor yang menghambat belajar dapat dikelompokkan
dalam dua golongan yaitu :
a. Sebab endogen (dalam diri anak)
1) Bersifat bioligis, misalnya kesehatan, cacat badan.
2) Bersifat psikologis, misalnya kecerdasan, minat, bakat, perhatian.
b. Sebab eksogen (dari luar diri anak)
1) Faktor keluarga yaitu fak tor orang tua, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga. 2) Faktor sekolah
(34)
4) Faktor lain, misalnya metode belajar anak yang kurang baik.
Karakteristik siswa yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Sardiman
seperti yang dikutip oleh Ali Imron (1996: 88) sebagai berikut: a) tekun dalam menghadapi tugas
b) ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa, tidak cepat puas
atas prestasinya
c) menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalh
belajar
d) lebih suka bekerja sendiri
e) tidak cepat bosan denga n rutinitas
f) dapat mempertahankan pendapatnya
g) tidak mudah melepaskan apa yang diyakininya
h) senang mencari dan memecahkan masalah
D. Disiplin Belajar 1. Arti Disiplin
Menurut WHS Jenes (1962) mengartikan disiplin sebagai berikut: Diciplin
has been defined as the training of the will. Disiplin disini diartikan sebagai latihan kemauan. Kemauan disini adalah kemauan yang baik, maka dapat
dianalisis lebih lanjut. Jika kemauan tersebut dipimpin dan diarahkan dengan baik akan melatih kebiasaan yang baik pula, yang tidak lain adalh melatih kemauan
(35)
Disiplin merupakan keterikatan seseorang baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk mentaati norma-norma tertentu yang ada dilingkungan
masyarakat. Secara khusus disiplin adalah usaha yang sungguh-sungguh dengan melalui latihan-latihan dan kemauan dari anak untuk belajar. Kemauan disini
adalah kemauan yang baik dari anak untuk berbuat positif dan berbuat yang
menguntungkan. Sebagai contoh siswa yang mematuhi gurunya untuk mengerjakan pekerjaan rumah, mematuhi peraturan yang ada di sekolah, dan lain
sebagainya.
2. Disiplin Belajar
Untuk mendapatkan sesuatu hasil yang baik diperlukan disiplin dan
keteraturan secara kontinyu. untuk dapat mencapai hasil belajar yang baik,
seorang pelajar perlu merencanakan terlebih dahulu dengan sistematika yang baik tentang apa yang akan dipelajari.
Menurut The Liang Gie (1982: 82) bahwa dalam usaha apapun juga
keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang baik. Dengan jalan berdisiplin melaksanakan pedoman-pedoman yang baik
didalam usaha belajar barulah seorang pelajar akan mempunyai cara belajar yang
baik.
Sifat bermalas- malas keinginan mencari gampangnya saja, hingga untuk
bersusah payah memusatkan pikirannya, kebiasaan melamun dan gangguan lainnya selalu dihadapi oleh seorang pelajar. Gangguan itu dapat diatasi bila
(36)
menangguhkan usaha belajar sampai sudah dekat ujian , hal ini hanya dapat
dihalau kalau ia disiplin pada dirinya. Disiplin akan membuat pelajar memiliki
kecakapan mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik.
Cara belajar yang baik bukanlah bakat yang dibawa sejak lahir, yang diwarisi
dari orang tua melainkan kecakapan yang diperoleh melalui latihan. Jika cara belajar yang baik sudah menjadi kebiasaan, maka tidak perlu lagi ada resep yang
diperhatikan sewaktu belajar.begitu pula dengan keteraturan dan kedisiplinan
tidak akan terasa lagi sebagai suatu beban yang berat.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar
Pada kenyataannya masih banyak pelajar yang belum disiplin dalam
belajarnya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Faktor intern ( faktor yang berasal dari alam diri pelajar itu sendiri ) yang
meliputi :
1) Sifat malas.
Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan, misalnya seorang
pelajar yang selalu menunda pekerjaan yang diberikan sehingga akan
membuat mereka malas untuk mengerjakannya karena semakin banyaknya tugas yang harus mereka selesaikan.
2) Kesehatan.
Kesehatan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
(37)
tidak sehat cenderung akan menunda pekerjaannya dan tidak dapat
menyelesaikannya.
3) Minat.
Seseorang yang mempunyai minat dalam belajarnya cenderung
akan disiplin dalam melakukan segala usahanya demi tercapainaya
segala yang dicita-citakannya.
b. Faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar diri pelajar), yang meliputi :
1) Peralatan.
Peralatan merupakan faktor penentu dalam usaha peningkatan
disiplin belajar. Jika seorang pelajar yang mempunyai peralatan sekolah
yang lengkap, mereka akan cenderung untuk disiplin melakukan
tugas-tugas yang diberikan kepadanya. 2) Lingkungan.
Lingkungan merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya dalam
membantu meningkatkan disiplin belajar, karena dalam belajar diperlukan lingkungan (keluarga, sekolah,dan masyarakat) yang kondusif
untuk mencapai hasil maksimal.
E. Kerangka Berfikir
1. Hubungan Antara Lingkungan Belajar Denga n Prestasi Belajar
Dari uraian tentang lingkungan belajar diatas dapat dipahami bahwa
(38)
tersebut dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat dan lingkungan sekolah. Lingkungan keluarga merupakan hubungan
antara anak dengan orang tua. Menurut Patterson dan Loeber (dikutip oleh Muhibbin Syah 1995: 138) mengatakan bahwa lingkungan belajar yang lebih
mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua da lam keluarga itu sendiri.
belajar siswa. Di lingkungan masyarakat anak akan banyak berhubungan dengan anggota masyarakat lainnya, anak akan beegaul dengan orang-orang sebaya, lebih
tua maupun yang lebih muda. Maka dari itu pergaulan anak dimasyarakat perlu
dijaga agar tidak salah bergaul sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar. Di lingkungan sekolah anak akan berinteraksi dengan teman-teman sekolah dan guru,
tapi teman-teman akan lebih besar pengaruhnya terhadap anak.
