Saran IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA.

5.2. Saran

Berikut ini beberapa saran yang diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan supaya dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dalam rangka peningkatan produktifitas untuk pencapaian target yaitu: 1. Perusahaan hendaknya mensosialisasikan kepada seluruh karyawan tentang pemborosan waste, bagaimana cara mengeliminasi atau meminimasi dalam proses pelayanan terutama di bagian reservasi, chek in, dan boarding. 2. Perusahaan hendaknya melakukan pembenahan terhadap permasalahan kerja yang ada khususnya memperbaiki faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya waste pada proses produksi. DAFTAR PUSTAKA Gaspersz, Vincent, 2003, Pedoman Implementasi Six Sigma terintegrasi dengan ISO 9001 : 2000, MBNQA, dan HACCP, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hines, P. Rich, N., 2004, The Seven Value Stream Mapping Tools, International Journal of Operations Production Management, Volume 17, Number 1, pp. 46-64. Hines, P., and Taylor, D., 2003, Going Lean, Lean Enterprise Research Center Cardiff Business Scholl. Hittmeyer et al, 2004, Innovation Series : Going Lean in Heathcare, ed. Miller, D., Institute for Healthcare Improvement. Jasfar, 2005, Kepuasan Pelanggan, Wahana, Bandung Lovelock, D., H., 2003, Quality Control : Seventh Editions, International Edition, Prentice Hall, New York. Nasution, 2004, Manajemen Transportasi, Ghalia Indonesia, Jakarta Noyons, Everard C. M., 1999, Bibliometric Mapping as a Science Policy and ResearchManagement Tool. Leiden: DSWO Press. Rother, M., and Shook, J., 2003, “Learning To See : Value Stream Mapping to add Value and Eliminate Mudai”. Lean Enterprise Institute. Tjiptono 2005, “The Seven Value Stream Mapping Tools”, dalam Operation Jasa Service and Supply Chain Management Wibawa, K.A., 2007, Aplikasi Lean Thinking pada Instalasi Rawat Inap RS Semen Gresik, Tesis Magister, ITS, Surabaya. Wignjoasoebroto, S., 2006, ”Pengantar Teknik Industri”, Guna Widya, Surabaya. LAMPIRAN A GAMBARAN UMUM MASKAPAI PT. SRIWIJAYA AIR

