11
adanya keintiman, sehingga mungkin berujung pada perceraian. Cinta yang memiliki semua komponen adalah cinta yang sempurna. Pasangan
dengan jenis ini merperjuangkan cinta romantis. Pasangan lebih gampang meraih cinta yang sempurna daripada mempertahankannya.
2. Pengertian Kepuasan Pernikahan
Kepuasan pernikahan terdiri dari dua kata, yaitu kepuasan dan pernikahan. Puas adalah kata dasar kepuasan yang dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia diartikan sebagai perasaan senang, seperti lega atau gembira karena terpenuhi hasrat yang diinginkan. Kepuasan merupakan
keadaan psikis dimana terdapat perasaan yang menyenangkan karena keinginannya terpenuhi. Jika kata kepuasan dan pernikahan digabungkan,
maka berarti keadaan ketika muncul perasaan menyenangkan atau melegakan karena keinginan dalam pengalaman pernikahan terpenuhi.
Bagwell 2006 dan Roach dalam Sembiring, 2003 menyebutkan bahwa kepuasan pernikahan adalah persepsi terhadap kehidupan pernikahan
berdasarkan kesenangan yang dirasakan dalam jangka waktu tertentu. Kepuasan pernikahan menunjukkan keadaan ketika seseorang mencapai
harapan ideal dalam pernikahan Bahr dalam Sharaievska, 2012; Chappel Leigh dalam Pujiastuti Retnowati, 2004; Laswell Laswell dalam
Fatimah, 2014. Selain keinginan yang terpenuhi, kepuasan pernikahan juga dapat dirasakan bila kebutuhan dasar pernikahan tercapai, yaitu
kebutuhan materiil, seksual, dan psikologis Saxton dalam Larasati, 2012.
12
Menurut Mathews 2002, kepuasan pernikahan adalah evaluasi subjektif dari individu terhadap relasi pernikahan. Selain itu, kepuasan
pernikahan didefinisikan sebagai evaluasi keseluruhan pernikahan dan kualitasnya Clayton Snyder dalam Susilo, 2007. Stone dan
Shackelford 2007 menyebutkan bahwa kepuasan pernikahan adalah salah satu cara untuk mengukur kehidupan pernikahan.
Kepuasan pernikahan juga dapat diartikan ketika tidak adanya ketegangan dalam pernikahan yang dirasakan suami dan istri Wismanto,
2004. Knowles 2004 menyebutkan bahwa kepuasan pernikahan adalah tingkat kesukaan menyeluruh yang dilaporkan oleh pasangan tentang
pernikahannya. Stone dan Shackelford 2007 mendefinisikan kepuasan pernikahan sebagai kondisi mental seseorang ketika manfaat atau hal yang
menguntungkan lebih banyak daripada hal yang merugikan dari pernikahan. Gottman dalam Nodar, 2012 menuturkan bahwa kepuasan
pernikahan adalah hasil dinamika yang kompleks di dalam pernikahan yang mungkin berisikan cinta, afeksi, empati, perhatian, dan kestabilan
pernikahan, seperti komitmen pada relasi. Kepuasan pernikahan ditemukan tidak selalu stabil atau bersifat fluktuatif Kail Cavenough, 2010; Marini
Julinda, 2010; Stone Shackelford, 2007. Dari berbagai pengertian kepuasan pernikahan diatas, dapat
disimpulkan bahwa kepuasan pernikahan adalah evaluasi seseorang dalam mencapai harapan dan kebutuhan pernikahan. Pencapaian tersebut
menyebabkan perasaan menyenangkan. Kebutuhan dalam pernikahan