Pembahasan PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

2. Menentukan bidang yang berpotongan dengan suatu bidang yang telah diketahui 3. Menentukan garis persekutuan antara dua bidang yang berpotongan L3, L11, L15, L18, L23, L19, L21, L22, P1, P7, P9, P10, P13, P17, P20, P31, P32, P5, P6, P12, P24, P25, P26, P27, P28, P29, P30 L4, L8, L16 - jumlah 8 siswa 19 siswa 3 siswa 0 siswa - - Presentase 72,72 dari 11 siswa laki- laki 100 dari 19 siswa perempuan 27,27 dari 11 siswa laki- laki 0 dari 19 siswa perempuan - - 4b Visualisasi keruangan Menggambar titik tembus antara diagonal ruang kubus dan suatu bidang yang telah ditentukan. L8 - - - L3, L4, L11, L15, L16, L18, L19, L21, L22, L23 P1, P6,P5, P7, P10, P12, P13, P17, P20, P24, P25, P26, P29, P31, P32, P9, P27, P28,P30, jumlah 1 siswa 0 siswa 0 siswa 0 siswa 10 siswa 19 siswa Presentase 9,09 0 dari 19 0 dari 0 dari 19 90,91 100 dari dari 11 siswa laki- laki siswa perempuan 11 siswa laki-laki siswa perempuan dari 11 siswa laki-laki 11 siswa perempuan 5 Rotasi pikiran Menentukan letak titik sudut ketika suatu bangun ruang diputar L3, L8, L11, L15, L16, L19, L21 P1, P5, P6, P7, P10, P12, P13, P17, P20, P24, P26, P27, P28, P29, P30, P31, P32, L4, L23 - L18, L22 P9, P25 jumlah 7 siswa 17 siswa 2 siswa 0 siswa 2 siswa 2 siswa Presentase 63.64 dari 11 siswa laki- laki 89,47 dari 19 siswa perempuan 18,18 dari 11 siswa laki- laki 0 dari 19 siswa perempuan 18,18 dari 11 siswa laki-laki 10,53 dari 19 siswa perempuan 7a relasi keruangan Menentukan kedudukan antara titik dan garis dalam ruang. L4, L11, L15, L18, L19, L21, L22, L23 P1, P5, P6, P7, P9, P10, P12, P13, P17, P20, P24, P25, P27, P28, P30, P31, P32 L3, L8 P26, P29 L16 - jumlah 8 siswa 17 siswa 2 siswa 2 siswa 1 siswa 0 siswa Presentase 72,73 dari 11 siswa laki- 89,47 dari 19 siswa perempuan 18,18 dari 11 siswa laki- 10,53 dari 19 siswa 9,09 dari 11 siswa 0 dari 19 siswa perempuan laki laki perempuan laki-laki 7b relasi keruangan Menentukan kedudukan antara titik dan bidang dalam ruang L3, L8, L11, L4, L16, L18, L23, L23, L19 P1, P7, P9, P25, P26, P27 - - L15, L22 P5, P6, P10, P12, P13, , P17, P20, P24, P28, P29, P30, P31, P32 jumlah 9 siswa 6 siswa 0 siswa 0 siswa 2 siswa 13 siswa Presentase 81,82 dari 11 siswa laki- laki 31,58 dari 11 siswa perempuan 0 dari 11 siswa laki-laki 0 dari 11 siswa laki- laki 18,18 dari 11 siswa laki-laki 68,42 dari 19 siswa perempuan 8a relasi keruangan Menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang L3, L4, L11, L18, L19, L21 P1, P5, P7, P12, P13, P17, P20, P24, P26, P27, P29, P32, P10, P25, P31 L8, L15, L16, L22, L23 P6, P9, P30 P28 jumlah 6 siswa 15 siswa 5 siswa 3 siswa 0 siswa 1 siswa Presentase 54.55 dari 11 siswa laki- laki 78,95dari 19 siswa perempuan 45,45 dari 11 siswa laki- laki 15,79 dari 19 siswa perempuan 0 dari 11 siswa laki-laki 5,26 dari 19 siswa perempuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8b relasi keruangan Menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang L15 P1, P5, P7, P10, P13, P26, P27, P28, P29, P30, P31 P32 L3, L16, L22 P6 L4, L8, L11, L18, L19, L21, L23 P9, P12, P17, P20, P24, P25 jumlah 1 siswa 12 siswa 3 siswa 1 siswa 7 siswa 6 siswa Presentase 9,09 dari 11 siswa laki- laki 63,16 dari 19 siswa perempuan 27,27 dari 11 siswa laki- laki 5,26 dari 19 siswa perempuan 63,64 dari 11 siswa laki-laki 31,58 dari 11 siswa perempuan 9 relasi keruangan Menentukan kedudukan dua bidang dalam bangun ruang. L3, L4, L8, L11, L15, L16, L18, L19, L21, L22, L23 P1, P5, P6, P7, P9, P10, P12, P13, P17, P20, P24, P25, P26, P27, P28, P29, P30, P31, P32 - - - - jumlah 11 siswa 19 siswa 0 siswa 0 siswa 0 siswa 0 siswa Presentase 100 dari 11 siswa laki- laki 188 dari 19 siswa perempuan 0 dari 11 siswa laki-laki 0 dari 19 siswa perempuan 0 dari 11 siswa laki-laki 0 dari 19 siswa perempuan 10a relasi keruangan Menentukan kedudukan antara garis dan bidang L3, L11, L15, L16, L18, L22, P1, P5, P6, P7, P9, P10, P12, P13, - - L4, L19 P26 dalam ruang L8, L21, L23 P17, P20, P24, P25, P27, P28, P29, P30, P31, P32, jumlah 9 siswa 18 siswa 0 siswa 0 siswa 2 siswa 1 siswa Presentase 81,82 dari 11 siswa laki- laki 94,74 dari 19 siswa perempuan 0 dari 11 siswa laki-laki 0 dari 19 siswa perempuan 18,18 dari 11 siswa laki-laki 5,26 dari 19 siswa perempuan 10b relasi keruangan Menentukan kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang L3, L8, L15, L11, L16, L18, L19, L23, L21, L22 P1, P5, P6, P7, P10, P31, P9, P12, P13, P17, P20, P24, P25, P27, P29, P30, P32 - P26, P28 L4 - Jumlah 10 siswa 17 siswa 0 siswa 2 siswa 1 siswa 0 siswa Presentase 90,91 dari 11 siswa laki- laki 89,47 dari 19 siswa perempuan 0 dari 11 siswa laki-laki 10,53 dari 19 siswa perempuan 9,09 dari 11 siswa laki-laki 0 dari 19 siswa perempuan 10c relasi keruangan Menentukan kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang L3, L4, L8, L11, L16, L18, L23, L19, L21, L22 P1, P5, P7, P10, P12, P13, P24, P29, P32, P9, P25, P17, P20, P27 L15 P6, P26, P30 P28, P31 jumlah 10 siswa 13 siswa 0 siswa 3 siswa 1 siswa 3 siswa Presentase 90,91 dari 11 siswa laki- laki 68,42 dari 19 siswa perempuan 0 dari 11 siswa laki-laki 15,79 dari 19 siswa perempuan 9,09 dari 11 siswa laki-laki 15,79 dari 19 siswa perempuan Keterangan : L = banyaknya siswa yang berjenis kelamin laki-laki P = banyaknya siswa yang berjenis kelamin perempuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan tabel 4.46 dan tabel 4.47 kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa kelas XA SMA Negeri 1 Depok dapat dijelaskan berikut ini: 1. Pada kemampuan visualisasi keruangan dengan indikator membayangkan bentuk jaring-jaring bangun ruang, diperoleh informasi bahwa: a. pada kategori kemampuan tinggi, siswa laki-laki dengan 10 siswa 90,91 memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari siswa perempuan dengan 12 siswa 63,16. b. pada kategori kemampuan rendah, siswa perempuan dengan 7 siswa 36,84 lebih dominan dari seorang siswa laki-laki 9,09, artinya sebagian siswa perempuan belum mampu menguasai kemampuan visualisasi keruangan ini dibandingkan siswa laki-laki. 2. Pada kemampuan rotasi pikiran dengan indikator menentukan wujud benda ketika benda tersebut dicerminkan, diperoleh informasi bahwa: a. pada kategori kemampuan tinggi, siswa laki-laki dengan 17 siswa 89,47 memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan 10 siswa perempuan 90,91 karena tidak menunjukan perbedaan kemampuan yang signifikan. b. pada kategori kemampuan rendah, siswa laki-laki dengan 1 siswa 9,09 memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan 2 siswa perempuan 10,53 karena tidak menunjukan perbedaan kemampuan yang signifikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Pada kemampuan orientasi keruangan dengan indikator melihat wujud benda ketika kedudukannya diubah, diperoleh informasi bahwa: a. pada kategori kemampuan tinggi, siswa perempuan dengan 17 siswa 89,47 memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari siswa laki-laki dengan 8 siswa 72,72. b. pada kategori kemampuan rendah, siswa laki-laki dengan 3 siswa 27,27 lebih dominan dari siswa perempuan dengan 2 siswa 10,53, artinya sebagian siswa laki-laki belum mampu menguasai kemampuan orientasi keruangan ini dibandingkan siswa perempuan. 4. Pada kemampuan orientasi keruangan dengan indikator membayangkan wujud dari suatu benda bila dilihat dari sudut pandang yang lain, diperoleh informasi bahwa: a. pada kategori kemampuan tinggi, siswa laki-laki dengan 11 siswa 100 memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan 19 siswa perempuan 100 sebab tidak ada perbedaan yang signifikan. 5. Pada kemampuan visualisasi keruangan dengan indikator menggambar bidang-bidang yang saling berpotongan, menentukan bidang-bidang yang saling berpotongan beserta garis persekutuannya, diperoleh informasi bahwa: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. pada kategori kemampuan tinggi, semua siswa perempuan dan laki-laki sama-sama memiliki kemampuan yang tinggi dalam menggambar bidang-bidang yang saling berpotongan. Selain itu, siswa perempuan dengan 19 siswa 100 memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari 8 siswa laki-laki 72,72 dalam menentukan bidang-bidang yang saling berpotongan dan mampu menentukan garis persekutuannya. b. pada kategori kemampuan sedang, siswa perempuan memiliki kemampuan relasi keruangan yang lebih tinggi dari siswa laki-laki sebab ada 3 siswa laki-laki 27,27 yang belum mampu menentukan garis persekutuan antara dua bidang dengan tepat. 6. Pada kemampuan visualisasi keruangan dengan indikator menggambar titik tembus antara diagonal ruang kubus dan suatu bidang yang telah ditentukan, diperoleh informasi bahwa: a. pada kategori kemampuan tinggi, hanya terdapat seorang siswa laki-laki 9,09 yang mampu menyelesaikan soal dengan tepat. b. pada kategori kemampuan rendah, siswa perempuan dengan 19 siswa 100 memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan 10 siswa laki-laki 90,91 artinya baik siswa laki-laki dan siswa perempuan belum mampu menggambar titik tembus antara diagonal ruang kubus dengan suatu bidang dengan tepat. 7. Pada kemampuan rotasi pikiran dengan indikator menentukan letak titik sudut ketika suatu bangun ruang diputar, diperoleh informasi bahwa: a. pada kategori kemampuan tinggi, siswa perempuan dengan 17 siswa 89,47 memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari siswa laki-laki dengan 7 siswa 63,64. b. pada kategori kemampuan sedang, siswa laki-laki lebih dominan dari siswa perempuan dengan 2 siswa 18,18. . c. pada kategori kemampuan spasial rendah, siswa laki-laki dengan 2 siswa 18,18 memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan 2 siswa perempuan 10,52 karena tidak menunjukan perbedaan kemampuan yang signifikan. 8. Pada kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan antara titik dan garis dalam ruang, diperoleh informasi bahwa: a. pada kategori kemampuan tinggi, siswa perempuan dengan 17 siswa 89,47 memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari siswa laki-laki dengan 8 72,73. b. pada kategori kemampuan sedang, siswa laki-laki dengan 2 siswa 18,18 memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan 2 siswa perempuan 10,52 karena tidak menunjukan perbedaan kemampuan yang signifikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. pada kategori kemampuan rendah, masih ada seorang siswa laki- laki 9,09 yang belum mampu menguasai kedudukan antara titik dan garis dalam ruang. . 9. Pada kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan antara titik dan bidang dalam ruang, diperoleh informasi bahwa: a. pada kategori kemampuan tinggi, siswa laki-laki dengan 9 siswa 81,82 memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari siswa perempuan dengan 6 siswa 31,38. b. pada kategori kemampuan rendah, siswa perempuan dengan 13 siswa 68,42 lebih dominan dari siswa laki-laki dengan 2 siswa 18,18 artinya sebagian besar siswa perempuan belum mampu menguasai kedudukan antara titik dan bidang dalam ruang. 10. Pada kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang terutama menentukan garis- garis yang saling berpotongan, diperoleh informasi bahwa: a. pada kategori kemampuan tinggi, siswa perempuan dengan 15 siswa 78,95 memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari siswa laki-laki dengan 6 siswa 54,55. b. pada kategori kemampuan sedang, siswa laki-laki dengan 5 siswa 45,45 lebih dominan dari siswa perempuan dengan 3 siswa 15,79 sebab belum mampu mengemukakan alasan yang tepat mengapa dua garis saling berpotongan satu sama lain. c. pada kategori kemampuan rendah, hanya terdapat seorang siswa perempuan 5,26 yang belum menguasi kedudukan dua garis dalam ruang terutama dalam menentukan garis-garis yang saling berpotongan. 