2.5. Big Picture Mapping
Penggunaan alat ini akan sangat membantu dalam hal menggambarkan kinerja dari supply chain, memvisualisasikan aliran material dan informasi,
mengidentifikasi dimana terdapat pemborosan, serta mengetahui keterkaitan antara aliran material dan aliran informasi Hine dan Taylor, 2003. Gambaran
umum dari proses perlu dipahami sebelum informasi yang lebih detail dipetakan. Big picture mapping adalah pemetaan proses pada level tinggi yang melingkupi
proses secara luas namun dengan tingkat kedetailan yang masih rendah. Peta ini tentunya dibuat untuk suatu produk atau pelanggan tertentu yang sudah
diidentifikasikan pada tahap sebelumnya. Big Picture Mapping yang dibuat sebaiknya berfokus pada satu value stream atau jasa atau jasa turunan tertentu
yang diberikan oleh pelanggan tertentu. Ini dilakukan untuk menghindari kebingungan akibat adanya beragam urutan proses untuk jasa yang berlainan
maupun perbedaan pelanggan. Sebelum dilakukan pemetaan, terlebih dahulu perlu ditentukan bentuk lambang dari setiap komponen yang terlibat seperti pelanggan,
kotak informasi, kotak waktu, rework, titik inventori, titik inspeksi atau pengecekan kualitas, stasiun kerja dengan waktu, aliran informasi, aliran fisik,
kotak proses stasiun kerja, dan aliran fisik antar perusahaan. Untuk melakukan pemetaan terhadap aliran informasi dan material atau
jasa secara fisik, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah dengan mendefinisikan kebutuhan pelanggan meliputi :
1. Mengidentifikasi jenis dan jumlah jasa yang diinginkan pelanggan, timing munculnya kebutuhan akan jasa tersebut, kapasitas dan frekuensi
pemberangkatan, penanganan pelanggan di bandara, serta pelayanan pelanggan sampai kedatangan di tempat tujuan.
2. Selanjutnya adalah menggambarkan aliran informasi dari pelanggan ke agen yang berisi antara lain : peramalan dan informasi pembatalan supply oleh
pelanggan, orang atau departemen yang memberi informasi ke perusahaan, lead time pemrosesan informasi, apa macam peramalan dan informasi
pembatalan yang disampaikan kepada pelanggan, serta pesanan apa yang disyaratkan.
3. Kemudian menggambarkan aliran fisik yang berupa aliran material atau jasa dalam perusahaan, waktu yang diperlukan, titik terjadinya persediaan dan
inspeksi, putaran rework, serta siklus tiap titik, berapa banyak produk dibuat dan dipindah tiap titik, waktu berpindah di tiap stasiun kerja, dimana
persediaan diadakan dan berapa banyak, serta titik bottleneck yang terjadi. 4. Menghubungkan aliran informasi dan fisik dengan anak panah yang dapat
berisi informasi jadwal yang digunakan, instruksi dikirimkan, kapan dan dimana biasanya terjadi masalah dalam aliran fisik, dll. Dan yang terakhir
adalah melengkapi peta atau gambar aliran informasi dan fisik. Dilakukan dengan menambahkan lead time dan value adding time dibawah gambar aliran
yang dibuat.
2.6. Value Stream Mapping