Value Stream Analysis IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA.

disimplifikasi atau dikombinasikan dengan aktivitas lainnya untuk meminimumkan waste. 7. Value Adding Time Profile Value adding time profile merencanakan akumulasi biaya-biaya value adding dan non value adding terhadap waktu. Value adding time profile adalah suatu alat sempurna untuk memperhatikan tekanan waktu atau merencanakan di mana uang disia-siakan. Perbedaan antara garis total biaya dan pertambahan nilai menggambarkan ongkos waste tersebut. Area di bawah garis total biaya menggambarkan jumlah uang yang diikat pada suatu unit persediaan. Perbedaan antara berbagai jenis waste dapat dengan mudah dilihat. Plateaux mengatakan waste pada penyimpanan dan penundaan, dan peningkatan tajam antara value adding line dan total cost line menggambarkan waste pada operasi non value adding

2.7. Value Stream Analysis

Pemilihan cara mapping mana yang dipakai dari ketujuh cara yang sudah dijelaskan diatas adalah dengan menggunakan metode Value Stream Analysis VALSAT yang sudah disimplifikasikan dari penggunaan asalnya, yaitu untuk menganalisa supply chain. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut Hittmeyer et al, 2004 : 1. Identifikasikan value stream mana yang hendak dianalisa 2. Identifikasi waste apa yang sering terjadi dalam dan yang seharusnya dibuang dari value stream tersebut, dengan menggunakan cara wawancara pada personel-personel yang terkait dalam value stream tersebut. 3. Hasil dari wawancara tersebut kemudian ditabulasikan kedalam tabel berikut ini : waste structure weight tools [B] competitor analysis [A] [E] [C] [D] total weight [F] Gambar 2.2. Value Stream Analysis. Sumber : Value Stream Management : Strategy and Excellence in the Suppply Chain, Hines, 2005 Dimana : - A = waste yang lazim timbul dalam sistem produksi perusahaan - B = 7 cara mapping yang sudah dijabarkan di atas - C = Korelasi antara masing-masing waste dengan masing-masing cara mapping, sesuai tabel di bawah ini Hines dan Rich, 2004 Wastestructure Process activity mapping Supply chain response matrix Production variety funnel Quality filter mapping Demand amplification mapping Decision point analysis Phisical structure Over production L M L M M Waiting H H L M M Transportation H L Unappropriate processing H M L L Unnecessary inventory M H M H M L Unnecessary motion H L H Defects L Overall structure L L M L H M H Notes : H = High correlation and usefulness M = Medium correlation and usefullness L = Low correlation and usefullness Gambar 2.3. Korelasi antara waste dan cara mapping. Sumber : Value Stream Management : Strategy and Excellence in the Suppply Chain, Hines, 2005 - D = identifikasi perusahaan lain kompetitor dalam industri tersebut yang sudah berhasil dalam menanggulangi masing-masing waste yang tercantum - E = Nilai seberapa penting dan mendesaknya untuk menghilangkan masing- masing waste, dilakukan dengan cara meminta para kepala bagian untuk mengalokasikan total nilai 25 kepada masing-masing waste, dengan kondisi tidak boleh ada satu waste yang mendapat nilai lebih dari 10. - F = total nilai untuk masing-masing cara mapping sehubungan dengan kegunaannya untuk mengantisipasi masing-masing waste, yang diperoleh dari : 1 memberi nilai pada korelasi antara waste dan cara mapping C – nilai 1 untuk korelasi rendah, 3 untuk korelasi medium dan 9 untuk korelasi tinggi; 2 perkalian antara nilai korelasi dan nilai waste E; 3 menjumlahkan ke bawah seluruh nilai yang didapat untuk masing-masing cara mapping. 4. Cara mapping yang menghasilkan total nilai yang paling besar adalah cara mapping yang paling tepat digunakan untuk value stream perusahaan tersebut.

2.8. Cause and Effect Diagram