11. Pada kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang terutama dalam membedakan kedudukan garis yang saling berpotongan dan bersilangan, diperoleh informasi bahwa: a. pada kategori kemampuan tinggi, siswa perempuan dengan 12 siswa 63,15 memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari seorang siswa laki-laki 9,09. b. pada kategori kemampuan sedang, siswa laki-laki dengan 3 siswa 27,27 lebih dominan dari seorang siswa perempuan 5,26 sebab belum mampu mengemukakan alasan yang tepat mengapa dua garis dalam ruang dikatakan saling bersilangan. c. pada kategori kemampuan rendah, siswa laki-laki dengan 7 siswa 63,64 lebih dominan dari 6 siswa perempuan 31,58 artinya sebagian besar siswa laki-laki belum mampu menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang terutama dalam membedakan garis-garis yang saling berpotongan dan bersilangan. 12. Pada kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan dua bidang dalam bangun ruang, diperoleh informasi bahwa: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. pada kategori kemampuan tinggi, semua siswa laki-laki dengan 11 siswa 100 dan semua siswa perempuan dengan 19 siswa 100 memiliki kemampuan yang tinggi dalam menentukan kedudukan dua bidang dalam ruang. 13. Pada kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang terutama menentukan garis-garis yang terletak pada suatu bidang, diperoleh informasi bahwa: a. pada kategori kemampuan tinggi, siswa perempuan dengan 18 siswa 94,74 memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari siswa laki-laki dengan 9 siswa 81,82. b. pada kategori kemampuan rendah, siswa laki-laki dengan 2 siswa 18,18 lebih dominan dari seorang siswa perempuan 5,26 artinya masih ada siswa laki-laki yang belum mampu menguasai kedudukan antara garis dan bidang terutama dalam menentukan garis-garis yang terletak pada bidang. 14. Pada kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang terutama menentukan garis-garis yang sejajar dengan suatu bidang, diperoleh informasi bahwa: a. pada kategori kemampuan tinggi, siswa laki-laki dengan 10 siswa 90,91 memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan 17 siswa perempuan 89,47 karena tidak menunjukan perbedaan kemampuan yang signifikan. b. pada kategori kemampuan sedang, hanya terdapat dua siswa perempuan 10,53 yang belum mampu mengemukakan alasan yang tepat mengapa sebuah garis sejajar dengan suatu bidang. c. pada kategori kemampuan rendah, terdapat seorang siswa laki-laki 9,09 yang belum mampu memahami dan menguasai kedudukan garis dan bidang terutama dalam menentukan garis-garis yang sejajar. 15. Pada kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang terutama menentukan garis-garis yang berpotongan dengan suatu bidang, diperoleh informasi bahwa: a. pada kategori kemampuan tinggi, siswa laki-laki dengan 10 siswa 90,91 memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari siswa perempuan dengan 13 siswa 68,42. b. pada kategori kemampuan sedang, siswa perempuan lebih dominan dari siswa laki-laki dengan 3 siswa 15,79 sebab belum mampu mengemukakan alasan dengan tepat mengapa sebuah garis berpotongan dengan suatu bidang. c. pada kategori kemampuan rendah, siswa perempuan dengan 3 siswa 15,79 lebih dominan dari seorang siswa laki-laki 9,09 sebab siswa perempuan belum mampu menentukan garis-garis yang saling berpotongan dengan suatu bidang. 2. Perbedaan Kemampuan Spasial yang Dimiliki Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan Kelas X SMA Negeri 1 Depok Perbedaaan kemampuan spasial dipengaruhi oleh gender. Menurut penelitian Yeni Tri Asmaningtyas dan Musdalifah Asis dkk diperoleh bahwa siswa laki-laki lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya dalam menyelesaikan masalah geometri. Siswa laki-laki memiliki kemampuan visual spasial, yaitu kemampuan mengolah infomasi bergambar dalam menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat. Sementara itu, siswa perempuan mempunyai kemampuan verbal yang tinggi dan kemampuan spasial yang rendah sehingga siswa perempuan merasa kesulitan dalam mengolah informasi bergambar untuk menyelesaikan masalah. Hasil penelitian terhadap siswa kelas XA SMA Negeri 1 Depok menunjukan bahwa kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa laki-laki dan perempuan berbeda-beda. Dari empat kemampuan spasial yang diukur, baik siswa laki- laki dan perempuan mempunyai kelebihan dan kekurangan di tiap-tiap kemampuan spasial itu sendiri. Perbedaan kemampuan spaslal antara siswa laki-laki dan perempuan kelas XA SMA Negeri 1 Depok dipaparkan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Kemampuan visualisasi keruangan Kemampuan visualisasi keruangan dalam tes kemampuan spasial terdiri dari 3 soal yakni 1 soal pilihan ganda dan 2 soal uraian. Perbedaan kemampuan visualisasi keruangan siswa diuraikan sebagai berikut: 1 Kemampuan visualisasi keruangan dengan indikator membayangkan bentuk jaring-jaring bangun ruang soal nomor 1. Pada kemampuan visualisasi keruangan ini, siswa laki-laki memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari pada siswa perempuan. Hal ini berdasarkan deskripsi kemampuan spasial siswa yang menyatakan bahwa pada kategori kemampuan tinggi, siswa laki-laki lebih tinggi dari siswa perempuan. Selain itu, pada kategori kemampuan rendah siswa perempuan lebih dominan dari siswa laki- laki, artinya sebagian siswa perempuan tidak mampu menguasai kemampuan visualisasi keruangan ini dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara, siswa laki-laki pada kategori kemampuan tinggi memiliki kemampuan imajinasi yang baik sehingga mampu membayangkan bentuk jaring-jaring suatu bangun ruang dengan tepat. siswa laki-laki pada kategori ini menggunakan acuan berupa simbol-simbol pada tiga bidang sisi kubus yang nantinya akan dicocokan dengan bentuk jaring-jaring yang tersedia. Sementara itu, sebagian besar siswa perempuan masih merasa kesulitan dalam membayangkan bentuk jaring-jaring suatu bangun ruang sehingga mereka membutuhkan waktu yang lama dalam menemukan jawaban yang tepat. Hal ini seperti pada kutipan wawancara siswa berikut ini:  Kutipan wawancara siswa P6 kategori kemampuan spasial tinggi 1. P : “Selamat siang dek, kamu absen berapa?” 2. P6 : “enam mas”. 3. P : “oke dek, sekarang aku mau tanya-tanya tentang tes kemarin. Untuk nom or 1 kamu jawab apa?” 4. P6 :” nomor 1 saya jawab a mas”. 5. P :” kenapa kamu jawab a?” 6. P6 :” karena yang bayangin yang a jawabannya”. 7. P :” kamu ada kesulitan nggak?” 8. P6 :” ya sulit sih mas soalnya.”; 9. P :” emang kesulitannya di bagian mana?” 10. P6 :”mencari jaring-jaring yang cocok mas, susah banget cari jawabannya”. 11. P :”ohh gitu, pertama ngerjain langsung jawabannya a ya?” 12. P6 :”enggak mas. Pertama itu aku nemu jawabnnya c terus tak lihat lagi, jawabannya rupanya yang a mas ”.  Kutipan wawancara siswa L3 kategori kemampuan spasial tinggi 21. P : “ oke coba kita lihat dari soal nomor 1. Soal nomor 1 kamu kamu jawab apa ya? 22. L3 :” saya jawab a mas”. 23. P :” kenapa kamu jawab yang option a?” 24. L3 :” karena setelah saya bayangkan yang cocok itu option a mas”.Kayaknya jawabannya mirip sama yang option c tapi setelah tak pikir- pikir yang benar a mas”. 25. P :”oh gitu, tapi kamu kesulitan nggak?” 26. L3 :” nggak mas. Saya masih bisa ngerjain”. Pada kategori kemampuan rendah, siswa laki-laki dan siswa perempuan merasa kesulitan dalam menemukan jaring-jaring kubus yang tepat. mereka yang berada pada kategori ini tidak memeriksa kembali jawabannya dan merasa yakin atas jawaban yang telah diberikan. Hal ini seperti pada kutipan wawancara berikut ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI  Kutipan wawancara siswa P1 kategori kemampuan spasial rendah 3. P : “dek, kamu nomor satu jawab apa?” 4. P1 : “ saya jawab e mas”. 5. P : “kenapa kamu jawab e?” 6. P1 : “karena aku membayangkannya option e yang betul”. 7. P : “ kamu nggak coba cari jawaban lain? 8. P1 :” nggak mas aku udah yakin kok jawabnnya e”. 9. P :” oh gitu. terus kamu merasa kesulitan tidak ?” 10. P1 : “aku kesulitan di membayangkannya mas. Mencocokan jaring- jaring mana yang benar”. 11. P :”kamu membayangkannya masih susah?” 12. P1 : “iya mas”.  Kutipan wawancara siswa L22 kategori kemampuan spasial rendah 17. P : nomor 1 kamu jawab apa? 18. L22 : saya jawab E mas 19. P : Kenapa no. 1 jawabanmu E? 20. L22 : aku coba satu-satu mas terus yang sama kayak pertanyaannya itu E, kan itu yang lancip menunjuk sisi kubus dengan gambar segitiga arahnya kan sama mas. 21. P : kamu tidak mencoba cari jawaban lain? 22. L22 : tidak mas, saya yakin yang E yang benar Dengan demikian, berdasarkan uraian diatas menunjukan bahwa siswa laki-laki memiliki kemampuan visualisasi keruangan yang tinggi dari siswa perempuan. Siswa laki-laki lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya sehingga mampu membayangkan bentuk jaring-jaring bangun ruang dengan cepat dan tepat. Di sisi lain, siswa perempuan masih mengalami kesulitan dan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan soal ini. 2 Kemampuan visualisasi keruangan dengan indikator menggambar bidang-bidang yang saling berpotongan, menentukan bidang-bidang yang saling berpotongan beserta garis persekutuannya soal nomor 4a. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan deskripsi kemampuan spasial siswa, pada kategori kemampuan tinggi semua siswa perempuan dan laki-laki memiliki kemampuan yang tinggi dalam menggambar bidang-bidang yang saling berpotongan dengan tepat. Selain itu, semua siswa perempuan juga memiliki kemampuan yang tinggi dari siswa laki-laki dalam menentukan bidang-bidang yang saling berpotongan beserta garis persekutuannya. Pada kategori kemampuan sedang, masih ada siswa laki-laki yang belum mampu menentukan garis persekutuan antara dua bidang yang berpotongan seperti pada kasus menentukan garis persekutuan antara bidang ABGH dan CDEF. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa menunjukan masih adanya siswa-siswi yang tidak menjawab soal dengan lengkap hal ini dapat dilihat pada deskripsi jawaban siswa secara lengkap di lampiran D. Siswa laki-laki dan perempuan hanya mampu menjawab sebagian indikator soal yang diminta seperti mampu menentukan kedudukan bidang-bidang yang berpotongan dan menentukan garis persekutuannya tetapi tidak menggambar bidang-bidang tersebut. Akan tetapi, ketika diminta melengkapi jawaban, mereka tidak mengalami kesulitan dan mampu melakukannya dengan benar. Berdasarkan hasil wawancara, semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori kemampuan tinggi tidak mengalami kesulitan dan mampu menggambar bidang-bidang yang saling berpotongan. Semua siswa perempuan pada kategori tinggi mampu menentukan nama bidang yang berpotongan dengan bidang ABGH bidang yang ditentukan pada soal dengan tepat. Namun, masih ada siswa perempuan dalam menentukan garis persekutuan antara dua bidang hanya melihat kesamaan huruf pada dua bidang tersebut, misalnya bidang ABGH dengan ABCD maka karena huruf yang sama itu huruf A dan B maka garis persekutuannya adalah garis AB. Sementara itu, siswa laki-laki dapat menentukan garis persektuan dua bidang yakni dengan cara melihat gambar dua bidang yang telah dibuat terlabih dahulu. Akan tetapi, masih ada siswa laki-laki yang belum mampu menentukan garis persekutuan antara bidang ABGH dan CDEF. Hal ini seperti pada kutipan wawancara siswa berikut ini:  Kutipan wawancara siswa P1 kategori kemampuan spasial tinggi 39. P : oke lanjut lagi, nomor 4a kamu jawab apa? 40. P1 : tiga bidang yang berpotongan dengan ABGH itu bidang ABCD, EFGH sama ABFE. 41. P : garis persekutuannya apa? 42. P1 : garis persekutuannya itu garis AB, GH dan AB. 43. P : berarti kamu bisa ya cari garis persekutuannya? 