1. Deskripsi Perusahaan

PT. Sriwijaya Air lahir sebagai perusahaan swasta murni yang didirikan oleh Chandra Lie, Hendri Lie, Johanes Bunjamin, dan Andi Halim. Perjalanan Sriwijaya Air dimulai pada 10 November 2003 bertepatan dengan hari pahlawan . Kisah kolonial menginspirasi para pendiri untuk memakai nama Sriwijaya di perusahaan penerbangan ini, Sriwijaya adalah kerajaan besar yang mempunyai cita-cita sangat mulia yaitu menyatukan nusantara. Bermodalkan satu armada Boeing 737-200 Sriwijaya Air memulai penerbangan perdananya dengan rute Jakarta- Pangkal Pinang PP. Layaknya seekor anak burung yang baru belajar terbang , Sriwijaya Air dengan percaya diri tampil dalam persaingan di bisnis penerbangan. Menuju perjalanan tahun pertamanya Sriwijaya Air sudah mampu membuka dua rute baru dengan tujuan Jakarta-Jambi dan Jakarta- Palembang. Melewati tahun pertama, Sriwijaya Air mengalami perkembangan yang begitu pesat. Pada tahun itu berhasil menambah empat pesawat sehingga yang telah beroperasi menjadi lima pesawat pada tahun 2004. Enam rute barupun dibuka, yaitu Jakarta-Bengkulu, Jakarta-Denpasar, Jakarta-Palangkaraya, Jakarta- Pontianak, Jakarta-Semarang, dan Jakarta-Tanjungpandang. Pada tahun kedua Sriwijaya Air terus berkembang layaknya seorang anak yang terus tumbuh dan besar, tiga belas rute baru dibuka secara bertahap. Beberapa rute yang baru pertama kali ada di Indonesia, mnisalnya Jakarta-Malang. Tidak tanggung- tanggung Sriwijaya Air menambah tujuh pesawat untuk melayani rute tersebut. Tahun ketiga-pun demikian, sebelas rute baru dibuka di kota-kota besar yang ada di Pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Sebagian merupakan rute pendek untuk menjawab permintaan pasar yang terus mendesak, diantaranya adalah Medan-Banda Aceh, Solo-Surabaya, dan Gorontalo-Manado. Menjalani tahun keempat, ada empat rute yang baru dibuka. Secara otomatis dua pesawat ditambah untuk kebutuhan rute tersebut. Berkat keberhasilan mengelola meningkatkan bisnis serta pelayanannya, pada 2007 Sriwijaya Air mendapat beberapa penghargaan. Diantaranya BOEING International Award, Safety, and Maintenance Pesawat.Piagam dari pabrik Boeing ini diberikan setelah melewati auditor selama beberapa bulan. Sriwijaya Air juga mendapat Aviation Customer Partnership Award dari Pertamina, sebagai perusahaan pemasok avtur. Penghargaan ini diberikan karena perusahaan penerbangan ini dinilai memiliki ketepatan dalam administrasi pembayaran avtur. Pada tahun kelima empat rute dibuka, dua diantaranya adalah rute regional yaitu Jakarta-Singapura, dan Medan-Penang. Secara khusus di tahun 2008 empat pesawat baru didatangkan untuk memenuhi kebutuhan rute tersebut. Pada 2008 itu pula Sriwijaya Air kembali mendapat penghargaan Indonesia Most Branded Service IndoBSA dari hasil survey yang diselenggarakan oleh Mark Plus Co. Penghargaan ini merupakan apresiasi masyarakat terhadap layanan yang diberikan oleh Sriwijaya Air. Sampai pertengahan tahun 2009, Sriwijaya Air telah mengoperasikan 23 pesawat dengan penambahan empat rute lagi di tahun itu, yaitu Banjarmasin-Balikpapan, Balikpapan-Makassar, Jambi-Batam, dan Medan- Penang. Beberapa unit pesawat Boeing seri 737-200 sudah menjadi milik sendiri. Secara bertahap Sriwijaya Air hampir memenuhi ketentuan undang-undang No.1 tahun 2009 tentang penerbangan yang mengharuskan setiap maskapai memiliki sedikitnya lima pesawat dan menguasai lima unit lainnya. Dalam rangka pengembangan rute dan pangsa pasar, tahun ini Sriwijaya Air akan mendatangkan tambahan armada Boeing seri 737-300, 737-400 737-800 New Generation NG. Dalam perawatan dan pemeliharaan armada, Sriwijaya Air melakukan kerja sama dengan PT. Aero Nusantara Indonesia ANI dan Garuda Maintenance Facility GMF sebagai maintenance provider terpercaya di Indonesia yang bertaraf Internasional. Dalam kurun enam tahun berjalan, Sriwijaya Air telah mempunyai 32 District, 14 TTO Ticketing Town Office, 1 Sales Outlet dan 4 kantor cabang pembantu yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara, termasuk di Singapura. Sriwijaya Air juga meluncurkan slogan “Service:No.1 Number One”. Hal ini didasari oleh keinginan untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada para penumpang. Apresiasi yang diperoleh dari berbagai pihak terus memacu para awak Sriwijaya Air untuk terus meningkatkan performa pelayanan yang terdiri dari keselamatan, keamanan, dan kenyamanan dalam berterbang.