Dengan demikian lingkungan belajar yang mendukung akan menjadikan
prestasi belajar yang tinggi dan sebaliknya lingkungan yang kurang mendukung akan menjadikan prestasi belajar siswa akan rendah.
2. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar
Motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang
menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan
aktivitas siswa untuk belajar (Elyda Prayitno 1989: 8). Motivasi belajar sedikit banyak akan mempengaruhi prestasi belajar. Peserta didik yang memilik i motivasi
yang kuat, akan mempunyai banyak kesempatan untuk melakukan kegiatan belajar sebaik mungkin guna mencapai hasil belajar yang memuaskan, karena ada
(39)
keinginan untuk belajar tersebut maka siswa akan lebih bersemangat untuk belajar
sehingga prestasinya akan meningkat.
3. Hubungan Antara Disiplin Belajar Dengan Prestasi Belajar
Disiplin belajar sangat penting dalam kegiatan belajar karena kedisiplinan
dalam belajar pada akirnya akan mempengaruhi prestasi belajar. Seorang pelajar yang disiplin dalam mela kukan aktivitas atau kegiatan terutama dalam hal belajar
akan mudah dalam mengukuti proses belajar. Pelajar akan berusaha melaksanakan
apa yang telah disusun atau direncanakan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Maka dari itu kedisiplinan dalam belaja r akan mempengaruhi prestasi
belajar.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah sebuah kesimpulan tetapi kesimpulan tersebut belum final,
masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam hal ini adalah sebagai
berikut :
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar
dengan prestasi belajar
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar.
(40)
23 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat replikasi dari penelitian sebelumnya dan jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu jenis penelitian yang mengambil suatu permasalahan yang terjadi pada obyek penelitian tertentu. Jenis penelitian studi kasus tersebut bila dihubungkan dengan hasil penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian hanya berlaku bagi obyek yang diteliti saja dan tidak berlaku bagi obyek penelitian yang lain. Penelitian ini hanya terbatas pada obyek tertentu saja yaitu mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2002 dan 2003 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Secara khusus yang diteliti dari responden adalah Lingkungan belajar, Motivasi belajar, dan disiplin belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian : Universitas Sanata Dharma, Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta.
(41)
24 C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma. Peneliti memilih Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 karena subyek dalam penelitian ini satu ruang lingkup dengan peneliti dan mahasiswa angkatan 2002-2003 telah menempuh studi belajar yang relatif cukup lama dan sudah dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan belajar.
Kriteria lama antara lain: mahasiswa sudah lebih dari 4 (empat) semester belajar di Universitas Sanata Dharma.
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah Hubungan antara Lingkungan belajar, Motivasi belajar dan Disiplin belajar dengan Prestasi belajar
D. Populasi, Sampel dan Prosedur Pengambilan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil hitung atau pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu disemua kumpulan (Sudjana,1996: 6). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma. Mahasiswa angkatan
(42)
25
2002 terdiri dari tiga kelas. Kelas A sebanyak 40 mahasiswa, kelas B sebanyak 40 mahasiswa dan kelas C 36 mahasiswa. Kemudian angkatan 2003 terdiri dari dua kelas yaitu kelas A sebanyak 35 mahasiswa dan kelas B 34 mahasiswa, jadi keseluruhan ada 185 mahasiswa.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Menurut Suharsimi Arikunto ( 1991: 104) besarnya sampel yang diambil agar memperoleh data yang representativ adalah jika populasi lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10% sampai 15% atau 20% sampai 25% atau lebih sesuai dengan kemampuan peneliti. Sampel dalam penelitian ini akan mengambil sebanyak 100 mahasiswa.
2. Prosedur pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampel proporsi atau proportional random sampling. Teknik pengambilan sampel proporsi digunakan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel yang representativ, pengambilan subyek dari setiap strata ditentukan seimbang.
Penelitian ini mengambil sampel 100 mahasiswa secara kelompok berimbang dengan perhitungan sebagai berikut :
Angkatan 2002 Kelas A
185 40
x 100 = 21,6 Kelas B
185 40
x 100 = 21,6 Kelas C
185 36
(43)
26 Angkatan 2003
Kelas A 185
35
x 100 = 18,9 Kelas B
185 34
x 100 = 18,4
Jumlah = 99,9 dibulatkan 100 mahasiswa.
Dengan demikian diharapkan sampel dapat terwakili dari kedua angkatan.
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel 1. Variabel penelitian
Variabel adalah obyek peneliti yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 1989: 91). Dalam hal ini variabel yang akan diteliti adalah :
a. Variabel bebas (Independence variable)
Variabel bebas adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat (Nawawi, 1994 : 50 )
Varibel bebas dalam penelitian ini adalah :
1) Lingkungan belajar sebagai variabel bebas pertama (x1) 2) Motivasi belajar sebagai variabel bebas kedua (x2) 3) Disiplin belajar sebagai variabel bebas ketiga (x3)
(44)
27 b. Variabel terikat ( Dependence variable )
Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur didalam yang berfungsi menyesuaikan diri dengan kondisi lain. Variabel terikat dalam hal ini adalah prestasi belajar mahasiswa (y)
2. Kategori kecenderungan variabel
kategori kecenderungan terhadap variabel bebas dan terikat dinilai dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Penilaian dengan menggunakan PAP tipe II adalah sebagai berikut (Ign. Masidjo, 1991: 46)
Tabel 2
Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II Tingkat Penguasan
Kompetensi
Kategori Kecenderungan Variabel
81% - 100% 66% - 80% 56% - 65% 46%- 55%
< 46%
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
3. Pengukuran variabel
Dalam penelitian setiap variabel penelitian yang dianalisis perlu diukur dengan cara pengukuran masing- masing maka pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah
(45)
28
Data mengenai lingkungan belajar, motivasi belajar, disiplin belajar yang diperoleh melalui jawaban kuesioner yang berupa daftar pertanyaan. Kuisioner yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban yang telah tersedia. Jawaban yang diperoleh bersifat kualitatif maka menggunakan skala likert dalam memberikan skor. Ada dua kategori yang digunakan yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif yang dinilai dengan pilihan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pembagian pernyataan ini menjadi dua kategori ini karena pada dasarnya seseorang mempunyai sikap yaitu sikap mendukung (positif), sikap tidak mendukung/menolak (negatif) dan netral. Penulis berharap responden mempunyai sikap mendukung atau tidak mendukung/menolak, maka dari itu jawaban netral dihilangkan.