44. P1 : bisa lah mas, itu Cuma lihat huruf yang sama aja kok 45. P : sama gimana? 46. P1 : ya itu kalau bidang ABCD sama ABGH karena huruf yang sama itu A dan B berarti garis persekutuannya AB. 47. P : bisa digambarkan? 48. P1 : bisa mas, ini seperti jawabanku. 49. P : tapi kamu merasa kesulitan tidak? 50. P1 : enggak mas.  Kutipan wawancara siswa L18 kategori kemampuan spasial tinggi 31. P : oke sekarang lanjut yang nomor 4. Soalnya tentukan 3 bidang yang berpotongan dengan ABGH Kamu jawab benar semua, bisa menyebutkan nama bidang dan garis persekutuannya. Kamu ada kesulitan tidak? 32. L18 : tidak ada mas saya masih bisa ngerjain soalnya. 33. P : tapi gimana caranya kamu nentuin garis persekutuannya? 34. L18 : ya dari gambarnya mas. Kan pertama saya gambar dulu bidang-bidangnya terus tulis namanya sama garis persekutuannya. 35. P : tapi kurang gambarnya kamu, bisa gambar nggak? 36. L18 : gambar gimana mas? Kan ini sudah ada 37. P : ya kamu arsir aja 38. L18 : oh gitu, berarti yang bidang ABFE itu bidang di depan sini terus bidang CDHG di bidang belakang kemudian bidang EFGH di bidang atas mas.  Kutipan wawancara siswa L8 kategori kemampuan spasial sedang 27. P : kemudian yang nomor 4a kamu jawab apa? 28. L8 : bidang-bidang yang berpotongan dengan ABGH itu bidang CDEF, ABCD sama EFGH 29. P : terus garis persekutuannya apa? 30. L8 : garis persekutuan ABCD sama ABGH ya AB terus EFGH sama ABGH itu GH terus bidang CDEF sama ABGH garis persekutuannya CF dan DE 31. P : kok bisa CF dan DE? 32. L8 : kan dari gambarnya berpotongan di situ mas. 33. P : emang bidang sama bidang itu dikatakan berpotongan jika apa? Punya titik potong atau garis persekutuan? 34. L8 : ahh bingung mas ya pokoknya dia berpotongan di CF sama DE. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan yang signifikan antara siswa perempuan dan siswa laki-laki sebab keduanya sama-sama mampu menentukan dan menggambar bidang-bidang yang saling berpotongan. Akan tetapi, siswa laki-laki lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya dalam menentukan garis persekutuan antara dua bidang dalam ruang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Kemampuan visualisasi keruangan dengan indikator menggambar titik tembus antara diagonal ruang dan suatu bidang pada kubus yang telah ditentukan soal nomor 4b. Berdasarkan deskripsi deskripsi kemampuan spasial siswa, pada kategori kemampuan tinggi hanya terdapat seorang siswa laki-laki yang mampu menggambar titik tembus dengan langkah-langkah yang tepat. Pada kategori kemampuan rendah, siswa perempuan dan siswa laki-laki memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda artinya siswa perempuan dan siswa laki-laki pada kategori ini sama-sama tidak mampu menggambar titik tembus antara disgonal ruang dan bidang pada kubus dengan tepat. Berdasarkan hasil wawancara, hanya terdapat seorang siswa yang tidak mengalami kesulitan dan mampu mengemukakan langkah- langkah menggambar titik tembus dengan tepat dan lengkap. Selain itu, sebagian besar siswa laki-laki dan semua siswa perempuan masih mengalami kesulitan dan hanya mampu mengemukakan sebagan kecil langkah-langkah menggambar titik tembus dengan tepat. Hal ini seperti kutipan wawancara siswa berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L8 kategori kemampuan spasial tinggi 35. P : oke kalau begitu, sekarang yang 4b kamu \ kesulitan nggak? Hampir semua temanmu merasa kesulitan jawab soal ini? 36. L8 : enggak kok mas aku bisa jawab. 37. P : emang apa jawabanmu? 38. L8 : langkah-langkah buat titik tembus itu pertama buat bidang ACGE terus buat bidang yang melalui BH yaitu BDHF. Kemudian bidang ACGE memotong BDHF jadi kita sambungkan titik poton PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ini jadi garis PQ. Terakhir titik potong PQ sama BH ya itu titik tembusnya. 39. P : berarti kamu bisa jawab ya? 40. L8 : iya bisa mas  Kutipan wawancara siswa P6 kategori kemampuan spasial rendah 65. P : kemudian yang 4b, kamu bisa menyebutkan langkah-langkah menentukan titik tembus gak? 66. P6 : pertama itu gambar garis yang AE terus gambar garis AEDC 67. P : bidang ACGE itu. 68. P6 : oh iya bidang ACGE habis itu gambar titik tembus ACGE sama BH. Jadi titik tembusnya tarik garis H ke G dengan melewati bidang ACGE  Kutipan wawancara siswa L3 kategori kemampuan spasial rendah 63. P : oke sekarang yang 4b kamu jawab apa? 64. L3 : langkah-langkah nya ya gambar garis diagonal BH terus gambar bidang ACGE terus buat titik tembusnya 65. P : emang titik tembusnya dimana? 66. L3 : ya ditengah-tengah sini mas. Tengah-tengah bidang ACGE. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa siswa laki-laki dan siswa perempuan sama-sama belum menguasai kemampuan visualisasi keruangan ini. Siswa laki-laki dan siswa perempuan belum mampu menggambar titik tembus antara diagonal ruang kubus dan suatu bidang dengan langkah-langkah yang tepat. b. Kemampuan rotasi pikiran Kemampuan rotasi keruangan pada tes kemampuan spasial terdiri dari 2 soal yakni 1 soal pilihan ganda dan 1 soal uraian. Perbedaan kemampuan rotasi pikiran diuraikan sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1 Kemampuan rotasi pikiran dengan indikator menentukan wujud benda ketika benda tersebut dicerminkan soal nomor 2 Berdasarkan deskripsi kemampuan spasial siswa, pada kategori kemampuan tinggi siswa laki-laki dan siswa perempuan memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap presentase banyaknya siswa laki-laki dan perempuan yang mampu menyelesaikan soal ini dengan tepat. Disamping itu, pada kategori kemampuan rendah baik siswa laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda pula sebab tidak adanya perbedaan yang signifikan mengenai presentase banyaknya siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal ini dengan tepat. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar siswa laki-laki dan perempuan tidak mengalami kesulitan sehingga mereka mampu membayangkan hasil pencerminan suatu benda dengan tepat. Siswa perempuan cenderung menggunakan media di sekitarnya untuk memperjelas bentuk gambar pada benda tersebut dengan meletakannya di suatu permukaan yang datar sedangkan siswa laki- laki cenderung tidak menggunakan media dan mampu membayangkan hasil pencerminan gambar tersebut dengan tepat. Selain itu, siswa laki-laki dan perempuan pada kategori kemampuan rendah belum mampu menyelesaikan soal ini dengan tepat sebab kurangnya ketelitian dan tidak adanya usaha untuk memeriksa kembali jawabannya. Hal ini seperti pada kutipan wawancara siswa berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L3 kategori kemampuan spasial tinggi 27. L3 : nomor 2 saya jawab e mas. 28. P : kenapa kamu jawab e? 29. L3 : karena bentuk yang cocok itu yang e mas kalau dicap begitu. 30. P : kamu merasa kesulitan tidak? 31. L3 : tidak mas tidak sulit.  Kutipan wawancara siswa P1 kategori kemampuan spasial tinggi 13. P : terus nomor 2 jawaban kamu apa? 14. P1 : jawaban saya e mas 15. P : kenapa jawabannya e? 16. P1 : karena waktu tak coba dicap bentuknya kyk yang e mas. 17. P : emangnya kamu nge-capnya gimana? 18. P1 : ya kayak gini mas menggunakan media kertas yang bergambar sama pada soal terus tak tempelin di tangan. Hasilnya yang e mas.  Kutipan wawancara siswa L15 kategori kemampuan spasial rendah 9. P : untuk nomor 2 kok salah. Kenapa? ada kesulitan? 10. L15 : aku buru-buru mas. Aku belum baca soalnya. Makanya aku asal isi c aja mas. 11. P : kalau sekarang tak suruh jawab, kamu pilih mana? 12. L15 : kayaknya tetap c mas kalau dicap miring begitu.  Kutipan wawancara siswa P5 kategori kemampuan spasial rendah 15. P : kemudian nomor 2 kamu jawab apa? 16. P5 : saya jawab c mas. 17. P : kenapa kamu jawab c? 18. P5 : karena pas saya cap nya miring gambar yang terbentuk jadinya yang c mas. 19. P : kamu langsung yakin itu jawabannya? 20. P5 : iya mas. Aku sudah males lihat-lihat lagi, capek mas. 21. P : emang kamu merasa kesulitan ya? 22. P5 : iya mas jawabannya mirip-mirip jadi bingung. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan yang dimiliki oleh siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam menyelesaikan soal rotasi pikiran ini. Perbedaan hanya dapat ditemukan dari strategi siswa dalam menyelesaikan soal rotasi pikiran ini. Siswa perempuan cenderung menggunakan media sekitar untuk memperjelas bentuk benda yang dicerminkan dengan cara meletaknnya di permukaan yang datar. Namun, siswa laki-laki lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya sehingga tidak memerlukan suatu media untuk memperjelas apa yang mereka bayangkan. 2 Kemampuan rotasi pikiran dengan indikator menentukan letak titik sudut ketika suatu bangun ruang diputar soal nomor 5 Berdasarkan deskripsi kemampuan spasial siswa, pada kategori kemampuan tinggi siswa perempuan memiliki kemampuan yang tinggi dari siswa laki-laki dalam menentukan letak titik sudut ketika suatu bangun ruang diputar. Pada kategori kemampuan sedang lebih didominasi oleh siswa laki-laki yang hanya mampu menentukan sebagian besar letak titik sudut dengan tepat. Namun, pada kategori kemampuan rendah baik siswa laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan kemampuan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan presentase banyaknya siswa laki-laki dan perempuan pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kategori ini yang sama-sama tidak mampu menentukan letak titik sudut ketika suatu kubus dirotasikan dengan tepat. Berdasarkan hasil wawancara, sebagian besar siswa laki-laki dan perempuan pada kategori kemampuan tinggi tidak mengalami kesulitan dan mampu menyelesaikan soal ini dengan tepat. Siswa laki-laki dan siswa perempuan pada kategori ini menggunakan kemampuan spasialnya dalam membayangkan letak titik sudut ketika suatu kubus dirotasikan. Siswa laki-laki dan siswa perempuan pada kategori ini menentukan letak titik sudutnya secara bertahap mulai dari 0 , 90 hingga 180 sebab melalui kegiatan tersebut siswa perempuan merasa terbantu dan mampu menentukan letak titik sudut kubus setelah dirotasikan dengan tepat. Hal ini seperti pada kutipan wawancara siswa berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L8 kategori kemampuan spasial tinggi 41. P : sekarang lanjut nomor 5. Kamu merasa kesulitan nggak? 42. L8 : tidak mas 43. P : kenapa kamu bisa jawab seperti ini menunjukan jawaban siswa yang telah ditulis. 44. L8 : Karena saya bayangkan pertama setelah berputar 90 letak titik sudutnya seperti ini menunjukan jawabannya kemudian setelah 180 ya hasilnya seperti ini mas menunjukan hasil jawabannya.  Kutipan wawancara siswa P5 kategori kemampuan spasial tinggi 45. P : nomor 5 kamu merasa kesulitan nggak? 46. P5 : nggak mas. 47. P : emang gimana kamu jawabnya? 48. P5 : ya pertama aku rotasi kubusnya pelan-pelan dari 0 terus ke 90 derajat itu titik sudutnyanya ada dimana terus diputar lagi ke 180 derajat makanya titik sudutnya ada di situ mas menunjukan hasil jawabannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Namun, siswa laki-laki dan perempuan yang berada pada kategori sedang dan rendah masih mengalami kesulitan dalam membayangkan kubus tersebut ketika dirotasikan. Siswa laki-laki yang berada pada kategori sedang masih kesulitan dalam menentukan letak titik sudut kubus ketika dirotasikan sehingga masih ditemukan adanya titik-titik kubus yang letaknya tidak sesuai. Disamping itu, siswa laki-laki dan perempuan yang berada di kategori rendah tidak berusaha menyelesaikan soal ini karena masih merasa kesulitan.  Kutipan wawancara siswa L23 kategori kemampuan spasial sedang 70. P : kemudian untuk nomor 5 kamu merasa kesulitan tidak? 71. L4 : tidak mas, mungkin Cuma hati-hati aja tentuin titik sudutnya. 