Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan hasil pengukuran deskriptif, mean empiris variabel kesejahteraan psikologis lebih besar daripada mean teoritisnya. Hasil ini menunjukkan bahwa guru honorer sekolah negeri di Kabupaten Bantul memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi. Hasil ini juga didukung dengan hasil uji T yang dilakukan peneliti untuk membandingkan mean empiris dan mean teoritis pada variabel kesejahteraan psikologis. Tabel. 8 Uji One Sample T-test Kesejahteraan Psikologis Kesejahteraan Psikologis Test Value= 150 T 39.764 Df 192 Sig. 2-tailed 0,000 Mean Difference 41.746 95 Confidence of Lower 39.68 The Difference Upper 43.82 Berdasarkan data yang ada, hasil uji T menunjukkan ada perbedaan signifikan antara mean empiris dan mean teoritis. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, yaitu 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa secara signifikan guru honorer sekolah negeri di Kabupaten Bantul memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi.

C. Analisis Data untuk Menjawab Pertanyaan Penelitian

Sebelum melakukan analisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian, perlu dilakukan uji asumsi. Tujuannya adalah melihat bagaimana data tersebut untuk dapat dilakukan analisis yakni dengan teknik statistik parametrik atau non PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI parametrik. Apabila nilai p 0,05 maka analisis data yang akan dilakukan adalah dengan teknik parametrik, sedangkan nilai p 0,05 akan dilakukan teknik statistik non parametrik. Uji asumsi pada penelitian ini meliputi uji normalitas, homogenitas varian data, serta uji linearitas. Uji normalitas akan dilihat dengan menggunakan one sample Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS for windows versi 22. Hasil uji normalitas kesejahteraan psikologis guru honorer sekolah negeri di Kabupaten Bantul menunjukkan nilai signifikansi sebesar p= 0,009. Hasil tersebut menunjukkan bahwa p 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa data tersebut memiliki sebaran data yang tidak normal tidak terdistribusi normal. Hasil uji asumsi tersebut akan dijabarkan seperti di bawah ini: 1. Bagaimana perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis antara guru honorer sekolah negeri di Kabupaten Bantul yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan? Hasil uji asumsi menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal Z= 0,076, p= 0,009 dan tidak homogen F= 14,949, p= 0,000. Berdasarkan uji asumsi tersebut, maka dilakukan analisis dengan teknik non parametrik Mann Whitney U. Teknik Mann Whitney U digunakan sebagai alternatif pengganti analisis Independent Sample T Test jika data tidak terdistribusi normal. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis antara guru honorer laki-laki dengan guru honorer perempuan Z= -1.710, p= 0,087. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Bagaimana hubungan antara kesejahteraan psikologis guru honorer sekolah negeri di Kabupaten Bantul dengan usia? Hasil uji asumsi menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal Z= 0,076, p= 0,009 dan tidak linear F= 0,000, p=0,985. Berdasarkan uji asumsi tersebut, maka dilakukan analisis dengan teknik non parametrik Korelasi Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis tidak berhubungan dengan usia r= -0,044, p= 0,546. 3. Bagaimana hubungan antara kesejahteraan psikologis guru honorer sekolah negeri di Kabupaten Bantul dengan tingkat pendidikan? Hasil uji asumsi menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal Z= 0,076, p= 0,009 dan tidak linear F= 0,315, p= 0,575. Berdasarkan uji asumsi tersebut, maka dilakukan analisis dengan teknik non parametrik Korelasi Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kesejahteraan psikologis dengan tingkat pendidikan r= -0,043, p= 0,554. 4. Bagaimana perbedaan tingkat kesejahteraan psikologis guru honorer sekolah negeri di Kabupaten Bantul dilihat berdasarkan status pernikahan belum menikah, menikah tanpa anak, menikah dengan memiliki 1 anak, menikah dengan memiliki 2 anak, serta menikah dengan memiliki lebih dari 2 anak? Hasil uji asumsi menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal Z= 0,076, p= 0,009 dan tidak homogen F= 0,110, p= 0,113. Berdasarkan uji asumsi tersebut, maka dilakukan analisis dengan teknik non parametrik Kruskal-Wallis. Uji Kruskal-Wallis ini dapat digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebagai alternatif pengganti analisis One Way ANOVA jika data tidak terdistribusi secara normal. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis yang dilihat berdasarkan status pernikahan belum menikah, menikah tanpa anak, menikah dengan memiliki 1 anak, menikah dengan memiliki 2 anak, serta menikah dengan memiliki lebih dari 2 anak chi-square= 0,348, p= 0,987.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa guru honorer sekolah negeri di Kabupeten Bantul memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi. Selanjutnya, hasil analisis data membuktikan bahwa tingkat kesejahteraan psikologis guru honorer yang dilihat berdasarkan faktor-faktor demografis seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan status pernikahan terbukti tidak berbeda dan tidak berhubungan secara signifikan. Guru honorer sekolah negeri di Kabupaten Bantul memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi. Hal ini berarti guru honorer sekolah negeri di Kabupaten Bantul menjalani kehidupan secara berkualitas dengan mengembangkan potensi yang dimiliki dan memiliki penilaian positif terhadap segala kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidupnya. Maka, meskipun jaminan kesejahteraan guru honorer jauh lebih rendah masih ada guru honorer yang merasa sejahtera. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI