3. Methods metode kerja Berkaitan dengan tidak adanya prosedur dan metode kerja yang benar, tidak
jelas, tidak diketahui, tidak terstandardisasi, tidak cocok, dll. 4. Materials bahan baku dan bahan penolong
Berkaitan dengan ketiadaan spesifikasi kualitas dari bahan baku dan bahan penolong, ketidaksesuaian dengan spesifikasi kualitas bahan baku dan bahan
penolong yang ditetapkan, ketiadaan penanganan yang efektif terhadap bahan baku dan bahan penolong tersebut, dll.
5. Media lingkungan dan waktu kerja Berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang tidak memperhatikan aspek-
aspek kebersihan, kesehatan dan keselamatan kerja dan lingkungan yang kondusif, kekurangan alat penerangan, ventilasi yang buruk, kebisingan, dll.
Gaspersz, 2003
2.9. Peneliti Terdahulu
Dari penelitian yang sudah ada dengan menggunakan pendekatan ataupun penerapan Lean Thinking, maka peneliti menggunakan metode ini dengan melihat
peneliti terdahulu sebagai acuan untuk mengerjakan tugas akhir ini, diantaranya adalah :
1. Felik Dwi P, UPN “VETERAN” Surabaya, 2008 “Penerapan Pendekatan Process Value Analysis Untuk Mengidentifikasi Dan
Mengurangi Waste Dan Non Value Added Activity Dalam Proses Layanan Pasien Rawat Jalan Rsu Haji Surabaya”
Rumah sakit sebagai salah satu industri jasa dengan business process yang sangat kompleks tentu memiliki potensi perbaikan optimasi dan efisiensi yang
cukup besar. Tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik, secara tidak langsung mengharuskan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
untuk mengembangkan diri secara terus menerus. Agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien, maka
tahapan yang dilalui oleh pasien harus dapat bekerja secara efektif serta efisien, dan hal ini memerlukan perbaikan. Namun perbaikan-perbaikan
tersebut hanya dapat terjadi jika pemborosan yang terdapat dalam proses pelayanan rumah sakit telah terlebih dahulu diidentifikasi dan ditemukan
penyebab-penyebabnya. Dari process activity mapping dapat diketahui bahwa tipe aktivitas pasien
rawat jalan yang tergolong aktivitas yang value adding VA sebesar 32,55, aktivitas yang tergolong non value adding NVA sebesar 49,13 dan
aktivitas yang tergolong non value adding but necessary NNVA sebesar 18,52. Setelah dilakukan upaya perbaikan pada alur proses pelayanan rawat
jalan maka, didapatkan VA sebesar 45,08, NVA sebesar 37,13, dan NNVA sebesar 17,79. Dengan mereduksi jumlah aktivitas dari 38 aktivitas
menjadi 34 aktivitas proses pelayanan rawat jalan. 2. Taufik Andri H, UPN “VETERAN” Surabaya, 2009
“Aplikasi Konsep Lean Thinking Untuk Mengurangi Waktu Pelayanan Penanganan Gangguan Produk Speedy Di Kandatel Sbt Telkom”
Sesuai dengan misi PT. TELKOM yaitu memberikan layanan “One Stop Infocom” dalam pengertian bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan
terbaik berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga yang kompetitif. PT. TELKOM terdiri dari Divisi Regional, Divisi Enterprise,
divisi Long Distance,dan Divisi Mulitimedia. Unit Customer Care KANDATEL SBT merupakan bagian dari Divisi Regional V Jawa Timur.
Agar selalu kualitas pelayanannya terjaga maka Unit Customer Care KANDATEL SBT memberikan SLG Service Level Guarantee yang berbeda
– beda untuk tiap konsumen menurut tingkat keluhan yang diajukan. Disinyalir lamanya proses penanganan keluhan dan tingginya tingkat keluhan
yang diajukan konsumen disebabkan karena terjadinya waste pada pelayanan penanganan keluhan produk speedy yang diberikan oleh Unit Customer Care
KANDATEL SBT. Waste yang terjadi menyebabkan rendahnya Process Cycle Efficiency pada proses pelayanan gangguan akibat melakukan aktivitas
yang tidak perlu non value added activity. . Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untk mereduksi waste dan mengeliminasi aktivitas yang tidak perlu
dengan pendekatan Lean Thinking untuk mencapai proses penanganan gangguan produk layanan.
29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian