81
Berdasarkan tabel 4.23 diatas diperoleh hasil bahwa nilai F-hitung 127,983 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karna nilai F-hitung lebih tinggi dari F-tabel
127,983 2,96 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5, maka variabel independen secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel
dependen. Artinya variabel likuiditas quick ratio permodalan CAR dan Efisiensi BOPO secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA.
2 Dependent Variebel Likuiditas
Tabel 4.24 Uji F Bank Muamalat Indonesia Y = Likuiditas
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
903.285 3
301.095 3.890
.020
b
Residual 2012.432
26 77.401
Total 2915.717
29 a. Dependent Variable: Likuiditas
b. Predictors: Constant, Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan
. Berdasarkan tabel 4.24 diatas diperoleh nilai F-hitung 3,890 dengan tingkat signifikansi 0,020. Karna nilai F-hitung lebih tinggi dari F-tabel 3,890 2,96 dan
tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5, maka variabel independen secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Artinya
variabel permodalan CAR, pembiayaan bermasalah NPF dan Efisiensi BOPO secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap likuiditas quick ratio.
82
a. Bank Syariah Mandiri 1 Dependent Variabel Profitabilitas
Tabel 4.25 Uji F Bank Syariah Mandiri Y = Profitabilitas
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
5.087 3
1.696 8.817
.000
b
Residual 5.001
26 .192
Total 10.088
29 a. Dependent Variable: Profitabilitas
b. Predictors: Constant, Efisiensi, Permodalan, Likuiditas
Berdasarkan tabel 4.25 diatas diperoleh hasil bahwa nilai F-hitung 8,817 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karna nilai F-hitung lebih tinggi dari F-tabel 8,817
2,96 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5, maka variabel independen secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Artinya
variabel likuiditas quick ratio permodalan CAR dan Efisiensi BOPO secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA.
2 Dependent Variabel Likuiditas
Tabel 4.26 Uji F Bank Syariah Mandiri Y = Likuiditas
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
315.301 3
105.100 2.722
.065
b
Residual 1003.748
26 38.606
Total 1319.049
29 a. Dependent Variable: Likuiditas
83
b. Predictors: Constant, Efisiensi, Permodalan, Pembiayaan Bermasalah
Berdasarkan tabel 4.26 diatas diperoleh hasil bahwa nilai F-hitung 2,722 dengan tingkat signifikansi 0,065. Karena F-hitung lebih kecil dari F-tabel 2,722
2,96 dan tingkat signifikansi lebih tinggi dari 0,05 atau 5, variabel independen secara bersama-sama tidak bisa digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Artinya
variabel permodalan CAR, pembiayaan bermasalah NPF dan efisiensi BOPO secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas quick ratio.
c. Bank Mega Syariah 1 Dependent Variebl Profitabilitas
Tabel 4.27 Uji F Bank Mega Syariah Y = Profitabilitas
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
48.246 3
16.082 158.320
.000
b
Residual 2.641
26 .102
Total 50.887
29 a. Dependent Variable: Profitabilitas
b. Predictors: Constant, Efisiensi, Likuiditas, Permodalan
Berdasarkan tabel 4.27 diatas diperoleh hasil bahwa nilai F-hitung 158,320 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karna nilai F-hitung lebih tinggi dari F-tabel
158,320 2,96 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5, maka variabel independen secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel
84
dependen. Artinya variabel likuiditas quick ratio permodalan CAR dan Efisiensi BOPO secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA.
2 Dependent Variabel Likuiditas
Tabel 4.28 Uji F Bank Mega Syariah Y = Likuiditas
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
732.304 3
244.101 6.489
.002
b
Residual 978.128
26 37.620
Total 1710.432
29 a. Dependent Variable: Likuiditas
b. Predictors: Constant, Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah, Permodalan
Berdasarkan tabel 4.28 diatas diperoleh hasil bahwa nilai F-hitung 6,489 dengan tingkat signifikansi 0,002. Karna nilai F-hitung lebih tinggi dari F-tabel 6,489
2,96 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5, maka variabel independen secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Artinya
variabel permodalan CAR, pembiayaan bermasalah NPF dan efisiensi BOPO secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap likuiditas quick ratio.
