Proses Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Matematika
matematika di SMA N 10 Yogyakarta mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter kedalam KTSP.
Proses pembelajaran Matematika yang menerapkan pendidikan karakter berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat mengetahui bahwa ada
kekuatan didalamnya. Kekuatan tersebut terlihat pada proses pembelajaran Matematika yaitu pada saat guru Matematika menerapkan model pembelajaran
kooperatif kerjasama. Model pebelajaran tersebut terintegrasi nilai karakter yaitu mengembangkan nilai kerjasama, toleransi, etika dalam berbeda pendapat,
pantang menyerah, bekerja keras, menghargai pendapat orang lain, keberanian mempresentasikan hasil kelompok, yang termuat didalamnya pengembangan
keterampilan mengomunikasikan pendapat. Kekuatan lain pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajaran Matematika adalah adanya tuntutan
kepada guru Matematika untuk memberikan teladan kepada siswa. Guru Matematika terlihat berusaha menampilkan nilai-nilai karakter dalam
perilakunya seperti disiplin, bersemangat, kerja keras, keterbuakaan, adil, toleran dan bertanggung jawab sehingga banyak siswakelas X yang
mengidolakan dan meniru perilaku gurunyatersebut. Dengan melakukan hal tersebut penerapan pendidikan karakter yang terinegrasi dengan pembelajaran
Matematika tentunya akan lebih berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan pendidikan karakter.
Proses pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajaran matematika di kelas X SMA N 10 Yogyakarta, melalui hasil wawancara yang
telah diungkapkah dalam gambaran hasil penelitian maka dapat peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
simpulkan bahwa prosesnya dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran
Perencanaan pendidikan karakter dilakukan dua kali yaitu 1 perencanaan oleh sekolah atau SMA N 10 Yogyakarta dan 2 perencanaan
yang dilakukan oleh guru. Perencanaan tersebut sangat penting untuk mewujudkan keberhasilan dalam penanaman pendidikan karakter di SMA
N 10 Yogyakarta. Perencanaan pendidikan karakter oleh sekolah berdasarkan
wawancara tersebut diterapkan dan diimplementasikan dalam bentuk kurikulum yang memuat nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan. Pihak
sekolah melalui kepala sekolah juga mengintruksikan agar seluruh guru termasuk guru matematika membuat atau memodifikasi Silabus dan RPP
dengan nilai-nilai karakter yang relevan. Perencanaan
pendidikan karakter yang kedua yaitu dilakukan oleh guru Matematika. Melalui
perencanaan pembelajaran yang baik, guru matematika lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan memudahkan siswa belajar. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan oleh guru matematika SMA N 10 Yogyakarta dalam menyusun perangkat pembelajaran khususnya Silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, dilakukan secara bersama- sama pada awal tahun pelajaran. Masing-masing guru menyesuaikan
kondisi kelas masing-masing dengan mengadakan perubahan seperlunya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dari RPP yang telah disusun bersama. RPP yang telah disusun sesuai dengan panduan pengembangan RPP yang dikeluarkan oleh Depdiknas.
Hasil penelitian di SMA N 10 Yogyakarta menunjukkan bahwa pada saat penyusunan perencanaan pembelajaran RPP, guru matematika
menyusun perangkat pembelajaran khususnya Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Hasil observasi dokumentasi, perencanaan
pembelajaran matematika disusun oleh guru matematika kelas X khususnya pada materi ruang dimensi tiga meliputi sebagai berikut:
1 Identitas Mata Pelajaran meliputi: nama sekolah, mata pelajaran,
kelassemester 2
Standar Kompetensi 3
Kompetensi Dassar 4
Indikator 5
Alokasi Waktu 6
Tujuan Pembelajaran 7
Materi Ajar Ruang dimensi tiga jarak dan sudut pada ruang dimensi tiga
8 Metode Pembelajaran Ceramah, Diskusi kelompok, tanya jawab,
inkuiri dan penugasan 9
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran a
Pendahuluan Apersepsi, Motivasi b
Kegiatan inti c
Penutup merangkum, melakukan refleksi dan memberi PR PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 Alat dan Sumber Belajar alat: papan tulis, penggaris; Sumber: buku
paket, handout, LKS. 11
Penilaian Teknik: Kuis dan tugas individu, tugas kelompok, ulangan harian; Bentuk instrumen: pertanyaan lisan, tes uraian.