2. Lokasi Perusahaan

Kantor pusat PT. Sriwijaya Air terletak di Jl. Gunung Sahari No. 13B-Blok 10 Jakarta Utara, No Telp. 0216405566 64711070. Sedangkan untuk kantor Sriwijaya Air District Surabaya berada di Jl. Kombes Polisi M. Duryat No.41 kav.8 Ruko Kedung Sari Megah Surabaya. Phone : 031-5491777 Hunting 031-5484567 Fax : 031-5491699 Airport Juanda : 031-8688538534 031-72155696 Fax : 031-8688540 E-mail : www.sriwijayaair-online.com

3. Logo dan Lambang

Logo merupakan kaligrafi Cina dari kata RU-I yang maksudnya adalah apa yang kita inginkan atau usahakan harus yakin tercapai. Adapun warna dan gambar yang menjadi lambing Sriwijaya Air mempunyai makna tersendiri yaitu : a. Warna Putih Melambangkan semua karyawan Sriwijaya Air harus memiliki hati yang bersih, sebersih warna dasar pesawat. b. Warna Biru Melambangkan Sriwijaya Air berkeinginan melanglang buana diseluruh pelosok Nusantara tercinta. c. Warna Merah Melambangkan bahwa para pimpinan dan karyawan Sriwijaya Air harus berani dan bijak dalam menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan. d. Tulisan Sriwijaya Air Melambangkan bahwa Sriwijayaa Air harus menjadi perusahaan yang besar dan terkenal seperti kerajaan Sriwijaya yang namanya terukir dalam sejarah nasional dan regional. e. Lekukan Hati Melambangkan bahwa para pejabat dan karyawan harus mempunyai rasa memiliki sense of belonging dan rasa cinta terhadap perusahaan.

4. Visi dan Misi a

Visi : Menjadi perusahaan penerbangan yang eksis dikawasan domestik ataupun regional. Mengutamakan kualitas pelayanan dengan dukungan sumber daya manusia yang handal, sehingga dapat menunjang pengembangan perusahaan dan kesejahteraan karyawan. b Misi : Berkomitmen dalam pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia secara professional untuk mencapai kualitas pelayanan terbaik sesuai harapan penumpang. Komitmen untuk memberikan “pelayanan yang utama dan utama dalam pelayanan”.

5. Struktur Organisasi

Maskapai penerbangan Sriwijaya Air memiliki golongan struktur organisasi yang sangat sederhana. Di bawah ini adalah bagan dari struktur organisasi dari perusahaan penerbangan Town Office PT. Sriwijaya Air District Surabaya. Sumber : PT. Sriwijaya Air District Surabaya District Manager Leader PFC Leader Ticketing Leader Call Center Station Manager SPV ACC Leader Sales Group desk Office Boy Staff ACC Staff Call Center Staff Ticketing Staff PFC Sales REP Security Messenger

6. Tugas dan Wewenang a.

District Manager District Manager adalah seseorang yang memimpin suatu perusahaan dalam suatu district atau kantor perwakilan setempat. District Manager mempunyai tanggung jawab secara menyeluruh dalam semua kegiatan yang terjadi di district tersebut. Adapun tugas-tugas yang diemban District Manager adalah : 1. Mengatur, membina, mengkoordinir serta melakukan pengontrolan pelaksanaan kegiatan masing-masing district. 2. Mengawasi dan memperhatikan agar semua kegiatan yang terjadi di district setempat sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. 3. Mengatur dan menyesuaikan penempatan pembagian kerja sesuai dengan struktur organisasi yang berlaku. 4. Menegakkan disiplin kerja yang professional kepada semua staffnya agar setiap kegiatan dapat diselesaikan tepat waktu dan tepat guna. 5. Mengadakan rapat koordinasi dengan para staffnya sekurang- kurangnya satu bulan sekali agar apabila ada permasalahan dapat diatasi dengan cepat. District Manager diberi wewenang untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut, yaitu : 1. Menandatangani semua surat keluar yang bersifat internal maupun eksternal. 2. Menandatangani cek dan bilyet giro untuk pembayaran melalui bank atau penarikan dana dari bank. 3. Mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu untuk penertiban kegiatan dalam perusahaan. 4. Mengambil tindakan yang bersifat sementara terhadap pegawai yang melakukan pelanggaran berat dengan memberikan skorsing atau menonaktifkan masa kerjanya.

b. Supervisor Accounting