Proses Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Matematika

matematika di SMA N 10 Yogyakarta mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter kedalam KTSP. Proses pembelajaran Matematika yang menerapkan pendidikan karakter berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat mengetahui bahwa ada kekuatan didalamnya. Kekuatan tersebut terlihat pada proses pembelajaran Matematika yaitu pada saat guru Matematika menerapkan model pembelajaran kooperatif kerjasama. Model pebelajaran tersebut terintegrasi nilai karakter yaitu mengembangkan nilai kerjasama, toleransi, etika dalam berbeda pendapat, pantang menyerah, bekerja keras, menghargai pendapat orang lain, keberanian mempresentasikan hasil kelompok, yang termuat didalamnya pengembangan keterampilan mengomunikasikan pendapat. Kekuatan lain pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajaran Matematika adalah adanya tuntutan kepada guru Matematika untuk memberikan teladan kepada siswa. Guru Matematika terlihat berusaha menampilkan nilai-nilai karakter dalam perilakunya seperti disiplin, bersemangat, kerja keras, keterbuakaan, adil, toleran dan bertanggung jawab sehingga banyak siswakelas X yang mengidolakan dan meniru perilaku gurunyatersebut. Dengan melakukan hal tersebut penerapan pendidikan karakter yang terinegrasi dengan pembelajaran Matematika tentunya akan lebih berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan pendidikan karakter. Proses pendidikan karakter yang terintegrasi dengan pembelajaran matematika di kelas X SMA N 10 Yogyakarta, melalui hasil wawancara yang telah diungkapkah dalam gambaran hasil penelitian maka dapat peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI simpulkan bahwa prosesnya dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. a. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran Perencanaan pendidikan karakter dilakukan dua kali yaitu 1 perencanaan oleh sekolah atau SMA N 10 Yogyakarta dan 2 perencanaan yang dilakukan oleh guru. Perencanaan tersebut sangat penting untuk mewujudkan keberhasilan dalam penanaman pendidikan karakter di SMA N 10 Yogyakarta. Perencanaan pendidikan karakter oleh sekolah berdasarkan wawancara tersebut diterapkan dan diimplementasikan dalam bentuk kurikulum yang memuat nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan. Pihak sekolah melalui kepala sekolah juga mengintruksikan agar seluruh guru termasuk guru matematika membuat atau memodifikasi Silabus dan RPP dengan nilai-nilai karakter yang relevan. Perencanaan pendidikan karakter yang kedua yaitu dilakukan oleh guru Matematika. Melalui perencanaan pembelajaran yang baik, guru matematika lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan memudahkan siswa belajar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh guru matematika SMA N 10 Yogyakarta dalam menyusun perangkat pembelajaran khususnya Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, dilakukan secara bersama- sama pada awal tahun pelajaran. Masing-masing guru menyesuaikan kondisi kelas masing-masing dengan mengadakan perubahan seperlunya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dari RPP yang telah disusun bersama. RPP yang telah disusun sesuai dengan panduan pengembangan RPP yang dikeluarkan oleh Depdiknas. Hasil penelitian di SMA N 10 Yogyakarta menunjukkan bahwa pada saat penyusunan perencanaan pembelajaran RPP, guru matematika menyusun perangkat pembelajaran khususnya Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Hasil observasi dokumentasi, perencanaan pembelajaran matematika disusun oleh guru matematika kelas X khususnya pada materi ruang dimensi tiga meliputi sebagai berikut: 1 Identitas Mata Pelajaran meliputi: nama sekolah, mata pelajaran, kelassemester 2 Standar Kompetensi 3 Kompetensi Dassar 4 Indikator 5 Alokasi Waktu 6 Tujuan Pembelajaran 7 Materi Ajar Ruang dimensi tiga jarak dan sudut pada ruang dimensi tiga 8 Metode Pembelajaran Ceramah, Diskusi kelompok, tanya jawab, inkuiri dan penugasan 9 Langkah-langkah kegiatan pembelajaran a Pendahuluan Apersepsi, Motivasi b Kegiatan inti c Penutup merangkum, melakukan refleksi dan memberi PR PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 Alat dan Sumber Belajar alat: papan tulis, penggaris; Sumber: buku paket, handout, LKS. 11 Penilaian Teknik: Kuis dan tugas individu, tugas kelompok, ulangan harian; Bentuk instrumen: pertanyaan lisan, tes uraian. Secara keseluruhan baik dari pembuatan RPP maupun silabus, peneliti juga melakukan observasi terhadap aspek-aspek dalam perencanaan pembelajaran kooperatif yang dilakukan oleh guru matematika yaitu meliputi: 1 Merumuskan indikator kompetensi siswa menjabarkan kompetensi dasar. 