72. P : iya kamu jawabannya ada yang kebalik ya? cuma untuk titik sudut C dan D 73. L4 : kebalik gimana mas? Yang C seharusnya disini dan D disini begitu? sambil menunjukan letak kesalahannya di lembar jawaban 74. P : iya Cuma itu aja tapi titik sudut yang lain sudah benar letaknya.  Kutipan wawancara siswa L22 kategori kemampuan spasial rendah 50. P : nah sekarang kita wawancara itu kan untuk memperbaiki. Nah nomor 5 kamu, ini titik H dan G sudah benar, 51. L22 : nah ini kok salah mas. 52. P : ini apa? 53. L22 : titik G dan F. 54. P : titik G dan F? titik G sudah ada disini kok masih bisa disini lagi. Nggak berubah dong posisinya 55. L22 : ooo anuu mas itu titik E 56. P : titik D dan C dimana? 57. L22 : disini mas , ehh disini siswa bingung 58. P : itu kan diputar 180 ? 59. L22 : wah saya kira digulingkan mas, bukan diputar tapi bingung mas susah bayanginnya.  Kutipan wawancara siswa P9 kategori kemampuan spasial rendah 46. P : terus yang nomor 5 ini kok nggak kamu isi kenapa? 47. P9 : nggak tahu mas. Nggak tahu soalnya nyuruh apa. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa kemampuan rotasi pikiran siswa perempuan lebih baik dari siswa laki-laki. Akan tetapi, baik siswa laki-laki dan siswa perempuan keduanya menggunakan kemampuan spasialnya dalam menentukan letak titik sudut tersebut dengan cara membayangkan perubahan kubus yang dirotasi secara bertahap mulai dari 0 , 90 hingga 180 . c. Kemampuan orientasi keruangan Kemampuan orientasi keruangan pada tes kemampuan spasial ini terdiri dari 2 soal yakni 2 soal pilihan ganda. Perbedaan kemampuan orientasi keruangan siswa diuraikan sebagai berikut: 1 Kemampuan orientasi keruangan dengan indikator melihat wujud benda ketika kedudukannya diubah soal nomor 3 Berdasarkan deskripsi kemampuan spasial siswa, pada kategori kemampuan tinggi siswa perempuan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari siswa laki-laki. Pada kategori kemampuan spasial rendah siswa laki-laki lebih dominan dari siswa perempuan artinya sebagian besar siswa laki-laki belum mampu melihat wujud benda ketika kedudukannya diubah. Berdasarkan hasil wawancara, pada kategori kemampuan tinggi siswa laki-laki dan perempuan memilih menggunakan media untuk menyelesaikan soal ini. Hal ini dikarenakan mereka merasa kesulitan jika harus membayangkan wujud benda ketika kedudukannya diubah tanpa harus menggunakan suatu media. Bagi siswa laki-laki dan siswa perempuan, penggunaan media akan mempermudah mereka dalam mempraktikan secara langsung beberapa perlakuan yang diberikan kepada kubus hingga dapat menentukan kedudukan akhir kubus yang dicari. Pada kategori kemampuan rendah, siswa laki-laki dan perempuan masih mengalami kesulitan dalam memahami soal teruatama dalam membedakan perlakuan kubus yang diputar dan digulingkan. Hal ini seperti pada kutipan wawancara siswa berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L4 kategori kemampuan spasial tinggi 23. P : Untuk nomor 3 kamu jawab apa? 24. L4 : saya jawab yang e mas. 25. P : Kira-kira kenapa kamu bisa jawab option e? 26. L4 : ya karena itu diputer-puter mas. 27. P : diputer-puter gimana? 28. L4 : misalkan pake tempat pensil ini ya mas, kalau diputar dua kali ke kanan titiknya yang didepan jadi ke samping kan? 29. P : iya bener. Terus? 30. L4 : nah sekarang kalau diputar lagi berarti titiknya ada di belakang, terus kalau di gulingkan kedepan, Titiknya dimana ada di sini mas pojok kanan atas 31. P : iya berarti jawabannya apa? 32. L4 : e mas. 33. P : masa? Coba lihat lagi 34. L4 : salah deng mas, yang b yang benar. kenapa aku jawab e ya? 35. P : ya lain kali lebih teliti lagi,  Kutipan wawancara siswa P5 kategori kemampuan spasial tinggi 23. P : oke sekarang yang nomor 3 kamu jawab apa? 24. P5 : saya jawab yang b mas. 25. P : kenapa kamu jawab b? 26. P5 : karena setelah aku ikutin perintahnya, misalkan aku pake penghapus ini mas kalau diputar kekanan berarti titiknya di samping terus diputar lagi ke belakang kemudian digulingkan ke depan ya berarti titiknya di atas. Tapi di pojok kanan atas sini. Yaudah jawabannya b. mungkin bisa juga yang c tapi titiknya tidak di depan mas. 27. P : oke begitu ya, harus pake alat begitu buat ngerjaiin soal ini? 28. P5 : iyalah mas kalau nggak gitu nggak bisa aku.  Kutipan wawancara siswa L8 kategori kemampuan spasial rendah 21. P : terus yang nomor 3 kamu bisa jawab nggak? 22. L8 : nggak bisa mas bingung aku, kemarin itu aku ngawur jawabnya. 23. P : oh gitu, kamu kesulitan dimana? 24. L8 : itu yang diputer sama diguling-guling. Emang bedanya dimana? 25. P : kalau memutar ya seperti ini menunjukan kepada siswa kubus yang perbedaan diputar dan digulingkan. 26. L8 : oh gitu mas tapi memang bingung aku  Kutipan wawancara siswa P27 kategori kemampuan spasial rendah 7. P : no 3 kamu salah, gimana? 8. P27 : iya no 3 saya salah, saya tuh gak tau itu kan cuman muter-muter itu kan gambarnya hanya tiga doang jadi gak tau sisi yang lainnya jadi bingung. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa kemampuan orientasi keruangan siswa perempuan lebih tinggi dari siswa laki-laki. Namun, baik siswa laki-laki dan siswa perempuan keduanya memiliki strategi yang sama untuk menyelesaikan soal ini yaitu dengan menggunakan media untuk melihat wujud benda ketika kedudukannya diubah. 2 Kemampuan orientasi keruangan dengan indikator membayangkan wujud dari suatu benda bila dilihat dari sudut pandang yang lain soal nomor 6 Berdasarkan deskripsi kemampuan spasial siswa, pada kategori kemampuan tinggi, siswa laki-laki dan siswa perempuan memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda sebab tidak ada perbeaan yang signifikan diantara keduanya. Berdasarkan hasil wawancara, pada kategori kemampuan tinggi siswa laki-laki dan siswa perempuan tidak mengalami kesulitan dan mampu menyelesaikan soal ini dengan tepat. Siswa laki-laki pada kategori ini mengemukakan bahwa suatu balok jika dilihat dari berbagai sudut pandang manapun tidak akan berbentuk jajar genjang sedangkan siswa perempuan pada kategori ini dapat menemukan penyelesaian dari soal ini karena mereka mengaitkannya dengan bidang-bidang penyusun suatu balok yakni persegi dan persegi panjang. Hal ini seperti pada kutipan wawancara siswa berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L3 kategori kemampuan spasial tinggi 88. P : oke lah. Kemudian nomor 6 kamu jawab apa? 89. L3 : saya jawab e mas. 90. P : kenapa emangnya? 91. L3 : ya itu karena kalau dilihat dari manapun nggak mungkin jajar genjang mas nggak mungkin miring.  Kutipan wawancara siswa P6 kategori kemampuan spasial tinggi 71. P6 : kemudian untuk Nomor 6 kamu jawab apa? 72. P6 : jawab e mas. 73. P : kenapa kamu jawab e? 74. P6 : karena balok itu terdiri dari persegi dan persegi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI panjang tapi yang e itu jajar genjang makanya itu jawabannya. 75. P : tapi kamu merasa kesulitan tidak? 76. P6 : tidak mas karena yang option e paling tidak mungkin. Namun, ada pula siswa perempuan menjawab soal ini dengan cara menebak saja sebab mereka tidak mampu membayangkan wujud dari suatu benda dalam hal ini balok bila dilihat dari sudut pandang yang lain. selain itu, Siswa perempuan pada kategori ini juga tidak memeriksa kembali jawaban yang mereka pilih sehingga ada kemungkinan bahwa jawaban yang telah dipilih merupakan jawaban yang tidak tepat. Hal ini seperti pada kutipan wawancara berikut ini:  Kutipan wawancara siswa P10 kategori kemampuan spasial tinggi 38. P : no 6 kamu salah, kesulitannya dimana? 39. P10 : gak bisa bayanginnya mas, jadi aku ngawur jawabnya.  Kutipan wawancara siswa P5 kategori kemampuan spasial tinggi 49. P : terus yang nomor 6 kamu jawab apa? 50. P5 : aku jawab d mas. 51. P : kenapa? 52. P5 : itu yang aku bayangin mas tapi nggak yakin aku. 53. P : terus nggak cari jawaban lain kalau nggak yakin? 54. P5 : nggak mas, sudah nggak ada waktu kemarin. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa siswa laki-laki dan siswa perempuan memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda sebab tidak ada perbedaan kemampuan yang signifikan. Akan tetapi, siswa laki-laki lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya dalam membayangkan wujud dari suatu benda ketika dilihat dari sudut pandang lain sedangkan siswa perempuan cenderung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mencari penyelesaian soal ini berdasarkan penngetahuannya akan bangun ruang yang telah dipelajari sebelumnya. Selain itu, ada pula siswa perempuan yang hanya menjawab soal ini dengan cara menebak saja tanpa memberikan penjelasan mengapa memilih jawaban tersebut. d. Kemampuan relasi keruangan Kemampuan relasi keruangan pada tes kemampuan spasial ini terdiri dari 8 soal uraian. Perbedaan kemampuan relasi keruangan siswa diuraikan sebagai berikut: 1 Kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan antara titik dan garis dalam ruang soal nomor 7a Berdasarkan deskripsi kemampuan spasial siswa, pada kategori kemampuan tinggi kemampuan relasi keruangan siswa perempuan lebih tinggi dari siswa laki-laki. Pada kategori kemampuan sedang kemampuan yang dimiliki oleh siswa laki-laki tidak jauh berbeda dari siswa perempuan sebab tidak adanya perbedaan yang signifikan. Pada kategori kemampuan rendah masih ada seorang siswa laki-laki yang belum mampu menguasai kedudukan titik dan garis dalam ruang. Berdasarkan hasil wawancara, semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori tinggi tidak mengalami kesulitan dan mampu menyelesaikan soal dengan tepat. Semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini mampu memahami konsep kedudukan antara titik dan garis dalam ruang. Selain itu, mereka juga mampu mengemukakan alasan yang tepat mengapa sebuah titik terletak pada bidang maupun di luar bidang.  Kutipan wawancara siswa L4 kategori kemampuan spasial tinggi 80. P : Kemudian yang 7a kamu jawab apa?’ 81. L4 : Titik-titik yang terletak diluar garis g yaitu Titik A, D, E, F, H, G. 82. P : kenapa titik-titik itu yang diluar garis g? 83. L4 : karena titik yang terletak di garis g hanya B, C dan P.  Kutipan wawancara siswa P6 kategori kemampuan spasial tinggi 77. P : ohh begitu ya, kemudian nomor 7a kamu jawab apa? 78. P6 : Titik-titik yang terletak diluar garis g yaitu titik A, D, E, F, H, G. 79. P : alasannya kenapa? 80. P6 : karena garis g berhimpit dengan garis BC sehingga titil-titik sudut kubus yang terletak di dalam garis g adalah B dan C. Pada kategori kemampuan sedang semua siswa laki-laki dan siswa perempuan mampu menyelesaikan soal ini dengan tepat tetapi mereka tidak mampu memberikan alasan yang tepat. Semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini belum mampu memahami kedudukan titik dan garis dalam ruang sebab alasan yang mereka kemukakan adalah “sebuah titik berada di luar garis sebab titik tersebut tidak akan bertemu dan tidak berpotongan dengan garis tersebut ”. Alasan yang dikemukakan oleh siswa merupakan alasan yang kurang tepat sebab sebuah titik hanya memiliki dua kedudukan dengan garis yakni terletak pada garis atau berada di luar garis sehingga titik tersebut tidak akan berpotongan dengan garis. Suatu titik terletak pada garis jika titik tersebut dilalui oleh sebuah garis begitu juga sebaliknya suatu titik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terletak di luar garis jika titik tersebut tidak dilalui oleh sebuah garis Kurnianingsih,dkk.2006; Sartono,2006. Selain itu, seorang siswa laki-laki pada kategori kemampuan rendah belum menguasai kedudukan antara titik dan garis dalam ruang sehingga ia tidak mampu menyelesaikan soal dengan tepat. Hal ini seperti pada kutipan wawancara berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L8 kategori kemampuan spasial sedang 51. P : kemudian yang nomor 7a kamu jawab apa? 52. L8 : Titik-titik yang terletak diluar garis g yaitu Titik A, D, E, F, H, G. 53. P : alasannya kenapa? 