(46)
29
Tabel 3 Kisi kisi kuesionar
No Variabel Indikator Item
positif Item negatif 1 2 3 Lingkungan belajar Motivasi belajar Disiplin belajar
• Lingkungan keluarga
• Lingkungan sekolah
• Lingkungan masyarakat
• Kemauan untuk mengikuti pelajaran
• Keinginan untuk berprestasi
• Kerelaan menyediakan waktu belajar
• Ketekunan
• Kemauan mentaati peraturan 1,2,8,9 3,6,10,11 4,5,7 5,10 1,2,6 8,9 1,2,3,4 5,6,9 7 3 4 7,8,10 Tabel 4
Skor nilai-nilai item pertanyaan kuesioner Jawaban Positif negatif Sangat setuju Setuju 4 3 1 2
(47)
30 Tidak setuju
Sangat tidak setuju
2 1
3 4
b. Variabel Terikat ( prestasi belajar )
Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur yang didalamnya berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi lain yang disebut variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi angkatan 2002-2003 Universitas Sanata Dharma.
Data prestasi belajar mahasiswa diukur dengan indeks prestasi sebagai indikator. Dalam penelitian ini prestasi akademik yang digunakan adalah nilai indeks prestasi kumulatif yang telah dicapai oleh responden. Prestasi yang diperoleh mahasiswa dikategorikan sebagai berikut :
Tabel 5
Kategori Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa
IPK Kategori
3,51 – 4,00 2,76 – 3,50 2,00 – 2,75
Cum laude
Sangat memuaskan Memuaskan
(48)
31 F. Data yang Diperlukan
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh responden melalui daftar pertanyaan atau kuesioner. Data primer dalam penelitian ini adalah meliputi identitas diri mahasiswa, tentang hubungan lingkungan belajar, motivasi belajar, dan disiplin belajar dengan prestasi belajar mahasiswa,yang dapat diperoleh hasilnya melalui kuesioner yang telah dibagikan kepada mahasiswa.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang lebih dahulu dikumpulkan oleh pihak lain diluar pene liti. Data sekunder dalam penelitin ini adalah meliputi buku-buku yang berkaitan dengan teori tentang lingkungan belajar, motivasi belajar, dan disiplin belajar. Data prestasi belajar mahasiswa diambil dari IPK.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data menggunakan tiga metode yaitu : a. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal- hal yang ia ketahui ( Suharsimi Arikunto, 1991: 124).
(49)
32 b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan mencatat dokumentasi yang diperlukan. Cara ini digunakan untuk memperoleh data mengenai sejarah Universitas, Program studi, peraturan akademik, fasilitas, kurikulum.
c. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh keterangan-keterangan yang diperlukan. Wawancara dilaksanakan dengan cara memberi pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang bersangkutan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan data yang diperlukan.
H. Teknik Pengujian Instrumen 1. Pengujian Validitas Instrumen
Suatu alat ukur dikatakan valid atau sahih apabila suatu alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat atau teliti.
Kevalidan alat ukur itu diuji dengan menggunakan metode analisis butir yaitu validitas dengan menguji apakah tiap item atau butir soal benar-benar telah mengungkapkan indukator yang ingin diselidiki. Penghitungan validitas dalam penelitian ini menggunakan perhitungan korelasi product moment dari karl pearson sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1989: 206 ) :
(50)
33
(
)( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
Y Y N X X N Y X XY N rxy ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = Ketetangan : xy
r = Koefisien korelasi antara x dan y N = Jumlah responden
∑
x = Jumlah skor dari setiap item∑
y = Jumlah dari skor seluruh item∑
2x = Jumlah x kuadrat
∑
2y = Jumlah y kuadrat
∑
xy = Jumlah perkalian x dan yButir dikatakan valid apabila koefisien korelasi ( r hit ) bernilai positif dan lebih besar atau sama dengan r table dengan taraf signifikansi 5%. Demikian sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi (r hit) lebih kecil dari r table dengan taraf signifikansi 5%. Pelaksanaan perhitungan validitas butir pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan r table yaitu sebesar 0,2366 pada taraf signifikansi 5%, N = 31, dan df sebesar N-2 yaitu 31-2 = 29. hasil perhitungannya dapat dilihat pada table dibawah ini:
(51)
34 Tabel 6 Hasil uji validitas Instrument lingkungan belajar
No. item Rhitung Rtabel Hasil Analisis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,7188 0,3885 0,5706 0,3685 0,3583 0,3308 0,3902 0,3745 0,5179 0,2726 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Instrumen motivasi belajar
No. item Rhitung Rtabel Hasil Analisis
1 2 3 4 5 6 7 8 0,4566 0,3638 0,2702 0,4484 0,6666 0,2740 0,4508 0,6746 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
(52)
35 9 10 0,4131 0,4139 0,2366 0,2366 Valid Valid
Instrument disiplin belajar
No. item Rhitung Rtabel Hasil Analisis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0,4753 0,5601 0,4082 0,4795 0,4115 0,6554 0,6809 0,3927 0,3004 0,2530 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 0,2366 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas kuisioner adalah sejauhmana alat penguk ur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Cara untuk mencari reliabilitas keseluruhan item adalah dengan mengoreksi angka korelasi yang diperoleh dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :
r11 =
(
)
Σ − − 2 1 2 1 1 σ σb K K
(53)
36 Keterangan :
11
r = Reliabilitas
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b
σ
Σ = Jumlah varian butir
2 1
σ = Varian total
Hasil analisis uji reliabilitas dihitung dengan progr am komputer seri SPSS. Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil reliabilitas seperti pada table dibawah ini:
Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel penelitian Koefisien Reliabilitas 1
2 3
Lingkungan belajar Motivasi belajar
Disiplin belajar
0,7644 0,7688 0,7827
Setelah r11 diperoleh kemudian dikonsoltasikan dengan rtabel pada taraf
signifikansi 5% sebesar 0,2366 instrumen dikatakan handal jika r11 lebih besar dari
rtabel.
Hasil analisis uji reliabilitas dari tabel diatas kemudian dibandingkan dengan tingkat keterandalan variabel penelitian yang telah dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1992: 167)
(54)
37 Tabel 8
Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian
No Koefisien Alpha Interpretasi Tingkat Keterandalan 1
2 3 4 5
0.800-1.000 0.600-0.799 0.400-0.599 0.200-0.399
<0.200
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
I. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka data yang berhasil dikumpulkan harus diperoleh kemudian dilakukan analisis. Dalam menganalisis data diperlukan teknik analisis data yang sesuai dengan datanya. Secara garis besar data dapat digolongkan menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur atau dapat dinilai dengan angka secara langsung. Sedang data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur atau dinilai secara langsung.
Data yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif atau analisis statistik. Dalam penelitian ini diharapkan hasil pengolahan dan analisis data dengan teknik statistik diharapkan dapat dapat menjawab permasalahan yang diajukan. Untuk itu dipilih teknik analisis data yang relevan dengan tujuan penelitian dan keadaan yang dimiliki.
(55)
38
Untuk menjawab permasalahan yang ada penulis menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prayarat analisis perlu dilakukan karena akan digunakan sebagai langkah selanjutnya dalam melakukan analisis data, selain itu demaksudkan sebagai dasar dalam mengambil keputusan agar tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik.
a. Uji Normalitas
Tujuan melakukan uji normalitas adalah agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari yang seharusnya. Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah kondisi masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji normalitas dengan menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov sebagai berikut :
D = maksimum Fo
( )
x −Sn( )
X Keterangan:D = Deviasi maksimum
Fo = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
(56)
39 2. Analisis Hipotesis
Untuk menganalisis hipotesis 1,2, dan 3 menggunakan langkah- langkah sebagai berikut:
a. Perumusan hipotesis
1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan belajar dengan prestasi belajar.
2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.
3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar.
b. Langkah- langkah pengujian hipotesis 1) Menyusun hipotesis
Ho : r = 0 berarti tidak ada hubungan antara x dan y.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa tidak ada hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel-variabel terikat.
Ha : r # 0 berarti ada hubungan antara x dan y.
Hal ini dapat dijelaskan bahwa ada hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat.
2) Menggunakan uji statistik
Untuk menjawab permasalahan pada hipotesis 1,2, dan 3 yaitu hubungan antara lingkungan belajar (X1) dengan prestasi belajar (Y),
(57)
40
motivasi belajar (X2) dengan prestasi belajar (Y) dan disiplin belajar (X3) dengan prestasi belajar (Y), oleh karena itu penulis membuat persamaan garis regresi tiga prediktor. Rumusnya adalah sebagai berikut: (Sugiyono, 2005: 256)
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan :
a = koefisien variabel X1 b = koefisien variabel X2 c = koefisien variabel X3 Y = variabel terikat X1 = variabel bebas 1 X2 = variabel bebas 2 X3 = variabel bebas 3
Dari hasi analisis regresi ganda juga diperoleh thitung. kriteriapengambilan keputusan yaitu apabila thitung. lebih besar dari ttabel pada taraf signifikansi 5%, maka variabel yang diuji terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Sedang apabila thitung. lebih kecil dari ttabel maka tidak ada hubungan yang positif dan signifikan.
(58)
41
Tabel 9 Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,00 sampai dengan 0,200
Tinggi Cukup Agak rendah
Rendah Sangat rendah (tak
berkorelasi)
Besarnya Nilai r Interpretasi Antara -0,800 sampai dengan -1,00
Antara -0,600 sampai dengan -0,800 Antara -0,400 sampai dengan -0,600 Antara - 0,200 sampai dengan -0,400
Antara - 0,00 sampai dengan -0,200
Tinggi Cukup Agak rendah
Rendah Sangat rendah (tak
berkorelasi)
Apabila diperoleh angka negatif, berarti korelasinya negatif. Hal ini menunjukkan adanya kebalikan urutan indeks korelasi yang bernilai tidak pernah lebih dari 1,00.
(59)
42 BAB IV
GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS
A. Sejarah Perkembangan Universitas Sanata Dharma 1. Latar Belakang
Rencana mendirikan suatu Perguruan Tinggi Keguruan lahir ketika Prof. Moh. Yamin, S.H. menjabat Mentri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sampai waktu itu, pendidikan khusus guru-guru SMTP/SMU dilaksanakan oleh kursus BI/BII yang didirikan di berbagai kota di Indonesia. Tetapi sewajarnyalah pendidikan yang amat penting itu diangkat ke taraf keguruan universitas dengan mempertahankan arah dan tujuan sendiri, yaitu keguruan di sekolah menengah.
Inisiatif ini menarik bagi gereja, terutama di Jawa Tengah yang waktu itu Ordo Societas Jesu (Serikat Yesus, sering diangkat SJ) telah membuka kursus-kursus BI diantara BI Mendidik (Yayasan De Brito) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. BI sejarah di Semarang dikelola oleh Pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan BI Ba hasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang dikelola oleh Pater H. Bastianse, S.J.