2. Uji t
Uji t digunakan untuk membuktikan apakah variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat
konstan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung degan t-tabel dan melihat probabilitas yaitu 0,05 atau 5. Apabila nilai t-hitung nilai t-tabel dan nilai
probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 maka variabel independen
85
signifikan mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Uji t dilakukan dengan menggunakan uji satu sisi one tail test, dengan
ᾳ = 5, maka diperoleh t-tabel 2,052. a. Bank Muamalat Indonesia
1 Dependent Variabel Profitabilitas
Tabel 4.29 Uji t Bank Muamalat Indonesia Y = Profitabilitas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
11.021 .577
19.088 .000
Likuiditas .015
.004 .193
3.661 .001
Permodalan .007
.021 .020
.346 .732
Efisiensi -.115
.007 -.921
-17.012 .000
a. Dependent Variable: Profitabilitas
a Likuiditas quick ratio Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.29 diperoleh nilai t-hitung sebesar
3,661 dengan nilai signifikansi 0,001. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel 3,661
2,052 maka secara parsial likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA artinya Ho ditolak dan H1 diterima.
b Permodalan CAR Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.29 diperoleh nilai t-hitung sebesar
0,346 dengan nilai signifikansi 0,732. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel 0,346
86
2,052, maka secara parsial permodalan CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
c Efisiensi BOPO Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.29 diperoleh nilai t-hitung sebesar -
17,012 dengan nilai signifikansi 0,000. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel -17,012
2,052, maka secara parsial efisiensi BOPO berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA artinya Ho ditolak dan H1 diterima.
2 Dependent Variabel Likuiditas
Tabel 4.30 Uji t Bank Muamalat Indonesia Y = Likuiditas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
66.478 23.936
2.777 .010
Permodalan -.085
1.041 -.017
-.082 .936
Pembiayaan Bermasalah 3.593
1.352 .548
2.658 .013
Efisiensi -.616
.352 -.374
-1.749 .092
a. Dependent Variable: Likuiditas
a Permodalan CAR Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.30 diperoleh nilai t-hitung sebesar -
0,082 dengan nilai signifikansi 0,936. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel -0,082
87
2,052 maka secara parsial permodalan CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas quick ratio artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
b Pembiayaan Bermasalah NPF Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.30 diperoleh nilai t-hitung sebesar
2,658 dengan nilai signifikansi 0,013. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih rendah dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel 2,658
2,052, maka secara parsial pembiayaan bermsalah NPF berpengaruh signifikan terhadap likuiditas quick ratio artinya Ho ditolak dan H1 diterima.
c Efisiensi BOPO Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.30 diperoleh nilai t-hitung sebesar -
1,749 dengan nilai signifikansi 0,092. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel -1,749
2,052 maka secara parsial efisiensi BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas quick ratio artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
88
b. Bank Syariah Mandiri 1 Dependent Variabel Profitabilitas
Tabel 4.31 Uji t Bank Syariah Mandiri Y = Profitabilitas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
4.188 .654
6.407 .000
Likuiditas -.035
.013 -.398
-2.678 .013
Permodalan -.001
.039 -.002
-.017 .987
Efisiensi -.017
.005 -.474
-3.257 .003
a. Dependent Variable: Profitabilitas
a Likuiditas quick ratio Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.31 diperoleh nilai t-hitung sebesar -
2,678 dengan nilai signifikansi 0,013. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel -2,678
2,052 maka secara parsial likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA artinya Ho ditolak dan H1 diterima.
b Permodalan CAR Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.31 diperoleh nilai t-hitung sebesar -
0,017 dengan nilai signifikansi 0,987. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel -0,017
2,052, maka secara parsial permodalan CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
89
c Efisiensi BOPO Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.31 diperoleh nilai t-hitung sebesar -
3,257 dengan nilai signifikansi 0,003. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel -3,257
2,052, maka secara parsial efisiensi BOPO berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA artinya Ho ditolak dan H1 diterima.
