Dinamika Kesejahteraan Psikologis Guru Honorer Sekolah Negeri

C. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Independen dalam penelitian ini terdiri dari sejumlah faktor demografis yang meliputi : a. Jenis kelamin Dalam penelitian ini jenis kelamin didapatkan dari pengakuan masing-masing subjek yang tertulis pada kolom identitas diri dalam alat pengumpul data variabel dependen. Jenis kelamin laki-laki diberi angka 1 dan jenis kelamin perempuan diberi angka 2. Bilangan tersebut dipakai sebagai label dan tidak memiliki nilai numerik. b. Usia Dalam penelitian ini data usia dianalisis berdasarkan usia masing- masing subjek yang tertulis pada kolom identitas diri yang sudah tersedia pada skala kesejahteraan psikologis. c. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan dihitung dengan jumlah tahun normatif dalam menempuh pendidikan sekolah. Misalnya SD 6 tahun, SMP 9 tahun, SMA 12 tahun, D1 13 tahun, D2 14 tahun, D3 15 tahun, S1 16 tahun, S2 18 tahun. d. Status pernikahan Status pernikahan didapatkan dari pengakuan masing-masing subjek yang tertulis pada kolom identitas diri dalam alat pengumpul data variabel dependen. Subjek dengan status belum menikah diberi angka 1, menikah tanpa anak diberi angka 2, menikah dengan memiliki 1 anak diberi angka 3, menikah dengan memiliki 2 anak diberi angka 4, serta menikah dengan memiliki lebih dari 2 anak diberi angka 5. Bilangan tersebut dipakai sebagai label dan tidak memiliki nilai numerik. Dalam penelitian ini status janda dan duda tidak diikutkan sebagai subjek penelitian. Selain itu, pada kenyataannya tidak ditemukan status janda maupun duda pada subjek yang menjadi sampel penelitian. Data demografis jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan status pernikahan akan dikumpulkan dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan di kolom identitas diri yang tercantum pada alat pengumpul data variabel dependen. 2. Variabel dependen kesejahteraan psikologis adalah bagaimana seseorang menjalani kehidupannya secara berkualitas dan memiliki penilaian positif terhadap segala kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidupnya meliputi 6 komponen yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi sebagaimana dikemukakan oleh Caroll Ryff. Skala kesejahteraan psikologis dalam penelitian ini memiliki enam aspek yaitu: a. Penerimaan diri Penerimaan diri merupakan sikap positif terhadap diri sendiri, mengakui dan menerima berbagai aspek diri termasuk kualitas baik dan buruk, dan merasa positif tentang kehidupan yang telah dijalani. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Hubungan positif dengan orang lain Hubungan positif dengan orang lain merupakan kemampuan seseorang dalam membina kehangatan dan hubungan saling percaya dengan orang lain, mempunyai empati yang kuat, mampu mencintai secara mendalam dan bersahabat. c. Otonomi Otonomi merupakan kemampuan individu untuk mengarahkan diri dan mandiri, mampu menghadapi tekanan sosial, mengatur tingkah laku sendiri dan mengevaluasi diri dengan standar pribadi. d. Penguasaan lingkungan Penguasaan lingkungan adalah kemampuan mengatur lingkungan, mengontrol berbagai kegiatan eksternal yang kompleks, menggunakan kesempatan-kesempatan yang ada secara efektif, serta mampu memilih atau menciptakan konteks yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai pribadi. e. Tujuan hidup Tujuan hidup merupakan pemahaman individu akan adanya tujuan dan arah hidup, merasakan adanya arti hidup dimasa kini dan masa lampau. f. Pertumbuhan pribadi Pertumbuhan pribadi merupakan kemampuan seseorang untuk mengembangkan potensi diri yang berkelanjutan, terbuka terhadap pengalaman baru, menyadari potensi diri, dan dapat melihat kemajuan diri dari waktu ke waktu. Kesejahteraan psikologis akan diukur dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis. Skor total pada skala menunjukkan tinggi rendahnya tingkat kesejahteraaan psikologis subjek. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, semakin tinggi tingkat kesejahteraan psikologisnya, dan begitu sebaliknya. Dalam penelitian ini dimensionalitas alat ukur variabel dependen kesejahteraan psikologis tidak diperiksa secara empiris.

D. Populasi dan Sampel

Subjek dalam penelitian ini adalah guru honorer sekolah negeri yang bekerja di sekolah-sekolah negeri di Kabupaten Bantul. Peneliti memilih lokasi Kabupaten Bantul dikarenakan dekat dengan tempat tinggal peneliti, sehingga peneliti cukup tahu akan lokasi sekolah yang menjadi sampel penelitian. Selain itu, di Kabupaten Bantul terdapat banyak guru dengan status honorer yang mengajar pada jenjang SD, SMP, maupun SMA SMK. Adapun populasi guru honorer sekolah negeri yang tersebar di 17 Kecamatan di Kabupaten Bantul berjumlah 1691 guru dengan rincian sebagai berikut: 1061 guru SD di 281 SD negeri, 179 guru SMP di 47 SMP negeri, 451 guru SMASMK di 32 SMASMK negeri. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari guru honorer yang dibiayai APBNAPBD dan guru honorer yang tidak dibiayai APBNAPBD. Sedangkan dalam penelitian ini lebih berfokus pada guru honorer sekolah negeri yang tidak dibiayai APBNAPBD. Subjek diperoleh dengan menggunakan metode nonrandom sample, yaitu anggota