Selanjutnya kursus-kursus BI tersebut dianggap Crash Program sehingga Superior Misionaris Societas Jesu, yaitu Pater Kester berusaha mendirikan suatu perguruan tinggi. Pada tahun 1954-1955, Prof. de Quelje,
(60)
43
pejabat Kementrian PP dan K, berkunjung ke Yogyakarta. Kesempatan inikemudian dimanfaatkan ole h Pater Kester, Pater Ruding dan pater H. Loeff untuk menggali informasi tentang gagasan Prof. Moh. Yamin, S.H. untuk mendirikan PTPG. Pater Kester berpendapat bahwa gagasan inilah yang selaras dengan karya-karya para Pater Jesuit dam tidak melampauibatas-batas kemampuan Ordo. Setelah didapatkan persetujuan Bapak Mentri, berlangsunglah pembukuan resmi PTPG USD di Pendopo Seminari Tinggi, jalan Code, tanggl 17 Desember, ketika itu kementrian PP&K diwakili oleh Prof Makagiansar, Wakil Kepala Bagian Perguruan Tinggi. Dekan pertama yaitu Prof. Dr. N.Driyarkara. S.J.
Tiga kursus BI milik Jesuit yang telah digabungkan menjadi satu. Gabungan ini diperkuat dengan “bumbu” US $ 150.000, hadiah dari Conggregatio de Propaanda Fide. Dengan demikian lahirlah PTPG Sanata Dharma yang dimulai pada tanggal 20 Oktober 1955.
Awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan, yaitu (1) BahasaInggris (2) Sejarah (3) IPA dan (4) Ilmi Mendidik. Sedangkan nama Sanata Dharma sendiri diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J., pejabat Departemen PP dan K di Kawali (Kantor Wali gereja Indonesia). Aslinya Sanata Dharma dibaca Sanyata Dharma. Nyata Dharma artinya “kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian itu ditujukan kepada tanah air, bangsa dan gereja.
(61)
44
Kemudian pembesar misi Societas Jesu menunjuk Pater Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma sedangkan Wakil Dekan dipercayakan kepada Pater H. Loeff,S.J.
2. Perkembangan Selanjutnya
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, keme ntrian PP dan K tenatngperubahan PTPG menjadi FKIP, maka pada November 1958 PTPG Sanata Dharma berubah menjadi FKIP Sanata Dharma dan ini merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata dharma berhasil memperoleh status DISAMAKAN dengan negri beradasarkan SK Mentri PTIP No. I/1961, pada tanggal 6 mei jo No77/1962 tanggal 11 juli 1962. tetapi seacara de Facto FKIP_FKIP yang dibentuk oleh PTPG tetap berdiri sendiri dan FKIP Sanata Dharma di Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta hanyalah nama diataskertas saja. Mulai 15 Juli 1961 Seminari Tinggi Yogyakarta menggabungkan diri dengan FKIP Sanata dharma danmempunyai jurusan baru, bernama Filsafat Teologi.
Untuk mengatasi kerancuan ini akhirnya pemerintah kembali menetapkan agar FKIP berdiri sendiri menjadi IKIP. Karena itu FKIP Sanata Dharma juga berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK menteri PTIP No. 237/ B Swt/ U/ 1965. Surat keputuasan ini berlaku 1 September 1965.
(62)
45
Dalam masa IKIP tersebut, banyak hal berkembang di Sanata Dharma. Perkembangan itu meliputi berbagai aspek, baik yang menyangkut pembangunan secara fisik, administrasi, pengajaran, dan penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. IKIP Sanata Dharma dilengkapi dengan lembaga-lembaga pendukung yaitu Pusat Penelitian Sanata Dharma, Pusat Pengabdian pada Masyarakat, dan Pusat Komputer. Disamping itu FKIP Sanata Dharma didukung pula oleh dua biro administrasi, yaitu Biro Administrasi Umum (BAU) dan Biro Administrasi Akademi dan Kemahasiswaan (BAAK).
Yayasan Sanata Dharma membuka sekolah latihan bagi amhasiswa, yaitu SMP Sanata Dharma pada tanggal 1 Januari 1967. SMP ini terletak dibagian utara kampus Sanata Dharm, SMP berakhir tahun 2002. pada tanggal 1 Januari 1973 juga dibuka pendidikan non- gelar bagi para luluasn SLTA, yaitu Program Extenstion Course Bahasa Inggris. Program ini dilaksanakan dalam rangka pengabdian pada masyarakat.
Pada bulan Juli 1979 IKIP Sanata Dharma melaksanakan program sarjana muda dan sarjana, pada saat yang sama Depdikbud juga mempercayakan kepada IKIP Sanata Dharma untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III pada berbagai jurusan seperti Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, IPA dan PMP. Berbagai Program Diploma ini ditutup pada tahun 1990, dan selanjutnya dibuka Program Diploma II yaitu PGSD.
(63)
46
Untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman maka pada tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No.46/ D/ O/ 1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma. Dengan perkembangan ini diharapkan Sanata Dharma tetap dapat memajuka muatan program pendidikannya. Disamping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan cara membuaka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidiakn (FKIP). Sanata Dha rma juga membuka 6 Fakultas baru dan 2 Fakultas perubahan bentuk. Dengan demikian Fakultas-fakulats di Universitas sanata Dharma mencakup FKIP, Fakultas Ekonomi, MIPA, Sastra, Teknik, Farmasi, Psikologi, Teologi dan Fakultas Agama.