2 Dependent Variabel Likuiditas
Tabel 4.32 Uji t Bank Syariah Mandiri Y = Likuiditas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
14.305 8.968
1.595 .123
Permodalan .618
.548 .193
1.126 .270
Pembiayaan Bermasalah 2.141
1.145 .369
1.870 .073
Efisiensi .050
.082 .120
.606 .550
a. Dependent Variable: Likuiditas
a Permodalan CAR Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.32 diperoleh nilai t-hitung sebesar
1,126 dengan nilai signifikansi 0,270. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih tinggi dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel
1,1262,052, maka secara parsial permodalan CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas quick ratio artinya Ho diterima dan H1 ditolak
90
b Pembiayaan Bermasalah NPF Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.32 diperoleh nilai t-hitung sebesar
1,870 dengan nilai signifikansi 0,073. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih tinggi dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel 1,870
2,052, maka secara parsial pembiayaan bermsalah NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas quick ratio artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
c Efisiensi BOPO Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.32 diperoleh nilai t-hitung sebesar
0,606 dengan nilai signifikansi 0,550. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih tinggi dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel 0,606
2,052, maka secara parsial efisiensi BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas quick ratio artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
c. Bank Mega Syariah 1 Dependent Variabel Profitabilitas
Tabel 4.33 Uji t Bank Mega Syariah Y = Profitabilitas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
15.050 .787
19.116 .000
Likuiditas -.002
.009 -.014
-.260 .797
Permodalan .152
.044 .204
3.440 .002
Efisiensi -.172
.011 -1.086
-16.244 .000
a. Dependent Variable: Profitabilitas
91
a Likuiditas quick ratio Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.33 diperoleh nilai t-hitung sebesar -
0,260 dengan nilai signifikansi 0,797. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih tinggi dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih rendah dari nilai t-tabel 0,260
2,052 maka secara parsial likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
b Permodalan CAR Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.33 diperoleh nilai t-hitung sebesar
3,440 dengan nilai signifikansi 0,002. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih rendah dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel 3,440
2,052, maka secara parsial permodalan CAR berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA artinya Ho ditolak dan H1 diterima.
c Efisiensi BOPO Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.33 diperoleh nilai t-hitung sebesar -
12,244 dengan nilai signifikansi 0,000. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel -12,244
2,052, maka secara parsial efisiensi BOPO berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas ROA artinya Ho ditolak dan H1 diterima.
92
2 Dependent Variabel Likuiditas
Tabel 4.34 Uji t Bank Mega Syariah Y = Likuiditas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta Constant
57.866 12.249
4.724 .000
Permodalan 2.100
.794 .487
2.646 .014
Pembiayaan Bermasalah -3.255
1.594 -.306
-2.042 .051
Efisiensi -.679
.167 -.741
-4.055 .000
a. Dependent Variable: Likuiditas
a Permodalan CAR Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.34 diperoleh nilai t-hitung sebesar
2,646 dengan nilai signifikansi 0,014. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih rendah dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel 2,646
2,052, maka secara parsial permodalan CAR berpengaruh signifikan terhadap likuiditas quick ratio artinya Ho ditolak dan H1 diterima.
b Pembiayaan Bermasalah NPF Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.34 diperoleh nilai t-hitung sebesar -
2,042 dengan nilai signifikansi 0,051. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih tinggi dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih rendah dari nilai t-tabel 2,042
2,052, maka secara parsial pembiayaan bermasalah NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas quick ratio artinya Ho diterima dan H1 ditolak.
93
c Efisiensi BOPO Dari hasil uji secara parsial pada tabel 4.34 diperoleh nilai t-hitung sebesar -
4,055 dengan nilai signifikansi 0,000. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih rendah dari 0,05 atau 5 dan nilai t-hitung lebih tinggi dari nilai t-tabel -4,055
2,052, maka secara parsial efisiensi BOPO berpengaruh signifikan terhadap likuiditas quick ratio artinya Ho ditolak dan H1 diterima.
Setelah dilakukan uji secara parsial uji t faktor yang mempengaruhi profitabilitas ROA dan likuiditas quick ratio pada tiga sampel bank umum sayriah
diatas, maka ditemukan bahwa profitabilitas ROA dipengaruhi signifikan oleh likuiditas quick ratio pada dua sampel yaitu pada bank Muamalat Indoenesia dan
bank Syariah Mandiri. permodalan CAR hanya pada satu sampel yaitu bank Mega Syariah, sedangkan efisiensi BOPO mempengaruhi profitabilitas ROA secara
signifikan pada semua sampel penelitian. Sedangkan uji t yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas quick ratio pada tiga sampel dan tiga
variabel independen, ditemukan bahwa permodalan CAR hanya berpengaruh pada sampel bank Mega Syriah, pembiayaan bermasalah NPF berpengaruh signifikan
hanya pada bank Muamalat Indonesia, sedangkan efisiensi BOPO mempengaruhi likuiditas quick ratio pada sampel bank Mega syariah.
3. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0
sampai 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
94
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Berikut ini hasil uji koefisien determinasi pada tiga sampel penelitian.
a. Bank Muamlat Indonesia 1 Dependent Variabel Profitabilitas
Tabel 4.35 Uji Koefisien Determinasi Bank Mumalat Indonesia Y = Profitabilitas
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.953
a
.908 .899
.26662 a. Predictors: Constant, Efisiensi, Likuiditas, Permodalan
Berdasarkan tabel 4.35 diperoleh nillai adjusted R square 0,899, hal ini berrati 89 variabel profitabilitas ROA dapat dijelaskan oleh variabel independen likuiditas
quick ratio, permodalan CAR dan efisiensi BOPO. Sedangkan 11 sisanya dijelaskan oleh fakto lain diluar model.
2 Dependent Variabel Likuiditas Tabel 4.36
Uji Koefisien Determinasi Bank Mumalat Indonesia Y = Likuiditas
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.508
a
.258 .184
9.53015 a. Predictors: Constant, Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah,
Permodalan
Berdasarkan tabel 4.36 diperoleh nilai adjusted R square 0,184, hal ini berarti variabel independen permodalan CAR, pembiayaan bermasalah NPF, dan efisiensi
95
BOPO hanya mampu mejelaskan likuiditas quick ratio 18 saja, dan 82 lainnya dijelaskan oleh faktor diluar model.
b. Bank Syariah Mandiri 1 Dependent Variabel Profitabilitas
Tabel 4.37 Uji Koefisien Determinasi Bank Syariah Mandiri Y = Profitabilitas
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.710
a
.504 .447
.43855 a. Predictors: Constant, Efisiensi, Permodalan, Likuiditas
Berdasarkan tabel 4.37 diperoleh nillai adjusted R square 0,447, hal ini berrati 44 variabel profitabilitas ROA dapat dijelaskan oleh variabel independen likuiditas
quick ratio, permodalan CAR dan efisiensi BOPO. Sedangkan 66 sisanya dijelaskan oleh fakto lain diluar model.
2 Dependent Variabel Likuiditas
Tabel 4.38 Uji Koefisien Determinasi Bank Syariah Mandiri Y = Likuiditas
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.489
a
.239 .151
6.21335 a. Predictors: Constant, Efisiensi, Permodalan, Pembiayaan
Bermasalah
96
Berdasarkan tabel 4.38 diperoleh nilai adjusted R square 0,151, hal ini berarti variabel independen permodalan CAR, pembiayaan bermasalah NPF, dan efisiensi
BOPO hanya mampu mejelaskan likuiditas quick ratio 15 saja, dan 85 lainnya dijelaskan oleh faktor diluar model.
c. Bank Mega Syairah 1 Dependent Variabel Profitabilitas
Tabel 4.39 Uji Koefisien Determinasi Bank Mega Syariah Y = Profitabilitas
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.974
a
.949 .943
.31629 a. Predictors: Constant, Efisiensi, Likuiditas, Permodalan
Berdasarkan tabel 4.39 diperoleh nillai adjusted R square 0,943, hal ini berrati 94 variabel profitabilitas ROA dapat dijelaskan oleh variabel independen likuiditas
quick ratio, permodalan CAR dan efisiensi BOPO. Sedangkan 6 sisanya dijelaskan oleh fakto lain diluar model.