Secara keseluruhan baik dari pembuatan RPP maupun silabus, peneliti juga melakukan observasi terhadap aspek-aspek dalam
perencanaan pembelajaran kooperatif yang dilakukan oleh guru matematika yaitu meliputi:
1 Merumuskan indikator kompetensi siswa menjabarkan kompetensi
dasar. 2
Menentukan cara mencapai tujuan pembelajaran kooperatif. 3
Menentukan langkah-langkah dalam mencapai tujuan pembelajaran kooperatif.
4 Merencanakan alokasi waktu pada kegiatan yang digunakan.
5 Menentukan model pengelompokkan siswa dalam pelaksanaan
kegiatan. 6
Menentukan media pembelajaran dalam mencapai tujuan. 7
Menentukan alat penilaian pada pembelajaran koopertif. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di atas sesuai
dengan panduan penyusunan RPP yang dikeluarkan oleh Depdiknas. Sehingga RPP yang baik minimal memuat komponen-komponen di atas.
Langkah konkret yang dilakukan oleh guru SMA N 10 Yogyakarta dalam melakukan perencanaan pembelajaran, mengidentifikasikan dan
mengelompokkan kompetensi yang akan dicapai setelah proses pembelajaran adalah menyusun silabus, mengembangkan materi standar
dengan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, dilanjutkan dengan merencanakan penilaian. Perencanaan pembelajaran merupakan
bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Pada tahap perencanaan
dilakukan analisis
SKKD, pengembangan
silabus, penyusunan RPP, dan penyiapan bahan ajar. Analisis SKKD dilakukan
untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang secara substansi dapat diintegrasikan pada SKKD yang bersangkutan. Perlu dicatat bahwa
identifikasi nilai-nilai karakter ini tidak dimaksudkan untuk membatasi nilai-nilai yang dapat dikembangkan pada pembelajaran SKKD yang
bersangkutan. Pengembangan silabus yang dilakukan oleh Guru Matematika SMA
N 10 Yogyakarta yaitu dengan merevisi silabus yang telah dikembangkan dengan menambah komponen karekater yang akan ditanamkan kepada
siswa. Guru Matematika akan memilih nilai-nilai karakter yang hendak diintegrasikan dalam pembelajaran Matematikadi kelas. Setelah itu,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, danatau teknik penilaian, diadaptasi atau dirumuskan ulang menyesuaikan karakter yang hendak
dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian di SMA N 10 Yogyakarta bahwa
sebagaimana langkah-langkah pengembangan silabus, penyusunan RPP dalam rangka pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran
matematika dilakukan dengan cara merevisi RPP yang telah ada. Pertama, rumusan tujuan pembelajaran direvisi atau diadaptasi. Revisi atau adaptasi
tujuan pembelajaran dapat dilakukan oleh guru matematika SMA N 10 Yogyakarta dengan dua cara, yaitu: 1 rumusan tujuan pembelajaran yang
telah ada direvisi hingga satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik, tetapi juga
karakter, dan 2 ditambah tujuan pembelajaran yang khusus dirumuskan untuk karakter.
Kedua, pendekatan dan metode pembelajaran diubah bila diperlukan agar pendekatanmetode yang dipilih selain memfasilitasi
peserta didik mencapai pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan, juga dapat mengembangkan karakter. Pendekatan yang dipilih oleh guru
matematika pada saat penelitian adalah metode kooperatif karena dianggap dapat mengembangkan karakter siswa seperti bekerja sama, pantang
menyerah, rasa ingin tau tinggi dan lain sebagainya. Ketiga, langkah-langkah pembelajaran direvisi. Kegiatan-kegiatan
pembelajaran dalam setiap langkahtahap pembelajaran pendahuluan, inti, dan penutup, direvisi danatau ditambah agar sebagian atau seluruh
kegiatan pembelajaran pada setiap tahapan memfasilitasi peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan dan
mengembangkan karakter. Keempat, bagian penilaian direvisi. Revisi dilakukan dengan cara
mengubah danatau menambah teknik-teknik penilaian yang telah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dirumuskan. Teknik-teknik penilaian dipilih sehingga secara keseluruhan teknik-teknik tersebut mengukur pencapaian peserta didik dalam
kompetensi dan karakter. Di antara teknik-teknik penilaian yang dapat dipakai untuk mengetahui perkembangan karakter adalah observasi,
penilaian antar teman, dan penilaian diri sendiri. Nilai dinyatakan secara kualitatif misalnya ada siswa yang memperlihatkan rasa ingin tahu terhadap
pelajaran yang sedang diterangkan oleh guru atau siswa yang masuk kelas dengan tepat waktu sehingga guru dapat memberikan nilai-nilai tertentu
secara kualitatif. Kelima, bahan ajar disiapkan. Bahanbuku ajar merupakan
komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang
mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan- kegiatan pembelajaran task yang telah dirancang oleh penulis buku ajar,
tanpa melakukan adaptasi yang berarti. Guru di SMA N 10 Yogyakarta khususnya guru matematika kelas X menyiapkan Lembar kerja LK jauh-
jauh hari agar bisadikerjakan siswa secara berkelompok. Dari data-data yang peneliti temukan, peneliti mengambil
kesimpulan bahwa perencanaan penerapan pendidikan karakter pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika yaitu berupa
perencanaan silabus, RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disisipkan nilai-nilai pembentuk karakter.
b. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan suatu tindakan yang dapat menghasilkan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran yang berupa
pembelajaran menjadi lebih efektif, siswa menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Jenis
tindakan beserta kelengkapannya yang telah direncanakan dengan baik oleh guru, maka guru tinggal melaksanakan rencana yang telah ditetapkan.
Berdasarkan observasi dikelas pada pelajaran matematika SMAN 10 Yogyakarta, proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan
apersepsi, pemilihan media dan metode pembelajaran sertalangkah dalam mengakhiri pembelajaran.
Pendahuluan dan Apersepsi Sebelum menjelaskan materi yang akan disampaikan, terlebih
dahulu guru Matamatika SMA N 10 Yogyakarta mengondisikan mental dengan berdoa untuk menarik perhatian siswa pada materi yang akan
dipelajari yaitu ruang dimensi tiga serta mengajarkan nilai religius. Apersepsi pembelajaran merupakan langkah utama untuk mengarahkan
perhatian siswa pada awal pembelajaran. Dengan apersepsi diharapkan siswa bisa konsentrasi dan termotivasi untuk belajar lebih giat.
Langkah yang dilakukan oleh guru matematika SMA N 10 Yogyakarta dalam melakukan apersepsi adalah menyampaikan standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran ataupun kegunaan materi bagi kehidupan atau pengembangan ilmu lainnya untuk
materi baru. Penyampaian tujuan pembelajaran yang jelas dapat membuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa paham terhadap tujuan yang akan dicapai. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Hal
ini akan dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Kegiatan tersebut akan menumbuhkan sikap menghargai dan tanggungjawab kepada siswa.
Untuk materi pelajaran yang melanjutkan materi sebelumnya, guru melakukan apersepsi dengan mengulang sekilas materi sebelumnya,
menanyakan kepada siswa apakah masih ada bagian yang belum dipahami ataupun membahas pekerjaan rumah. Dengan demikian siswa dapat
menyiapkan diri secara menyeluruh untuk memelajari materi pelajaran berikutnya.
Media Pembelajaran Media yang dipergunakan dalam pembelajaran di kelas X pada
materi ruang dimensi tiga memiliki peranan cukup luas yaitu sebagai media pembelajaran, media komunikasi, alat bantu mengajar dan sumber belajar
dengan tingkatan berbeda untuk tiap media. Media pembelajaran yang sering dipergunakan selain media utama papan tulis adalah benda-benda
sekitar bisa ruangan kelas, kotak kapur, ataupun kerangka kubus berbentuk dadu.
Pada pelaksanaannya media berbasis komputer yang digunakan ada yang dibuat sendiri oleh guru, ada juga mengambil atau download dari
internet. Sebetulnya media yang dibuat sendiri oleh guru lebih menguntungkan daripada mengambil internet, karena guru bisa
menentukan animasi sesuai dengan kebutuhan. Menggunakan berbagai media pembelajaran akan menuntun siswa menjadi kreatif dan percaya diri.
Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran Matematika
kelas X di SMA N 10 Yogyakarta, diantaranya adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, penemuan.