Sejak tanggal 19 April 1999 melalui surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 143/ DIKTI/ Kep/ 1999, fakultas Ilmu Pendidikan Agama berubah menjadi Program Studi Iilmu Pendidkan Kusus Agama Katolik, dan ini menjadi bagian dari Fakultas Ilmu Pendidikan(FKIP). Dengan demikian saat ini Universitas Sanata Dharma memiliki 8 Fakultas yang menyelenggarakan Pendidikan Program gelar S1 yaitu:
1. FKIP
2. Fakultas Ekonomi 3. Fakultas Sastra 4. Fakultas Teknik
(64)
47 5. Fakultas Farmasi
6. Fakultas Psikologi, dan 7. Fakultas Teologi
Dengan program non- gelar, yaitu D II PGSD, English Extension Course, dan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Dan lebih dari itu saat ini Universitas sanata Dharma juga membuka program pasca sarjana yaitu Program Studi Magister Teologi dan Program Studi Magister Iilmu Religi dan Budaya.
Sejak berdirinyan hingga sekarang Sanata Dharma pernah dipimpin oleh 9 orang rector, yaitu:
1. Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955 – 1967) 2. Drs. J. Drost, S.J. (1968 – 1976)
3. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977 – 1984) 4. Drs. FX. Danuwinata, S.J. (1984 – 1988) 5. Drs. A. Tatoyo, M.Sc. (1988 – 1993)
6. Dr. M. Sastropratedja, S.J. (1993 – 1997, 1997 – 2001) 7. Dr. Paulus Suparno, S.J., M.S.T (2001 – 2006)
8. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (Sekarang)
Sedangkan nama-nama dekan FKIP Universitas Sanata Dharma adalah sbb: 1. Dr.J. Bismoko (1 Juli 1993 – 31 Januari 1994)
2. Dr. A. Priyono Marwan, S.J. (1 Februari – 31 Maret 1997) 3. Dr. Paul Suparno, S.J. (1 Juni – 11 Agustus 2001)
(65)
48
4. Dr. A. M. Slamet Soewandi, M. Pd. (1 Agustus 2001 – 2006) 5. Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D. (Sekarang)
B. Visi dan Misi
Berdasarkan visi misi Universitas Sanata Dharma, FKIP USD merumuskan secara khusus visi dan misinya sebagai berikut:
Visi:
1. Universitas Sanata Dharma terdorong untuk terus mencari, menemukan, dan mengungkapkan kebenaran secara obyektif dengan kebebasannya. Hal itu didasari pada pengakuan akan kebaikan hakiki dunia sebagai ciptaan Allah yang harus dipelajari, diselidiki, dan direnungkan maknanya serta dibangundan dilestarikan demi kesejahteraanumat manusia dan kemuliaan Allah yang lebih besar.
2. Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan manusia depan bangsa Indonesia, Universitas Sanata Dharma merasa terpanggil untuk memberikan sumbangan positif kepada usaha bersama dalam pengembangan pikiran, hati, dan kehendak kaum muda, dengan maksud membangkitkan potensi mereka untuk secara aktif dan kreatif ikut membangn masyarakat pliralistik yang adil, demokratis, dan sejahtera.
3. Usaha pengembangan itu didasarkan pada nilai kebangsaan dan kebudayaan ansional seperti terungkap dalam Pancasila dan UUD 1945; pada visi kristiani
(66)
49
mengenai martabat manusia sebagai ciptaan Allah, tanggung jawab sosialnya serta tujuannya yang luhur; dan pada spiritualnya Ignasian ya ng terwujud dalam arah pendidikan Serikat Yesus seperti “menjadi manusia” (men and women for and with others), perhatian pribadi (cara personalis), serta semangat keunggulan (magis) dan dialogis.
Misi:
1. Mengembangkan system pendidikan yang dapat memadukan nilai akademik dan kemanusiaan
2. Mengembangkan universitas yang dapat menjadi hati nurani kritis masyarakat. 3. Menyelenggarakan penelitian terutama untuk lebih menggali secara kritis
kebenaran manusiawi dan mengembangkan martabat manusia.
4. Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomikeilmuan untuk dapat menemukan kebenaran berdasakan pada etika keilmuan.
5. Menyelenggarakan pendidikan yang humanis dengan semangat dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan spiritual secara terpadu.
6. Membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan dapat berguna bagi masyarakat.
7. Memberikan pelayanan kepada mayarakat dan sekaligus membantu mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan social terhadap mayarakat.
(67)
50
8. Mempersiapkan tenaga yang professional, baik dalam bidang keilmuan maupun dalam bidang kependidikan.
C. Struktur Organisasi
Gambar 1 Struktur Organisasi SENAT Fakultas Unit Tata
Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan (P-4) Unit
MKDK
DEKAN FKIP PD I PDII PDIII
Unit PPL
Kajur PBS sekjur Kaprodi PDU sekprod Kajur MIPA sekjur Kajur PIPS sekjur Kaprodi PBSID sekprod Kaprodi PBI sekprod Kaprodi PGSD sekprod Kaprodi BK sekprod Kaprodi P M sekprod Kaprodi PF sekprod Kaprodi PS sekprod Kaprodi PA sekprod Dosen Mhs Dosen Mhs Dosen Mhs Dosen Mhs Dosen Mhs Dosen Mhs Dosen Mhs Dosen Mhs Dosen Mhs Kajur IP sekjur
(68)
51
1. Senat Fakulats merupakan badan normative dan perwakialn tertinggi di lingkungan yang memiliki wewenang dalam menjabarkan kebijakan dan pereturan universitas untuk fakultas.
2. Dekan FKIP me mimpin FKIP dibantu oleh PD I (pembantu dekan I bidang akademik), PD II (pembantu deakn II bidang administrasi umum), dan PD III (pembantu dekan III bidang kemahasiswaan).
a. Dekan memimpin penyelenggara pendidikan, pengajaran,penelitian dan pengabdian pada mayarakat membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi dan bertanggung jawab kepada rektor.
b. Pembantu dekan I bertugas membantu dekan dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
c. Pembantu dekan II bertugas membantu dekan dalam memimpin pelaksanan kegiatan dibidang administrasi umum.
d. Pembantu dekan III bertuas membantu dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan dibidang pendidikan yang bersifat kokurikuler dan ekstrakurikuler serta kemahasiswaan.