2 Dependent Varabel Likuiditas
Tabel 4.40 Uji Koefisien Determinasi Bank Mega Syariah Y = Likuiditas
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.654
a
.428 .362
6.13354 a. Predictors: Constant, Efisiensi, Pembiayaan Bermasalah,
Permodalan
97
Berdasarkan tabel 4.40 diperoleh nilai adjusted R square 0,362, hal ini berarti variabel independen permodalan CAR, pembiayaan bermasalah NPF, dan efisiensi
BOPO hanya mampu mejelaskan likuiditas quick ratio 36 dan 64 lainnya dijelaskan oleh faktor diluar model.
Dari hasil uji koefisien determinasi diatas dapat dilihat variabel dependen profitabilitas ROA pada dua sampel penelitian memiliki nilai diatas 0,850 yaitu pada
bank Muamalat Indonesia dan Bank Mega Syariah. Artinya kemampuan semua variabel independen dalam memnjelaskan variabel dependen cukup kuat. Sedangkan
hasil uji koefisien determinasi pada variabel dependen likuiditas pada semua sampel selalu memilki nilai dibawa 0,500. Artinya kemampuan semua variabel independen
dalam menjelaskan varabel dependen lemah.
D. Analisis Model Regresi Berganda
1. Bank Muamalat Indonesia a. Dependent Variabel Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.29 sebelumnya didapat model regresi sebagai berikut:
Profitabilitas = 11.021 + 0.015 likuiditas + 0.07 Permodalan – 0.115 Efisiensi + e
Persamaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Konstanta sebesar 11,021 yang artinya jika likuiditas X1, permodalan X2,
dan efisiensi X3 konstan, maka bank Muamalat Indonesia memiliki tingkat profitabilitas sebesar 11,021.
2 Koefisien regresi likuiditas quick ratio adalah 0,015 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin likuiditas quick ratio akan meningkatkan
98
profitabilitas ROA sebesar 0,015 dengan asumsi variabel permodalan CAR dan efisiensi BOPO konstan.
3 Koefisien regresi permodalan CAR adalah 0,07 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin permodalan CAR akan meningkatkan profitabilitas
ROA sebesar 0,07 dengan asumsi variabel likuiditas quick ratio dan efisiensi BOPO konstan.
4 Koefisien regresi efisiensi BOPO adalah -0,115 yang berarti bahwa setiap kenaikan nilai efisiensi BOPO sebesar 1 poin akan menurunkan
profitabilitas ROA sebesar 0,115 dengan asumsi likuiditas quick ratio dan permodalan CAR konstan.
b. Dependent Variabel Likuiditas Berdasarkan tabel 4.30 sebelumnya didapat model regresi sebagai berikut:
Likuiditas = 66.478 - 0.085 Permodalan + 3.593 Pembiayaan Bermasalah – 0.616
Efisiensi + e
Persamaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Konstanta sebesar 66,478 yang artinya jika permodalan CAR, pembiayaan
bermasalahNPF, dan efisiensi BOPO konstan, maka bank Muamalat Indonesia memiliki tingkat likuiditas quick ratio sebesar 66,478.
2 Koefisien regresi permodalan CAR adalah -0,085 yang berarti bahwa setiap penambahan 1 poin permodalan CAR akan menurunkan likuiditas
quick ratio sebesar 0,085 dengan asumsi variabel pembiayaan bermasalah NPF dan efisiensi BOPO konstan.