Dimensi Tiga KAJIAN PUSTAKA

2 Dua buah garis dikatakan berhimpit, jjika kedua garis itu mempunyai tak hingga banyaknya titik persekutuan atau setiap titik di salah satu garis juga terletak di garis lainnya. 3 Dua buah garis dikatakan sejajar, jika kedua garis itu terletak pada sebuah bidang dan tidak mempunyai titik persekutuan. 4 Dua buah garis dikatakan bersilangan, jika kedua garis itu tidak terletak pada sebuah bidang yang sama atau dua buah garis dikatakan bersilangan jika tidak dapat dibuat sebuah bidang yang memalui kedua garis tersebut. Gambar 2.9 dua garis saling bersilangan Gambar 2.8 dua garis saling sejajar Gambar 2.7 dua garis saling berhimpit d. Kedudukan garis terhadap bidang 1 Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang, jika garis dan bidang tersebut sekurang-kurangnya mempunyai dua titik persekutuan. 2 Sebuah garis dikatakan sejajar bidang jika garis dan bidang tersebut tidak mempunyai titik persekutuan. 3 Sebuah garis dikatakan memotong atau menembus bidang jika garis dan bidang hanya memiliki satu titik persekutuan. Gambar 2.11 garis sejajar dengan bidang Gambar 2.12 garis memotong atau menembus bidang Gambar 2.10 garis terletak pada bidang e. Kedudukan bidang terhadap bidang lain 1 Dua buah bidang dikatakan berhimpit jika titik yang terletak pada satu bidang juga terletak pada bidang laiinnya atau sebalikya. 2 Dua buah bidang dikatakan sejajar jika kedua bidang tersebut tidak mempunyai titik persekutan atau jika dua buah titik pada satu bidang memiliki jarak yang sama ke bidang lain maka kedua bidang itu sejajar. 3 Dua biah bidang dikatakan berpotongan jika kedua bidang itu tepat memiliki sebuah garis persekutuan atau yang biasa disebut garis potong. Gambar 2.13 dua bidang saling berhimpit Gambar 2.14 dua bidang saling sejajar Gambar 2.15 dua bidang saling berpotongan

F. Penelitian-penelitian Lain yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah 1. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Tri Asmaningtias dengan judul “Kemampuan Matematika Laki-laki dan Perempuan”. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa untuk menyelesaikan soal-soal spasial yang diberikan kepada kelompok laki-laki dan kelompok perempuan mempunyai perbedaan dalam proses menjawab soal. Kelompok laki-laki mengandalkan strategi spasial ketika menyelesaikan tugas rotasi mental, sedangkan kelompok perempuan cenderung menggunakan strategi verbal. Pada tes berikutnya kelompok perempuan menggunakan ketrampilan verbalnya untuk tes visualisasi spasial yaitu dengan menggunakan petunjuk verbal untuk menyelesaikan soal matematika, sedangkan kelompok laki-laki mengandalkan petunjuk gambar visual untuk menyelesaikan tes ini. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan spasial kelompok laki-laki lebih baik daripada kelompok perempuan. Namun dalam kemampuan verbal, kelompok perempuan lebih baih daripada kelompok laki-laki. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Musdalifah Asis, Nurdin Arsyad dan Alimuddin mengenai Profil Kemampuan Spasial Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri Siswa yang Memiliki Kecerdasan Logis Matematis Tinggi Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam menyelesaikan masalah geometri subyek laki-laki dominan menggunakan kemampuan spasialnya sedangkan subyek perempuan menggunakan kemampuan spasial dan penalaran logisnya secara bersama-sama. Siswa laki-laki dominan menggunakan kemampuan spasialnya dalam menyelesaikan masalah geometri yang berkaitan dengan rotasi mental membayangkan perputaran obyek dalam ruang dan kerangka acuan tanda yang digunakan sebagai patokan untuk menentukan posisi obyek dalam ruang. Siswa laki-laki dan perempuan mengintergrasikan kemampuan spasial dan kecerdasan logis matematikanya secara bersama-sama dalam menyelesaikan masalah geometri yang berkaitan dengan representasi spasial kemampuan untuk mempresentasikan hubungan spasial dengan memanipulasi secara kognitif dan hubungan proyektif kemampuan untuk melihat obyek dari segala sudut pandang. Namun, baik siswa laki-laki dan perempuan kurang menggunakan kemampuan spasialnya dan lebih dominan menggunakan kecerdasan logisnya dalam menyelesaikan masalah geometri yang berkaitan dengan konservasi jarak kemampuan untuk memperkirakan jarak antara dua titik.

