Tabel 4.14: Hasil Koefisien Determinan
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
estimate 1 0,605
0,366 0,234
64,59193
Sumber Lampiran 8 Berdasarkan tabel diatas Nilai koefisien determinan R Square
sebesar 0,366 yang berarti bahwa variabel rasio lancar X
1
, rasio hutang atas modal X
2
, rasio perputaran total aktiva X
3
, rasio perputaran persediaan X
4
, return on investment X
5
mampu mempengaruhi kinerja keuangan Y sebesar 36,6, sedangkan sisanya sebesar 63,4 dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak ikut diteliti dalam model penelitian ini.
4.6.2. Uji Parsial uji t
Untuk mengetahui pengaruh rasio lancar, rasio hutang atas modal, rasio perputaran total aktiva, rasio perputaran persediaan, ROI terhadap kinerja
keuangan. Hasil pengujian mengenai analisis uji t disajikan dalam tabel 4.15:
Tabel 4.15: Nilai t hitung
Model T Sig.
Konstanta 0,433 0,669
Rasio Lancar X1 -1,647
0,113 Rasio Hutang Atas Modal X2
1,373 0,182
Rasio Perputaran Total Aktiva X3 -1,408
0,172 Rasio Perputaran Persediaan X4
0,903 0,375
Return on investmentX5 3,442 0,002
Sumber Lampiran 8
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada variabel rasio lancar X
1
, rasio hutang atas modal X
2
, rasio perputaran total aktiva X
3
, rasio perputaran persediaan X
4
, tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan Y karena nilai signifikan lebih dari 0,05, dimana tingkat signifikan
pada rasio lancar X
1
sebesar 0,113, tingkat signifikan pada rasio hutang atas modal X
2
sebesar 0,182, tingkat signifikan pada rasio perputaran total aktivaX
3
sebesar 0,172, tingkat signifikan pada rasio perputaran persediaan X
4
sebesar 0,375. Sedangkan pada variabel ROI X
5
memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan Y karena nilai signifikan kurang dari 0,05,
dimana tingkat signifikan pada ROI X
5
sebesar 0,002. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t setelah dilakukan perbaikan data
pada semua variabel yang digunakan dalam penelitian menunjukkan bahwa rasio lancar, rasio hutang atas modal, rasio perputaran total aktiva, rasio
perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan Farmasi yang go publik di Bursa Efek Indonesian.
Sedangkan ROI saja yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
4.7. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh yang signifikan secara simultan antara rasio lancar, rasio hutang atas modal, rasio
perputaran total aktiva, rasio perputaran persediaan, return on invesment terhadap kinerja keuangan. Hal ini berarti bahwa semakin baik rasio keuangan
maka kinerja keuangan akan meningkat. Maka hipotesis yang menyatakan “bahwa rasio lancar, rasio hutang atas modal, rasio perputaran total aktiva,
rasio perputaran persediaan, return on invesment, berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan Farmasi yang terdaftar diBEI teruji
kebenarannya. Sesuai hasil penelitian secara parsial hanya variabel return on invesment yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan, sedangkan
rasio lancar, rasio hutang atas modal, rasio perputaran total aktiva dan rasio perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan. Rasio lancar secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan,
akan tetapi berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan rasio lancar berpengaruh terhadap perubahan kinerja operating profit Meriewaty
dan Yuli,2005. Hal ini dikarenakan likuiditas perusahaan Farmasi menurun, sehingga perusahaan Farmasi semakin tidak mampu memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Rasio hutang atas modal secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan, hal ini berarti pada kondisi perusahaan yang baik penggunaan
hutang akan memperbesar profitabilitas perusahaan, sedangkan perusahaan pada kondisi buruk penggunaan hutang justru akan menurunkan profitabilitas
perusahaan. Rasio perputaran total aktiva secara parsial tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan farmasi. Hal ini mungkin perusahaan farmasi tidak mempunyai kemampuan untuk menutupi hutang yang telah
jatuh tempo, dengan tidak tertutupinya semua hutang perusahaan yang telah jatug tempo menyebabkan perusahaan mencari jalan lain untuk membayar
hutang yaitu dengan mencari hutang. Dengan semakin banyaknya hutang perusahaan, maka akan menggangu kondisi keuangan perusahaan dan
nantinya menyebabkan kinerja keuangan perusahaan menurun. Rasio perputaran persediaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap
kinerja keuangan, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu bahwa rasio perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan Ka’aro, 2001. Hal ini berarti apabila rasio ini terlalu tinggi akan beresiko terjadinya kekurangan persediaan yang mengakibatkan larinya
pelanggan sehingga kinerja keuangan menurun, sebaliknya apabila rasio ini terlalu rendah akan menyebabkan banyaknya persediaan yang menganggur
yang mengakibatkan aktiva menganggur lebih terlalu banyak.