54. L8 : karena garis tersebut tidak berpotongan dengan garis g.  Kutipan wawancara siswa P26 kategori kemampuan spasial sedang 17. P : terus yang 7a kmu jawab apa? 18. P26 : itu mas titik A, D, E, F, G, H yang diluar garis g 19. P : apa alasanya? 20. P26 : itu karena rusuk-rusuknya tidak berpotongan dengan garis g  Kutipan wawancara siswa L16 kategori kemampuan spasial rendah 63. P : kemudian untuk nomor 5 kamu dah benar. Nomor 6 juga benar. Kemudian yang 7a kamu itu jawaban kamu titik yang terletak di luar garis g adalah A, B, C, D, E, F, G, H. bener gak kamu jawab begitu? 64. L16 : bener mas. 65. P : kenapa kamu jawab begitu? 66. L16 : itu yang tidak berpotongan dengan garis g mas 67. P : tapi padahal B dan C itu kan terletak pada garis g, sedangkan yang ditanyakan kan yang terletak diluar garis berarti B dan C itu di luar atau di dalam garis g? 68. L16 : di luar lah mas. Yang di dalam garis g Cuma titik P seperti pada gambar pada soal Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa kemampuan relasi keruangan siswa perempuan lebih tinggi dari siswa laki-laki walaupun keduanya sama-sama menggunakan kemampuan spasialnya dalam menentukan kedudukan titik dan garis dalam ruang. 2 Kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan antara titik dan bidang dalam ruang soal nomor 7b Berdasarkan deskripsi kemampuan spasial siswa, pada kategori kemampuan tinggi, kemampuan relasi keruangan siswa laki-laki lebih tinggi dari siswa perempuan. Pada kategori kemampuan rendah siswa perempuan lebih dominan dari siswa laki-laki artinya sebagian besar siswa perempuan tidak mampu menentukan kedudukan antara titik dan bidang dengan tepat. Berdasarkan hasil wawancara, semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori spasial tinggi tidak mengalami kesulitan dan mampu menyelesaikan soal dengan tepat. Semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini mampu memahami konsep kedudukan antara titik dan bidang dalam ruang. Berdasarkan hasil jawaban siswa, sebagian siswa perempuan dan laki-laki tidak menuliskan alasan atas jawaban yang diberikan. Namun, ketika diwawancarai oleh peneliti mereka semua mampu memberikan alasan yang tepat mengenai kedudukan antara titik dan bidang dalam ruang. Hal ini seperti pada kutipan wawancara berikut ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI  Kutipan wawancara siswa L3 kategori kemampuan spasial tinggi 98. P : kemudian nomor 7b bisa nggak? 99. L3 : bisa mas. Kedudukan titik P terhadap perluasan bidang ABCD adalah titik P berada di dalam bidang. 100. P : tapi kamu kok tidak kasi alasan? Kira-kira apa alasannya? 101. L3 : titik P berada di dalam bidang ABCD karena bidang itu jika diperluas dapat memuat titik P. 102. P : kamu merasa kesulitan tidak ngerjain soal ini? 103. L3 : tidak mas, saya masih bisa.  Kutipan wawancara siswa P1 kategori kemampuan spasial tinggi 71. P : untuk nomor 7b kamu jawab apa? 72. P1 : Kedudukan titik P terhadap perluasan bidang ABCD yaitu titik P terletak pada bidang ABCD. 73. P : alasannya kenapa? 74. P1 : alasannya karena titik P terletak di garis g dan garis g berhimpit dengan BC padahal BC salah satu sisi ABCD. 75. P : kamu merasa kesulitan tidak? 76. P1 : tidak mas. Saya masih bisa. Pada kategori kemampuan rendah, semua siswa laki-laki dan perempuan tidak mampu memahami soal dengan baik. Pada soal ini siswa diminta menentukan kedudukan antara sebuah titik yang terletak pada garis BC terhadap perluasan bidang ABCD pada kubus. Siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini mengemukakan jawaban yang beragam. Seorang siswa laki-laki dan seorang siswa perempuan mengemukakan bahwa kedudukan antara titik yang terletak pada garis BG terhadap perluasan bidang ABCD adalah titik tersebut kedudukannya sejajar dan berpotongan dengan bidang ABCD. Hal ini menunjukan bahwa siswa laki-laki dan siswa perempuan tersebut belum mampu memahami kedudukan antara titik dan bidang dengan baik. Hal ini seperti pada kutipan wawancara berikut ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI  Kutipan wawancara siswa L22 kategori kemampuan spasial rendah 60. P : ohh berarti kamu cuman salah membayangkan aja. No 6, 7a benar, 7b nya salah. Bagaimana kedudukan titik P terhadap perluasan bidang ABCD? 61. L22 : berpotongan mas, ee sejajar mas bingung mas 62. P : kedudukan titik terhadap bidang itu hanya ada dua, terletak diluar bidang sama terletak di dalam bidang. 63. L22 : ohhh gak tau mas. Aku jawabnya berpotongan karena bidang ABCD itu tambah luas dan garis g masuk ke bidang itu.  Kutipan wawancara siswa P32 kategori kemampuan spasial rendah 27. P : nah itu bisa alasannya. Kemudian nomor 7b kamu salah ya. 28. P32 : kok salah mas? 29. P : emang kamu jawab apa? 30. P32 : kedudukan titik P dan bidang ABCD itu sejajar mas. 31. P : kok bisa? 32. P32 : hahah gak tau itu mas, asal gambar sama asal jawab aja Selain itu, sebagian besar siswa laki-laki dan perempuan pada kategori rendah mengemukakan bahwa kedudukan antara titik yang terletak pada garis BG terhadap perluasan bidang ABCD adalah titik tersebut kedudukannya terletak di luar bidang ABCD. Hal ini menunjukan bahwa siswa laki-laki dan perempuan yang mengemukakan jawaban tersebut mampu menguasai kedudukan antara titik dan bidang dalam ruang tetapi tidak teliti dalam memahami soal. Siswa laki-laki dan siswa perempuan pada kategori ini hanya menyelesaikan soal berdasarkan gambar yang diberikan tanpa menganalisa kemungkinan-kemungkinan jawaban lain yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menunjukan bahwa titik tersebut tidak berada di luar bidang. Hal ini seperti pada kutipan wawancara berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L15 kategori kemampuan spasial rendah 27. P : yang 7a kamu benar tapi yang 7b kamu salah ya? Kenapa? 28. L15 : iya mas karena saya lihat dari gambarnya itu sudahh diluar kok titiknya makanya saya jawab titik P diluar bidang ABCD.  Kutipan wawancara siswa P30 kategori kemampuan spasial rendah 21. P : No 5 kamu benar, 6, 7 a benar, 7b belum lengkap belum ada alasannya kesulitan dimana? 22. P30 : kesulitannnya adalah nulis alasannya saya bingung mas 23. P : tapi kamu jawab apa yang 7b? 24. P30 : jawabanku titik P itu diluar ABCD 25. P : kenapa? 26. P30 : itu dah jelas mas dari gambarnya udah diluar titiknya. 27. P : gitu ya. Nggak cari jawaban lain? 28. P30 : nggak mas. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa kemampuan relasi keruangan siswa laki-laki lebih tinggi dari siswa perempuan terutama dalam menentukan kedudukan antara titik dan bidang dalam ruang. Siswa laki-laki lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya sebab ketika menyelesaikan soal ini mereka tidak menjawab soal berdasarkan gambar yang diberikan tetapi mereka menganalisa kembali informasi tersebut untuk memperoleh jawaban yang tepat. Sebaliknya, sebagian besar siswa perempuan dalam menyelesaikan soal ini masih berdasarkan gambar yang diberikan tanpa harus menganalisa kembali informasi tersebut. 3 Kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang terutama dalam menentukan garis-garis yang saling berpotongan soal nomor 8a Berdasarkan deskripsi kemampuan spasial siswa, pada kategori kemampuan tinggi siswa perempuan lebih tinggi dari siswa laki-laki. Pada kategori kemampuan sedang siswa laki-laki lebih dominan dari siswa perempuan sebab hanya mampu memberikan alasan yang tepat mengapa dua garis kedudukannya saling berpotongan tetapi tidak mampu memberikan jawaban yang tepat dan lengkap. Pada kategori kemampuan rendah hanya terdapat seorang siswa perempuan yang belum mampu menguasai kedudukan dua garis dalam ruang dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara, semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori kemampuan tinggi tidak mengalami kesulitan dan mampu menyelesaikan soal dengan tepat. Semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini mampu memahami konsep kedudukan antara dua garis dalam ruang dan mampu memberikan alasan terhadap jawaban yang mereka kemukakan. Hal ini seperti pada kutipan wawancara berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L4 kategori kemampuan spasial tinggi 90. P : oke sekarang untuk nomor 8a kamu jawab apa? 91. L4 : Rusuk-rusuk yang berpotongan dengan FG adalah HG, CG, EF, BF. 92. P : tapi kamu tidak beri alasan ya kenapa rusuk-rusuk berpotongan dengan FG, kalau sekarang aku tanya kira-kira apa alasannya? 93. L4 : karena rusuk HG dan CG berpotongan di titik G dan rusuk EF dan BF berpotongan di titik G.  Kutipan wawancara siswa P5 kategori kemampuan spasial tinggi 67. P : kemudian nomor 8a kamu jawab apa? 68. P5 : Rusuk-rusuk yang berpotongan dengan FG adalah HG, CG, EF, BF. 69. P : kenapa rusuk itu yang berpotongan dengan FG? 70. P5 : karena jika garis diteruskan terdapat titik potong. 71. P : emang apa titik potongnya? 72. P5 : titik G sama titik F. Pada kategori kemampuan sedang semua siswa laki-laki dan perempuan belum mampu menyelesaikan soal dengan tepat tetapi mereka dapat mengemukakan alasan yang tepat mengenai kedudukan antara dua garis dalam ruang. Siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini belum mampu menentukan garis-garis yang saling berpotongan. Pada soal ini siswa diminta untuk menentukan rusuk- rusuk pada kubus yang berpotongan dengan rusuk FG. rusuk –rusuk yang dimaksud adalah BF, CG, HG dan EF. Namun, siswa laki-laki dan perempuan pada kategori sedang hanya mampu mengemukakan sebagian dari rusuk-rusuk yang dimaksud. Hal ini dikarenakan mereka kurang teliti dan tidak memeriksa kembali jawaban yang diberikan. Akan tetapi, siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini mampu memberikan alasan yang tepat bahwa rusuk-rusuk tersebut saling berpotongan denga FG karena memiliki titik potong di F dan G. Selain itu, seorang siswa perempuan yang berada pada kategori rendah belum mampu menguasai kedudukan dua garis dalam ruang terutama dalam menentukan rusuk-rusuk pada kubus yang saling berpotongan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sehingga ia tidak mampu menyelesaikan soal ini dengan tepat. Hal ini seperti pada kutipan wawancara siswa berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L8 kategori kemampuan spasial sedang 61. P : sekarang yang nomor 8a kamu jawabnya apa? 62. L8 : Rusuk-rusuk yang berpotongan dengan FG adalah EF, GH, AB dan CD 63. P : kok bisa? 64. L8 : karena mempunyai garis persekutuan di F dan G.  Kutipan wawancara siswa P6 kategori kemampuan spasial sedang 84. P : kemudian nomor 8a kamu jawab apa? 85. P6 : saya jawab Rusuk-rusuk yang berpotongan dengan FG adalah EF dan HG. 86. P : alasannya kenapa? 87. P6 : itu karena titik potongnya berada di F dan G.  Kutipan wawancara siswa P28 kategori kemampuan spasial rendah 31. P : N0 8a kamu masih salah. Terus yang 8b benar tapi kurang alasannya 32. P28 : Iyaa masih bingung berpotongan itu gimana mas. Tapi yang 8b itu bersilangan karena rusuknya di bidang yang beda dan tidak punya titik potong. 33. P : yang 8a itu kamu jawab apa emangnya? Kok bingung? 34. P28 : Cuma EG mas yang berpotongan dengan FG 35. P : alasannya kenapa? 36. P28 : mungkin itu yang punya garis persekutuan. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa kemampuan relasi keruangan siswa perempuan lebih tinggi dari siswa laki-laki. Keduanya sama-sama menggunakan kemampuan spasialnya dalam menentukan rusuk-rusuk pada kubus yang saling berpotongan. 