Informan 2 Profil Informan dan Deskripsi Pernikahan 1. Informan 1

34 Setelah menikah, SA dan M tinggal di rumah SA karena SA tidak ingin tinggal di rumah M. M sering pulang dan tidur di rumahnya. Pada awal pernikahan, M dan SA bekerja sebagai petani. M sangat jarang bertani dan sering meminta uang kepada orang tuanya dengan alasan kebutuhan anak. SA tidak menyukai sikap M yang manja karena bergantung pada orang tuanya. M sempat bekerja sebagai tukang bangunan dan di tempat peminjaman tenda. SA tidak menyukai kebiasaan M, seperti M sering berkumpul bersama teman-temannya, pulang mabuk-mabukan, dan genit kepada wanita lain. Setelah memiliki anak, M masih melakukan kebiasaannya. Setelah sempat beberapa kali ketahuan memiliki wanita lain melalui handphone, SA mendesak M untuk berubah dan tidak menggunakan handphone. Ketika M kembali memiliki handphone, perselingkuhan terulang. Pada awalnya SA curiga dan ketika SA bertanya tentang wanita lain, M marah dan memukul SA. Pada akhirnya M terbukti memiliki pacar anak di bawah umur. Ketika M dan pacarnya bertemu, M dijebak oleh warga sekitar. M dibawa ke polisi setempat dan dipenjarakan. M dipindahkan ke LAPAS Wirogunan Yogyakarta dari Polres Wonosari. SA sangat kaget dengan kasus ini. M dituntut karena memiliki hubungan dengan anak dibawah umur, walaupun anak dibawah umur tersebut juga menyukai M. Hukuman pidana M semakin berat karena M tidak dapat 35 membayar denda kasusnya. M dikenakan hukuman kurungan selama 8 tahun. Tabel 3. Rangkuman Profil Informan Inisial TN SH SA Usia 29 tahun 28 tahun 30 tahun Agama Islam Islam Islam Suku Jawa Jawa Jawa Pendidikan Terakhir SMP SMA SD Pekerjaan Pengepak Rongsokan Sales Marketing Petani Tahun Pernikahan 2005 2011 2002 Jumlah Anak 2 orang 1 orang 2 orang Kasus Suami Pembunuhan Pembunuhan Hubungan dengan wanita di bawah umur Pidana 12 tahun 7 tahun 8 tahun Lama Berpisah 4,5 tahun 3 tahun 4 tahun

C. Hasil Penelitian 1. Informan 1

a. Pengalaman Pernikahan

TN menikah selama sepuluh tahun dan memiliki dua orang anak. Kendati TN dan suami menjalani masa pacaran yang menyenangkan karena sering berjalan-jalan bersama, masa pernikahan dijalani dengan penyesalan. TN yang berusia sangat muda menikah karena hamil tidak mengetahui suaminya memiliki istri. Perilaku suami juga memburuk setelah menikah. 36 “Tapi kalo waktu pacaran senengnya karena diajak jalan-jalan ketawa. Tapi kalo sudah jadi suami istri, gak pernah ketawa diajak jalan-jalan. Dulu waktu pacaran sering, tapi sekarang enggak.” 237-245 “Kan dulu, masih kecil ya umurnya, baru 19 ya istilahnya wis manut nada tinggi tapi kan untuk yang sekarang ya gak mau.” 47-49 “Pokoknya 20an lebih, kan kalo waktu muda agak lama kan enak toh Mbak bisa jalan-jalan kemana-mana hehe. Pokoknya menghabiskan masa muda. Ya mungkin tidak semua orang seperti itu, tapi bagi aku gitu.” 2946-2951 “Ya mungkin kan karena saya dulu belum tau kalo dia punya istri, kan saya taunya dia itu masih bujangan, ya gitu, ya saya mau. Iya kok kelanjutannya kok udah pernah nikah, itu aja bapak yang ngasi tau kalo pernah nikah.” 341-345 “Dulu waktu kenal, kelakuannya gak seperti itu, udah nikah malah kelakuannya semakin menjadi, sampe sebelum dia masuk ke rutan kelakuannya ya suka pulang malem atau gak pulang.” 51-55 TN tidak berdaya ketika proses peradilan. Salah satu alasannya adalah kasus suami mengenai perselingkuhan dan pembunuhan. Proses peradilan memerlukan uang dan waktu yang panjang. Mertua mengalami penurunan ekonomi karena bertanggung jawab terhadap semua kebutuhan proses peradilan dan kebutuhan TN serta anak- anaknya. TN dan keluarga tidak hadir dalam proses peradilan karena kemungkinan terjadi bentrok dengan keluarga korban. Informasi mengenai proses peradilan didapatkan TN melalui berita acara dan penyebaran informasi dari internet. “Jadi beberapa hari sampe sekitar mau 4 bulanan itu gak kerja loh mbak. Jadi apa-apa punya sapi itu dijual, buat makan ini anak-anak, ngidupin anak-anak. Hartanya habis itu loh mbak.” 770-774 37 “Aku taunya dari tetangga, tapi di internet saya gak boleh liat, keluarga saya yang tau cuma bapak sama adeknya yang cowok, kecuali saya sama ibu saya gak boleh liat, Koran juga gitu. Setiap orang punya Koran dibilang gak tau, pada gak punya gitu, padahal punya tapi di nganu apa disembunyiin.” 288-294 “Waktu sidang itu saya gak boleh sama penyidiknya nemenin. Gak boleh ketemu sama mas D atau keluarga korban, katanya tuh kan waktu pergi kan kisruh terus, yang terakhir waktu vonis itu kisruh terus.” 955-959 Masa peradilan juga dijalani TN dengan rasa kesepian. TN membutuhkan waktu selama sebulan untuk terbiasa tanpa suami. Selama dua tahun TN masih sering merindukan suami. TN juga kesulitan berkunjung ke LAPAS karena jarak dan aturan di LAPAS. Bagi TN dan mertua, kasus suami adalah cobaan yang tak terduga karena suami cenderung pendiam. “Belum terbiasa hidup sendiri pertama-tama. Ya beda ya Mbak, kadang suasananya sepi hehe kalo ada mas D sering uring-uringan, kalo dirumah ya kangen pas waktu kalo orangnya sering marah- marah, waktu dari itu loh mbak, hidup dirumah ibu, terus saya kerumah sini rasanya kangen. Sekarang udah enggak, sekitar 2 tahunan lah merasa kangen itu.” 1328-1336 “Kan kalo napi yang baru itu susah dijenguk ya mbak, kadang ada yang gak boleh, kadang ada yang bermasalah atau gimana.” 940- 943 “Ya gak nyangka aja, masalahnya kan dia itu sifatnya pemalu ya mbak ya, kok bisa dia seperti itu.” 1152-1154 “Ya saya kan kalo di depan mereka kan biasa, tapi kalo ya kadang di kamar nangis atau gimana.” 799-801 Pernikahan TN saat ini seperti di persimpangan antara bertahan atau berpisah. TN mempertahankan pernikahannya sebagai bukti