Tingkat Kesulitan Soal IPS SMP KELOMPOK KOMPETENSI I
89 kesulitan butir soal 1 adalah 1520 = 0,75. Soal nomor 9, jika hanya 5 siswa yang dapat
menjawab benar maka tingkat kesulitan butir soal 9 adalah 420 = 0,20. Berdasarkan besarnya indeks kesulitan butir soal, kita dapat mengelompokkan atau
mengklasifikasikan butir soal ke dalam 3 tiga kelompok, yaitu: 0,00
– 0,30 soal tergolong SULIT 0,31
– 0,70 soal tergolong SEDANG 0,71
– 1,00 soal tergolong MUDAH Contoh diatas adalah cara penghitungan tingkat kesulitan untuk soal dengan bentuk
dikotomus 0 dan 1 misalnya dalam bentuk pilihan ganda. Untuk soal dengan bentuk politomus yang berbentuk essay, projek, produk, portofolio dan yang sejenis yang
menggunakan skala penilaian dan membutuhkan rubrik penskoran maka tingkat kesulitan butir soalnya pada hakekatnya adalah merupakan rata-rata skor dari seluruh
jawaban siswa yang mengerjakan butir soal tersebut. Misalnya jika sebuah soal berbentuk soal uraian dengan skala penilaian antara 1 sd 5, dan rata-rata skor siswa
untuk butir tersebut adalah 3,5 maka angka 3,5 merupakan tingkat kesulitan dari butir soal tersebut. Agar indeks tingkat kesulitan soal dapat berada dalam skala yang sama
dengan indeks tingkat kesulitan soal bentuk dikotomus yaitu antara 0 dan 1, maka digunakan rumus sebagai berikut :
Menggunakan contoh diatas, maka tingkat kesulitan butir tersebut adalah:
Tingkat kesulitan dapat dinaikkan atau diturunkan dengan mengubah beberapa hal: -
Penggunaan kosa kata -
Penggunaan konteks -
Format butir pertanyaan Tingkat kesukaran butir soal juga dapat digunakan untuk memprediksi alat ukur itu
sendiri soal dan kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan pendidik. Misalnya satu butir soal termasuk kategori mudah, maka prediksi terhadap
informasi ini adalah seperti berikut. 1 Pengecoh butir soal itu tidak berfungsi.
2 Sebagian besar peserta didik menjawab benar butir soal itu; artinya bahwa sebagian
90 besar peserta didik telah memahami materi yang ditanyakan.
Bila suatu butir soal termasuk kategori sukar, maka prediksi terhadap informasi ini adalah seperti berikut.
1
Butir soal itu mungkin salah kunci jawaban.
2
Butir soal itu mempunyai 2 atau lebih jawaban yang benar.
3
Materi yang ditanyakan belum diajarkan atau belum tuntas pembelajarannya sehingga kompetensi minimum yang harus dikuasai peserta didik belum tercapai.
4
Materi yang diukur tidak cocok ditanyakan dengan menggunakan bentuk soal yang diberikan misalnya meringkas cerita atau mengarang ditanyakan dalam bentuk
pilihan ganda.
5
Pernyataan atau kalimat soal terlalu kompleks dan panjang. Namun demikian, analisis secara klasik ini memang memiliki keterbatasan, yaitu bahwa
tingkat kesukaran sangat sulit untuk mengestimasi secara tepat karena estimasi tingkat kesukaran dibiaskan oleh sampel Haladyna, 1994. Jika sampel berkemampuan tinggi,
maka soal akan sangat mudah TK 0,90. Jika sampel berkemampuan rendah, maka soal akan sangat sulit TK 0,40.
Tingkat kesulitan tidak berhubungan dengan kompleksitas kognitif taxonomy kognitif. Soal dengan tingkat kesulitan yang tinggi yaitu sedikit yang mampu menjawab
benar, 30 tidak berarti ia menerapkan kompleksitas kognitif yang tinggi, seperti aplikasianalisismencipta, tapi sebatas karena banyak yang tidak mampu menjawab
dengan benar, misalnya pertanyaan tentang “apa rumus kimia kopi” mengingatrecalling yang ditanyakan pada para guru IPS.