4 Kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang terutama dalam membedakan kedudukan garis yang saling bersilangan dan berpotongan soal nomor 8b PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan deskripsi kemampuan spasial siswa, pada kategori kemampuan tinggi siswa perempuan lebih tinggi dari siswa laki-laki. Pada kategori kemampuan sedang, siswa laki-laki lebih dominan dari siswa perempuan artinya siswa laki-laki pada kategori ini mampu menyelesaikan soal ini dengan tepat tetapi tidak mampu mengemukakan alasan yang tepat mengenai kedudukan dua garis dalam ruang. Pada kategori kemampuan rendah, siswa laki-laki lebih dominan dari siswa perempuan. Hal ini berdasarkan presentase banyaknya siswa laki-laki yang belum mampu menguasai kedudukan dua garis dalam ruang terutama dalam membedakan kedudukan dua garisyang saling berpotongan dan bersilangan. Pada soal ini siswa diminta untuk menentukan kedudukan dua garis dalam ruang. Soal ini mengajak siswa untuk menggambarkan keadaan yang ada pada soal terlebih dahulu kemudian menentukan kedudukan garis HP dengan BG dimana titip P terletak pada ruas garis CG pada suatu kubus. Pada tahap pertama siswa mampu memvisualisasikan keadaan yang diberikan soal dalam bentuk gambar tetapi sebagian besar siswa laki-laki dan perempuan menjawab soal ini hanya berdasarkan gambar yang dibuat yakni kedudukan garis HP dan BG adalah saling berpotongan. Padahal berdasarkan konsep kedudukan dua garis dalam ruang, garis HP dan BG terletak pada bidang berbeda, garis HP terletak pada bidang belakang kubus bidang CDHG dan garis BG terlatak pada bidang samping kubus bidang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BCGF. Oleh karena itu, kedudukan antara garis HP dan BG adalah saling bersilangan sebab berada pada bidang yang berbeda dan tidak memiliki titik persekutuan. Berdasarkan hasil wawancara, semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori kemampuan tinggi tidak mengalami kesulitan dan mampu menyelesaikan soal dengan tepat. Semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini mampu memahami konsep kedudukan antara dua garis dalam ruang dan mampu memberikan alasan yang tepat terhadap jawaban yang mereka berikan. Hal ini seperti pada kutipan wawancara siswa berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L15 kategori kemampuan spasial tinggi 37. P : kemudian yang 8b kamu jawab apa? 38. L15 : kedudukan HP sama BG itu bersilangan mas 39. P : kenapa? 40. L15 : itu karena tidak di satu bidang terus tidak punya titik potong 41. P : berarti masih bisa ya kamu? 42. L15 : iya mas masih bisa  Kutipan wawancara siswa P5 kategori kemampuan spasial tinggi 73. P : nomor 8b kamu jawab apa? 74. P5 : saya jawab Kedudukan garis HP terhadap BG adalah kedua garis keduduknnya saling bersilangan mas. 75. P : kenapa bersilangan? 76. P5 : karena kedua garis berada di bidang yang beda dan tidak terdapat titik potong. Pada kategori kemampuan sedang, semua siswa laki-laki dan perempuan mampu menyelesaikan soal ini dengan tepat tetapi mereka tidak mampu mengemukakan alasan yang tepat. Siswa laki-laki pada kategori ini mengemukakan bahwa kedua garis saling bersilangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebab kedua garis menembus bidang dan tidak mempunyai garis persekutuan sedangkan siswa perempuan tidak mampu mengemukakan alasan yang tepat. Hal ini menunjukan bahwa siswa belum menguasi konsep kedudukan titik, garis dan bidang dengan baik. Dari alasan yag dikemukakan oleh siswa laki-laki terlihat jelas bahwa garis yang menembus bidang tentu memiliki titik persekutuan bukan garis persekutuan. Selain itu, alasan yang diberikan siswa tidak berkaitan dengan indikator soal yakni kedudukan antara dua garis bukan kedudukan antara garis dan bidang. Hal ini seperti pada kutipan wawancara siswa berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L3 kategori kemampuan spasial sedang 108. P : kemudian yang nomor 8b kamu jawab apa? 109. L3 : Kedudukan garis HP terhadap BG adalah kedua garis keduduknnya saling bersilangan. 110. P : alasannya kenapa? 111. L3 : karena kedua garis itu menembus bidang dan tidak mempunyai garis persekutuan. 112. P : kamu merasa kesulitan tidak ngerjain soal ini? 113. L3 : tidak mas, saya masih bisa.  Kutipan wawancara siswa P6 kategori kemampuan spasial sedang 89. P : nomor 8b kamu jawab apa? 90. P6 : saya jawab Kedudukan garis HP terhadap BG adalah kedua garis keduduknnya saling bersilangan mas. 91. P : kenapa bersilangan? 92. P6 : kenapa ya? Ya emang bersilangan mas Pada kategori kemampuan rendah semua siswa laki-laki dan perempuan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal ini. Semua siswa laki-laki dan perempuan dalam kategori ini hanya menjawab soal berdasarkan gambar sebab dari gambar terlihat kedudukan HP dan BG adalah berpotongan padahal jika disimak lebih baik lagi kedudukan dua garis tersebut adalah bersilangan. Oleh karena itu, siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini belum mampu membedakan kedudukan dua garis yang saling berpotongan dan bersilangan. Hal ini seperti pada kutipan wawancara berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L4 kategori kemampuan spasial rendah 94. P : Kemudian untuk 8b kamu jawab apa? 94. L4 : Kedudukan garis HP terhadap BG adalah kedua garis keduduknnya saling berpotongan. 95. P : kenapa bisa berpotongan? 96. L4 : karena bila didekatkan akan memiliki titik potong mas kayak gambarnya iu, 97. P : oh begitu, tapi kamu merasa kesulitan tidak? 98. L4 : lumayan mas  Kutipan wawancara siswa P9 kategori kemampuan spasial rendah 52. P : nomor 7 benar, nomor 8a benar tapi yang 8b nggak kamu isi. Kenapa nggak isi? 53. P9 : itu loh mas waktunya mepet makanya nggak sempat isi. 54. P : tapi kamu tahu nggak jawabannya? 55. P9 : menurut ku kedudukannya ya berpotongan kan digambar sudah jelas itu mas. 56. P : kok bisa? 57. P9 : itu kan nanti berpotongan di satu titik. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa kemampuan relasi keruangan siswa perempuan lebih tinggi dari siswa laki-laki. Siswa perempuan lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya dari pada siswa laki-laki dalam membedakan kedudukan dua garis yang saling berpotongan dan bersilangan. Hal ini disebabkan sebagian besar siswa laki-laki dalam menyelesaikan soal ini hanya berdasarkan gambar yang telah dibuat sedangkan siswa parempuan melakukan analisa terhadap gambar yang telah dibuat itu. 5 Kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan dua bidang dalam bangun ruang soal nomor 9 Kemampuan relasi keruangan siswa pada soal nomor 9 hanya dapat dikategorikan ke dalam kemampuan yang tinggi. Hal ini berdasarkan deskripsi kemampuan spasial siswa menunjukan bahwa semua siswa laki-laki dan perempuan mampu menyelesaikan soal ini dan mampu mengemukakan alasan yang tepat terhadap jawaban yang diberikan. Berdasarkan hasil wawancara, semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori kemampuan tinggi tidak mengalami kesulitan dan mampu menyelesaikan soal dengan tepat. Semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini mampu memahami konsep kedudukan antara dua bidang dalam ruang terutama dalam menentukan kedudukan dua bidang yang saling sejajar. Selain itu, mereka juga mampu memberikan alasan terhadap jawaban yang mereka kemukakan. Berdasarkan hasil sintesisasi data untuk soal 4a yang mengukur kemampuan visualisasi keruangan, semua siswa laki-laki dan perempuan juga mampu menentukan kedudukan dua buah bidang yang saling berpotongan. Hal ini seperti pada kutipan wawancara siswa berikut ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI  Kutipan wawancara siswa L4 kategori kemampuan spasial tinggi 100. P : untuk soal nomor 9 kamu jawab apa?’ 101. L4 : saya jawab kedudukan bidang MNPO dan BDHF adalah sejajar 102. P : tapi tidak ada alasannya. Kira-kira apa alasannya? 103. L4 : karena jika diperluas tidak akan memiliki titik persekutuan. 104. P : oke bisa juga alasannya. Sebenarnya kamu paham tapi lain kali alasannya harus ditulis juga. 105. L4 : iya mas.  Kutipan wawancara siswa P1 kategori kemampuan spasial tinggi 89. P : kemudian nomor 9 kamu jawab apa? 90. P1 : Kedudukan bidang MNPO dan bidang BDHF adalah sejajar mas. 91. P : kenapa dua bidang itu sejajar? 92. P1 : ya karena jika diperpanjang tidak akan berpotongan. 93. P : kamu merasa kesulitan tidak? 94. P1 : tidak mas. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas menunjukan siswa laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda sebab tidak adanya perbedaan kemampuan yang signifikan antara siswa laki-laki dan perempuan dalam menentukan kedudukan dua bidang dalam ruang. Baik siswa laki-laki dan siswa perempuan keduanya menggunakan kemampuan spasialnya dalam menentukan kedudukan dua bidang dalam ruang. 6 Kemampun relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang terutama dalam menentukan garis-garis yang terletak pada suatu bidang soal nomor 10a Berdasarkan deskripsi kemampuan spasial siswa, pada kategori kemampuan tinggi siswa perempuan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari siswa laki-laki sedangkan pada kategori kemampuan rendah siswa laki-laki lebih dominan dari siswa perempuan. Hal ini dibuktikan dengan besarnya presentase siswa pada kategori rendah yang menunjukan bahwa masih ada siswa laki-laki yang belum menguasai konsep kedudukan garis dan bidang dalam ruang terutama dalam menentukan garis-garis yang terletak pada suatu bidang. Berdasarkan hasil wawancara, semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori kemampuan tinggi tidak mengalami kesulitan dan mampu menyelesaikan soal dengan tepat. Semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini mampu memahami konsep kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang terutama dalam menentukan garis –garis yang terletak pada suatu bidang. Selain itu, siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini mampu mengemukakan alasan dengan tepat terhadap jawaban yang diberikan. Berdasarkan hasil jawaban siswa, sebagian siswa laki-laki dan perempuan yang berada pada kategori kemampuan tinggi awalnya tidak menuliskan alasan pada lembar kerja mereka. Namun, ketika diwawancarai oleh peneliti semua siswa yang tidak menuliskan alasan pada lembar jawaban mampu mengemukakan alasan sebuah garis terletak pada suatu bidang dengan tepat. Hal ini seperti pada kutipan wawancara berikut ini:  Kutipan wawancara siswa P10 kategori kemampuan spasial tinggi 58. P : nomor 10 sudah benar tapi kamu kurang alasannya, kenapa? 59. P10 : lupa mas. 60. P : apa alasannya coba? 61. P10 : yang 10 a itu rusuk BF dan DH terletak pada bidang BDHF karena itu rusuk yang berhimpit dengan bidang BDHF. Terus yang 10b rusuk EF, HG, EH, FG sejajar dengan bidang ABCD karena rusuk-rusuk tersebut tidak berpotongan dengan ABCD.  Kutipan wawancara siswa L3 kategori kemampuan spasial tinggi 121. L3 : Rusuk yang terletak pada bidang BDHF adalah BFdan DH . 122. P : oke itu benar tapi kamu tidak beri alasan. Kira- kira apa alasannya? 123. L3 : alasannya karena rusuk-rusuk itu berhimpit pada bidang BDHF. 124. P : kalau berhimpit berarti rusuk BD dan HF juga dong? 125. L3 : tidak mas, BD dan HF itu diagonal sisi bukan rusuk. Pada soal ini siswa diminta menentukan rusuk-rusuk yang terletak pada bidang BDHF. Semua siswa yang berada pada kategori kemampuan spasial tinggi mampu menyelesaikan dengan tepat. Semua siswa pada kategori ini mengemukakan bahwa rusuk-rusuk yang terletak pada bidang BDHF adalah rusuk BF dan DH. Hal ini seperti pada kutipan wawancara berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L8 kategori kemampuan spasial tinggi 77. P : terus yang nomor 10a kamu jawab apa? 78. L8 : Rusuk yang terletak pada bidang BDHF adalah BFdan DH . 79. P : apa alasannya? 80. L8 : alasannya karena berhimpit dengan bidang BDHF. 81. P : kalau berhimpit berarti rusuk BD dan HF juga dong? 82. L8 : tidak mas, BD dan HF itu diagonal sisi bukan rusuk.  