3. Unit MKDK bertugas mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan mata kuliah dasar kependidikan dilingkup fakultas, dipimpin oleh seoarng ketua unit MKDK yang bertanggung jawab langsung kepada dekan.
(69)
52
4. Pusat pendidikan dan pelayanan pendiikan (p-4) bertugas membantu dan mengkoordinasi penelitian dan pelayanan pendidiakn kepada masyarakat luar dan membagikan berbagai tugas itu ke[ada dosen-dosen yang terkait. Pusat penelitian dan pelayanan pendidikan dipimpinoleh ketua P4 yang bertanggung jawab langsung kepada dekan.
5. Unit tata usaha menyelenggarakan administrasi kegiatan akaemik pada tiap-tiap program studi. Tata usaha dalam menjalankan tugasnya berada di bawah koordinasi pembantu dekan II.
6. Unit PPL bertugas mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan PPL mahasiswa dalamlingkup fakultas. Unit PPL fakultas dipimpin olehseorang ketua unit PPL yang bertanggung jawab langsung kepada dekan.
7. Kajur (ketua jurusan) bertugas memimpin jurusan, dibantu ole h sekjur (sekretaris jurusan). Jurusan merupakan unsur pelaksana akademik pada fakultas, FKIP USD empat jurusan ; IP (Iilmu Pendidikan), PBS (Pendidikan Bahasa dan Seni), PIPS (Pndidikan Iilmu Penetahuan Sosial), dan PMIPA (Pendidikan Matematika dan Iimu Pasti Alam)
8. Kaprodi (ketua program studi) bertuags memimpin program studi (prodi), dibantu oleh sekprodi (sekretaris program studi). Prodi adalah satuan pelaksana pendidikan yang ebrtugas melaksanakan satuan kurikulum untuk keahlian tertentu. FKIP USD memiliki sepuluh prodi: BK (Bimbingan Konseling), PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar), PBI (Pendidikan Bahasa Inggris),
(70)
53
PBSID (Pendidikan Bahasa, sastra Indonesia, dan Daerah), PA (Pendidikan Akuntansi), PDU (Pendidikan Dunia Usaha), PS (Pendidikan Sejarah), PF (Pendidikan Fisika), PM (Pendidikan Matematika), dan IPPAK (Ilmu Pendidikan Kekhususan Agama Katolik)
9. Dosen adalah tenaga yang diangkat dengan tugas mengajar, mengadakan penelitian, dan melaksanakn pengabdian kepada masyarakat.
D. Jurusan dan Program Studi
FKIP mempunyai 4 jurusan dengan 9 program studi untuk gelar S1, 1 program studi non gelar dan 1 kursus bahasa.
Tabel 10 Program gelar S1
JURUSAN PROGRAM STUDI STATUS
Ilmu Pendidikan (IP) 1. Bimbingan dan Konseling 2. Ilmu Pendidikan
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK)
Terakreditasi Terakreditasi
Pendidikan Bahasa dan Seni (PBS)
3. Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)
4. Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah (PBSID)
Terakreditasi
terakreditasi
(71)
54 Pengetahuan Sosial
(PIPS)
(PDU)
6. Pendidikan Akuntansi (PAK)
7. Pendidikan sejarah (PSej)
Terakreditasi
Terakreditasi Pendidikan Matematika
dan Iilmu Pasti Alam (PMIPA)
8. Pendidikan Fisika (PFis) 9. Pendidikan Matematika
(PMat)
Terakreditasi Terakreditasi
Program nongelar
JURUSAN PROGRAM STUDI
Ilmu Pendidikan (IP) D – II PGSD
Kursus bahasa
JURUSAN KURSUS
Pendidikan Bahasa dan Seni (PBS) English Extention Course
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi (PA)
Tujuan program ini adalh untuk menghasilkan tenagakependidikan yang profesionaldan andal dibidang akuntansi, manajemen, dan bidang ekonom/koperasi. Dalam menyelenggarakan pendidiakn, prodi Pendidian ekonomi (Pendidikan Akuntansi) mendasarkan diri pada kurikulum yang relevan denagn didukung fasilitas yang memadai serta penyelenggaraan proses
(72)
55
belajar mengajar yang teratur. Penguasaan dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan dibidangnya yang ditentukan pada prodi ini ternyata memberikan dasr yang kuat bagi para mahasiswa untuk menentuka, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian persoalan dibidang garapannya.
Telah terbukti bahwa dalam pelaksanaan hal- hal tersebut di atas, Prodi Pendidikan Ekonomi (Pendidikan Akuntansi) mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dan fleksibilitas tinggi. Hal tersebut ditunjukkan oleh semakin banyaknya lulusan Prodi Pendidikan Ekonomi (Pendidikan Akuntansi) yang menduduki jabatan penting dalam dunia pendidikan secara pro[orsional, disamping mengisi jabatan nonkepndidikan, yakni sebagai sumber daya manusia yang dapat diandalkan di bidang akuntansi pada perusahaan dagang, perusahaan manufaktur, dan perusahaan jasa,seperti bank, hotel, perusahaan konsultan manajemen/bisnis/perpajakan, perusahaan asuransi, dan lain- lain.
Pengena lan dibidang komputer yang ditekankan pada prodi Pendidikan Akuntansi pada sebagian mata kuliah yang ditawarkan sungguh membekali dan memberikan manfaat yang sangat berharga bagi lulusan prodi ini dalam dunia kerja. Lebih- lebih didalam abad informasi sekarang ini, ketika segala informasi menyangkut pekerjaan semakin berbasiskan komputer, hal ini sangat penting.
(73)
56 E. Peraturan Akademik
Peraturan akademik ini mengacu pada akademik Universitas Sanata Dharma.