Hasil observasi di kelas, diketahui bahwa metode ceramah masih sangat dominan dalam menyampaikan materi matematika khususnya ruang
dimensi tiga. Guru menjelaskan materi dengan alat bantu komputer. Setelah selesai menjelaskan, guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok
beranggotakan 4 siswa yang duduk berdekatan. Kemudian memberikan soal latihan untuk didiskusikan. Terakhir perwakilan kelompok maju untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok. Demikian juga hasil observasi dokumen RPP metode ceramah,
selalu dicantumkan. Sedang hasil wawancara, ditemukan bahwa metode yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran, pertama-
tama dijelaskan dengan ceramah kemudian siswa diberi suatu kasus untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan ke
depan kelas, lalu diberi soal. Metode penemuan atau inkuiri hasil observasi terhadap dokumen
RPP, dicantumkan dan dijabarkan dalam proses pembelajaran. Pada awal pembahasan materi, siswa diminta berkelompok kemudian berdiskusi
membahas tentang jarak dan sudut dalam ruang. Hasil kelompok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipresentasikan oleh salah satu perwakilan kelompok kemudian kelompok lain menanggapi. Akhir dari presentasi dan diskusi guru memberikan
simpulan akhir tentang pengertian jarak dalam ruang dan sudut dalam ruang. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan soal-soal untuk
memantapkan penguasaan siswa terhadap materi dimaksud. Namun dalam pelaksanaan, berdasarkan hasil observasi dan
wawancara dengan siswa dalam proses pembelajaran, langkah-langkah tersebut jarang dilakukan. Metode ceramah yang paling dominan,
kemudian metode diskusi dalam menyelesaikan soal-soal yang bertujuan untuk mendalami materi yang telah disampaikan. Jadi, guru dalam
pembelajaran tidak terlepas dari metode ceramah, guru merasa mengajar apabila melakukan pembelajaran dengan menyampaikan materi di depan
kelas. Diskusi yang dilakukan belum memelajari materi baru, namun
diskusi masih sebatas mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Diskusi dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru bertujuan supaya siswa bisa
menguasai materi yang telah diberikan dan bisa menumbuhkan kerjasama antar siswa. Berbagai metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
bertujuan agar siswa mampu melaksanakan nilai percaya diri, disiplin, teliti, kreatif, jujur, dan mempunyai rasa ingin tahu.
Mengakhiri Pelajaran Hasil pemaparan dalam mengakhiri pelajaran matematika di kelas
X guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya bagian yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belum dipahami. Siswa bisa bertanya langsung di kelas, atau bertanya secara individual di ruang guru. Apabila sudah tidak ada yang ditanyakan,
guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari pada hari itu. Dalam standar proses pada bagian kegiatan penutup
hal-hal yang dilakukan guru antara lain 1 bersama-sama dengan peserta didik danatau sendiri membuat rangkumansimpulan pelajaran, 2
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, 3 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi,
program pengayaan, layanan konseling danatau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik, 4 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya agar peserta didik bertanggungjawab.
Kesimpulan yang dibuat guru membuat siswa merasa lebih mudah memahami materi pelajaran. Materi yang masih berlanjut harus dipelajari
siswa sebelum memelajari materi berikutnya supaya pertemuan yang akan datang dapat berkelanjutan. Untuk memantapkan penguasaan materi selain
membuat kesimpulan, guru biasa memberikan soal latihan untuk dikerjakan di rumah. Jadi, apa yang dilakukan oleh guru matematika dalam
mengakhiri pelajaran sesuai dengan langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam standar proses.
Proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan apersepsi yaitu berdoa dan mengulang sekilas materi sebelumnya agar siswa menjadi
religius dan bertanggungjawab. Penggunaan metode pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
matematika diantaranya adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, penemuan agar siswa menjadi percaya diri, disiplin, teliti, kreatif, jujur, dan
mempunyai rasa ingin tahu. Guru menggunakan berbagai media pembelajaran agar siswa kreatif dan percaya diri. Langkah terakhir adalah
mengakhiri pelajaran dengan membuat kesimpulan dan memberikan tugas pekerjaan rumah PR agar siswa lebih menghargai, disiplin dan
bertanggungjawab. c.
Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Penilaian hasil belajar oleh guru Matematika SMA N 10
Yogyakarta dilakukan secara barkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Implementasi pengertian ini diharapkan guru dapat melakukan penilaian untuk mengetahui
kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik. Mengembalikan hasil pekerjaan siswa disertai komentar yang mendidik. Memanfaatkan
hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan
pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. Sedangkan ulangan
harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar KD atau lebih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru matematika SMA N 10 Yogyakarta dalam melaksanakan ulangan harian biasanya dilakukan setelah selesai satu bab yang terdiri dari
beberapa kompetensi dasar. Sebelum melaksanakan ulangan siswa diberi kesempatan untuk menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Hasil
pekerjaan siswa segera dikoreksi oleh guru dan dikembalikan kepada siswa. Pekerjaan yang telah dikembalikan diberi catatan-catatan kecil atau
komentar tentang kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Dengan catatan ini siswa mengetahui letak kesalahannya. Di samping catatan pada pekerjaan
siswa guru juga membahas kesalahan yang terjadi di kelas. Evaluasi merupakan langkah yang diambil guru untuk mengetahui
keberhasilannya dalam menyampaikan materi pelajaran matematika khususnya dalam penelitian ini adalah materi ruang dimensi tiga sehingga
siswa dapat memahami dan mengerjakan soal-soal latihan, dapat mengerjakan tes-tes yang diadakan oleh guru ataupun oleh sekolah.
Evaluasipenilaian yang dilakukan oleh guru matematika di SMA N 10 Yogyakarta adalah evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui
penilaian-penilaian berupa nilai kualitatif, yaitu nilai yang berupa kata-kata naratif selain itu guru juga memberikan nilai berupa angka-angka.
Penilaian yang berupa angka merupakan penilaian wajib untuk di isikan dalam laporan hasil belajar. Penilaian guru diambil dari hasil tes setelah
kegiatan pembelajaran dengan metode kooperatif berakhir. Nilai-nilai hasil belajar siswa tersebut dapat menggambarkan kemampuan siswa dalam
materi pelajaran selain itu, guru juga dapat mengetahui potensi siswa terhadap pelajaran matematika.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru Matematika pada siswa kelas X SMA N 10
Yogyakarta tidak hanya berfokus pada nilai-nilai berupa angka saja, namun evaluasi juga dilakukan pada saat pembelajaran dengan metode kooperatif
berlangsung. Evaluasi tersebut meliputi banyak hal termasuk mengevaluasi keaktifan siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan
kemampuan siswa menerima materi pelajaran dengan adanya metode pembelajaran kooperatif. Fokus pengamatan ditekankan pada implementasi
pembelajaran kooperatif terhadap kualitas pembelajaran secara menyeluruh yang meliputi: keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, tanggapan
siswa terhadap metode pembelajaran yang telah digunakan yaitu metode pembelajaran kooperatif, suasana kegiatan belajar mengajar dan
pencapaian hasil belajar siswa. Pada saat observasi berlangsung kegiatan peneliti adalah sebagai
pemantau pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif. Guru melakukan presentasi kelas untuk memberikan materi pokok mengenai ruang dimensi
tiga maupun penjelasan mengenai pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa memperhatikan presentasi yang diberikan oleh guru mengenai materi juga mengenai
pelaksanaan pembelajaran kooperatif. Proses pembelajaran ini berjalan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan lancar. Siswa memelajari soal latihan bersama timnya masing- masing dengan baik.
Kegiatan diskusi dalam kelompok didominasi dengan saling bertukar pendapat antar anggota tim dalam mempersiapkan kuis yang akan
dilaksanakan. Keaktifan siswa mengalami peningkatan, terbukti dengan siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi bertanya kepada
anggota timnya yang sudah memahami materi. Selain itu siswa mulai berani bertanya dan mengeluarkan pendapat kepada guru ketika mereka
mengalami kesulitan dalam memahami materi. Hal ini dikarenakan suasana pembelajaran yang tidak monoton dan santai sehingga siswa berani
bertanya kepada guru. Pada saat kuis berlangsung terlihat siswa sangat serius menyelesaikan soal dengan baik agar dapat menyumbangkan skor
kepada timnya. Siswa juga mulai berani untuk maju menjelaskan kedepan kelas demonstrasi disaat kegiatan pembahasan soal latihan maupun saol
kuis tanpa harus ditunjuk oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian baik melalui wawancara maupun
observasi maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru matematika dalam mengadakan evaluasi tidak terpaku pada hasil tes semester, tes
tengah semester maupun hasil tes ulangan harian, namun juga mempertimbangkan bagaimana keseharian setiap anak di dalam kelas. Nilai
akhir yang dimasukkan ke dalam raport siswa adalah dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Aspek kognitif dari hasil ulangan tes tertulis,
aspek afektif dari keseharian siswa setiap dalam proses pembelajaran, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sedangkan aspek psikomotor dari perilaku siswa baik didalam kelas maupun diluar kelas yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang baik.
96