Kutipan wawancara siswa P5 kategori kemampuan spasial tinggi 83. P : untuk nomor 10a kamu jawab apa? 84. P5 : Rusuk yang terletak pada bidang BDHF adalah HD dan BF mas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85. P : kenapa rusuk-rusuk itu? 86. P5 : karena rusuk tersebut berada pada bidang BDHF yang bukan diagonal sisi bidang BDHF mas. Pada kategori kemampuan rendah semua siswa laki-laki dan siswa perempuan tidak teliti dan kurang memahami perintah soal yang menuntut siswa untuk menentukan rusuk-rusuk yang terletak pada bidang BDHF. Semua siswa pada kategori ini mengemukakan bahwa rusuk-rusuk yang terletak pada bidang BDHF adalah rusuk BF, DH, BD, HF dimana BD dan HF adalah diagonal sisi kubus. Selain itu, ada pula siswa laki-laki pada kategori ini yang mengemukakan rusuk BH dan DF sebagai rusuk yang terletak pada bidang BDHF padahal BH dan DF merupakan diagonal ruang pada kubus. Hal ini seperti pada kutipan wawancara siswa berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L4 kategori kemampuan spasial rendah 106. P : Kemudian untuk nomor 10a kamu jawab apa ? 107. L4 : Rusuk yang terletak pada bidang BDHF adalah BD, BH, BF, DH, DF, HF. 108. P : kok banyak ya jawabannya? Kira-kira apa alasannya? 109. L4 : karena rusuk bisa diagonal. Tapi itu aku juga gak dong mas. Tapi kalau diagonal sisi gak boleh ya mas? 110. P : ya gak bisa, kan yang ditanyakan rusuk kubus. 111. L4 : berarti Cuma BF dan DH mas 112. P : nah itu bisa. Jadi lain kali diteliti lagi jawabannya.  Kutipan wawancara siswa P26 kategori kemampuan spasial rendah 23. P : terus nomor 10 a sama 10c kurang tepat jawabannya kamu masih salah. 24. P26 : 10 a salahku dimana mas? 25. P : coba lihat jawabanmu 10 a itu ada BD dan HF. Soal 10a itu rusuk-rusuk kubus yang terletak pada bidang BDHF, sebutkan 26. P26 : iya mas, terus? 27. P : menurutmu BD dan HF itu rusuk apa diagonal bidang? 28. P26 : diagonal mas 29. P : terus benar gak kalau soalnya suruh mencari rusuk-rusuk? 30. P26 : salah mas 31. P : tau salahnya dimana? Selain itu tempatmu juga gak ada alasannya kenapa? 32. P26 : Gak tau alasannya kenapa, emang alasannya apa mas? 33. P : ya coba kamu jawab dulu, apa alasannya? 34. P26 : kalau terletak itu berarti rusuk tersebut terdapat pada bidang BDHF tapi kayaknya juga terletak pada ABCD sama EFGH deh. 35. P : gitu ya? 36. P26 : iya mas Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas menunjukan kemampuan relasi keruangan siswa perempuan lebih tinggi dari siswa laki-laki. Namun, baik siswa perempuan dan siswa laki-laki keduanya sama-sama menggunakan kemampuan spasialnya dalam menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang terutama dalam menentukan rusuk-rusuk yang terletak pada suatu bidang. 7 Kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang terutama dalam menentukan garis-garis yang sejajar dengan suatu bidang soal nomor 10b Berdasarkan deskripsi kemampuan spasial, pada kemampuan tinggi siswa perempuan dan siswa laki-laki memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda sebab tidak adanya perbedaan yang signifikan. Siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini mampu menyelesaikan soal dan mampu mengemukakan alasan yang tepat terhadap jawaban yang diberikan. Pada kategori kemampuan sedang hanya terdapat dua siswa perempuan yang tidak mampu menyelesaikan soal secara lengkap tetapi mampu mengemukakan alasan yang tepat mengapa suatu garis kedudukannya sejajar dengan suatu bidang. Pada kategori kemampuan spasial rendah, terdapat seorang siswa laki-laki yang tidak mampu menyelesaikan soal ini dan belum memahami kedudukan garis yang sejajar dengan suatu bidang. Berdasarkan hasil wawancara, semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori kemampuan tinggi tidak mengalami kesulitan dan mampu menyelesaikan soal dengan tepat. Semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini mampu memahami konsep kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang terutama dalam menentukan garis –garis yang sejajar dengan suatu bidang. Selain itu, siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini juga mampu mengemukakan alasan dengan tepat terhadap jawaban yang diberikan. Akan tetapi berdasarkan hasil jawaban siswa, sebagian siswa laki-laki dan perempuan yang berada pada kategori spasial tinggi awalnya tidak menuliskan alasan pada lembar jawab mereka. Namun, ketika diwawancarai oleh peneliti semua siswa yang tidak menuliskan alasan pada lembar jawaban mampu mengemukakan alasan mengapa sebuah garis sejajar dengan suatu bidang dengan tepat. Hal ini seperti pada kutipan wawancara siswa berikut ini:  Kutipan wawancara siswa P10 kategori kemampuan spasial tinggi 58. P : nomor 10 sudah benar tapi kamu kurang alasannya, kenapa? 59. P10 : lupa mas. 60. P : apa alasannya coba? 61. P10 : yang 10 a itu rusuk BF dan DH terletak pada bidang BDHF karena itu rusuk yang berhimpit dengan bidang BDHF. Terus yang 10b rusuk EF, HG, EH, FG sejajar dengan bidang ABCD karena rusuk-rusuk tersebut tidak berpotongan dengan ABCD.  Kutipan wawancara siswa L23 kategori kemampuan spasial tinggi 71. P : Kemudian yang nomor 10b sama 10c kamu sudah benar Jawabannya tapi nggak ada alasannya. Kira-kira apa alasannya? 72. L23 : yang 10b alasannya karena rusuk-rusuk tersebut tidak berpotongan dengan bidang ABCD terus yang 10c itu alasannya karena rusuk tersebut kalau diperpanjang akan memiliki titik potong di bidang EFGH Pada soal ini, siswa diminta menentukan rusuk-rusuk yang sejajar dengan bidang ABCD. Semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori tinggi mampu menyelesaikan soal ini dengan benar. Strategi yang digunakan oleh beberapa siswa laki-laki dan perempuan pada kategori tinggi adalah dengan menentukan terlebih dahulu bidang yang sejajar dengan ABCD. beberapa siswa pada kategori ini mengemukakan bahwa bidang yang sejajar dengan ABCD adalah bidang EFGH, sehingga rusuk –rusuk yang sejajar dengan bidang ABCD adalah rusuk-rusuk yang terletak pada bidang EFGH yaitu rusuk EF, HG,EH dan FG. Hal ini seperti pada kutipan wawancara siswa berikut ini:  Kutipan wawancara siswa P32 kategori kemampuan spasial tinggi 40. P : lanjut lagi untuk nomor 10b kamu jawab apa? 41. P32 : Rusuk kubus yang sejajar bidang ABCD yaitu EF, HG, FG, EH mas. 42. P : kenapa kamu jawab begitu? 43. P32 : aku pertama cari bidang yang sejajar dengan ABCD yaitu EFGH terus rusuk-rusuk yang sejajar dengan ABCD ya rusuk-rusuk yang ada di EFGH. Begitu mas 44. P : kemudian alasnnya kenapa? 45. P32 : karena tidak memiliki titik persekutuan apabila diperpanjang.  Kutipan wawancara siswa L8 kategori kemampuan spasial tinggi 84. P : kemudian nomor 10b kamu jawab apa? 85. L8 : Rusuk kubus yang sejajar bidang ABCD yaitu FE, FG, HG, EH. 86. P : kenapa kamu bisa menentukan kalau rusuk-rusuk itu yang sejajar dengan bidang ABCD? 87. L8 : itu saya cari dulu bidang yang sejajar dengan ABCD yaitu EFGH kan. Terus rusuk-rusuk yang sejajar dengan ABCD ya rusuk-rusuk yang ada di EFGH yaitu FE, FG, HG, EH. Pada kategori kemampuan sedang, dua siswa perempuan sebenarnya mampu menentukan rusuk-rusuk kubus yang sejajar dengan bidang ABCD. Namun, mereka masih memiliki pandangan mengenai kesejajaran yang kurang tepat sebab menurut mereka kesejajaran itu sama halnya dengan posisi dua garis yang letaknya saling berhadapan atau bersebelahan. Oleh karena itu, ketika dihadapkan pada soal ini, dua siswa perempuan masih beranggapan bahwa rusuk-rusuk yang sejajar dengan bidang ABCD adalah rusuk- rusuk yang letaknya berhadapan atau berada di atas bidang ABCD yakni rusuk EF dan HG. Padahal rusuk-rusuk yang sejajar dengan bidang ABGH tidak hanya rusuk EF dan HG melainkan rusuk EH dan FG juga. Selain ttu, pada kategori kemampmuan rendah, hanya terdapat seorang siswa laki-laki yang tidak mampu menyelesaikan soal ini dengan tepat. Siswa laki-laki pada kategori ini hanya menjawab dengan seadanya tanpa harus berpikir terlebih dahulu untuk menemukan jawaban yang tepat.  Kutipan wawancara siswa P26 kategori kemampuan spasial sedang 28. P : kemudian yang 10b kamu jawab apa? Susah nggak? 29. P26 : menurutku rusuk yang sejajar dengan ABCD ya EF sama GH. 30. P : kok bisa kenapa Cuma EF sama GH? 31. P26 : ya karena itu pas di atasnya bidang ABCD mas. 32. P : oh gitu, terus alasannya kenapa rusuk itu sejajar ABCD? 33. P26 : karena tidak berpotongan mas  Kutipan wawancara siswa L4 kategori kemampuan spasial rendah 112. P : nah itu bisa. Jadi lain kali diteliti lagi jawabannya. Kemudian yang nomor 10b kamu jawab apa? 113. L4 : Rusuk kubus yang sejajar bidang ABCD yaitu DC, CG, GH, DH 114. P : kok bisa? 115. L4 : karena terletak di bidang yang sejajar dengan bidang ABCD. 116. P : emang yang sejajar bidang ABCD itu apa? 117. L4 : bidang EFGH mas 118. P : terus kok bisa rusuk DC, CG, GH sama DH? 119. L4 : nggak tahu mas bingung aku. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa siswa laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda. Keduanya menggunakan strategi yang sama dalam menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang terutama menentukan rusuk-rusuk pada kubus yang sejajar dengan suatu bidang. Strategi yang digunakan adalah menentukan terlebih dahulu bidang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang sejajar dengan bidang yang ditentukan kemudian rusuk-rusuk yang berpotongan dengan bidang tersebut adalah rusuk –rusuk yang terletak pada bidang yang sejajar tadi. 8 Kemampuan relasi keruangan dengan indikator menentukan kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang terutama dalam menentukan garis-garis yang berpotongan dengan suatu bidang soal nomor 10c Berdasarkan deskripsi kemampuan spasial siswa, pada kategori kemampuan tinggi siswa laki-laki memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari siswa perempuan. Siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini mampu menyelesaikan soal dengan tepat dan mampu mengemukakan alasan yang tepat mengenai kedudukan sebuah garis yang berpotongan dengan suatu bidang. Pada kategori kemampuan sedang hanya terdapat tiga siswa perempuan yang mampu menyelesaikan soal ini tetapi tidak mampu mengemukakan alasan yang tepat. Pada kategori kemampuan rendah siswa perempuan lebih dominan dari siswa laki-laki, artinya siswa perempuan lebih banyak yang tidak menguasai kedudukan garis yang berpotongan dengan suatu garis dengan tepat. Berdasarkan hasil wawancara, semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori kemampuan tinggi tidak mengalami kesulitan dan mampu menyelesaikan soal dengan tepat. Semua siswa laki-laki dan perempuan pada kategori ini mampu memahami konsep PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang dan mampu memberikan alasan terhadap jawaban yang mereka kemukakan. Akan tetapi berdasarkan hasil jawaban siswa, ada siswa laki-laki dan perempuan yang berada pada kategori spasial tinggi awalnya tidak menuliskan alasan pada lembar kerja mereka. Namun, ketika diwawancarai oleh peneliti semua siswa yang tidak menuliskan alasan pada lembar jawaban tersebut mampu mengemukakan alasan mengapa sebuah garis berpotongan dengan suatu bidang dengan tepat. Hal ini seperti pada kutipan wawancara berikut ini:  Kutipan wawancara siswa P10 kategori kemampuan spasial tinggi 58. P : nomor 10 sudah benar tapi kamu kurang alasannya, kenapa? 59. P10 : lupa mas. 60. P : apa alasannya coba? 61. P10 : yang 10 a itu rusuk BF dan DH terletak pada bidang BDHF karena itu rusuk yang berhimpit dengan bidang BDHF. Terus yang 10b rusuk EF, HG, EH, FG sejajar dengan bidang ABCD karena rusuk-rusuk tersebut tidak berpotongan dengan ABCD. 62. P : terus yang 10c? 63. P10 : rusuk AE, BF, CG, DH berpotongan dengan EFGH ya karena kalau diperpanjang punya titik potong mas 64. P : nah itu bisa, lain kali dibaca lagi soalnya. 65. P10 : iya mas.  Kutipan wawancara siswa L11 kategori kemampuan spasial tinggi 36. P : kemudian nomor 10 kamu benar jawabannya tapi tidak ada alasan. Kenapa tidak di kasi alasan? 