Perasaan khawatir pada suami yang tidak menafkahi
101
rumah tangga dan pengasuhan yang tidak adil; tidak bebas berpenampilan dan bersosialisasi; tidak terpenuhinya kebutuhan materiil; dan perbedaan individu.
Pada SH, awal pernikahan adalah masa yang menyenangkan bersama suami. Pada masa proses peradilan, TN dan SH tetap peduli pada suami
dengan tetap mengikuti dan hadir dalam proses persidangan, sedangkan SA tidak peduli dengan tidak mengikuti dan tidak hadir pada proses peradilan
suami. Walaupun ketiga informan tidak berdaya, sakit hati, dan sepi, mereka mempersepsikan kasus secara positif. Pandangan positif tersebut, yaitu
sebagai cara mendekatkan diri pada Tuhan, mendewasakan diri, dan mendatangkan masa depan yang lebih baik.
Setelah sekurang-kurangnya dua tahun suami menjadi narapidana, ketiga informan tidak mengalami kepuasan pernikahan. Beberapa hal yang
menyebabkan ketidakpuasan pernikahan istri adalah kasus suami yang melibatkan wanita, yaitu kasus perselingkuhan suami TN dan SA, serta kasus
hubungan dengan mantan pacar suami SH; komunikasi tertutup dan satu arah; suami tidak simpati pada istri yang hidup tanpa suami; ketiadaan dukungan
suami; tidak terpenuhinya kebutuhan materiil; dan perasaan sakit hati pada suami.
Ketiga informan belum memutuskan untuk berpisah. Beberapa hal yang membuat para informan bertahan dalam pernikahannya adalah tanggung
jawab pengasuhan anak; komitmen menunggu suami bebas; perasaan sayang pada suami; dukungan dan kedekatan dengan mertua; kepuasan seksual;
102
dukungan suami dan keluarga; komunikasi terbuka dengan suami; dan harapan masa depan yang baik bersama suami.