G. Kerangka Berpikir

Kemampuan matematika setiap siswa dalam mempelajari matemtika berbeda-beda. Pada pembelajaran geometri kemampuan yang dibutuhkan adalah kemampuan spasial. Kemampuan spasial setiap siswa baik laki-laki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI maupun perempuan berbeda-beda. Kemampuan spasial setiap siswa dapat diukur dengan menggunakan tes kemampuan spasial. Tes kemampuan spasial ini adalah tes yang bertujuan untuk mengukur empat jenis kemampuan spasial yaitu visualisasi keruangan, orientasi keruangan, rotasi mental dan relasi keruangan. Pada penelitian ini peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa laki-laki maupun siswa perempuan dan mengemukakan perbedaan kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa laki-laki maupun siswa perempuan. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dikemukakan bahwa dalam menyelesaikan masalah geometri siswa laki-laki lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya dari pada siswa perempuan. Namun, dalam penelitian ini peneliti tidak bisa menyimpulkan bahwa kemampuan spasial laki-laki lebih baik dari pada siswa kemampuan spasial perempuan tetapi tampak jelas ada perbedaan diantara keduanya yaitu dalam hal penggunaannya. Dengan demikian simpulan sementara dari penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas X SMA Negeri 1 Depok lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya dalam menyelesaikan masalah geometri khususnya yang berkaitan dengan kedudukan titik, garis dan bidang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti ingin mendeskripsikan kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa laki-laki dan perempuan di kelas X SMA Negeri 1 Depok. Selain itu, peneliti juga ingin mendeskripsikan perbedaan kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Depok berdasarkan gender. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif karena mendeskripsikan kemampuan spasial siswa kelas X di SMA Negeri 1 Depok yang ditinjau berdasarkan gender. Lexy J. Moleong 2008 mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara utuh dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa sedangkan penelitian deskriptif menurut Suryabrata 2008 adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan deskripsi sifat-sifat atau kejadian-kejadian.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada semester genap yaitu bulan April - Mei 2016. Wawancara awal terhadap guru dan siswa kelas XI dan XII dilakukan pada tanggal 16 April 2016. Uji coba tes kemampuan spasial dilakukan di kelas XI IPA 1 pada tanggal 20 April 2016 dan pemberian tes kemamuan spasial di kelas XA sebagai subjek penelitian dilakukan pada tanggal 10 Mei 2016. Setelah itu, pengambilan data wawancara terhadap semua subjek penelitian yang telah mengerjakan tes kemampuan spasial dilakukan pada tanggal 10 dan 11 Mei 2016 di kelas XA. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Depok yang beralamat di Jl. Babarsari, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Terdapat 20 kelas dengan total peserta didik keseluruhan 576 di SMA Negeri 1 Depok. Kelas X terdiri dari 6 kelas pararel yakni kelas X A, X B, X C, X D, X E, dan X F dengan total peserta didik 191 orang. Kelas XI dibagi menjadi 6 kelas, yaitu kelas XI IPA 1- XI IPA 3 dengan total peserta didik 96 orang dan XI IPS 1 - XI IPS 3 dengan total peserta didik 98 orang. Sedangkan kelas XII dibagi menjadi 8 kelas dengan 4 kelas IPA dan 4 kelas IPS. Total peserta didik kelas XII adalah 191 orang.

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Pendekatan realistic mathematics education untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa kelas VIII SMPIT Ruhama Depok

0 8 199

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185