Daya Beda Soal IPS SMP KELOMPOK KOMPETENSI I
91 butir soal dihitung dengan mengurangkan proporsi jawaban benar dari siswa kelompok
tinggi dengan proporsi jawaban benar dari siswa kelompok bawah, rumusnya adalah sebagai berikut:
Contoh, jika 10 siswa kelompok atas menjawab benar sebuah butir soal, dan 5 dari 10 siswa kelompok bawah menjawab benar soal tersebut, maka daya beda butir soal
adalah :
Di samping rumus di atas, untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda dapat dipergunakan rumus korelasi poin biserial r
pbis
dan korelasi biserial r
bis
Millman and Greene, 1993 dan Glass and Stanley, 1970 seperti berikut. dan
Xb, Yb adalah rata-rata skor warga belajarpeserta didik yang menjawab benar Xs, Ys adalah rata-rata skor warga belajar peserta didik yang menjawab salah
SDt adalah simpangan baku skor total nb dan n, adalah jumlah peserta didik yang menjawab benar dan jumlah peserta didik
yang menjawab salah, serta nb + n, = n. p adalah proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban peserta didik
q adalah I –p
U adalah ordinat kurva normal. Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian adalah dengan menggunakan
rumus berikut ini.
Contoh, jika pada sebuah soal essay rata-rata skor kelompok atas adalah 5.3 sedangkan rata-rata skor kelompok bawah adalah 2.8 dengan skala penilaian 1
– 6, maka daya beda butir soal tersebut adalah
pq SD
s X
b X
r
pbis
n n
un ns
nb SD
s Y
b Y
r
bis
2
. .
92 Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas dapat menggambarkan tingkat
kemampuan soal dalam membedakan antar peserta didik yang sudah memahami materi yang diujikan dengan peserta didik yang belumtidak memahami materi yang
diujikan. Adapun klasifikasinya adalah seperti berikut Crocker dan Algina, 1986. 0,31 - 1,00
soal diterima 0,26 - 0,30 soal diterima tetapi perlu diperbaiki
0,00 - 0,25 soal diperbaiki -1,00 - 0,00
soal tidak dipakaidibuang
r
pbis
merupakan korelasi product moment antara skor dikotomus dan pengukuran kriterion, sedangkan r
bis
merupakan korelasi product moment antara variabel latent distribusi normal berdasarkan dikotomi benar-salah dan pengukuran kriterion. Oleh
karena itu, untuk perhitungan pada data yang sama r
pbis
= 0, sedangkan r
bis
paling sedikit 25 lebih besar daripada r
pbis
. Kedua korelasi ini masing-masing memiliki kelebihan Millman and Greene, 1993 walaupun para pendidikpengambil kebijakan
banyak yang suka menggunakan r
pbis
. Kelebihan korelasi point biserial: 1 memberikan refleksi konstribusi soal secara
sesungguhnya terhadap fungsi tes. Maksudnya ini mengukur bagaimana baiknya soal berkorelasi dengan criterion tidak bagaimana baiknya beberapasecara abstrak; 2
sederhana dan langsung berhubungan dengan statistik tes, 3 tidak pernah mempunyai value 1,00 karena hanya variabel-variabel dengan distribusi bentuk yang
sama yang dapat berkorelasi secara tepat, dan variabel kontinyu kriterion dan skor dikotomus tidak mempunyai bentuk yang sama.
Adapun kelebihan korelasi biserial adalah: 1 cenderung lebih stabil dari sampel ke sampel, 2 penilaian lebih akurat tentang bagaimana soal dapat diharapkan untuk
membedakan pada beberapa perbedaan poin di skala abilitas, 3 value r
bis
yang sederhana lebih langsung berhubungan dengan indikator diskriminasi.
Sebagaimana dengan tingkat kesulitan butir soal, daya beda yang rendah juga tidak apa-apa sepanjang kita memang menghendaki demikian, misalnya karena kita
memang ingin mengetahui apakah test takers sudah menguasai pemahaman paling dasar tentang suatu konsep daya beda rendah.
93