Berdasarkan tabel 4.1 bahwa rasio lancar pada perusahaan Farmasi mengalami peningkatan dari 2005-2008 sebesar 48,31. Rasio lancar ini
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki, sebaliknya rendahnya nilai
rasio lancar akan menunjukkan ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki.
4.2.2. Data tentang Rasio Hutang atas Modal
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai rasio hutang atas modal pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berikut adalah data pada tabel 4.2:
Tabel 4.2: Data Rasio Hutang atas Modal pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI Selama Tahun 2005-2008 dalam.
Tahun Nama perusahaaan
2005 2006
2007 2008
PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 62,99
58,61 43,30
37,37
PT. Darya–Varia Laboratoria Tbk
40,97 35,17
21,35 25,56
PT. Indofarma Persero Tbk
95,60 144,91
246,22 225,63
PT. Kalbe Farma Tbk
78,09 36,08
33,11 37,52
PT. Kimia Farma Persero Tbk
39,49 44,90
52,72 52,53
PT. Merck Tbk
20,88 20,01
18,14 14,59
PT. Pyridam Farma Tbk
20,61 27,49
42,14 42,46
PT. Tempo Scan Pasific Tbk
26,35 23,03
26,39 29,34
Rata-rata per Tahun
48,12 48,78
60,42 58,13
Sumber: Lampiran 1B
Berdasarkan tabel 4.2 bahwa rasio hutang atas modal pada perusahaan Farmasi mengalami peningkatan dari tahun 2005-2008 sebesar 10,01. Hal
ini mengakibatkan perusahaan Farmasi tidak mampu memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Tingginya nilai rasio hutang atas modal ini menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang akan semakin rendah, sebaliknya rendahnya nilai rasio lancar akan menunjukkan
semakin baik kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka panjangnya.
4.2.3. Data tentang Rasio Perputaran Total Aktiva
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai rasio perputaran total aktiva pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di BEI adalah:
Tabel 4.3: Data Rasio Perputaran Total Aktiva pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI Selama Tahun 2005-2008 dalam .
Tahun Nama perusahaaan
2005 2006
2007 2008
PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 101,09
117,45 114,43
121,79
PT. Darya–Varia Laboratoria Tbk
98,15 103,47
88,22 90,58
PT. Indofarma Persero Tbk
131,84 149,46
126,13 153,09
PT. Kalbe Farma Tbk
126,71 131,29
136,33 138,11
PT. Kimia Farma Persero Tbk
154,25 173,57
170,59 187,09
PT. Merck Tbk
177,20 172,48
165,30 169,87
PT. Pyridam Farma Tbk
51,78 73,79
91,05 121,21
PT. Tempo Scan Pasific Tbk
106,49 110,08
112,65 122,47
Rata-rata per Tahun
118,44 128,95
125,59 138,03
Sumber: Lampiran 1C
Berdasarkan tabel 4.3 bahwa rasio perputaran total aktiva pada perusahaan farmasi mengalami peningkatan dari tahun 2005-2008 sebesar
19,59. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan farmasi dalam menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan semakin
baik, karena semakin tinggi rasio perputaran total aktiva akan semakin baik.
4.2.4. Data tentang Rasio Perputaran Persediaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai rasio perputaran persediaan pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, berikut data pada tabel 4.4:
Tabel 4.4: Data Rasio Perputaran Persediaan pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI Selama Tahun 2005-2008 dalam .
Tahun Nama perusahaaan
2005 2006
2007 2008
PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 312,92
412,94 223,76
413,48
PT. Darya–Varia Laboratoria Tbk
269,89 298,89
248,88 338,48
PT. Indofarma Persero Tbk
413,54 597,79
477,58 547,28
PT. Kalbe Farma Tbk
291,13 336,05
241,98 253,64
PT. Kimia Farma Persero Tbk
511,39 724,27
567,84 477,80
PT. Merck Tbk
271,52 320,24
299,23 391,43
PT. Pyridam Farma Tbk
207,82 230,94
243,77 232,30
PT. Tempo Scan Pasific Tbk
404,34 427,44
428,57 398,60
Rata-rata per Tahun
335,32 418,57
341,45 381,63
Sumber: Lampiran 1D
Berdasarkan tabel 4.4 bahwa rasio perputaran persediaan pada perusahaan farmasi mengalami peningkatan dari tahun 2005-2008 sebesar
46,31. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan farmasi dalam menngelola persediaan semakin baik, karena semakin tinggi rasio ini maka
semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan.