37. L11 : saya lupa mas. 38. P : coba kamu buat alasannya? 39. L11 : yang 10 a itu rusuk BF dan DH terletak pada bidang BDHF karena itu rusuk berada pada bidang BDHF yang bukan diagonal sisi BDHF. Terus yang 10b rusuk EF, HG, EH, FG sejajar dengan bidang ABCD karena rusuk-rusuk tersebut tidak berpotongan dengan ABCD. 40. P : kenapa kamu bisa menentukan kalau rusuk-rusuk itu yang sejajar dengan bidang ABCD? 41. L11 : itu saya cari dulu bidang yang sejajar dengan ABCD yaitu EFGH kan. Terus rusuk-rusuk yang sejajar dengan ABCD ya rusuk-rusuk yang ada di EFGH yaitu FE, FG, HG, EH. 42. P : terus yang 10c? 43. L11 : rusuk AE, BF, CG, DH berpotongan dengan EFGH ya karena kalau diperpanjang punya titik potong mas 44. P : dimana titik potongnya? 45. L11 : di titik E, F , G sama H mas Pada soal nomor 10c ini siswa diminta menentukan rusuk-rusuk pada kubus yang berpotongan dengan bidang EFGH. Siswa laki-laki dan perempuan pada kategori kemampuan spasial tinggi mampu menentukan jawabannya dengan melihat gambar kubus ABCD.EFGH terlebih dahulu. Mereka juga memahami konsep bahwa suatu garis dikatakan berpotongan jika memiliki sebuah titik persekutuan. Oleh karena itu, pada gambar kubus tersebut mereka dapat melihat titik persekutuan antara rusuk-rusuk dengan bidang EFGH berada di titik E, F, G dan H. Dengan demikian, setelah mengetahui titik-titik potongnya beberapa siswa laki-laki dan perempuan pada kategori spasial tinggi dengan mudah menentukan bahwa rusuk-rusuk yang berpotongan dengan EFGH adalah rusuk AE, BF, CG dan DH. Hal ini seperti kutipan wawancara berikut ini:  Kutipan wawancara siswa P32 kategori kemampuan spasial tinggi 46. P : begitu ya, kalau yang 10c jawab apa kamu? 47. P32 : Rusuk kubus yang berpotongan dengan bidang EFGH yaitu AE, BF, CG, dan DH mas. 48. P : kok kamu bisa jawab begitu? 49. P32 : kalau dari gambar ya sudah jelas mas. Pasti titik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI potongnya di E, F, G sama H. makanya rusuknya ya AE, BF, CG sama DH. 50. P : terus alasannya kenapa rusuk-rusuk itu berpotongan dengan EFGH? 51. P32 : karena rusuk jika diteruskan akan berpotongan dengan bidang EFGH dan terdapat satu titik potong mas.  Kutipan wawancara siswa L4 kategori kemampuan spasial tinggi 123. L4 : Rusuk kubus yang berpotongan dengan bidang EFGH yaitu AE, BF, CG, dan DH. 124. P : alasannya kenapa? 125. L4 : karena rusuk-rusuk tersebut memiliki titik temu. 126. P : titik temu dimana? 127. L4 : di titik E, titik F, titik G sama titik H. Pada kategori kemampuan sedang, semua siswa perempuan mampu menyelesaikan soal dengan tepat tetapi mereka tidak mampu memberikan alasan yang tepat mengenai kedudukan garis yang berpotongan dengan suatu bidang. Semua siswa perempuan pada kategori ini belum memahami konsep bahwa sebuah garis dikatakan berpotongan jika memiliki sebuah titik persekutuan. Oleh karena itu, mereka mengemukakan alasan bahwa rusuk AE, BF, CG dan DH berpotongan dengan bidang EFGH sebab rusuk tersebut apabila diperpanjang akan memiliki garis persekutuan. Hal ini seperti pada kutipan wawancara berikut ini:  Kutipan wawancara siswa P17 kategori kemampuan spasial sedang 43. P : terus yang 10c gimana? 44. P17 : Rusuk kubus yang berpotongan dengan bidang EFGH yaitu AE, BF, CG, dan DH. Rusuk itu berpotongan karena memiliki garis persekutuan Pada kategori kemampuan rendah, semua siswa laki-laki dan perempuan masih mengalami kesulitan dan tidak mampu menyelesaikan soal ini dengan tepat. Semua siswa pada kategori ini mengemukakan bahwa rusuk-rusuk yang berpotongan dengan bidang ABCD adalah rusuk EF, EH, FG dan HG yang merupakan rusuk-rusuk yang sejajar dengan bidang ABCD. Semua siswa pada kategori ini tidak memeriksa kembali jawaban yang telah diberikan sehingga mereka meyakini bahwa jawaban tersebut adalah jawaban yang tepat. Hal ini seperti kutipan wawancara berikut ini:  Kutipan wawancara siswa L15 kategori kemampuan spasial rendah 29. P : nomor 9 kamu juga benar. Nomor 10 bagian a. b dan c mana yang masih membuatmu bingung? 30. L15 : nomor 10a dan 10b saya sudah tahu tapi yang 10 c saya masih bingung menentukan rusuk-rusuk yang berpotongan dengan bidang. 31. P : emang apa jawabanmu? 32. L15 : rusuk-rusuk yang berpotongan dengan EFGH itu EF, EH, FG sama HG. 33. P : kok bisa? 34. L15 : ngawur aku mas mungkin itu yang berpotongan dengan satu garis  Kutipan wawancara siswa P6 kategori kemampuan spasial rendah 107. P : kemudian terakhir nomor 10c kamu jawab apa? 108. P6 : Rusuk kubus yang berpotongan dengan bidang EFGH yaitu EF, EH, FG, dan HG. 109. P : alasannya kenapa? 110. P6 : karena berpotongan dengan satu garis mas. 111. P : oh gitu, terus nomor 10 kamu merasa kesulitan tidak? 112. P6 : saya merasa kesulitan yang nomor 10 bagian c. Dengan demikian berdasarkan hasil uraian di atas menunjukan bahwa siswa laki-laki memiliki kemampuan relasi keruangan yang lebih tinggi dari siswa perempuan. Namun, keduanya sama-sama menggunakan kemampuan spasialnya dalam menentukan kedudukan antara garis dan bidang dalam ruang terutama menentukan rusuk-rusuk pada kubus yang berpotongan dengan suatu bidang.

G. Keterbatasan Penelitian

Selama proses penelitian berlangsung terdapat beberapa beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti antara lain: 1. Peneliti kurang menggali secara lebih mendalam tentang strategi siswa dalam menyelesaikan tes kemampuan spasial. Hal ini karena: a. Keterbatasan waktu penelitian di sekolah yang membuat minimnya waktu wawancara yang tersedia untuk mewawancarai 30 subyek penelitian. b. Pertanyaan wawancara yang berulang-ulang dalam setiap nomor pada subyek penelitian membuat subyek penelitian merasa bosan dan malas menjawab pertanyaan peneliti. Hal ini mengakibatkan respon atau jawaban yang diberikan kurang memuaskan. 2. Keterbatasan waktu pengerjaan tes kemampuan spasial di sekolah yang membuat beberapa siswa tidak mengerjakan semua soal yang diberikan. 3. Peneliti tidak mengukur kemampuan persepsi keruangan pada penelitian ini karena peneliti merasa kesulitan dalam membuat instrumen soal yang sesuai dengan materi kedudukan titik, garis dan bidang dalam ruang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 235

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, peneliti membuat beberapa kesimpulan antara lain: 1. Kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa laki-laki dan perempuan kelas X SMA Negeri 1 Depok adalah: a. siswa laki-laki memiliki kemampuan yang tinggi ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan visualisasi keruangan terutama dalam membayangkan bentuk jaring-jaring bengun ruang. Baik siswa laki-laki dan siswa perempuan keduanya memiliki kemampuan yang tinggi dalam menggambar bidang-bidang yang berpotongan pada bangun ruang dan mampu menentukan nama bidang tersebut beserta garis persekutuannya. Namun, siswa laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan yang rendah dalam menggambar titik tembus antara diagonal ruang kubus dan suatu bidang. b. siswa perempuan memiliki kemampuan yang tinggi ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan rotasi pikiran terutama dalam menentukan letak titik sudut ketika suatu bangun ruang diputar dan bersama siswa laki-laki keduanya memiliki kemampuan yang tinggi dalam menentukan wujud benda ketika benda tersebut dicerminkan. c. siswa laki-laki memiliki kemampuan yang tinggi ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan orientasi keruangan terutama dalam membayangkan wujud benda bila dilihat dari sudut pandang lain sedangkan siswa perempuan memiliki kemampuan yang tinggi dalam melihat wujud benda ketika kedudukannya diubah. d. siswa perempuan memiliki kemampuan yang tinggi ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan relasi keruangan terutama dalam menentukan kedudukan titik dan garis dalam ruang, kedudukan garis dan garis dalam ruang serta menentukan kedudukan garis dan bidang dalam ruang. Sebaliknya siswa laki-laki memiliki kemampuan yang tinggi dalam menentukan kedudukan titik dan bidang dalam ruang dan keduanya memiliki kemampuan yang tinggi dalam menentukan kedudukan dua bidang dalam ruang. 2. Perbedaan kemampuan spasial yang dimiliki oleh siswa laki-laki dan perempuan kelas X SMA Negeri 1 Depok adalah: a. siswa laki-laki lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan visualisasi keruangan sehingga mereka mampu membayangkan bentuk jaring- jaring suatu bangun ruang dengan cepat dan tepat. Baik siswa laki-laki dan siswa perempuan keduanya juga menggunakan kemampuan spasialnya dalam menggambar bidang-bidang yang saling berpotongan tetapi siswa laki-laki cenderung menggunakan kemampuan spasialnya ketika menentukan garis persekutuan anatara dua bidang berdasarkan gambar yang telah dibuat. b. siswa laki-laki dan perempuan memiliki strategi yang berbeda ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan rotasi pikiran terutama dalam menentukan wujud benda ketika benda tersebut dicerminkan. Siswa perempuan cenderung menggunakan media untuk menyelesaikan soal-soal ini sedangkan siswa laki-laki lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya. Selain itu, baik siswa laki-laki dan siswa perempuan keduanya sama-sama menggunakan kemampuan spasialnya dalam menentukan letak titik sudut ketika suatu bangun ruang diputar. c. siswa laki-laki dan perempuan menggunakan strategi yang sama yakni menggunakan media yang ada di sekitarnya ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan orientasi keruangan terutama dalam melihat wujud benda ketika kedudukannya diubah. Akan tetapi, siswa laki-laki lebih dominan menggunakan kemampuan spasialnya dari pada siswa perempuan dalam membayangkan wujud benda bila dilihat dari sudut pandang lain. d. siswa perempuan dan siswa laki-laki sama-sama menggunakan kemampuan spasialnya ketika menyelesaikan soal yang berkaitan dengan relasi keruangan. Akan tetapi, siswa perempuan memiliki kemampuan spasial yang tinggi dalam menentukan kedudukan titik dan garis, kedudukan dua garis, kedudukan garis dan bidang terutama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI garis-garis yang terletak pada bidang. Sebaliknya siswa laki-laki memiliki kemampuan spasial yang tinggi dalam menentukan kedudukan titik dan bidang dan kedudukan garis dan bidang terutama garis-garis yang berpotongan dengan suatu bidang. Selain itu, baik siswa laki-laki dan perempuan keduanya sama-sama menggunakan kemampuan spasialnya dalam menentukan kedudukan dua bidang dalam ruang dan menentukan rusuk-rusuk pada kubus yang sejajar dengan suatu bidang dengan tepat.

B. Saran

Berdasarkan proses penelitian, hasil dan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, peneliti memberikan saran-saran kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti lain Penelitian ini bisa menjadi pedoman atau referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin meneliti hal yang sama. Peneliti berharap jika peneliti lain melakukan penelitian yang sama maka peneliti lain sebaiknya mengukur semua kemampuan spasial siswa baik itu kemampuan visualisasi keruangan, relasi keruangan, orientasi keruangan, rotasi pikiran dan persepsi keruangan. Selain itu, peneliti juga berharap peneliti lain dapat mewawancarai semua siswa dengan mendalam agar dapat mengetahui kesulitan siswa dan bagaimana strategi mereka dalam menyelesaikan tes kemampuan spasial.

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Identifikasi miskonsepsi materi biologi kelas II semester 1 pada siswa SMP negeri di kecamatan Kencong tahun ajaran 2003/2004

2 6 94

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Pendekatan realistic mathematics education untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa kelas VIII SMPIT Ruhama Depok

0 8 199

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185