2 Menentukan cara mencapai tujuan pembelajaran kooperatif. 3 Menentukan langkah-langkah dalam mencapai tujuan pembelajaran kooperatif. 4 Merencanakan alokasi waktu pada kegiatan yang digunakan. 5 Menentukan model pengelompokkan siswa dalam pelaksanaan kegiatan. 6 Menentukan media pembelajaran dalam mencapai tujuan. 7 Menentukan alat penilaian pada pembelajaran koopertif. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di atas sesuai dengan panduan penyusunan RPP yang dikeluarkan oleh Depdiknas. Sehingga RPP yang baik minimal memuat komponen-komponen di atas. Langkah konkret yang dilakukan oleh guru SMA N 10 Yogyakarta dalam melakukan perencanaan pembelajaran, mengidentifikasikan dan mengelompokkan kompetensi yang akan dicapai setelah proses pembelajaran adalah menyusun silabus, mengembangkan materi standar dengan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, dilanjutkan dengan merencanakan penilaian. Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Pada tahap perencanaan dilakukan analisis SKKD, pengembangan silabus, penyusunan RPP, dan penyiapan bahan ajar. Analisis SKKD dilakukan untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang secara substansi dapat diintegrasikan pada SKKD yang bersangkutan. Perlu dicatat bahwa identifikasi nilai-nilai karakter ini tidak dimaksudkan untuk membatasi nilai-nilai yang dapat dikembangkan pada pembelajaran SKKD yang bersangkutan. Pengembangan silabus yang dilakukan oleh Guru Matematika SMA N 10 Yogyakarta yaitu dengan merevisi silabus yang telah dikembangkan dengan menambah komponen karekater yang akan ditanamkan kepada siswa. Guru Matematika akan memilih nilai-nilai karakter yang hendak diintegrasikan dalam pembelajaran Matematikadi kelas. Setelah itu, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, danatau teknik penilaian, diadaptasi atau dirumuskan ulang menyesuaikan karakter yang hendak dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian di SMA N 10 Yogyakarta bahwa sebagaimana langkah-langkah pengembangan silabus, penyusunan RPP dalam rangka pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran matematika dilakukan dengan cara merevisi RPP yang telah ada. Pertama, rumusan tujuan pembelajaran direvisi atau diadaptasi. Revisi atau adaptasi tujuan pembelajaran dapat dilakukan oleh guru matematika SMA N 10 Yogyakarta dengan dua cara, yaitu: 1 rumusan tujuan pembelajaran yang telah ada direvisi hingga satu atau lebih tujuan pembelajaran tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik, tetapi juga karakter, dan 2 ditambah tujuan pembelajaran yang khusus dirumuskan untuk karakter. Kedua, pendekatan dan metode pembelajaran diubah bila diperlukan agar pendekatanmetode yang dipilih selain memfasilitasi peserta didik mencapai pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan, juga dapat mengembangkan karakter. Pendekatan yang dipilih oleh guru matematika pada saat penelitian adalah metode kooperatif karena dianggap dapat mengembangkan karakter siswa seperti bekerja sama, pantang menyerah, rasa ingin tau tinggi dan lain sebagainya. Ketiga, langkah-langkah pembelajaran direvisi. Kegiatan-kegiatan pembelajaran dalam setiap langkahtahap pembelajaran pendahuluan, inti, dan penutup, direvisi danatau ditambah agar sebagian atau seluruh kegiatan pembelajaran pada setiap tahapan memfasilitasi peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan dan mengembangkan karakter. Keempat, bagian penilaian direvisi. Revisi dilakukan dengan cara mengubah danatau menambah teknik-teknik penilaian yang telah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dirumuskan. Teknik-teknik penilaian dipilih sehingga secara keseluruhan teknik-teknik tersebut mengukur pencapaian peserta didik dalam kompetensi dan karakter. Di antara teknik-teknik penilaian yang dapat dipakai untuk mengetahui perkembangan karakter adalah observasi, penilaian antar teman, dan penilaian diri sendiri. Nilai dinyatakan secara kualitatif misalnya ada siswa yang memperlihatkan rasa ingin tahu terhadap pelajaran yang sedang diterangkan oleh guru atau siswa yang masuk kelas dengan tepat waktu sehingga guru dapat memberikan nilai-nilai tertentu secara kualitatif. Kelima, bahan ajar disiapkan. Bahanbuku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru yang mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatan- kegiatan pembelajaran task yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa melakukan adaptasi yang berarti. Guru di SMA N 10 Yogyakarta khususnya guru matematika kelas X menyiapkan Lembar kerja LK jauh- jauh hari agar bisadikerjakan siswa secara berkelompok. Dari data-data yang peneliti temukan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa perencanaan penerapan pendidikan karakter pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika yaitu berupa perencanaan silabus, RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disisipkan nilai-nilai pembentuk karakter. b. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran dilakukan suatu tindakan yang dapat menghasilkan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran yang berupa pembelajaran menjadi lebih efektif, siswa menjadi aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Jenis tindakan beserta kelengkapannya yang telah direncanakan dengan baik oleh guru, maka guru tinggal melaksanakan rencana yang telah ditetapkan. Berdasarkan observasi dikelas pada pelajaran matematika SMAN 10 Yogyakarta, proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan apersepsi, pemilihan media dan metode pembelajaran sertalangkah dalam mengakhiri pembelajaran. Pendahuluan dan Apersepsi Sebelum menjelaskan materi yang akan disampaikan, terlebih dahulu guru Matamatika SMA N 10 Yogyakarta mengondisikan mental dengan berdoa untuk menarik perhatian siswa pada materi yang akan dipelajari yaitu ruang dimensi tiga serta mengajarkan nilai religius. Apersepsi pembelajaran merupakan langkah utama untuk mengarahkan perhatian siswa pada awal pembelajaran. Dengan apersepsi diharapkan siswa bisa konsentrasi dan termotivasi untuk belajar lebih giat. Langkah yang dilakukan oleh guru matematika SMA N 10 Yogyakarta dalam melakukan apersepsi adalah menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran ataupun kegunaan materi bagi kehidupan atau pengembangan ilmu lainnya untuk materi baru. Penyampaian tujuan pembelajaran yang jelas dapat membuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI siswa paham terhadap tujuan yang akan dicapai. Pemahaman siswa tentang tujuan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Hal ini akan dapat meningkatkan motivasi belajar mereka. Kegiatan tersebut akan menumbuhkan sikap menghargai dan tanggungjawab kepada siswa. Untuk materi pelajaran yang melanjutkan materi sebelumnya, guru melakukan apersepsi dengan mengulang sekilas materi sebelumnya, menanyakan kepada siswa apakah masih ada bagian yang belum dipahami ataupun membahas pekerjaan rumah. Dengan demikian siswa dapat menyiapkan diri secara menyeluruh untuk memelajari materi pelajaran berikutnya. Media Pembelajaran Media yang dipergunakan dalam pembelajaran di kelas X pada materi ruang dimensi tiga memiliki peranan cukup luas yaitu sebagai media pembelajaran, media komunikasi, alat bantu mengajar dan sumber belajar dengan tingkatan berbeda untuk tiap media. Media pembelajaran yang sering dipergunakan selain media utama papan tulis adalah benda-benda sekitar bisa ruangan kelas, kotak kapur, ataupun kerangka kubus berbentuk dadu. Pada pelaksanaannya media berbasis komputer yang digunakan ada yang dibuat sendiri oleh guru, ada juga mengambil atau download dari internet. Sebetulnya media yang dibuat sendiri oleh guru lebih menguntungkan daripada mengambil internet, karena guru bisa menentukan animasi sesuai dengan kebutuhan. Menggunakan berbagai media pembelajaran akan menuntun siswa menjadi kreatif dan percaya diri. Metode Pembelajaran Metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran Matematika kelas X di SMA N 10 Yogyakarta, diantaranya adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, penemuan. Hasil observasi di kelas, diketahui bahwa metode ceramah masih sangat dominan dalam menyampaikan materi matematika khususnya ruang dimensi tiga. Guru menjelaskan materi dengan alat bantu komputer. Setelah selesai menjelaskan, guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok beranggotakan 4 siswa yang duduk berdekatan. Kemudian memberikan soal latihan untuk didiskusikan. Terakhir perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Demikian juga hasil observasi dokumen RPP metode ceramah, selalu dicantumkan. Sedang hasil wawancara, ditemukan bahwa metode yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran, pertama- tama dijelaskan dengan ceramah kemudian siswa diberi suatu kasus untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan ke depan kelas, lalu diberi soal. Metode penemuan atau inkuiri hasil observasi terhadap dokumen RPP, dicantumkan dan dijabarkan dalam proses pembelajaran. Pada awal pembahasan materi, siswa diminta berkelompok kemudian berdiskusi membahas tentang jarak dan sudut dalam ruang. Hasil kelompok PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dipresentasikan oleh salah satu perwakilan kelompok kemudian kelompok lain menanggapi. Akhir dari presentasi dan diskusi guru memberikan simpulan akhir tentang pengertian jarak dalam ruang dan sudut dalam ruang. Pembelajaran diakhiri dengan memberikan soal-soal untuk memantapkan penguasaan siswa terhadap materi dimaksud. Namun dalam pelaksanaan, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa dalam proses pembelajaran, langkah-langkah tersebut jarang dilakukan. Metode ceramah yang paling dominan, kemudian metode diskusi dalam menyelesaikan soal-soal yang bertujuan untuk mendalami materi yang telah disampaikan. Jadi, guru dalam pembelajaran tidak terlepas dari metode ceramah, guru merasa mengajar apabila melakukan pembelajaran dengan menyampaikan materi di depan kelas. Diskusi yang dilakukan belum memelajari materi baru, namun diskusi masih sebatas mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Diskusi dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru bertujuan supaya siswa bisa menguasai materi yang telah diberikan dan bisa menumbuhkan kerjasama antar siswa. Berbagai metode pembelajaran yang digunakan oleh guru bertujuan agar siswa mampu melaksanakan nilai percaya diri, disiplin, teliti, kreatif, jujur, dan mempunyai rasa ingin tahu. Mengakhiri Pelajaran Hasil pemaparan dalam mengakhiri pelajaran matematika di kelas X guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya bagian yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI belum dipahami. Siswa bisa bertanya langsung di kelas, atau bertanya secara individual di ruang guru. Apabila sudah tidak ada yang ditanyakan, guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari pada hari itu. Dalam standar proses pada bagian kegiatan penutup hal-hal yang dilakukan guru antara lain 1 bersama-sama dengan peserta didik danatau sendiri membuat rangkumansimpulan pelajaran, 2 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, 3 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling danatau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, 4 menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya agar peserta didik bertanggungjawab. Kesimpulan yang dibuat guru membuat siswa merasa lebih mudah memahami materi pelajaran. Materi yang masih berlanjut harus dipelajari siswa sebelum memelajari materi berikutnya supaya pertemuan yang akan datang dapat berkelanjutan. Untuk memantapkan penguasaan materi selain membuat kesimpulan, guru biasa memberikan soal latihan untuk dikerjakan di rumah. Jadi, apa yang dilakukan oleh guru matematika dalam mengakhiri pelajaran sesuai dengan langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam standar proses. Proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan apersepsi yaitu berdoa dan mengulang sekilas materi sebelumnya agar siswa menjadi religius dan bertanggungjawab. Penggunaan metode pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI matematika diantaranya adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, penemuan agar siswa menjadi percaya diri, disiplin, teliti, kreatif, jujur, dan mempunyai rasa ingin tahu. Guru menggunakan berbagai media pembelajaran agar siswa kreatif dan percaya diri. Langkah terakhir adalah mengakhiri pelajaran dengan membuat kesimpulan dan memberikan tugas pekerjaan rumah PR agar siswa lebih menghargai, disiplin dan bertanggungjawab. c. Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Penilaian hasil belajar oleh guru Matematika SMA N 10 Yogyakarta dilakukan secara barkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Implementasi pengertian ini diharapkan guru dapat melakukan penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik. Mengembalikan hasil pekerjaan siswa disertai komentar yang mendidik. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. Sedangkan ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar KD atau lebih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Guru matematika SMA N 10 Yogyakarta dalam melaksanakan ulangan harian biasanya dilakukan setelah selesai satu bab yang terdiri dari beberapa kompetensi dasar. Sebelum melaksanakan ulangan siswa diberi kesempatan untuk menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Hasil pekerjaan siswa segera dikoreksi oleh guru dan dikembalikan kepada siswa. Pekerjaan yang telah dikembalikan diberi catatan-catatan kecil atau komentar tentang kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Dengan catatan ini siswa mengetahui letak kesalahannya. Di samping catatan pada pekerjaan siswa guru juga membahas kesalahan yang terjadi di kelas. Evaluasi merupakan langkah yang diambil guru untuk mengetahui keberhasilannya dalam menyampaikan materi pelajaran matematika khususnya dalam penelitian ini adalah materi ruang dimensi tiga sehingga siswa dapat memahami dan mengerjakan soal-soal latihan, dapat mengerjakan tes-tes yang diadakan oleh guru ataupun oleh sekolah. Evaluasipenilaian yang dilakukan oleh guru matematika di SMA N 10 Yogyakarta adalah evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui penilaian-penilaian berupa nilai kualitatif, yaitu nilai yang berupa kata-kata naratif selain itu guru juga memberikan nilai berupa angka-angka. Penilaian yang berupa angka merupakan penilaian wajib untuk di isikan dalam laporan hasil belajar. Penilaian guru diambil dari hasil tes setelah kegiatan pembelajaran dengan metode kooperatif berakhir. Nilai-nilai hasil belajar siswa tersebut dapat menggambarkan kemampuan siswa dalam materi pelajaran selain itu, guru juga dapat mengetahui potensi siswa terhadap pelajaran matematika. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru Matematika pada siswa kelas X SMA N 10 Yogyakarta tidak hanya berfokus pada nilai-nilai berupa angka saja, namun evaluasi juga dilakukan pada saat pembelajaran dengan metode kooperatif berlangsung. Evaluasi tersebut meliputi banyak hal termasuk mengevaluasi keaktifan siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan kemampuan siswa menerima materi pelajaran dengan adanya metode pembelajaran kooperatif. Fokus pengamatan ditekankan pada implementasi pembelajaran kooperatif terhadap kualitas pembelajaran secara menyeluruh yang meliputi: keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran yang telah digunakan yaitu metode pembelajaran kooperatif, suasana kegiatan belajar mengajar dan pencapaian hasil belajar siswa. Pada saat observasi berlangsung kegiatan peneliti adalah sebagai pemantau pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif. Guru melakukan presentasi kelas untuk memberikan materi pokok mengenai ruang dimensi tiga maupun penjelasan mengenai pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa memperhatikan presentasi yang diberikan oleh guru mengenai materi juga mengenai pelaksanaan pembelajaran kooperatif. Proses pembelajaran ini berjalan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan lancar. Siswa memelajari soal latihan bersama timnya masing- masing dengan baik. Kegiatan diskusi dalam kelompok didominasi dengan saling bertukar pendapat antar anggota tim dalam mempersiapkan kuis yang akan dilaksanakan. Keaktifan siswa mengalami peningkatan, terbukti dengan siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi bertanya kepada anggota timnya yang sudah memahami materi. Selain itu siswa mulai berani bertanya dan mengeluarkan pendapat kepada guru ketika mereka mengalami kesulitan dalam memahami materi. Hal ini dikarenakan suasana pembelajaran yang tidak monoton dan santai sehingga siswa berani bertanya kepada guru. Pada saat kuis berlangsung terlihat siswa sangat serius menyelesaikan soal dengan baik agar dapat menyumbangkan skor kepada timnya. Siswa juga mulai berani untuk maju menjelaskan kedepan kelas demonstrasi disaat kegiatan pembahasan soal latihan maupun saol kuis tanpa harus ditunjuk oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian baik melalui wawancara maupun observasi maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru matematika dalam mengadakan evaluasi tidak terpaku pada hasil tes semester, tes tengah semester maupun hasil tes ulangan harian, namun juga mempertimbangkan bagaimana keseharian setiap anak di dalam kelas. Nilai akhir yang dimasukkan ke dalam raport siswa adalah dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Aspek kognitif dari hasil ulangan tes tertulis, aspek afektif dari keseharian siswa setiap dalam proses pembelajaran, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sedangkan aspek psikomotor dari perilaku siswa baik didalam kelas maupun diluar kelas yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang baik. 96

