disimplifikasi atau dikombinasikan dengan aktivitas lainnya untuk meminimumkan waste.
7. Value Adding Time Profile
Value adding time profile merencanakan akumulasi biaya-biaya value adding dan non value adding terhadap waktu. Value adding time profile adalah suatu
alat sempurna untuk memperhatikan tekanan waktu atau merencanakan di mana uang disia-siakan. Perbedaan antara garis total biaya dan pertambahan
nilai menggambarkan ongkos waste tersebut. Area di bawah garis total biaya menggambarkan jumlah uang yang diikat pada suatu unit persediaan.
Perbedaan antara berbagai jenis waste dapat dengan mudah dilihat. Plateaux mengatakan waste pada penyimpanan dan penundaan, dan peningkatan tajam
antara value adding line dan total cost line menggambarkan waste pada operasi non value adding
2.7. Value Stream Analysis
Pemilihan cara mapping mana yang dipakai dari ketujuh cara yang sudah dijelaskan diatas adalah dengan menggunakan metode Value Stream Analysis
VALSAT yang sudah disimplifikasikan dari penggunaan asalnya, yaitu untuk menganalisa supply chain. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut Hittmeyer et al, 2004 : 1. Identifikasikan value stream mana yang hendak dianalisa
2. Identifikasi waste apa yang sering terjadi dalam dan yang seharusnya dibuang dari value stream tersebut, dengan menggunakan cara wawancara pada
personel-personel yang terkait dalam value stream tersebut.
3. Hasil dari wawancara tersebut kemudian ditabulasikan kedalam tabel berikut ini :
waste structure
weight tools
[B] competitor
analysis [A]
[E] [C]
[D] total
weight [F]
Gambar 2.2. Value Stream Analysis. Sumber : Value Stream Management : Strategy and Excellence in the Suppply Chain, Hines, 2005
Dimana : - A = waste yang lazim timbul dalam sistem produksi perusahaan
- B = 7 cara mapping yang sudah dijabarkan di atas - C = Korelasi antara masing-masing waste dengan masing-masing cara
mapping, sesuai tabel di bawah ini Hines dan Rich, 2004
Wastestructure Process
activity mapping
Supply chain
response matrix
Production variety
funnel Quality
filter mapping
Demand amplification
mapping Decision
point analysis
Phisical structure
Over production L
M L
M M
Waiting H
H L
M M
Transportation H
L Unappropriate
processing H
M L
L Unnecessary
inventory M
H M
H M
L Unnecessary
motion H
L H
Defects L
Overall structure
L L
M L
H M
H
Notes : H = High correlation and usefulness
M = Medium correlation and usefullness L = Low correlation and usefullness
Gambar 2.3. Korelasi antara waste dan cara mapping. Sumber : Value Stream Management : Strategy and Excellence in the Suppply Chain, Hines, 2005
- D = identifikasi perusahaan lain kompetitor dalam industri tersebut yang sudah berhasil dalam menanggulangi masing-masing waste yang tercantum
- E = Nilai seberapa penting dan mendesaknya untuk menghilangkan masing- masing waste, dilakukan dengan cara meminta para kepala bagian untuk
mengalokasikan total nilai 25 kepada masing-masing waste, dengan kondisi tidak boleh ada satu waste yang mendapat nilai lebih dari 10.
- F = total nilai untuk masing-masing cara mapping sehubungan dengan kegunaannya untuk mengantisipasi masing-masing waste, yang diperoleh dari
: 1 memberi nilai pada korelasi antara waste dan cara mapping C – nilai 1 untuk korelasi rendah, 3 untuk korelasi medium dan 9 untuk korelasi tinggi;
2 perkalian antara nilai korelasi dan nilai waste E; 3 menjumlahkan ke bawah seluruh nilai yang didapat untuk masing-masing cara mapping.
4. Cara mapping yang menghasilkan total nilai yang paling besar adalah cara mapping yang paling tepat digunakan untuk value stream perusahaan tersebut.
2.8. Cause and Effect Diagram