1. Sistem Penyelenggaraan Pendidikan
a. Program pendidikan di fakultas ini diselenggarakan dengan menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS), yang dijadwalkan untuk 8 semester dan dapat diselesaikan kurang dari 8 semester dan paling lama 14 semester. b. Sistem Kredit Semester adalah system penyelenggara pendidikan yang
menyatakan beban studi mahasiswa dan beban penyelenggara pendidikan dengan satuan kredit atas dasar satuan waktu semester yang setara dengan 16-19 minggu kerja.
c. Satuan Kredit Semester (SKS) adalah tekaran penghargaan untuk pengalaman belajar yang diperoleh melalui satu jam kegiatan terstruktur dan terjadwal yang diiringi tugas lain, baik yang terstruktur maupun yang mandiri selama dua sampai empat jam per mingu dalam satu semester atau untuk pengalaman belajar lain yang setara.
d. Satu sks merupakan ukuran kegiatan belajar- mengajar yang terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:
1) Pertemuan terstruktur dan terjadwal dengan dosen selama 50 menit 2) Kegiatan pembelajaran terstruktur, yaitu kegiatan yang dierncanakan
(74)
57
3) Kegiatan pembelajaran mandiri, yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan mahasiswa atas prakarsa sendiri intuk mendalami bahan pembelajaran selama 60 menit.
e. Satu sks untuk seminar atau kapita selekta diperhitungkan sama dengan 1 sks untuk pembelajaran teori
f. Satu sks untuk perkuliahan praktik atau kegiatan response setara dengan 2 x 50 menit pertemuan terjadwal, 1 jam kegiatan terstruktur dan 1 jam kegiatan mandiri
g. Satu sks untuk praktik laboratorium setara engan 2 sampai 3 jam kegiatan psikomotorik ditambah dengan 1 jam kegiatan pembelajaran terstruktur, misalnya menyusun laporan, dan 1 jam kegiatan pembelajaran mandiri. h. Satu sks untuk praktik lapangan setar dengan 4 sampai 5 jam per minggu
atau 64 s.d. 80 jam per semester. 2. Mata Kuliah dan Kegiatan Kuliah
a. Mata kuliah dibedakan dalam 3 kelompok: 1) Matakuliahumum (MKU)
2) Mata kuliah dasar keahlian (MKDK) 3) Mata kuliah keahlian (MKK) terdiri dari:
- MKK1 (keahlian bidang) - MKK2 (keahlian PBM)
(1)
133
2. Motivasi belajar
Skor tertinggi yang diharapkan dicapai dari 10 item pernyataan dalam kuesioner adalah 40 dan skor terendah adalah 10, maka selisih skor adalah 30. sehingga akan diperoleh :
Tingkat penguasaan kompetensi Kategori kecenderungan
variabel
• 10 + (81% x 30) = 34,3 →34 • 10 + (66% x 30) = 29,8 →30 • 10 + (56% x 30) = 26,8 →27 • 10 + (46% x 30) = 23,8 →24 • dibawah 24
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Penilaian motivasi belajar
Skor Frekuensi Presentase Kategori variabel 34 – 40
30 -33 27 -29 24 – 26 dibawah 24
34 38 22 6 0
34% 38% 22% 6% 0%
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
(2)
134
3. Disiplin belajar
Skor tertinggi yang diharapkan dicapai dari 10 item pernyataan dalam kuesioner adalah 40 dan skor terendah adalah 10, maka selisih skor adalah 30. sehingga akan diperoleh :
Tingkat penguasaan kompetensi Kategori kecenderungan
variabel
• 10 + (81% x 30) = 34,3 →34 • 10 + (66% x 30) = 29,8 →30 • 10 + (56% x 30) = 26,8 →27 • 10 + (46% x 30) = 23,8 →24 • dibawah 24
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Penilaian disiplin belajar
Skor Frekuensi Presentase Kategori variabel 34 – 40
30 -33 27 -29 24 – 26 dibawah 24
24 42 23 11 0
24% 42% 23% 11% 0%
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
(3)
135
4. Prestasi belajar
Skor tertinggi yang diharapkan dapat dicapai oleh para mahasiswa adalah 4,00 sehingga akan diperoleh :
Tingkat penguasaan kompetensi Kategori kecenderungan
variabel
• 81% x 4,00 = 3,24 • 66% x 4,00 = 2,64 • 56% x 4,00 = 2,24 • 46% x 4,00 = 1,84 • dibawah 1,84
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
(4)
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
100 100 100 100
31.94 31.65 30.77 2.7427
3.265 3.439 3.390 .43984
.123 .104 .105 .068
.123 .104 .083 .047
-.096 -.093 -.105 -.068
1.233 1.043 1.047 .685
.096 .227 .223 .736
N
Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b
Absolute Positive Negative Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
X1 Lingkungan Belajar
X2 Motivasi Belajar
X3 Disiplin Belajar
Y Prestasi Belajar Siswa
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
(5)
Regression
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N Y Prestasi Belajar Siswa 2.7427 .43984 100 X1 Lingkungan Belajar 31.94 3.265 100 X2 Motivasi Belajar 31.65 3.439 100 X3 Disiplin Belajar 30.77 3.390 100
Variables Entered/Removedb
X3 Disiplin Belajar, X2 Motivasi Belajar, X1 Lingkungan Belajara
. Enter Model 1 Variables Entered Variables Removed Method
All requested variables entered. a.
Dependent Variable: Y Prestasi Belajar Siswa b.
ANOVAb
5.024 3 1.675 11.380 .000a
14.128 96 .147
19.153 99 Regression Residual Total Model 1
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X3 Disiplin Belajar, X2 Motivasi Belajar, X1 Lingkungan Belajar a.
Dependent Variable: Y Prestasi Belajar Siswa b.
Coefficientsa
-.859 .618 -1.389 .168
.042 .012 .311 3.522 .001
.040 .011 .315 3.588 .001
.032 .011 .248 2.813 .006
(Constant)
X1 Lingkungan Belajar X2 Motivasi Belajar X3 Disiplin Belajar Model
1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig.
Dependent Variable: Y Prestasi Belajar Siswa a.
(6)