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta terlaksana pada nilai-nilai sebagai berikut: 1 Religius, 2 Disiplin, 3 Tanggungjawab, 4 Teliti, 5 Kreatif, 6 Jujur, 7 Menghargai, 8 Rasa Ingin Tahu, dan 9 Percaya Diri. 2. Pendidikan karakter dalam pembelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta diterapkan dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter pada konten kurikulum yang telah dirumuskan ke dalam pembelajaran khususnya dalam RPP. Agar pendidikan karakter dapat ditanamkan dengan baik kepada siswa, guru dapat: a. memberikan teladan kepada peserta didik, b. memberikan tegurannasehat kepada peserta didik, c. mengondisikan lingkungan pembelajaran peserta didik, d. melakukan kegiatan karakter secara rutin untuk peserta didik. 3. Integrasi pendidikan karakter di dalam proses pembelajaran Matematika di Kelas X SMA N 10 Yogyakarta dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dimana nilai-nilai karakter yang ditanamkan dan dikembangkan oleh guru matematika adalah religius, disiplin, kejujuran, pantang menyerah, rasa ingin tahu yang tinggi dan tanggung jawab. a. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam pembelajaran Perencanaan penerapan pendidikan karakter pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika yaitu berupa perencanaan silabus, RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disisipkan nilai-nilai pembentuk karakter yang diinginkan oleh guru. Guru sebelumnya melakukan analisis dan revisi terhadap Silabus dan RPP yang disinkronkan dengan pendidikan karakter. b. Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran Proses pembelajaran dikelas dimulai dengan kegiatan apersepsi yaitu berdoa dan mengulang sekilas materi sebelumnya agar siswa menjadi religius dan bertanggungjawab. Penggunaan metode pembelajaran matematika diantaranya adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, penemuan agar siswa menjadi percaya diri, disiplin, teliti, kreatif, jujur, dan mempunyai rasa ingin tahu. Guru menggunakan berbagai media pembelajaran agar siswa kreatif dan percaya diri. Langkah terakhir adalah mengakhiri pelajaran dengan membuat kesimpulan dan memberikan tugas pekerjaan rumah PR agar siswa lebih menghargai, disiplin dan bertanggungjawab. c. Evaluasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Guru matematika dalam mengadakan evaluasi tidak terpaku pada hasil tes semester, tes tengah semester maupun hasil tes ulangan harian,

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS X SMA NEGERI 1 JUWANA KABUPATEN PATI

0 11 193

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN KELAS X SMA NEGERI 1 WELAHAN KABUPATEN JEPARA

0 62 177

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA Implementasi Pendidikan Karakter Religius Pada Siswa Kelas X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014).

0 1 16

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa Pada Pembelajaran Matematika Di SMP Negeri 3 Salatiga.

0 0 14

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa Pada Pembelajaran Matematika Di SMP Negeri 3 Salatiga.

0 0 14

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN PKn KELAS X SMA Implementasi Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran PKn Kelas X SMA (Studi Kasus Di SMA Muhammadiyah 4 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 2 16

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN PKn KELAS X SMA Implementasi Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran PKn Kelas X SMA (Studi Kasus Di SMA Muhammadiyah 4 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 2 16

Pendidikan karakter pada proses pembelajaran Matematika di kelas Vii SMP Stella Duce 2 Yogyakarta.

0 8 169

Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran matematika materi limit kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Samigaluh

0 12 353

Metode pembelajaran matematika pada topik fungsi kuadrat di kelas X SMA Negeri 6 Yogyakarta - USD Repository

0 0 288