4.2.5. Data tentang ROI
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai return on invesment pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
berikut data pada tabel 4.5:
Tabel 4.5: Data ROI pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI Selama Tahun 2005-2008 dalam .
Tahun Nama perusahaaan
2005 2006
2007 2008
PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 5,48
20,84 22,94
31,99
PT. Darya–Varia Laboratoria Tbk
13,00 9,42
8,90 11,11
PT. Indofarma Persero Tbk
1,85 2,22
1,10 0,52
PT. Kalbe Farma Tbk
13,51 14,63
13,73 12,39
PT. Kimia Farma Persero Tbk
4,49 3,49
3,76 3,83
PT. Merck Tbk
26,46 30,61
27,03 26,29
PT. Pyridam Farma Tbk
1,73 2,08
1,83 2,34
PT. Tempo Scan Pasific Tbk
12,65 10,99
10,04 10,81
Rata-rata per Tahun
9,90 11,79
11,17 12,41
Sumber: Lampiran 1E
Berdasarkan tabel 4.5 bahwa ROI pada perusahaan farmasi mengalami peningkatan dari tahun 2005-2008 sebesar 2,51. Hal ini mengakibatkan
kemampuan perusahaan farmasi dalam menghasilkan keuntungan. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik, karena dapat mengetahui kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
4.2.6. Data tentang Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai kinerja keuangan pada perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI, berikut data pada
tabel 4.6:
Tabel 4.6: Data Kinerja Keuangan pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI Selama Tahun 2005-2008 dalam .
Tahun Nama perusahaaan
2005 2006
2007 2008
PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk ‐77,58
377,14 20,86
80,68
PT. Darya–Varia Laboratoria Tbk
43,70 ‐26,64
‐4,93 41,87
PT. Indofarma Persero Tbk
32,55 58,84
‐27,32 ‐54,57
PT. Kalbe Farma Tbk
68,16 8,06
4,30 0,16
PT. Kimia Farma Persero Tbk
‐32,06 ‐16,73
18,64 6,14
PT. Merck Tbk
0,81 49,98
3,41 10,21
PT. Pyridam Farma Tbk
‐7,26 30,20
0,81 32,47
PT. Tempo Scan Pasific Tbk
‐8,52 ‐8,17
2,12 15,19
Rata-rata per Tahun
2,47 59,09
2,23 16,52
Sumber: Lampiran 1F
Berdasarkan tabel 4.6 bahwa kinerja keuangan perusahaan farmasi mengalami peningkatan dari tahun 2005-2008 sebesar 14,05. Hal ini
menunjukkan bahwa prestasi perusahaan yang timbul dari kegiatan perusahaan semakin meningkat, sehingga kinerja keuangan perusahaan juga
akan semakin baik.
4.3. Uji Kualitas Data
4.3.1. Uji Normalitas Sebelum Perbaikan Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut
mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode kolmogorov smirnov Ghozali, 2006: 147.
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah:
a. Jika nilai signifikan nilai profitabilitasnya lebih kecil dari 5, maka distribusi adalah tidak normal.
b. Jika nilai signifikan nilai profitabilitasnya lebih besar dari nilai 5, maka distribusi adalah normal.
Tabel 4.7: Hasil Uji Normalitas Menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov
Kolmogorov Tingkat Variabel Penelitian
Smirnov Signifikan Kesimpulan Rasio Lancar X1
0,857 0,454
Normal Rasio Hutang Atas Modal X2
1,638 0,009
Tidak Normal Rasio Perputaran Total Aktiva X3
0,518 0,951
Normal Rasio Perputaran Persediaan X4
0,720 0,678
Normal Return on investmentX5
0,843 0,476 Normal Kinerja Keuangan Y
1,229 0,097
Normal
Sumber lampiran 3 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi data pada
variabel rasio hutang atas modal X
2
, tidak mengikuti distribusi normal, karena tingkat signifikan variabel tersebut lebih kecil dari 0,05 sedangkan
distribusi data pada variabel rasio lancar X
1
, rasio perputaran total aktiva X
3
, rasio perputaran persediaan X
4
, ROI X
5
, dan kinerja keuangan Y mengikuti distribusi normal, karena tingkat signifikan yang dihasilkan lebih
besar dari 0,05.
4.3.2. Uji Normalitas Sesudah Perbaikan Data
Setelah dilakukan perbaikan data pada variabel penelitian dengan mentransformasi data, maka hasil uji kualitas data yaitu normalitas
menunjukkan bahwa data seluruh variabel independen dan dependen telah mengikuti sebaran normal.